• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II Tinjauan Pustaka

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang efisiensi pada sektor industri TPT dilakukan oleh Adanacioglu dan Olgun (2011). Penelitian ini mengambil observasi pada industri TPT pada subsektor Pemisahan Kapas di wilayah Aegean, Turki. Penelitian ini selain melihat pada efisiensi industri juga pada tingkat

profitabilitasnya. Penelitian ini dilakukan terhadap 15 perusahaan yang termasuk dalam industri pemisahan kapas dan berada pada wilayah Aegean dan pemilihan perusahaan ini didasarkan pada intensitas kapasitas dan kerja. Analisis dilakukan menggunakan DEA dengan asumsi Constant Return to Scale dan Variable Return to Scale, dan variabel input terdiri dari biaya bahan baku, tenga kerja, dan biaya lainnya. Sedangkan pada variabel output, penelitian ini menggunakan variabel nilai produksi.

Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan yaitu, belum optimalnya penggunaan kapasitas produksi yang menjadi penyebab utama turunnya produksi kapas Turki beberapa tahun sebelumnya, selain itu, kombinasi biaya input mempengaruhi pada industri ini dan perlunya restrukturisasi mesin dan pembaharuan teknologi. Kemudian, penghambat dari efisiensi pada industri ini adalah peningkatan terhadap pengenaan VAT (Value Added Tax) yang dilakukan oleh pemerintah Turki. Penelitian ini menyebutkan bahwa pendidikan sangat penting untuk membentuk efisiensi secara teknis dan ekonomi pada industri ini.

Penelitian ini didasarkan kepada saran penelitian lanjutan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Hastarini Dwi Atmanti (2004) dimana dalam salah satu agenda penelitian lanjutan diharapakan dapat melakukan penelitian yang lebih spesifik pada satu industri manufaktur. Penelitian yang dilakukan Hastarini Dwi Atmanti (2004) bertujuan untuk menganalisa efisiensi industri manufaktur menengah dan besar di Jawa Tengah (ISIC 31-39) dan menganalisa keunggulan kompetitif di Jawa Tengah sebelum dan sesudah krisis 1998 dengan periode observasi tahun 1995-2000.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel output (value added, nilai barang yang dihasilkan, jasa industri untuk output, keuntungan penjualan barang, penerimaan lainnya) dan input (bahan baku, tenaga kerja, bahan bakar dan listrik yang digunakan, barang lainnya di luar bahan baku, jasa industri untuk input, sewa gedung dan alat-alat, jasa non industri). Analisis efisiensi menggunakan DEA dengan asumsi Constant Return to Scale dihasilkan bahwa seluruh industri manufaktur yang menjadi objek penelitian dalam kondisi efisien, dan beberapa industri (KLUI 31, KLUI 32, KLUI 35, serta KLUI 39) menjadi keunggulan kompetitif Provinsi Jawa Tengah.

Hasil penelitian yang berbeda didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Tri Wahyu R. (2006) terhadap sektor industri manufaktur di Jawa Tengah periode tahun 2000-2005, sektor industri manufaktur Jawa Tengah belum dapat dikatakan dalam kondisi efisien dan industri Pakaian Jadi (KBLI 18), yang menjadi bagian dari industri TPT, dalam kurun waktu tahun 2000-2005 tidak pernah berada pada kondisi efisien. Penelitian ini menggunakan asumsi Variable Return to Scale dan alat analisis DEA versi Warwick.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel output dan input. Variabel output antara lain: barang yang dihasilkan, tenga listrik yang dijual, jasa industri, keuntungan jual beli, pertambahan stok barang setengah jadi danpenerimaan lain. Sedangkan variabel input terdiri dari bahan baku, bahan bakar, barang lainnya diluar bahan baku/bahan penolong, jasa industri, sewa gedung dan biaya jasa non industri.

Fadholi (2011) melakukan penelitian pada efisiensi industri TPT di Indonesia pada periode 2001-2005. Dengan menggunakan metode DEA dan model Variable Return to Scale (VRS) dan orientasi input. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel input (biaya bahan bakar, tenaga kerja, tenaga listrik, bahan baku, dan modal) dan Variabel output (nilai output dan value added). Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar dari subsektor industri TPT telah efisien, namun terdapat beberapa subsektor yang masih dalam kondisi inefsiensi pada variabel input bahan bakar, tenaga listrik, dan modal.

Penelitian lainnya yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah metode penelitian yang dilakukan oleh Al-Delaimi dan Al-Ani (2006) yaitu menekankan pada analisis efisiensi biaya (ekonomi). Penelitian yang dilakukan terhadap 24 Bank Syariah ini menghasilkan bahwa sebagian besar bank dalam keadaan efisien dan selalu meningkatkan efisiensinya. Menggunakan variabel input (modal, cadangan modal, dan simpanan dana pihak ketiga) dan variabel output (pengambilan produk investasi dan aset bank) dengan model penelitian Constant Return to Scale yang diadopsi dari Charnes, Cooper, dan Rhodes.

Penelitian ini merupakan pengembangan dan kombinasi dari penelitian terdahulu yang telah dicantumkan. Penelitian ini akan menekankan pada pengukuran efisiensi biaya ekonomi yang objek penelitian pada sektor industri manufaktur yang dispesifikasikan pada subsektor industri TPT (KBLI 2005 kode industri 17 dan 18; KBLI 2010 kode industri 13 dan 14) dengan menggunakan alat analisis Data Envelopment Analysis (DEA) dengan asumsi Variable Return

to Scalesehingga semua unit kegiatan ekonomi yang akan diukur akan menghasilkan perubahan pada berbagai tingkat output.

2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis

Industri TPT menjadi salah satu sektor penting dalam struktur perekonomian di Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi kunci sebagai basis percepatan pembangunan industri TPT yang tercantum dalam perencanaan pembangunan Indonesia melalui MP3EI. Dengan tujuan persaingan global, daya saing industri terus menerus ditingkatkan, salah satunya dengan menjadikan kondisi efisien di setiap subsektor industri ini.

Grafik 2.3. Model Analisis Organisasi Industri Pendekatan Hubungan Struktur-Perilaku-Kinerja Pasar

Sumber: Scherer (1973) dalam Nurimansjah Hasibuan (1993:8) dan William G. Shepherd (1990) dalam P. Eko Prasetyo (2010: 27).

Kondisi Dasar

Sisi Permintaan Sisi

Penawaran

Elastisitas Bahan baku

Pertumbuhan industrti Teknologi

Struktur Pasar

Ukuran perusahaan integrasi horizontal dan vertikal Kondisi biaya konglomerasi

Entry barier organisasi buruh

Perilaku Pasar

Strategi harga Advertasi

Kolusi Penelitian dan inovasi

Kinerja Pasar

Pola harga dan keuntungan Perkembangan Teknologi

Model analisis organisasi industri yang tergambar pada grafik2.3menyatakan bahwa kondisi dasar bagi industri baik dari sisi penawaran dan permintaan akan mempengaruhi struktur, perilaku dan kinerja dari suatu industri. Setiap perubahan pada kondisi dasar akan mempengaruhi struktur industri yaitu kondisi biaya produksi dan jumlah perusahaan yang bersaing. Hal ini di sebabkan kondisi faktor produksi yang akan digunakan dalam kegiatan produksi, apabila langka dan terjadi kenaikan harga akan berpengaruh pada kondisi biaya input (faktor produksi) yang tinggi, dan tidak setiap perusahaan dalam suatu industri mampu memenuhi input dengan kondisi biaya produksi tinggi, selanjutnya akan menjatuhkan perusahaan-perusahaan yang kurang dalam faktor produksi lainnya yaitu modal.

Berkurangnya perusahaan dalam suatu industri dapat diindikasikan semakin terkonsentrasinya persaingan dalam industri, yang menyebabkan persaingan kurang sehat. Sedangkan pengaruh bagi kinerja industri sendiri adalah bila industri semakin terkonsentrasi, maka menimbulkan inefisiensi perusahaan dalam industri (Prasetyo, 2010:23).

Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah didasarkan pada ditunjuknya Provinsi Jawa tengah sebagai salah satu pemegang peran dalam percepatan pembangunan industri TPT di Indonesia. Pengamatan pada perkembangan tingkat keuntungan dari industri TPT dan tingkat penyerapan tenaga kerja sebagai suatu aspek perhatian perkembangan industri karena MP3EI memiliki tujuan adanya perluasan nilai tambah dari setiap sektor penggerak perekonomian.

Grafik 2.4. Kerangka Pemikiran Penelitian

Perubahan kondisi dasar industri TPT dalam hal ketersediaan energi mengakibatkan adanya perubahan struktur industri TPT dimana biaya produksi mengalami penyesusaian, dan jumlah perusahaan dalam industri ini cenderung mengalami penurunan dan berdampak pada persaingan dalam industri TPT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi efisiensi ekonomi dari setiap subsektor pada industri TPT di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan hasil dari perhitungan efisiensi teknis dan alokatifnya (grafik 2.4).

Kinerja Industri TPT

Efisiens i Teknis

Provinsi Jawa Tengah Sebagai Salah Satu Pusat Percepatan Industri TPT Indonesia dalam

MP3EI

Perubahan Struktur Industri TPT pada sisi Biaya Energi, Biaya Tenaga Kerja, Perubahan

Jumlah Perusahaan Dalam Industri. Efisien si Efisiensi Ekonomi Perkembangan Tingkat Keuntungan Industri; dan Tingkat

26

3.1. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dimana penelitian yang didasar pada analisis data numerikal yang diolah dengan metode tertentu. Penelitian ini bertujuan mengukur tingkat efisiensi dari industri TPT dan subsektornya (KBLI 2005 17 dan 18; KBLI 2010 13 dan 14) di provinsi Jawa Tengah periode 2005-2011.

Industri TPT yang menjadi objek penelitian adalah industri yang termasuk dalam industri besar dan sedang. Industri besar diklasifikasi sebagai setiap perusahaan yang mempekerjakan 100 orang atau lebih. Sementara pada industri sedang, setiap perusahaan yang mempekerjakan antara 20-99 orang.Dipilih 17 subsektor industri TPT yang menjadi objek penelitian, tercantum pada tabel (lampiran 3). Pemilihan 17 subsektor dinilai representatif karena memiliki proporsi > 80% dari total tenaga kerja, biaya input dan nilai hasil produksi pada industri TPT Jawa Tengah (lihat grafik 3.1). Pemilihan objek penelitian disesuaikan dengan perubahan kode klasifikasi ditahun 2005 dan 2010 tanpa mengurangi tujuan penelitian.

i) Grafik perbandingan jumlah tenaga kerja pada 17 Subsektor Objek Penelitian terhadap industri TPT

ii)Grafik rasio perbandingan biaya input dan nilai hasil produksipada 17 Subsektor Objek Penelitian terhadap industri TPT (persen)

Grafik 3.1. Rasio perbandingan jumlah tenaga kerja, biaya input produksi dan nilai hasil produksi industri TPT dan 17 subsektor objek penelitian.

Sumber: Statistik indutstri Besar dan Sedang Jawa Tengah 2005-2011 Volumte I, diolah.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Data Envelopment Analysis untuk mengukur dan mengidentifikasi tingkat efisiensi di setiap subsektor industri TPT Jawa Tengah. Penelitian akan menggunakan alat bantu perangkat lunak Aplikasi Data Envelopment Analysis yang dikembangkan oleh University of Warwick versi 1.03.

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Industri TPT 191,581 438,456 236,013 231,293 223,211 222,245 235,583 17 Subsektor Penelitian 182,288 423,652 219,887 225,114 215,542 215,513 210,364 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 900,000 1,000,000 Ora n g 97 98 91 88 97 99 89 97 98 91 88 97 98 78 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rasio Biaya Input Rasio Nilai Hasil Produksi

Pengukuran tingkat efisiensi akan dimulai dengan pengukuran terhadap kondisi tingkat efisiensi teknik dengan menggunakan variabel input dan output. Langkah selanjutnya akan dilakukan pengukuran tingkat efisiensi alokatif dengan menggunakan variabel harga dari input dan output. Tahap terakhir adalah melakukan perhitungan nilai efisiensi teknik dan efisiensi alokatif dengan cara mengkalikan nilai keduanya disetiap objek penelitian sehingga di dapat nilai efisiensi ekonomi untuk objek penelitian.

Pada tahap pembahasan dan analisis, akan dilakukan analisis secara makroekonomi dalam gambaran umum industri TPT dalam perekonomian Provinsi Jawa Tengah atas implementasi perencanaan pembangunan nasional dan daerah yang meliputi analisis terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor industri Tekstil dan Produk Tekstil dan analisis mengenai perkembangan tingkat keuntungan pertumbuhan industri TPT. Kemudian akan dilanjutkan dengan pembahasan terhadap hasil pengolahan data yang menunjukkan tingkat efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi objek penelitian.

Dokumen terkait