• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.8 Penelitian Terdahulu

Untuk memperkuat sebuah penelitian, maka diperlukan adanya penelitian terdahulu yang bertujuan untuk membandingkan penelitian tersebut dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahu yaitu sebagai berikut:

1. Bebbie Rulita Soelistiariny (2011). Melakukan penelitian yang berjudul

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Brownies Amanda Pada Konsumen Cabang Abdullah Lubis” dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Adapun Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel bebas budaya, sosial, pribadi, dan psikologis secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Brownies Amanda pada konsumen cabang Abdullah Lubis. Dari keempat variabel bebas yang terdiri dari budaya, sosial,

pribadi dan psikologis yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian Brownies Amanda pada konsumen cabang Abdullah Lubis adalah variabel pribadi. Melalui hasil analisis sebesar 50,1% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh berarti 50,1% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Sedangkan sisanya 49,9% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

2. Helena Sirait (2017) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Harga Dan Fasilitas Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Di Objek Wisata Bukit Gibeon Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir” dengan menggunakan metode penelitian Kuantitatif Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Pengaruh Harga terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Objek Wisata Bukit Gibeon, dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Harga berpengaruh positif terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Objek Wisata Bukit Gibeon. Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa Harga berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Objek Wisata Bukit Gibeon. Pengaruh Fasilitas terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Objek Wisata Bukit Gibeon, dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Fasilitas berpengaruh positif terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Objek Wisata Bukit Gibeon. Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa Fasilitas berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Objek Wisata Bukit Gibeon.

3. Bahrul Setiadi (2017). melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Harga, Lokasi Dan Fasilitas Wisata Terhadap Keputusan berkunjung Wisatawan (Studi pada Objek Wisata Pantai Tiga Warna di Kabupaten Malang) dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Adapun Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah bahwa variabel harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung pada objek wisata Pantai Tiga Warna di Kabupaten Malang. . Jika harga rendah, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan keputusan berkunjung, sebaliknya jika harga tinggi, maka keputusan berkunjung akan menurun. Variabel lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung wisatawan pada objek wisata Pantai Tiga Warna di Kabupaten Malang. Jika lokasi baik, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan keputusan berkunjung, sebaliknya jika lokasi kurang baik, maka keputusan berkunjung menurun. Variabel fasilitas wisata berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung wisatawan pada objek wisata Pantai Tiga Warna Warna di Kabupaten Malang. Jika fasilitas baik, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan keputusan berkunjung, sebaliknya jika fasilitas kurang baik, maka keputusan berkunjung menurun.

4. Ricky Malber Sihaloho (2014). Melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Roti Ganda Pematang siantar” yang menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Penelitian dilaksanakan mulai awal bulan Maret hingga April 2014. Melalui sampel yang dipilih secara kebetulan ini diberikan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan seputar faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian diantaranya faktor produk, harga, lokasi dan pelayanan. maka diperoleh hasil bahwa faktor yang dominan yang menentukan proses keputusan pembelian pada toko roti ganda adalah faktor pelayanan (X4) dengan nilai 0,862 (86,2%). Selanjutnya faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah faktor harga dengan nilai 0,797 (79,7%), faktor lokasi dengan nilai 0,734 (73,4%) dan faktor produk dengan nilai 0,712 (71,2%). Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian dalam membeli roti pada Toko Roti Ganda.

5. Ahmad Fadlan Polem (2015). Melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sayur Organik di Pasar Simpang Limun Kota Medan dengan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan hasil data yang telah diteliti, perilaku konsumen saying berpengaruh terhadap keputusan pembelian sayuran organik di pasar simpang limun Kota Medan yang terdiri dari faktor yang terdapat dalam bentuk faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis yakni :

a. Keterlibatan faktor budaya pada keputusan pembelian sayur organik di pasar simpang limun kota medan tergolong cukup tinggi dikarenakan hasil dalam pembelian sayuran 0.005 (0.059 < 0.05).

b. Keterlibatan faktor sosial pada keputusan pembelian sayur organik di pasar simpang limun kota medan tergolong cukup tinggi dikarenakan hasil dalam pembelian sayuran 0.005 (0.091 < 0.05).

c. Keterlibatan faktor pribadi pada keputusan pembelian sayur organik di pasar simpang limun kota medan tergolong cukup tinggi dikarenakan hasil dalam pembelian sayuran 0.005 (0.490 > 0.05).

d. Keterlibatan faktor psikologis pada keputusan pembelian sayur organik di pasar simpang limun kota medan tergolong tinggi dikarenakan hasil dalam pembelian sayuran 0.005 (0.750 > 0.005)

Berdasarkan hasil riset penelitian mengenai Analisis Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian sayur Organik di Pasar Simpang Limun Kota Medan. Bahwasannya Faktor yang sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah faktor pribadi dengan nilai 0.005 (0.490 > 840.05) sedangkan faktor psikologi dengan nilai 0.005 (0.750

> 0.005). ini membuktikan bahwa faktor pribadi dan psikologis berpengaruh lebih besar dari pada faktor budaya dan faktor sosial, dalam pengambilan keputusan sayur-sayuran organik di pasar simpang limun kota medan.

40 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan alat untuk mencapai tujuan dari suatu penelitian. Bila seorang mengerjakan sesuatu hal, tentu ada tujuan yang ingin dicapai. Mencapai tujuan tersebut diperlukan metode untuk pelaksanaannya.

Berhasil tidaknya capaian tersebut sangat ditentukan oleh metode yang digunakan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang mana data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar dan tidak menekankan pada angka, dengan mengeksplorasi dan/atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam

Menurut Sugiyono (2012:13), metode penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat post positivisme. Filsafat post positivisme atau yang disebut juga sebagai paradigma interpretif dan konstruksi memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistic/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian dengan metode ini tidak menetapkan penelitian hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi juga kepada keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Sampel dalam

penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman atau guru dalam penelitian.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pengunjung Objek wisata Zia Coffee Siosar, Puncak 2000. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan dengan mengumpulkan

data melalui wawancara secara langsung kepada informan Zia Coffee. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2021 sampai dengan Agustus 2021.

3.3 Informan Penelitian

Menurut Moleong (2006;132) dalam buku Metode Penelitian Kualitatif,”Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian.” Selain itu Andi (2010;147) dalam buku Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif menjelaskan bahwa, “Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian.” Informan dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana langkah yang ditempuh agar data atau informasi dapat diperoleh. Informan dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga jenis yaitu informan kunci, informan utama, dan informan tambahan.

1. Informan Kunci

Menurut Moleong (2006;146) informan kunci (key informan) adalah informan yang memiliki informasi secara menyeluruh tentang permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Informan kunci bukan hanya mengetahui tentang kondisi/yang terjadi pada Zia Coffee secara garis besar, tetapi juga memahami informasi tentang informan utama. Adapun informan kunci dalam penelitian ini adalah Owner yang diwakilkan oleh manajer operasional pada Objek Wisata Zia Coffee, Siosar Puncak 2000. Dari informan kunci ini diharapkan akan diketahui dan ditemukan tentang bagaimana upaya-upaya dan usaha-usaha yang telah dilakukan oleh Zia Coffee dalam hal menarik

minat dan memunculkan ketertarikan pada diri konsumen untuk datang dan berkunjung di Zia Coffee

2. Informan Utama

Menurut Moleong (2006;180) informan utama adalah orang yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang akan diteliti. Adapun pada penelitian ini yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah Adapun yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di objek wisata Zia Coffee sebanyak 2 orang yang memiliki pengalaman bekerja yang cukup lama di Zia Coffee sehingga dirasa dapat memberikan informasi tambahan. Dari informan utama ini, peneliti mengharapkan akan mendapatkan informasi tambahan mengenai pengaruh dari faktor produk wisata, harga, lokasi, dan pelayanan yang dimiliki Zia Coffee dalam pengambilan keputusan konsumen dalam melakukan kunjungan ke Zia Coffee.

3. Informan Tambahan

Menurut Moleong (2006;209) informan tambahan adalah orang yang dapat memberikan informasi tambahan sebagai pelengkap analisis dan pembahasan dalam sebuah penelitian kualitatif. Informan tambahan kadang memberi informasi yang tidak diberikan oleh informan kunci maupun informan utama.

Informan tambahan pada penelitian ini adalah pengunjung ataupun wisatawan yang ditemui secara langsung pada saat penelitian ini dilakukan di lokasi objek wisata Zia sejumlah 5 orang. Dari informan tambahan, diharapkan akan diketahui dan ditemukan tentang seberapa besar pengaruh dari faktor produk

wisata, harga, lokasi dan pelayanan dalam pengambilan keputusan konsumen dalam memilih Zia Coffee sebagai destinasi wisata tujuan.

3.4 Definisi Konsep

Sebagai gambaran ataupun penjelasan mengenai penelitian ini, maka di dalam penelitian ini yang menjadi definisi konsep adalah sebagai berikut:

1. Produk wisata merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan kepada wisatawan untuk mengunjungi sebuah daerah tujuan wisata. Produk wisata dapat berupa alam, budaya serta hasil kerajinan masyarakat. Jadi produk wisata adalah semua bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan dari ia berangkat meninggalkan tempat tinggalnya hingga ia kembali pulang.

2. Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan jumlah uang.

Dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dan barang atau jasa berikut pelayanannya

3. Lokasi adalah tempat suatu usaha atau aktivitas perusahaan beroperasi dan melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang, jasa atau tempat konsumen untuk datang dan berbelanja atau berkunjung. Pemilihan dan penentuan lokasi merupakan ilmu penyelidikan tata ruang (spartial order) suatu kegiatan ekonomi.

4. Pelayanan yang berorientasi terhadap kepuasan, memiliki kemudahan, kecepatan, kehandalan, dan empati serta mengikuti perkembangan kebutuhan pelanggannya, sehingga dapat disimpulkan kualitas jasa/pelayanan jasa khususnya pada bidang pariwisata adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengunjung.

5. Keputusan berkunjung dapat diartikan sebagai keputusan pembelian.

Pengertian keputusan berkunjung adalah perilaku pembelian seseorang dalam menentukan suatu pilihan tempat wisata untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013:224), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Pada penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in deepth interview), dan dokumentasi (Sugiyono 2013:225).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain:

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, jurnal dan karya tulis lainnya.

2. Studi Lapangan

Studi lapangan adalah pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta kondisi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu: faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan mengunjungi objek wisata zia coffee puncak 2000 siosar

a. Observasi, merupakan suatu cara yang sangat bermanfaat, sistematik dan selektif mengamati dan mendengarkan interaksi atau fenomena yang terjadi. Dalam penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Mengunjungi Objek Wisata Zia Coffee Puncak 2000 Siosar”, observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan cara melakukan pengamatan secara langsung faktor-faktor apa saja yang berperan dan berpengaruh dalam pengambilan keputusan dalam mengunjungi Zia Coffee.

b. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara tatap muka dengan informan yang bertujuan untuk melengkapi data dan menganalisa masalah yang ada dan diperlukan dalam penelitian ini.

c. Dokumentasi, adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang subjek. Dokumen yang dibutuhkan berupa foto-foto saat melakukan wawancara dengan informan, foto-foto terkait kawasan Objek wisata Zia Coffee Puncak 2000, Siosar.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara sistematis untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan. Analisis data menurut Bogdan dalam Sugiyono yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain. Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh.

Menurut Miles & Huberman (1992: 16) analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Mengenai ketiga alur tersebut secara lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:

3.6.1 Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (seringkali tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data mana yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilan tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus gugus, membuat partisi, membuat memo). Reduksi data/transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.

Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

Mereduksi data berarti merangkum memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang

yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

3.6.2 Penyajian data

Miles dan Huberman membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori flowchart dan sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya, berdasarkan apa yang telah dipahami.

3.6.3 Penarikan Kesimpulan/verifikasi

Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin

menjadi begitu seksama dan menghabiskan tenaga dengan peninjauan kembali serta bertukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya. Kesimpulan akhir tidak hanya terjadi pada waktu proses pengumpulan data saja, akan tetapi perlu diverifikasi agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif diharapkan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau belum jelas, setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

Secara skematis proses analisis data menggunakan model analisis data interaktif Miles dan Huberman dapat dilihat pada bagan berikut:

Gambar 3.1

Model Analisis Data Interaktif

Sumber: Miles dan Huberman (1992) Pengumpulan Data

Reduksi Data Verifikasi/ Penarikan

Kesimpulan Penyajian Data

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Deskripsi Zia Coffee

Zia Coffee adalah sebuah objek wisata baru yang kini menjadi salah satu tujuan wisata favorit terletak di Kabupaten Karo. Zia coffee terletak di puncak 2000 yang merupakan masih kawasan dari Kacinambun Highland dan secara administratif masih berada dibawah pemerintahan dari desa Kacinambun, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo. Zia Coffee mulai didirikan oleh bapak Sarman Tarigan selaku Owner dari Zia Coffee pada akhir 2017 dan mulai beroperasi pada awal 2018. Pada mulanya Zia Coffee merupakan sebuah coffee biasa yang bernama Exo Zia dan merupakan Franchised dari salah satu coffee yang cukup dikenal di kota Medan dan Kabanjahe yakni Exo Coffee.

Melihat potensi alam dan lokasi coffee yang sangat strategis yang bisa dimanfaatkan, dan didorong oleh keinginan untuk berkembang maka selang beberapa waktu Exo Zia mengambil keputusan untuk memutuskan kontrak dengan Exo Coffee dan menjadikannya Zia Coffee hingga dapat menjadi salah satu icon dan tujuan pariwisata di siosar puncak 2000 seperti pada saat ini.

Sejatinya Zia Coffee telah mengalami banyak sekali perubahan dalam kurun waktu 2 tahun Terakhir. Pada awalnya Zia Coffee hanya lah sebuah Coffee biasa yang hanya terdiri dari satu buah bangunan coffe shop yang memiliki keunggulan lokasi yang strategis dan keindahan alam yang dapat dinikmati dari lokasi Zia Coffee sehingga berpotensi dijadikan sebagai sebuah tempat rekreasi dan wisata.

Hal tersebut kemudian dimanfaatkan oleh bapak Sarman Tarigan dengan

menjadikan Zia Coffee sebagai objek wisata untuk rekreasi sekaligus wisata kuliner.

Sampai saat ini Zia Coffee terus melakukan pengembangan- pengembangan dalam menarik minat wisatawan. Zia Coffee terus melakukan pembangunan produk-produk wisata yang mereka miliki. Dimana diantaranya adalah pembangunan objek-objek yang menarik untuk berswafoto bagi para pengunjung, dimana ini merupakan strategi unggulan Zia Coffee dalam hal mendatangkan wisatawan. Sebagian besar pengunjung di Zia Coffee berkunjung dan Berwisata hanya untuk menikmati keindahan alam yang ditawarkan sambil berswafoto.

Pembangunan titik-titik untuk berswafoto merupakan salah satu komponen yang cukup penting dan potensial dan merupakan salah satu strategi Zia Coffee saat ini untuk mendatangkan pengunjung. Hingga pada saat ini pembangunan spot-spot untuk berwafoto di Zia Coffee telah memiliki banyak sekali varian yang unik, mulai dari taman bunga dan bangunan-bangunan unik, penyediaan kendaraan ATV, Kereta Delman bagi wisatawan yang dapat berkeliling lokasi Objek Wisata yang didukung oleh latar belakang pemandangan alam yang begitu indah. Hal ini membuat Zia Coffee merupakan tujuan wisata rekreasi yang cocok wisata keluarga dan individu. Pada saat dilakukan penelitian, juga banyak wisatawan yang berkunjung dengan keluarga besar maupun muda- mudi dengan teman-temannya yang sangat menikmati momen wisatanya di Zia Coffee.

Saat ini strategi bisnis yang dilakukan Zia Coffee juga terus berkembang.

Dimana sedang dilakukan pembangunan Villa-Villa yang memiliki bentuk bangunan yang unik dan saat telah menjadi spot-spot untuk berswafoto bagi wisatawan. Sehingga bagi para wisatawan yang mau bermalam disana dapat

menyewa villa tersebut untuk menikmati keindahan alam dari ketinggian 1600 Mdpl. Jadi pada dasarnya Zia Coffee terus melakukan pengembangan dalam menarik minat konsumen dengan memanfaatkan potensi alam yang dimiliki sehingga dapat menjadi salah satu tujuan wisatawan di Kabupaten Karo seperti pada saat ini.

Zia Coffee merupakan salah satu tujuan wisata yang dimiliki oleh kabupaten karo saat ini khususnya sekitar daerah siosar. Hal tersebut dapat dilihat dari intensitas jumlah kunjungan yang terus meningkat seiring membaiknya kondisi pasca pandemi selama ini.

Gambar 4.1 Logo Zia Coffee

Sumber: Zia Coffee (2021) 4.1.2 Visi Dan Misi Zia Coffee

Sumber: Zia Coffee (2021) 4.1.2 Visi Dan Misi Zia Coffee

Dokumen terkait