• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hingga hari ini telah banyak penelitian yang dilakukan terkait kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting). Penelitian tentang fraudulent financial reporting yang dilakukan berkenaan dengan pendeteksian dan pengujian faktor risiko fraud triangle. Pada Tabel 2.2 berikut ini disajikan beberapa penelitian mengenai fraudulent financial reporting.

54 Tabel 2.2

Review Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti (Tahun) Variabel Dependen Variabel

Independen Hasil Penelitian 1. Persons (1995) Fraudulent Financial Reporting Financial Leverage, Profitability, Asset Composition, Liquidity, Capital Turnover, Firm Size, Overall Financial Position

Financial leverage, Asset Composition, Capital Turnover, Firm

size berpengaruh

signifikan terhadap Fraudulent Financial Reporting. Sedangkan variabellainnya tidak. 2. Lou dan Wang (2009) Fraudulent Financial Reporting Pertumbuhan Tinggi, Kesalahan Perkiraan Analisis, Kerugian, Arus Kas Negatif dari Aktivitas Operasi, Leverage, Pledging, Rasio Investasi, Transaksi Pihak Istimewa, CEO, Auditor Internal, Deviation In

Control Away From Cash Flow Rights, Penyajian Ulang, Pergantian Auditor, Ukuran Perusahaan

Kecurangan pelaporan berkaitan dengan salah satu kondisi berikut: Tekanan Keuangan dari sebuah perusahaan atau Supervisor perusahaan, Rasio yang lebih tinggi dari suatu transaksi yang kompleks,

dipertanyakannya

integritas dari manajer perusahaan, atau lebih memburuknya hubungan antara perusahaan dengan auditornya. 3. Ansar (2011) Fraudulent Financial Reporting Financial Distress, Earning Management, Liquidity, Financial Leverage, Capital Turnover, Firm Size dan Profitability

Capital Turnover dan Profitability memiliki pengaruh negatif terhadap Fraudulent Financial Reporting. Sementara, Financial Distress, Earning Management, Liquidity, Financial Leverage dan Firm Size tidak berpengaruh terhadap Fraudulent Financial Reporting. 4. Anisa (2012) Fraudulent Financial Reporting Keahlian Keuangan Komite Audit, Kepemilikan Saham

Keahlian Komite Audit

secara signifikan berpengaruh negatif

55 Manajerial, Ukuran Perusahaan, dan Tingkat Leverage dengan terjadinya Kecurangan Pelaporan Keuangan. Leverage

berhubungan positif dan signifikan terhadap terjadinya Kecurangan Pelaporan Keuangan. Sedangkan Kepemilikan Manajerial dan Ukuran

Perusahaan tidak mempengaruhi terjadinya Kecurangan Pelaporan Keuangan. 5. Hutomo (2012) Fraudulent Financial Reporting Rasio-rasio finansial (Cash ratio, Debt to

Total Asset, Inventory turnover,

Quick ratio, Receivable Turnover,

ROI, Gross Profit Margin, EPS, PER, ROA),

Ukuran Perusahaan (Firm Size),

Profit Growth

Cash ratio, return on invesment berpengaruh

signifikan dalam mendeteksi Kecurangan

Pelaporan Keuangan. Sementara quick ratio, inventory turnover, debt to total asset, receivable turnover, gross profit margin, EPS, PER, ROA

terbukti tidak berpengaruh signifikan dalam mendeteksi Kecurangan Pelaporan Keuangan. 6. Subroto (2012) Fraudulent Financial Reporting Karakteristik Perusahaan

(Leverage, ROA, dan Perubahan Total

Aset, Financial

Distress, dan Umur Perusahaan) dan Karakteristik Auditor Ekternal (Audit Firm Tenure dan Status KAP)

Leverage, ROA, Perubahan Total Aset, Financial Distress, dan Umur Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan. Audit Firm Tenure dan Status KAP sebagai variabel moderating juga tidak dapat memoderasi Leverage, ROA, Perubahan Total Aset, Financial Distress, dan

Umur Perusahaan terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan. 7. Dalnial (2014) Fraudulent Financial Financial leverage, Profitability, Asset

Rasio Finansial seperti

56 Reporting Composition,

Liquidity, Capital Turnover, Size

Financial leverage) dan REC/REV (proksi Capital Turnover) merupakan prediktor yang signifikan untuk mendeteksi Kecurangan Pelaporan Keuangan. 8. Rachmawati dan Marsono (2014) Fraudulent Financial Reporting Kepemilikan Asing, Kemampuan Perusahaan dalam Memenuhi Kewajibannya, Target Keuangan, Efektivitas Pengawasan, Multijabatan Dewan Direksi, Transaksi Pihak Istimewa, Pergantian Auditor. Multijabatan Dewan Direksi dan Pergantian Auditor memiliki pengaruh signifikan terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan. Kepemilikan Asing, Leverage, Target Keuangan, Efektivitas Pengawasan, Transaksi Pihak Istimewa tidak berpengaruh signifikan terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan. 9. Rosita (2014) Fraudulent Financial Reporting Stabilitas Finansial, Tekanan Eksternal, Kebutuhan Finansial Personal, Target Finansial, Karakteristik Industri, Pengawasan yang Tidak Efektif

Stabilitas Finansial, Target Finansial dan Pengawasan yang Tidak Efektif berpengaruh terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan. Sedangkan Tekanan Eksternal, Kebutuhan Finansial Personal dan Karakteristik Industri tidak berpengaruh terhadap Kecurangan Pelaporan Keuangan. 10. Wicaksono dan Chariri (2015) Fraudulent Financial Reporting Ukuran Dewan Komisaris, Komposisi Dewan Komisaris Independen, Komite Audit dan Efektivitas Audit Internal

Komite Audit dan Efektivitas Audit Internal berpengaruh negatif signifikan terhadap kemungkinan Kecurangan dalam Pelaporan Keuangan, sedangkan Ukuran Dewan Komisaris dan Komposisi Dewan Komisaris Independen tidak berpengaruh secara

57

signifikan terhadap kemungkinan

Kecurangan dalam Pelaporan Keuangan.

Sumber: Data sekunder, diolah

Persons (1995) melakukan penelitian untuk menjawab keprihatinan publik dan pengambil keputusan dengan mengidentifikasi sepuluh rasio laporan keuangan yang berhubungan dengan kecurangan pelaporan keuangan. Penelitian Persons menggunakan sampel perusahaan fraud dan nonfraud. Untuk mengukur variabel financial leverage digunakan rasio TLTA (Total Liabilities/Total Assets). Profitability diukur menggunakan rasio NITA (Net Income/Total Assets) dan RETA (Retained Earnings/Total Assets). Asset Composition diukur menggunakan rasio CATA (Current Assets/Total Assets), RVTA (Receivables/Total Assets), dan IVTA (Inventory/Total Assets). Liquidity diukur menggunakan rasio WCTA (Working Capital/Total Assets). Capital Turnover diukur menggunakan rasio SATA (Sales/Total Assets). Size diukur menggunakan rasio LOGTA (natural logarithm of book value of total assets at the end of the fiscal year). Overall Financial Position diukur menggunakan Z-Score. Sampel penelitian yang digunakan adalah perusahaan fraud dan nonfraud. Hasil penelitian dari model parsimonous stepwise-logistic menunjukkan bahwa financial leverge, capital turnover, asset composition dan firm size merupakan faktor yang signifikan mempengaruhi perilaku kecurangan pelaporan keuangan.

58 Lou dan Wang (2009) melakukan penelitian untuk menguji faktor risiko dari fraud triangle. Sama seperti Persons, Lou dan Wang juga menggunakan sampel perusahaan fraud dan nonfraud. Hasil penelitiannya mengindikasikan bahwa kecurangan pelaporan berhubungan dengan salah satu kondisi berikut: tekanan keuangan dari suatu perusahaan atau supervisor perusahaan, persentase yang lebih tinggi dari transaksi yang kompleks suatu perusahaan, lebih dipertanyakannya integritas manajer sebuah perusahaan, atau memburuknya hubungan antara perusahaan dengan auditornya. Sebuah model logistik sederhana berdasarkan contoh faktor risiko kecurangan ISA 240 dan SAS 99 mengukur kemungkinan kecurangan pelaporan keuangan dan dapat menguntungkan praktisi.

Di Indonesia, Anisa (2012) meneliti fraudulent financial reporting dengan menggunakan faktor penelitian: keahlian keuangan komite audit, kepemilikan saham manajerial, ukuran perusahaan, dan tingkat leverage. Penelitian Anisa menggunakan paired sample (matched-pairs sample) antara perusahaan yang melakukan kecurangan pelaporan keuangan dengan perusahaan yang tidak melakukan kecurangan pelaporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keahlian komite audit secara signifikan berpengaruh negatif dengan terjadinya kecurangan pelaporan keuangan. Leverage juga menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan terhadap terjadinya kecurangan pelaporan keuangan. Sedangkan dua faktor lain yaitu kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan tidak mempengaruhi terjadinya kecurangan pelaporan keuangan.

59 Hutomo (2012) untuk menguji secara empiris pengaruh rasio-rasio finansial (Cash ratio, Debt to total asset, Inventory turnover, Quick ratio, Receivable turnover, ROI, Gross profit margin, EPS, PER, ROA), ukuran perusahaan (firm size), profit growth untuk mendeteksi kecurangan dalam pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting). Analisis data yang digunakan meliputi statistik deskriptif, multikolonieritas, dan logistik regresi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa cash ratio, return on invesment berpengaruh signifikan dalam mendeteksi kecurangan dalam pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting). Sementara quick ratio, inventory turnover, debt to total asset, receivable turnover, gross profit margin, EPS, PER, ROA terbukti tidak berpengaruh signifikan dalam mendeteksi kecurangan dalam pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting).

Subroto (2012) meneliti untuk menguji pengaruh karakteristik perusahaan (leverage, ROA, dan perubahan total aset, financial distress, dan umur perusahaan) dan karakteristik auditor ekternal (audit firm tenure dan status KAP) terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Karakteristik KAP digunakan sebagai variabel pemoderasi dalam penelitian tersebut. Sampel yang digunakan mencakup perusahaan yang melakukan fraud dan yang tidak. Metode yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil penelitian menemukan bahwa leverage, ROA, perubahan total aset, financial distress, dan umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa audit firm tenure dan status KAP sebagai variabel moderating juga tidak memoderasi leverage, Return on Assets (ROA),

60 perubahan total aset, financial distress, dan umur perusahaan terhadap kecurangan pelaporan keuangan.

Dalnial (2014) meneliti untuk menguji kecurangan pelaporan keuangan dengan menggunakan analisis laporan keuangan. Sampel yang digunakan 130 buah dari Bursa Efek Malaysia yang terdiri dari 65 sampel perusahaan yang melakukan kecurangan dan 65 yang tidak. Variabel yang digunakan: financial leverage diukur dengan Total Debt/Total Equity (TD/TE) dan Total Debt/Total Asset (TD/TA). Profitability diukur dengan Net Profit/Revenue (NP/REV). Asset composition diukur dengan Current Assets/Total Assets (CA/TA), Receivable/Revenue (REC/REV) dan Inventory/Total Assets (INV/TA). Liquidity diukur dengan Working Capital/Total Assets (WC/TA). Capital turnover diukur dengan Revenue/Total Asset (REV/TA). Size sebagai variabel kontrol diukur menggunakan Logaritma natural dari nilai buku per total aset di akhir tahun fiskal. Hasil penelitian menunjukkan sebagian rasio finansial seperti TD/TA, dan REC/REV merupakan prediktor yang signifikan untuk mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan.

Rachmawati dan Marsono (2014) menganalisis faktor segitiga kecurangan untuk mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan. Variabel yang digunakan untuk faktor tekanan antara lain: Personal Financial Need diproksikan dengan

kepemilikan asing (FOROWN), External Pressure diproksikan dengan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya (LEV), Financial

Targets diproksikan dengan target keuangan (ROA). Variabel yang digunakan untuk faktor kesempatan antara lain: Ineffective Monitoring diproksikan dengan

61 efektivitas pengawasan (IND), Organizational Structure diproksikan dengan multijabatan dewan direksi (CROSSDIR), Nature of Industry diproksikan dengan transaksi pihak istimewa (RPT). Variabel rasionalisasi diproksikan dengan pergantian auditor (CPA). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa multijabatan dewan direksi dan pergantian auditor berpengaruh terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Sedangkan variabel lainnya, yaitu kepemilikan asing, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannnya, target keuangan, efektivitas pengawasan, dan transaksi pihak istimewa terbukti tidak berpengaruh terhadap kecurangan pelaporan keuangan.

Rosita (2014) untuk menganalis dan mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel antara stabilitas finansial, tekanan eksternal, kebutuhan finansial personal, target finansial, karakteristik industri, dan pengawasan yang tidak efektif terhadap terjadinya kecurangan pelaporan keuangan. Dengan menggunakan regresi logistik, maka diperoleh hasil bahwa variabel stabilitas finansial, target finansial dan pengawasan yang tidak efektif berpengaruh terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Sedangkan tekanan eksternal, kebutuhan finansial personal dan karakteristik industri tidak berpengaruh terhadap kecurangan pelaporan keuangan.

Wicaksono dan Chariri (2015) melakukan penelitian untuk memperoleh bukti empiris dan menganalisis pengaruh mekanisme corporate governance yang terdiri dari ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisaris independen, komite audit, dan efektivitas audit internal terhadap kemungkinan kecurangan dalam pelaporan keuangan. Ukuran perusahaan dan leverage digunakan sebagai

62 variabel kontrol dalam penelitiannya. Analisis data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif, uji multikolonieritas, dan pengujian hipotesis dengan analisis regresi logistik. Hasil analisis penelitiannya menunjukkan bahwa komite audit dan efektivitas audit internal berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kemungkinan kecurangan dalam pelaporan keuangan, sedangkan ukuran dewan komisaris dan komposisi dewan komisaris independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemungkinan kecurangan dalam pelaporan keuangan.

Penelitian-penelitian terdahulu tersebut menggunakan variabel independen yang berbeda-beda dan hasil penelitian yang diperoleh pun berbeda pula. Perbedaan hasil penelitian tersebut menggerakkan hasrat peneliti untuk mengangkat kembali topik fraudulent financial reporting.

Dokumen terkait