• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGUNJUNGI OBJEK WISATA ZIA COFFEE PUNCAK 2000 SIOSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGUNJUNGI OBJEK WISATA ZIA COFFEE PUNCAK 2000 SIOSAR"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGUNJUNGI OBJEK WISATA ZIA COFFEE PUNCAK 2000 SIOSAR. SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Disusun Oleh : SEVEN APRINUS TARIGAN 170907094. PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021.

(2)

(3)

(4)

(5) ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGUNJUNGI OBJEK WISATA ZIA COFFEE PUNCAK 2000 SIOSAR Nama NIM Program Studi Fakultas Dosen Pembimbing. : Seven Aprinus Tarigan : 170907094 : Ilmu Administrasi Bisnis : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik : Ainun Mardhiyah, S.AB., M.AB. Penelitian ini dilatarbelakangi karena pesatnya perkembangan dan peningkatan secara signifikan jumlah pengunjung pada objek wisata Zia Coffee dalam kurun waktu yang singkat. Sehingga dapat menjadi salah satu objek wisata terpopuler dan menjadi tujuan wisata favorit di Kabupaten Karo. berdasarkan pernyataan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan mengunjungi Zia Coffee. Adapun tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja (Produk, Harga, Lokasi atau Pelayanan) yang mempengaruhi pengunjung dalam pengambilan keputusan mengunjungi Zia Coffee, Siosar, Puncak 2000. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah bentuk deskriptif dengan pendekatan kualitatif, teknik sampling yang digunakan adalah natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in deepth interview), dan dokumentasi dengan menetapkan 7 orang sebagai responden penelitian yaitu 1 orang informan kunci, 5 orang informan utama dan 1 orang informan tambahan, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), dan analisis data bersifat induktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor produk wisata sangat berpengaruh dalam keputusan wisatawan mengunjungi Zia Coffee karena memiliki keindahan alam yang menarik minat pengunjung disertai dengan inovasi-inovasi baru produk. Faktor harga berpengaruh dalam pengambilan keputusan pengunjung karena harga yang ditawarkan cukup terjangkau bagi semua kalangan. Faktor lokasi cukup berpengaruh dalam pengambilan keputusan berkunjung karena lokasi yang strategis, mudah dijangkau dan akses yang mudah dilalui. Faktor pelayanan juga berpengaruh dalam pengambilan keputusan berkunjung karena sebagian besar informan merasa puas dan nyaman saat melakukan kegiatan wisata. Kata kunci: Perilaku konsumen, produk wisata, harga, lokasi, pelayanan, pengambilan keputusan. i.

(6) ABSTRACT ANALYSIS THE FACTORS THAT AFFECT CONSUMER BEHAVIOR IN DECISION MAKING VISITING ZIA COFFEE ATTRACTIONS PUNCAK 2000 SIOSAR Name NIM Study Program Faculty Advisor. : Seven Aprinus Tarigan : 170907094 : Business Administration : Social and Political Science : Ainun Mardhiyah, S.AB., M.AB. This research was motivated by the rapid development and a significant increase in the number of visitors to the Zia Coffee attraction in a short period of time. So that it can become one of the most popular tourist attractions and become a favorite tourist destination in Karo Regency. Based on the above statement, researchers are interested in researching what factors influence consumer behavior in making decisions to visit Zia Coffee. The purpose of this study was to find out what factors (Products, Prices, Location or Services) that affect visitors in making decisions visiting Zia Coffee, Siosar, Puncak 2000. In this study the method used is a descriptive form with a qualitative approach, sampling techniques used are natural setting (natural conditions), primary data sources, and more data collection techniques on participant observation, in-deep interviews .and documentation by assigning 7 people as study respondents, namely 1 key informant, 5 main informants and 1 additional informant, data collection techniques are triangulation (combined), and data analysis is inductive. The results of this study show that the factor of tourist products is very influential in the decision of tourists to visit Zia Coffee because it has a natural beauty that attracts visitors accompanied by new product innovations. Price factors are influential in visitor decision making because the price offered is quite affordable for all circles. Location factors are quite influential in visiting decision making because of its strategic location, easy to reach and easy access to pass. Service factors also affect the decision making to visit because most informants feel satisfied and comfortable when doing tourist activities. Keywords: Consumer behavior, travel products, price, location, service, decision making. ii.

(7) KATA PENGANTAR. Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya sehingga Penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGUNJUNGI OBJEK WISATA ZIA COFFEE PUNCAK 2000 SIOSAR” tanpa kekurangan satu hal pun. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat kelulusan dan memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Saya selaku penulis sepenuhnya menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini adalah rahmat dan karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan tidak luput juga dari bantuan , dukungan, uluran tangan dan pikiran dari semua pihak yang selama ini ada bersama penulis pada saat proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.Si, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Onan Marakali S.Sos,.M.si selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Nana Dyki Dirbawanto S.E., M.AB selaku sekretaris jurusan program studi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Hafiza Adlina S.AB., M.AB selaku kepala laboratorium prodi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara.. iii.

(8) 5. Ibu Ainun Mardhiyah, S.AB., M.AB selaku dosen pembimbing atas segala arahan dan bimbingannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar tanpa kendala yang berarti. 6. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku dosen penguji sekaligus dosen pembimbing akademik saya yang telah memberikan arahan dan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. 7. Ibu Ester Novita sari Br Sinulingga dan Bapak Ahmad Farid, S.H yang selalu membantu saya dalam banyak hal selama menempuh pendidikan di Ilmu Administrasi Bisnis dan Selama proses Penyelesaian skripsi ini. Serta kepada Ibu Siswati Saragi, S.Sos, M.Si yang telah banyak membantu saya selama menempuh pendidikan di prodi Ilmu Administrasi. Bisnis sewaktu masih. menjadi staf Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis. 8. Seluruh Dosen dan Staf Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mengajar dan membagikan ilmu kepada saya selama menempuh pendidikan. 9. Kedua orang tua saya tercinta, Dewanta Tarigan, dan Bettina Br Peranginangin, kedua adik saya Rio Valdo Tarigan dan Agio Valentino Tarigan atas kasih sayang, doa restu, didikan, arahan, dukungan moril dan finansial serta kesabaran yang selama ini dengan tulus diberikan kepada penulis. Semoga hasil yang diterima saat ini dan yang akan datang dapat menjadi kebanggaan bagi keluarga dan berguna bagi orang lain 10. Objek wisata Zia Coffee. yang telah menerima dan memberikan saya. kesempatan untuk melakukan penelitian di tempat ini dan memberikan. iv.

(9) informasi-informasi dan data yang saya butuhkan dalam penyusunan skripsi ini. 11. Kepada seluruh teman-teman dari Ilmu Administrasi Bisnis Stambuk 2017 Khususnya kelas B. Terima kasih atas bantuan dan dukungan yang diberikan selama peneliti menempuh studi dan selama pelaksanaan penelitian ini. Semoga sukses buat kita semua kedepannya. 12. Kepada Setia F. Sihaloho, Paulus Henry sinaga, intan Roulina Saragih dan Sonia Sinuraya dan Lely Liyanti Permata sebagai sahabat sekaligus rekan seperjuangan saya di Prodi Ilmu Administrasi Bisnis. Terimakasih atas bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan maupun selama proses penyelesaian skripsi ini. 13. Kepada Bonusta Tarigan, Juni Ray Barus dan Ia Kinze Bangun dan Andre Sahriel Tarigan yang telah menjadi teman sekaligus senior dan memberikan banyak bantuan ban bimbingan serta arahan kepada peneliti baik selama menempuh pendidikan dan terlebih selama pelaksanaan penelitian ini. 14. Kepada Trismanto Sembiring, Andre Natanael Ginting, Trisandi Ginting, dan Micail Pramana Sembiring. Terima kasih atas segala bantuan yang diberikan baik berupa motivasi maupun materi dan telah menjadi teman yang baik selama saya menempuh pendidikan di prodi Ilmu Administrasi Bisnis. 15. Kepada rekan-rekan di organisasi IMKA Eguaninta yang memberikan saya sedikit banyak pengalaman berorganisasi selama menempuh pendidikan. 16. Seluruh pihak dan sahabat-sahabat penulis yang tidak dapat disebutkan satupersatu. Semoga kita semua senantiasa berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Semoga Tuhan senantiasa membalas segala kebaikan yang. v.

(10) diberikan dengan memberikan kesuksesan, kebahagiaan, dan semua temanteman harapan dapat terwujud.. Medan, November 2021. Penulis, Seven Aprinus Tarigan. vi.

(11) DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK .............................................................................................................. i ABSTRACT ........................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Batasan Masalah ................................................................................. 9 1.3 Rumusan masalah ............................................................................... 9 1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 9 1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen ........................................................................... 11 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen ............................................... 11 2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen....................... 12 2.1.3 Model Perilaku Konsumen dalam Pengambilan Keputusan ... 15 2.2 Pengambilan Keputusan.................................................................... 17 2.2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan ....................................... 17 2.2.2 Proses Pengambilan Keputusan .............................................. 17 2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Berwisata .... 22 2.3 Pariwisata .......................................................................................... 23 2.3.1 Pengertian Pariwisata .............................................................. 23 2.3.2 Industri Pariwisata .................................................................. 24 2.3.3 Unsur-unsur Pariwisata ........................................................... 25 2.4 Produk Wisata ................................................................................... 26 2.4.1 Pengertian Produk Wisata ....................................................... 26 2.5 Harga ................................................................................................. 27 2.5.1 Pengertian Harga..................................................................... 27 2.5.2 Kebijakan Menetapkan Harga ................................................ 28 2.5.3 Tujuan Penetapan Harga ......................................................... 30 2.6 Lokasi ................................................................................................ 31 2.6.1 Pengertian Lokasi ................................................................... 31 2.6.2 Posisi Lokasi Dalam Pemasaran ............................................. 31 2.7 Pelayanan .......................................................................................... 33 2.7.1 Pengertian Pelayanan .............................................................. 33 2.7.2 Kualitas Pelayanan .................................................................. 33 2.8 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian................................................................................... 40 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 40. vii.

(12) 3.3 Informan Penelitian ........................................................................... 41 3.4 Definisi Konsep ................................................................................ 43 3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 44 3.6 Teknik Analisis Data......................................................................... 45 3.6.1 Reduksi Data ........................................................................... 46 3.6.2 Penyajian data ......................................................................... 47 3.6.3 Penarikan Kesimpulan/verifikasi ............................................ 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian .............................................................. 49 4.1.1 Deskripsi Zia Coffee .............................................................. 49 4.1.2 Visi Dan Misi Zia Coffee........................................................ 51 4.1.3 Struktur Organisasi ................................................................. 52 4.2 Penyajian Data .................................................................................. 53 4.2.1 Identitas Informan Kunci ........................................................ 53 4.2.2 Identitas Informan Utama ....................................................... 54 4.2.3 Identitas Informan Tambahan ................................................. 54 4.3 Hasil Wawancara .............................................................................. 55 4.3.1 Faktor Produk Wisata Dalam Pengambilan Keputusan .......... 55 4.3.2 Faktor Harga Dalam Pengambilan Keputusan........................ 63 4.3.3 Faktor Lokasi Dalam Pengambilan Keputusan ...................... 69 4.3.4 Faktor Pelayanan Dalam Pengambilan Keputusan ................. 74 4.4 Pembahasan....................................................................................... 80 BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan ........................................................................................ 90 5.2 Saran ................................................................................................. 91 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN. viii.

(13) DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3. Halaman Data kunjungan wisatawan zia coffee dan Madu efi ......................... 7 Identitas Informan Kunci Penelitian .................................................. 55 Identitas Informan Utama Penelitian ................................................. 55 Identitas Informan Tambahan ............................................................ 56. ix.

(14) DAFTAR GAMBAR. Halaman Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen dalam Pengambilan Keputusan ............. 15 Gambar 2.2 Tahapan Proses Keputusan Pembelian .............................................. 22 Gambar 3.1 Model Analisis data Interaktif Miles dan Huberman ........................ 49 Gambar 4.1 Logo Zia Coffee ................................................................................ 52 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Zia Coffee ......................................................... 54. x.

(15) BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah indonesia dalam memperoleh bagi devisa Negara, mengingat letak geografis indonesia yang sangat strategis dengan bentang alam yang cukup indah yang mendukung tingginya potensi menciptakan dan memperluas lapangan usaha di sektor pariwisata yang dapat meningkatkan pendapatan pemerintah dan masyarakat sekitar objek wisata. Perkembangan pariwisata di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Perkembangan sektor pariwisata menjanjikan dan memberikan manfaat kepada banyak pihak dari pemerintah, masyarakat maupun swasta. Hal ini dikarenakan pariwisata merupakan sektor yang dianggap menguntungkan untuk dikembangkan sebagai salah satu aset yang digunakan sebagai sumber yang menjanjikan bagi pemerintah maupun masyarakat sekitar objek wisata. Pariwisata berperan besar dalam meningkatkan taraf perekonomian masyarakat tempat tujuan wisata, dan yang nanti akan tumbuhnya usaha kecil menengah sebagai wujud nyata kontribusi sektor pariwisata dalam membangun masyarakat yang sejahtera. Selain itu, kemampuan dari tiap-tiap daerah harus lebih ditingkatkan lagi dalam hal pengelolaan, sehingga sinergi antara pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Pemerintah Daerah maupun swasta dapat menjadikan sektor pariwisata menjadi sektor yang dominan dalam memberikan pendapatan Negara.. 1.

(16) 2. Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi wisata, baik di bidang alam maupun budaya. Provinsi Sumatera Utara juga dikenal sebagai salah satu Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) yang cukup terkenal dikalangan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara, yang dapat diandalkan untuk memberikan devisa (pemasukan) yang besar bagi negara, daerah dan masyarakat setempat. Hal ini didukung dengan bentang alam yang berada di deretan bukit barisan serta wilayah memiliki garis pantai, Sumatera Utara memiliki daya tarik yang dapat memikat hati banyak orang, baik wisatawan dari mancanegara maupun wisatawan lokal untuk berwisata ke Sumatera Utara. Adapun wisata yang menjadi daya tarik di Sumatera Utara terletak pada wisata alamnya seperti pantai dan danau, kebudayaan, serta wisata situs sejarah. Berdasarkan data yang ditunjukkan oleh Badan Pusat Statistik sumatera utara jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di Sumatera Utara melalui beberapa pintu masuk pada bulan November 2019 mencapai 22.340 kunjungan, mengalami penurunan 0,96 persen dibanding yang datang pada bulan Oktober 2019 mencapai 22.556 kunjungan. Periode November 2019, jumlah wisman yang berkunjung di Sumatera Utara mengalami penurunan 1,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018, yaitu dari 22.737 kunjungan tahun 2018 turun menjadi 22.340 kunjungan tahun 2019. Bulan November 2019, wisman dari Malaysia merupakan pengunjung yang terbanyak dengan 11.844 kunjungan atau 53,02 persen dari total wisman yang berkunjung di Sumatera Utara. Hampir pada setiap kabupaten di Sumatera Utara memiliki destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan.

(17) 3. domestik. Seperti halnya destinasi wisata danau toba yang telah menjadi salah satu ikon dari Sumatera Utara yang luas kalderanya memuat 7 Kabupaten yang ada di Sumatera Utara yaitu; kabupaten Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten dairi, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Karo. Namun terlepas dari wilayah kaldera Danau Toba tersebut, kabupaten diatas tentunya masih memiliki destinasi lainnya juga tentunya memiliki destinasi wisata unggulan lainnya sama halnya dengan kabupaten yang lain di seluruh Sumatera Utara. Kabupaten Karo adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Ibukota Kabupaten ini terletak di Kota Kabanjahe yang terletak sejauh 77 km dari kota Medan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.127,25 kilometer persegi dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 500.000 jiwa. Kabupaten ini berlokasi di dataran tinggi Karo, jajaran pegunungan Bukit Barisan di Sumatera Utara, dengan pusat kepariwisataan berada di kota Berastagi sejauh 66 KM dari kota Medan. Wilayah kabupaten Karo terletak di dataran tinggi dengan ketinggian antara 600 sampai 1.400 meter di atas permukaan laut. Karena berada di ketinggian tersebut, kabupaten Karo memiliki iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai 17 derajat celcius. Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki potensi tidak kalah menarik dengan daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia. Kepariwisataan Kabupaten Karo sudah cukup dikenal masyarakat Indonesia bahkan masyarakat mancanegara. Kabupaten Karo memiliki banyak objek wisata yang dapat dikunjungi seperti wisata alam,.

(18) 4. agrowisata, wisata seni dan budaya, dan wisata peninggalan sejarah dan lain sebagainya. Salah satu lokasi wisata di Kabupaten Karo yang beberapa tahun belakangan ini menjadi buah bibir adalah wilayah relokasi korban dampak erupsi Gunung Sinabung yang berada di puncak 2000, Siosar. Siosar lahir melalui Surat Keputusan Presiden Joko Widodo No 21 Tahun 2015 tentang penanggulangan korban bencana erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo. Wilayah yang tadinya merupakan area hutan yang disulap menjadi permukiman bagi Pengungsi Gunung sinabung perlahan Berubah menjadi salah satu destinasi wisata yang diminati di Kabupaten karo. Hal ini dikarenakan area di wilayah ini merupakan area perbukitan yang berada di atas ketinggian 1.500 – 1.600 Mdpl memberikan suatu pemandangan yang eksotis dan begitu indah disertai dengan udaranya yang sejuk. Apalagi pada saat pagi hari awan- awan berada tampak di bawah kaki, sambil menikmati matahari terbit, atau pada malam hari, dimana lampu-lampu dari rumah-rumah penduduk pada desa-desa di kabanjahe dan berastagi yang tampak kelap-kelip dari daerah ini. Hal itu membuat banyak orang yang menyebut daerah ini adalah “Negeri diatas awan”. Perkembangan wisata di daerah siosar terbilang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari awal pembukaan lahan hutan dan pembangunan tahap pertama permukiman penduduk yang hanya terpaut 6 tahun hingga saat ini. Seiring berjalannya waktu dan didukung dengan akses yang sudah bagus menuju lokasi siosar tersebut, menjadi faktor pendukung yang sangat penting dalam perkembangan yang pesat pada objek wisata di siosar. Maka mulai lah bermunculan usaha-usaha sektor pariwisata di sepanjang jalan menuju kawasan.

(19) 5. permukiman di desa Siosar. Jenis wisata yang ada di siosar puncak 2000 juga cukup beragam, yakni meliputi; wisata alam,wisata budaya, agrowisata, serta wisata kuliner. Secara umum kawasan wisata Siosar merupakan jenis wisata yang menawarkan keindahan alam dan juga terdapat beberapa objek wisata berupa wisata kuliner sekaligus wisata alam dan juga wisata alam dengan penawaran jasa penginapan. Salah satu objek wisata. tersebut. adalah sebuah coffee. yang. bernama Zia Coffee, salah satu tempat populer di Siosar saat ini dan merupakan salah satu tujuan wisata baru di daerah puncak 2000 siosar. Para pengunjung akan dimanjakan dengan keindahan alam yang dapat dinikmati dari ketinggian 1.000 – 1.600 Mdpl, serta menikmati secangkir kopi khas dari siosar serta dapat menikmati keindahan alam sambil bermalam di lokasi wisata tersebut dengan menyewa villa-villa yang telah disediakan. Zia Coffee saat ini menjadi salah satu tempat wisata favorit di siosar untuk saat ini. Pengunjung dapat menikmati secangkir kopi atau sekadar menikmati pemandangan dan berfoto. Selain menikmati secangkir kopi di Zia Coffee, pengunjung juga bisa bermain sambil berkeliling menggunakan ATV (All Terrain Vehicle) atau kereta kuda di sini. Saat ini pengembangan objek wisata ini terus dilakukan berupa pembangunan sebuah vila di kawasan relokasi ini. Ini akan menjadi vila pertama di siosar Puncak 2000. Vila-vila yang dibangun pun dibuat bergaya kekinian dengan arsitektur ala Belanda. Pembangunan vila ini diharapkan dapat menjadi tambahan infrastruktur bagi wisatawan yang ingin menghabiskan waktu lebih lama di Siosar. Tidak hanya itu, di kawasan ini pengunjung juga bisa menikmati taman cantik dan berfoto dengan membayar biaya masuk Rp10.000..

(20) 6. Pada kurun waktu yang terbilang singkat, Zia coffee sudah menjadi salah satu objek wisata terfavorit dan menjadi salah satu wisata dengan jumlah kunjungan terbanyak untuk saat ini. Bahkan dapat melampaui data kunjungan wisatawan dari objek wisata Madu Efi. Jadi dapat diartikan bahwa Zia Coffee ini merupakan objek wisata baru yang memiliki perkembangan yang cepat. Hal itu membuat kedua objek wisata tersebut terus pengembangan dan pembangunan objek wisatanya masing-masing dalam menarik minat wisatawan hingga sampai saat ini. Seiring dengan pesatnya perkembangan pariwisata di wilayah siosar, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, terdapat tempat wisata baru dan serupa dengan objek wisata Zia Coffee yang mengandalkan dan memanfaatkan keindahan alam dari siosar puncak 2000. Salah satu objek wisata yang terlebih dahulu di menjadi destinasi wisata favorit merupakan ekowisata yang bernama Madu Efi. Madu Efi merupakan salah satu objek wisata yang tadinya cukup dikenal dan menjadi tujuan utama wisatawan menuju siosar puncak 2000. Sampai pada akhirnya Zia coffee dibangun dan dikembangkan dengan pemilihan lokasi yang strategis dan tidak terlalu jauh dari lokasi objek wisata Madu Efi. Berikut ini tabel 1.1 yang menjelaskan perbandingan kunjungan wisatawan pada objek wisata zia coffee dengan objek wisata Madu Efi..

(21) 7. Tabel 1.1 Data kunjungan wisatawan Zia Coffee dan Madu Efi Periode. Zia Coffee. Madu Efi. April – Juni 2020. 43.580. 46.950. Juli – September. 29.890. 30.120. 35.270. 31.285. 39.730. 32. 570. 2020 Oktober- Desember 2020 Januari – Maret 2021 Sumber: Diolah oleh Penulis ( 2021 ) Berdasarkan tabel 1.1 dapat kita lihat bahwa pasang surut jumlah pengunjung pada Zia Coffee maupun Madu Efi dari awal munculnya pandemi Covid 19 hingga pada periode maret 2021. Terlihat dari tabel bahwa pada periode April sampai Juni 2020 sebagaimana awal kemunculan Pandemi di indonesia, terlihat Madu Efi lebih diminati oleh wisatawan dengan selisih 3.370 pengunjung. Dengan persebaran covid 19 yang semakin meluas dan melonjak, kedua sektor wisata ini mengalami penurunan jumlah wisatawan dengan signifikan. Namun Madu Efi masih terlihat sedikit lebih unggul pada periode ini dengan jumlah pengunjung. sebanyak. 30.120. dibandingkan. mendatangkan pengunjung sebanyak 29.890.. dengan. Zia. Coffee. yang. pada periode selanjutnya, yaitu. pada Oktober- Desember 2020 meskipun masih dalam keadaan pandemi jumlah pengunjung sudah mulai mengalami peningkatan pada kedua objek wisata ini. Akan tetapi pada periode ini Zia Coffee mengalami peningkatan paling signifikan dan dapat melampaui jumlah kunjungan madu Efi. Pada periode ini Zia Coffee berhasil mendatangkan pengunjung sebanyak 35.270 orang, sedangkan Madu Efi.

(22) 8. sebanyak 31.285 orang. Begitu juga pada periode Januari – Maret 2021 Zia Coffee terus mendominasi dalam mendatangkan pengunjung. Zia Coffee memiliki peningkatan jumlah pengunjung lebih signifikan dibandingkan Madu Efi. Pada periode ini kedua bisnis pariwisata ini memiliki selisih jumlah pengunjung sebesar 7.160 orang yang lebih banyak dimiliki oleh Zia Coffee. Adapun jumlah pengunjung pada Zia Coffee adalah sebanyak 39.730 orang sedangkan Madu Efi memiliki jumlah pengunjung sebanyak 32. 570 orang. Dilihat dari pesatnya perkembangan objek wisata Zia Coffee, tentunya ada banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan dalam memilih Zia Coffee sebagai destinasi tujuan bagi para wisatawan. Ada banyak hal yang menjadi motivasi dan tujuan wisatawan untuk menikmati keindahan alam siosar sambil menikmati secangkir kopi khas siosar ataupun hanya sekedar berswafoto sehingga menjadikan Zia Coffee dapat menjadi wisata unggulan di siosar, puncak 2000. Kesuksesan dari Zia Coffee tersebut tentunya tidak terlepas dari kualitas dari destinasi wisata yang ditawarkan. Persaingan bisnis serupa yang berada tidak jauh dari lokasi membuat Zia Coffee senantiasa berupaya untuk mempertahankan eksistensinya tetap berusaha menawarkan suatu hal baru yang dapat menarik minat konsumennya untuk berkunjung. Zia Coffee semakin berusaha bagaimana menciptakan harga yang kompetitif, meningkatkan kualitas pelayanan dan produknya dengan harapan konsumen akan datang berkunjung ke Zia Coffee Siosar, Puncak 2000. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku.

(23) 9. Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Mengunjungi Objek Wisata Zia Coffee Puncak 2000 Siosar ” 1.2 Batasan Masalah Untuk membatasi lingkup penelitian maka peneliti memberi batasan masalah. Adapun faktor- faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah mengenai faktor (Produk wisata, Harga, Lokasi, dan Pelayanan) yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian. 1.3 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan yang mendasari penelitian ini yaitu sebagai berikut; “Apakah faktor produk wisata , harga, lokasi dan pelayanan berpengaruh terhadap keputusan konsumen mengunjungi Objek Wisata Zia Coffee Siosar, Puncak 2000 ?” 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja (Produk, Harga, Lokasi atau Pelayanan) yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan mengunjungi Zia Coffee Siosar, Puncak 2000. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari diadakannya penelitian ini adalah : 1.. Manfaat Teoritis Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dapat memperkaya bahan referensi penelitian di bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

(24) 10. pada umumnya dan pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis pada khususnya. 2.. Manfaat Praktis a.. Bagi penulis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk melatih meningkatkan dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta lebih mengerti dan memahami teori-teori dari selama proses perkuliahan yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.. b.. Bagi pengusaha Zia Coffee Siosar, Puncak 2000, penelitian ini diharapkan menambah informasi tentang faktor apakah yang paling dominan dalam menarik minat dan mempengaruhi keputusan konsumen untuk mengunjungi Zia Coffee serta acuan dalam upaya meningkatkan faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen..

(25) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Setiadi (2019:2) istilah perilaku erat hubungannya dengan objek yang studinya diarahkan pada permasalahan manusia. Di bidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen secara terus-menerus dikembangkan dengan berbagai pendekatan. Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi,dan menghabiskan produk barang atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan(kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa serta dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan,dirasakan dan dilakukan oleh konsumen. Menurut Setiadi (2019:3), perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Konsumen di Indonesia merupakan konsumen yang beragam sebagaimana konsumen lainnya di belahan dunia lain. Para pemasar wajib memahami keragaman dan kesamaan konsumen agar mampu memasarkan produknya dengan baik. Mempengaruhi perilaku konsumen adalah mempengaruhi pilihan konsumen dan dilakukan melalui strategi pemasaran yang tepat.. 11.

(26) 12. 2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen Menurut Kotler (2007:214) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu budaya, sosial, pribadi, psikologis. Faktor-faktor tersebut harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh dapat mempengaruhi pembelian konsumen. 1.. Faktor budaya Menurut Sumarwan (2004:170) budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Adapun unsur-unsur budaya antara lain: a. Nilai, yaitu kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau di lingkungan masyarakat. b. Kebiasaan yaitu berbagai bentuk perilaku dan tindakan yang diterima seseorang atau sebuah masyarakat secara budaya.. 2.. Faktor sosial Menurut (Rudito 2013) sosial adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai pedoman ataupun acuan dalam berinteraksi antar manusia dalam konteks masyarakat atau komuniti, sebagai pedoman berarti sosial bersifat abstrak yang. berisi. simbol-simbol. berkaitan. dengan. pemahaman. terhadap. lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu sebagai anggota dari lingkungan masyarakat tertentu. a. Kelompok acuan yaitu, Seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang..

(27) 13. b. Keluarga , yaitu organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. 3.. Faktor pribadi Menurut Sumarwan (2004:47) pribadi merupakan perbedaan karakteristik yang paling mendasar pada diri manusia. Perbedaan karakteristik tersebut menggambarkan ciri unik pada masing-masing individu dalam pemilihan suatu produk. Karakteristik ini muncul dari dalam diri konsumen dan ada di luar kontrol pemasar. Diantaranya yaitu: a.. Situasi ekonomi Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat. Indikator ekonomi harus diperhatikan pemasar agar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang strategi pemasaran.. b.. Gaya hidup Gaya hidup menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia hidup,. menggunakan. uangnya. dan. memanfaatkan. waktu. yang. dimilikinya. Gaya hidup seseorang biasanya bersifat sementara dan cepat berubah disesuaikan dengan perubahan hidupnya. c.. Kepribadian Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang khas yang menghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya..

(28) 14. 4. Faktor psikologis Menurut Kotler dan Armstrong (2001:218) Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan tempat tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh di masa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang. Pilihan produk yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologi yang penting antara lain: a.. Motivasi Motivasi merupakan suatu dorongan terhadap perilaku seseorang yang dirangsang. untuk. membuat. seseorang. mencari. kepuasan. atas. kebutuhannya. b.. Persepsi Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambaran yang berarti mengenai kebutuhannya.. c.. Pembelajaran Pembelajaran merupakan perubahan pada perilaku individu yang muncul dari pengalaman yang dialami oleh konsumen .. d.. Keyakinan dan sikap Keyakinan adalah pemikiran deskriptif seseorang mengenai sesuatu yang memiliki percaya diri tinggi akan suatu hasil yang positif yang diterimanya. Sikap adalah evaluasi, perasaan dan kecenderungan seseorang terhadap suatu objek atau gagasan..

(29) 15. 2.1.3 Model Perilaku Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Mempelajari. perilaku. konsumen. bertujuan. untuk. mengetahui. dan. memahami berbagai aspek yang ada pada konsumen, yang akan digunakan dalam menyusun strategi pemasaran yang berhasil. Assael (Sunyoto, 2013:81) secara jelas menggambarkan mengenai model perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan sebagai berikut : Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Umpan Balik Bagi Konsumen. Konsumen Individu. ( Evaluasi Pasca Perbelian ) Pembuatan Keputusan Konsumen. Pengaruh Lingkungan. Konsumen Individu. Penerapan dari Perilaku Konsumen Pada Strategi Pemasaran Umpan Balik Bagi Konsumen Sumber : Henry Assael (Sunyoto, 2013 ) Gambar 2.1 menunjukkan adanya interaksi antara pemasar dengan konsumennya. Konsumen pusat dari model ini adalah pembuatan keputusan konsumen yang terdiri atas proses merasakan dan mengevaluasi informasi merek produk, mempertimbangkan bagaimana alternatif mereka dapat memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga akhirnya memutuskan merek apa yang akan dibeli..

(30) 16. Menurut Sunyoto (2013:82) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen yaitu : 1.. Konsumen Individual Pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen seperti kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu akan mempengaruhi pilihan individu terhadap berbagai alternatif merek yang tersedia.. 2.. Lingkungan yang mempengaruhi konsumen Pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh lingkungan yang mengitarinya, ketika seorang konsumen melakukan pembelian terhadap suatu merek produk, mungkin akan didasari oleh banyak pertimbangan. Mungkin saja seseorang membeli suatu merek produk karena meniru teman atau juga mungkin karena tetangga telah lebih dulu membeli.. 3.. Stimuli Pemasaran atau Strategi Pemasaran Dalam hal ini pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimuli-stimuli pemasaran seperti iklan dan sejenisnya agar konsumen tertarik dan bersedia memilih produk yang ditawarkan. Strategi pemasaran yang lazim dikembangkan oleh pemasar, yaitu yang berhubungan dengan produk apa yang akan ditawarkan, penentuan harga jual produk, strategi promosi dan bagaimana melakukan distribusi produk kepada konsumen..

(31) 17. 2.2 Pengambilan Keputusan 2.2.1 Pengertian Pengambilan Keputusan Keputusan pembelian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu dan tempat. Keputusan membeli ini dinilai sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh konsumen setelah melakukan evaluasi terhadap seluruh alternatif yang ada sehingga timbul keinginan untuk membeli (Kotler, 2006:198) Sedangkan menurut (Schiffman & Kanuk, 2008 : 485) keputusan pembelian adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih. Proses pengambilan keputusan yang rumit seringkali melibatkan beberapa keputusan, suatu keputusan melibatkan pilihan diantara dua atau lebih alternatif tindakan. Keputusan selalu menimbulkan pilihan diantara beberapa perilaku yang berbeda. Inti dari pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu yang terbaik diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan (choice) yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku. 2.2.2 Proses Pengambilan Keputusan Menurut Pitana dan Gayatri (2005:71) Sebelum melakukan perjalanan wisata, seorang calon wisata terlebih dahulu melakukan sebuah proses mental, untuk sampai pada keputusan, menyangkut kapan akan melakukan perjalanan, berapa lama, kemana, dengan cara bagaimana, dan seterusnya. Proses pengambilan ini sangat penting artinya bagi pembangunan pariwisata, terkait dengan berbagai fakta yang mempengaruhi keputusan, dan faktor-faktor ini dapat.

(32) 18. dipengaruhi (diintervensi) dalam proses promosi (pemasaran wisata). Pemahaman terhadap proses pengambilan keputusan ini disamping penting sebagai dasar promosi, juga sangat penting didalam perencanaan produk dan penentuan segmentasi pasar atau target pemasaran. Hal ini semakin penting di dalam situasi kompetisi yang semakin ketat, terutama pada saat pasar mulai sangat tersegmentasi. Pitana dan Gayatri, (2005:72), terdapat beberapa proses pengambilan keputusan seorang wisatawan melalui fase yang sangat penting, yaitu : 1.. Kebutuhan atau keinginan untuk melakukan perjalanan didasarkan oleh calon wisatawan, yang selanjutnya ditimbang-timbang apakah perjalanan tersebut memang harus dilakukan atau tidak.. 2.. Pencarian dan penilaian informasi. Hal ini misalnya dilakukan dengan menghubungi agen perjalanan, mempelajari bahan-bahan promosi (brosur, leaflet, media massa), atau mendiskusikan dengan mereka yang telah berpengalaman terlebih dahulu. Info ini di evaluasi dari segi keterbatasan dana dan waktu alternatif dari berbagai destinasi yang memungkinkan dikunjungi, dan pertimbangan-pertimbangan lainnya.. 3.. Keputusan melakukan perjalanan wisata. Keputusan ini meliputi antara lain daerah tujuan wisata yang akan dikunjungi, jenis akomodasi, cara bepergian, dan aktivitas yang akan dilakukan di daerah tujuan wisata.. 4.. Persiapan perjalanan dan pengalaman wisata. Wisatawan melakukan booking, dengan segala persiapan pribadi, dan akhirnya perjalanan wisata dilakukan.. 5.. Evaluasi kepuasan perjalanan wisata. Selama perjalanan, tinggal di daerah tujuan wisata, dan setelah kembali ke negara asal, wisatawan secara sadar.

(33) 19. maupun tidak sadar, selalu melakukan evaluasi terhadap perjalanan wisatanya, yang akan mempengaruhi keputusan perjalanan wisatanya di masa yang akan datang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan wisatawan menurut Pitana dan Gayatri (2005:73), antara lain sebagai berikut : 1.. Karakteristik. wisatawan,. baik. karakteristik. sosial,. ekonomi. (umur,. pendidikan, pendapatan, dan pengalaman sebelumnya), maupun karakteristik perilaku (seperti motivasi, sikap, dan nilai yang dianut) 2.. Kesadaran akan manfaat perjalanan, pengetahuan terhadap destinasi yang akan dikunjungi, citra destinasi.. 3.. Gambaran perjalanan, yang meliputi jarak, lama tinggal di daerah tujuan wisata, kendala waktu dan biaya, bayangan akan resiko ketidakpastian, dan tingkat kepercayaan terhadap biro perjalanan wisata.. 4.. Keunggulan daerah tujuan wisata, yang meliputi jenis dan sifat atraksi yang ditawarkan, kualitas layanan, lingkungan fisik dan sosial, situasi politik, aksesibilitas, dan perilaku masyarakat lokal terhadap wisatawan. Yang juga sangat penting sebagai salah satu atribut daerah tujuan wisata adalah citra (image) yang dimiliki. Menurut Kotler dan Armstrong (2001:202) ada lima tahap yang dilalui. konsumen dalam proses pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku purna pembelian. Setiap konsumen tentu melewati kelima tahap ini untuk setiap pembelian yang dibuat oleh konsumen. Pengenalan masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pembeli.

(34) 20. merasakan adanya perbedaan antara keadaan dia yang nyata dengan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini dapat dipicu oleh faktor internal dan eksternal. Dalam tahap ini sebaiknya pemasar mengetahui apa yang menjadi kebutuhan konsumen atau masalah yang timbul di benak konsumen, apa yang menyebabkan semua masalah itu muncul dan bagaimana kebutuhan atau masalah itu dapat menyebabkan seseorang akan mencari produk tersebut. 1.. Pencarian informasi Seorang konsumen yang sudah terbangkitkan akan memiliki keinginan untuk mencari informasi lebih banyak. Jika dorongan konsumen begitu kuat dan produk yang memuaskan berada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan besar akan membelinya. Jika tidak, konsumen mungkin menyimpan kebutuhannya dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berkaitan dengan kebutuhan itu. (Kotler dan Armstrong, 2001:223). Menurut Kotler dan Armstrong (2001:224) sumber informasi konsumen dibagi dalam empat kelompok, sebagai berikut:. 2.. a.. Sumber pribadi: keluarga, teman,tetangga, kenalan. b.. Sumber komersial: iklan, tenaga penjual, dealer, kemasan, tayangan. c.. Sumber umum: media massa,organisasi penilai pelanggan. d.. Sumber pengalaman: menangani,memeriksa, pemakai produk. Evaluasi berbagai alternatif Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi oleh konsumen: a.. Konsumen mencoba untuk memenuhi suatu kebutuhan. b.. Konsumen mencari manfaat tertentu dari produk.

(35) 21. c.. Konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda untuk memberikan manfaat yang dicari untuk memenuhi kebutuhan.. 3.. Keputusan pembelian Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah persepsi konsumen tentang merek yang dipilih. Seorang konsumen cenderung akan menjatuhkan pilihannya kepada merek yang mereka sukai. Sedangkan faktor eksternal adalah sikap orang lain dan situasi yang tak terduga. Seorang konsumen yang akan melaksanakan keinginannya untuk membeli sesuatu akan membuat lima macam sub keputusan pembelian, antara lain keputusan tentang merek, keputusan pembelian dari siapa, keputusan tentang jumlah, keputusan tentang waktu pembelian dan keputusan tentang cara pembayaran.. 4.. Perilaku setelah pembelian Setelah pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu..

(36) 22. Gambar 2.2 Tahapan Proses Keputusan Pembelian Pengenalan kebutuhan. Pencarian informasi. Evaluasi atas AlternatifAlternatif. Keputusan pembelian. Evaluasi setelah pembelian Sumber : Kotler dan Armstrong (2001) 2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Berwisata Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk berwisata harus dianalisis untuk menentukan bobot masing-masing yang seimbang dengan tolak ukur yang ditetapkan, sehingga para pelaku wisata mampu memberikan pelayanan yang prima sesuai dengan karakteristik wisatawannya. Berikut ini Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedatangan Wisatawan 1.. Irasional yaitu berupa dorongan dari bawah sadar seseorang dalam memilih dan melakukan kegatan wisata: a.. Lingkup pergaulan dan ikatan keluarga.. b.. Tingkah laku prestise..

(37) 23. 2.. c.. Tiruan dan mode.. d.. Pengaguman pribadi (dalam pola tingkah laku). e.. Perasaan-perasaan keagamaan.. f.. Hubungan masyarakat dan promosi pariwisata.. g.. Iklan dan penyebaran informasi pariwisata.. h.. Kondisi ekonomi (faktor pendapatan dan biaya). Rasional ataupun dorongan yang disadari dan berasal dari dalam diri wisatawan dalam melakukan kunjungan wisata: a.. Sumber-sumber wisata (aset wisata; alam, warisan budaya, dll). b.. Fasilitas wisata (pengorganisasian industri pariwisata, transportasi). c.. Kondisi lingkungan masyarakat setempat terhadap orang asing (keramahtamahan, mudah bergaul). d.. Susunan kependudukan (umur, jenis kelamin, urbanisasi). e.. Situasi politik (kestabilannya, tingkat kebebasan warganya). f.. Keadaan geografis (jarak dari negara pasaran sumber wisata).. 2.3 Pariwisata 2.3.1 Pengertian Pariwisata Istilah pariwisata (tourism) baru muncul di masyarakat kira-kira pada abad ke-18, khususnya sesudah revolusi industri di inggris. Istilah pariwisata berasal dari dilaksanakannya kegiatan wisata (tour), yaitu perjalanan dari satu tempat ke tempat lain yang bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok,sebagai usaha untuk mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam dimensi sosial budaya, alam, dan ilmu (Kodhyat dalam Kurniasah, 2014 )..

(38) 24. 2.3.2 Industri Pariwisata Ada beberapa pengertian tentang industri pariwisata, antara lainnya sebagai kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and services) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanannya.Yoeti ( Isdarmanto 2017). Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Disebabkan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, semakin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Kegiatan industri sebenarnya sudah lama ada, yaitu sejak manusia berada di muka bumi ribuan tahun yang lalu dalam tingkat yang sangat sederhana. Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia, kegiatan industri pun tumbuh dan berkembang semakin kompleks. Riza Amelia (Isdarmanto (2017). Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata ( Undang Undang Pariwisata no 10 tahun 2009). Menurut Darmadji ( Isdarmanto (2017), pengertian industri.

(39) 25. Pariwisata adalah rangkuman dari berbagai bidang usaha yang secara bersamasama menghasilkan produk-produk dan service yang nantinya secara langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa industri dengan industri pariwisata sangat berbeda sekali, industri merupakan pengolahan barang yang belum jadi menjadi barang yang sudah jadi dan siap untuk digunakan. Sedangkan industri Pariwisata merupakan suatu industri dari serangkaian perusahan yang menghasilkan barang dan jasa yang diperuntukkan pada para wisatawan agar terpenuhi kesenangannya dalam berwisata. 2.3.3 Unsur-unsur Pariwisata Menurut Isdarmanto (2017) Pada dasarnya bagian-bagian dari gejala pariwisata terdiri dari tiga unsur utama yakni : 1.. Manusia (unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata). 2.. Tempat (unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri). 3.. Waktu (unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan itu sendiri selama berada ditempat tujuan). Pariwisata pada umumnya berkaitan dengan maksud bepergian, sifat. sementara bepergian tersebut, penggunaan fasilitas wisata, dan yang dianggap paling penting yaitu faktor kenikmatan dan perasaan yang rileks berekreasi. Kita akui kedua faktor terakhir ini bukanlah faktor kepariwisataan yang mutlak, karena orang yang berpariwisata bisnis (misalnya pelajar) haruslah pula mereka itu tetap dianggap sebagai wisatawan, meskipun dalam beberapa hal kaidah kenikmatan dan rekreasi bukanlah tujuan utama kepergian mereka..

(40) 26. Sisi lain pariwisata hendaknya dilihat dari sudut pandangan negara penerima wisatawan. Di dalam konteks ini pariwisata hendaknya dipandang sebagai suatu industri yang turut memberi andil dalam pembangunan sosial ekonomi, baik negara itu sudah maju atau sedang berkembang. Istilah industri pariwisata mungkin terasa sebagai sebutan yang agak aneh bagi mereka yang selama ini menganut batasan pengertian industri klasik , yang senantiasa berarti suatu proses dengan maksud untuk meningkatkan kekayaan. Struktur industri dapat berbeda menurut hakikat hasil produksinya dan pasaran tempat hasil produksi itu dijual. Juga struktur industri yang dibedakan berdasarkan bahan baku yang dipergunakan dan kondisi tempat bahan itu diolah. 2.4 Produk Wisata 2.4.1 Pengertian Produk Wisata Produk wisata adalah segala sesuatu dihasilkan sesuai dengan yang diperlukan oleh wisatawan dari mulai ia meninggalkan tempat tinggalnya sampai kembali ke tempat tinggalnya semula. Produk wisata dapat bersifat nyata Produk nyata (Tangible products) yang dapat langsung dilihat dan diraba sehingga wisatawan dengan melihat langsung daya tariknya apakah sesuai dengan yang diharapkan dan mampu menciptakan kepuasan wisatawan (satisfaction) (Isdarmanto 2017) . Produk wisata bukanlah suatu produk yang nyata, produk ini merupakan suatu rangkaian jasa yang tidak hanya mempunyai segi-segi yang bersifat ekonomis, tetapi juga yang bersifat sosial, psikologi dan alam, walaupun produk wisata itu sendiri sebagian besar dipengaruhi oleh tingkah laku ekonomi (Suwantoro, 2004). Sebagai komponen yang dinikmati oleh wisatawan di suatu.

(41) 27. daya tarik wisata, komponen tersebut wajib terpenuhi yaitu berupa atraksi, fasilitas dan aksesibilitas yang terdapat pada suatu destinasi pariwisata. Banyak ahli telah mengemukakan tentang teori komponen-komponen produk wisata, Menurut Yoeti (2002: 211) bahwa keberhasilan suatu tempat wisata sehingga terciptanya kawasan wisata sangat tergantung pada 3A yaitu atraksi (Attraction), mudah dicapai (Accessibility), dan fasilitas (Amenities). Menurut Cooper dkk dalam Sunaryo (2013:159) bahwa terdapat empat komponen yang harus dimiliki oleh sebuah destinasi wisata antara lain: (1). Atraksi/Attraction, seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang menawan dan seni pertunjukkan, (2). Fasilitas/Amenities, seperti tersedianya akomodasi, rumah makan, dan agen perjalanan, (3). Aksesibilitas/Acces, seperti transportasi lokal dan tersedianya pelayanan penyewaan mobil, serta tersedianya terminal maupun bandara untuk mempermudah akses menuju lokasi wisata. (4) Ancillary service yaitu organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan wisata seperti destination marketing management organization, convetional and visitor bureau. 2.5 Harga 2.5.1 Pengertian Harga Sebuah usaha agar sukses dalam bisnisnya harus mampu menetapkan harga yang tepat dan sesuai dengan target pasar berdasarkan perekonomiannya secara umum. Hal ini dapat mempengaruhi kesuksesan dan keberlanjutan suatu usaha dalam menjalankan bisnisnya dalam memasarkan produk maupun jasa yang ditawarkan..

(42) 28. Menurut Fandy Tjiptono (2015) harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau ataupun pendapatan bagi suatu usaha. Harga juga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel yang artinya dapat dilakukan perubahan dengan mudah cepat. Menurut Lupiyoadi (2013: 136) harga adalah berbagai manfaat yang dimiliki oleh suatu produk jasa yang dibandingkan dengan berbagai biaya yang ditimbulkan dalam mengkonsumsi jasa tersebut. Menurut Sutojo (2001 : 62) harga menurut konsumen adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang atau jasa. Harga bagi perusahaan adalah sejumlah uang yang ditentukan perusahaan sebagai imbalan atas barang dan jasa yang mereka perdagangkan dan sesuatu yang lain yang diadakan perusahaan untuk memuaskan keinginan konsumen. Sesuatu yang lain itu dapat berupa kebanggaan memiliki produk dan menggunakan jasa yang telah benar mereknya, jaminan mutu, perasaan aman karena memiliki produk atau menggunakan jasa tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa harga merupakan nilai yang terkandung dalam sebuah produk ataupun jasa yang dapat ditukarkan dengan sejumlah uang yang dikorbankan oleh konsumen untuk dapat menikmati produk ataupun jasa yang ditawarkan oleh sebuah usaha dalam menjalankan bisnisnya. 2.5.2 Kebijakan Menetapkan Harga Kotler (2006 : 142), dalam menyusun kebijakan penetapan harga, perusahaan harus mengikuti enam tahap prosedur, yaitu : 1.. Perusahaan memilih tujuan penetapan harga. Apakah untuk kelangsungan hidup, laba sekarang maksimum, pendapatan sekarang maksimum, atau kepemimpinan mutu produk..

(43) 29. 2.. Perusahaan memperkirakan kurva permintaan, profitabilitas kuantitas yang akan terjual pada tiap kemungkinan harga. Dalam hal ini pemasar harus memperhatikan kepekaan harga terhadap keputusan pembelian konsumen, apakah konsumen tersebut termasuk konsumen yang snop atau yang sangat sensitif harga, atau konsumen yang smart, yang membeli produk tidak hanya memandang harga tapi lebih kepada kualitasnya. Kemudian juga harus memperhatikan elastisitas harga, yaitu sejauh mana kenaikan atau penurunan harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.. 3.. Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya bervariasi pada berbagai level produksi dan akumulasi pengalaman produksi.. 4.. Perusahaan menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing.. 5.. Perusahaan menyeleksi metode penetapan harga. Apakah akan memakai metode penetration price dimana produk dijual dengan harga murah untuk menguasai pasar atau metode skimming price yaitu menjual produk dengan harga mahal karena memang untuk menjaga image bahwa produk itu termasuk produk yang mewah. Akhirnya perusahaan memilih metode harga akhir. dengan. memilih. dari. berbagai. alternatif. yang. ada. dengan. menpertimbangkan faktor psikologis pelanggan, pengaruh elemen bauran pemasaran lainnya, kebijakan perusahaan dan pengaruh harga tersebut terhadap pihak-pihak lain. Menurut Gregorius Chandra dalam Zulhamdi (2008 : 45), ada beberapa program penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan , yaitu : 1.. Penetapan harga penetrasi (Penetration Pricing). Menggunakan harga murah sebagai dasar utama untuk menstimulasi permintaan..

(44) 30. 2.. Penetapan harga paritas (Parity Pricing). Perusahaan menetapkan harga dengan tingkat yang sama atau mendekati tingkat harga pesaing.. 3.. Penetapan harga premium (Premium Pricing).Menetapkan harga diatas harga pesaing.. 2.5.3 Tujuan Penetapan Harga Menurut Purnama (2001 : 128), terdapat beberapa tujuan-tujuan dalam melakukan penetapan suatu harga, yaitu sebagai berikut : 1.. Mendapatkan posisi pasar. Penggunaan harga rendah untuk meningkatkan penjualan dan pangsa pasar. Caranya dengan melakukan perang harga dan pengurangan kontribusi harga.. 2.. Mencapai kinerja keuangan. Harga-harga dipilih untuk membantu pencapaian tujuan keuangan seperti kontribusi harga dan arus kas. Harga yang terlalu tinggi mungkin tidak akan direspon oleh para pembeli.. 3.. Penentuan posisi produk. Harga dapat digunakan untuk meningkatkan citra produk, mempromosikan kegunaan produk, menciptakan kesadaran, dan tujuan penentuan posisi lainya.. 4.. Merangsang permintaan. Harga dapat digunakan untuk mendorong para pembeli dalam mencoba sebuah produk baru atau membeli produk yang ada selama periode-periode ketika penjualan sedang lesu.. 5.. Mempengaruhi persaingan. Tujuan penetapan harga mungkin untuk mempengaruhi persaingan yang ada atau calon pembeli. Manajemen mungkin ingin menghambat pesaing yang ada sekarang agar tidak masuk ke pasar atau agar tidak melakukan potongan harga..

(45) 31. 2.6 Lokasi 2.6.1 Pengertian Lokasi Lokasi merupakan struktur fisik dari sebuah usaha yang merupakan komponen utama yang terlihat dalam membentuk kesan sebuah usaha yang dilakukan perusahaan dalam melakukan penempatan usahanya dan kegiatan dalam menyediakan saluran pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen (Utami, 2012:89). Dalam menentukan lokasi dimulai dengan memilih komunitas. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomi dan stabilitas maupun persaingan serta iklim politik (Utami, 2012:93). Menentukan lokasi tempat untuk setiap bisnis merupakan suatu tugas penting bagi pemasar, karena keputusan yang salah dapat mengakibatkan kegagalan sebelum bisnis dimulai. Memilih lokasi berdagang merupakan keputusan penting untuk bisnis yang harus membujuk pelanggan untuk datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan kebutuhannya. Pemilihan lokasi mempunyai fungsi yang strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha. Pemilihan lokasi harus memperhatikan potensi pasar yang tersedia di sekitar lokasi tersebut. 2.6.2 Posisi Lokasi Dalam Pemasaran Lokasi seringkali menentukan kesuksesan suatu jasa, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial suatu perusahaan. Lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategik seperti fleksibilitas, competitive positioning, manajemen permintaan, dan fokus. Fleksibilitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu jasa dapat bereaksi terhadap situasi ekonomi yang berubah..

(46) 32. Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital insentif, maka suatu perusahaan jasa haruslah benar-benar mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap perubahan-perubahan ekonomi, demografis, budaya, dan persaingan di masa mendatang. Competitive Positioning adalah metode-metode yang digunakan agar perusahaan dapat mengembangkan posisi relatifnya dibandingkan para pesaing. Manajemen permintaan merupakan kemampuan penyedian jasa untuk mengendalikan kuantitas, kualitas, dan timing permintaan. Tjiptono (2015:15) menjelaskan bahwa terdapat faktor-faktor dalam pemilihan tempat atau lokasi, pada penelitian ini indikator lokasi yang digunakan dalam pemilihan tempat atau lokasi adalah: 1.. Akses adalah kemudahan untuk menjangkau lokasi obyek wisata yang meliputi: a. Lokasi yang mudah dijangkau. b. Kondisi jalan menuju lokasi. c. Waktu yang ditempuh menuju lokasi.. 2.. Lalu-lintas (traffic), banyaknya orang yang lalulalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya impulse buying, Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa juga menjadi hambatan.. 3.. Visibilitas adalah lokasi obyek wisata dapat dilihat dari jalan utama dan terdapat petunjuk lokasi keberadaan obyek wisata, meliputi: a. Lokasi yang bisa dilihat dari jalan raya. b. Petunjuk yang jelas menuju lokasi ..

(47) 33. c. Tempat parkir yang luas dan aman adalah sarana tempat parkir yang luas dan terjamin keamanannya. d. Lingkungan adalah keadaan lingkungan keadaan sekitar obyek wisata, meliputi kebersihan dan kenyamanan lingkungan. 2.7 Pelayanan 2.7.1 Pengertian Pelayanan Pelayanan (service) menurut Kotler dalam Laksana (2008:85) adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Komponen pelayanan dalam bisnis tidak dapat dipisahkan baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan dagang. Untuk perusahaan jasa, pelayanan ini sebagai produk yang berdiri sendiri, sedangkan pada perusahaan dagang dan industri sebagai produk tambahan yang selalu melekat pada produk utamanya (Laksana, 2008:86). 2.7.2 Kualitas Pelayanan Menurut Zeithaml et. Al (Laksana, 2008:88), kualitas pelayanan dapat didefinisikan sebagai: “The extent of discrepancy between customers expectations or desire and their perceptions”. Dari pernyataan tersebut dikemukakan bahwa kualitas pelayanan yang diterima konsumen dinyatakan besarnya perbedaan antara harapan atau keinginan konsumen dengan tingkat persepsi mereka. Untuk dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik maka perlu dibina hubungan yang erat antar perusahaan, dalam hal ini adalah karyawan dengan pemakai jasa tersebut. Dengan demikian, maka kualitas merupakan faktor kunci.

(48) 34. sukses bagi suatu organisasi atau perusahaan, seperti dikemukakan oleh Welch (Laksana,2008:88), kualitas merupakan jaminan terbaik kita atas kesetiaan pelanggan, pertahanan terkuat kita dalam menghadapi persaingan asing dan satusatunya jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng. Mencermati 5 (lima) dimensi kualitas pelayanan yang dipaparkan Zeithaml et. Al (Laksana, 2008:88), maka peneliti dapat mencoba menjabarkan pengaruh dimensi-dimensi pelayanan tersebut terhadap kepuasan wisatawan, sebagai berikut: 1.. Reliability (kehandalan) adalah kemampuan untuk memberikan pelayanan kepada wisatawan, yang dijanjikan dengan tepat (accurately) dan kemampuan untuk dipercaya (dependably), terutama memberikan pelayanan secara tepat waktu (on time), dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal yang telah dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan setiap kali.. 2.. Responsiveness (daya tanggap) adalah kemauan atau keinginan para karyawan perusahaan penyedia pelayanan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang dibutuhkan wisatawan. Misalnya, membiarkan wisatawan menunggu, terutama tanpa alasan yang jelas akan menimbulkan kesan negatif yang tidak seharusnya terjadi. Apabila terjadi kesalahan lalu ditanggapi dengan cepat, maka tanggapan tersebut bisa menjadi sesuatu yang berkesan dan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Contoh ketika terjadi mati listrik sehingga karyawan perusahaan tidak bisa memberikan pelayanan, lalu wisatawan diberikan makan dan minum. Hal ini akan menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi wisatawan..

(49) 35. 3.. Assurance (jaminan) meliputi pengetahuan, kemampuan, keramahan, sopan, dan sifat dapat dipercaya dari kontak personal untuk menghilangkan sifat keragu-raguan wisatawan terhadap pelayanan yang diterimanya dan merasa terbebas dari bahaya dan resiko.. 4.. Empathy (empati) meliputi sikap kontak karyawan perusahaan penyedia pelayanan untuk memahami kebutuhan maupun kesulitan wisatawan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, kemudahan dalam melakukan komunikasi atau hubungan dengan wisatawan.. 5.. Tangible. (produk-produk. fisik). adalah. tersedianya. fasilitas. fisik,. perlengkapan dan sarana komunikasi, dan lain-lain yang dapat dan harus ada dalam proses pelayanan sehingga menumbuhkan kenyamanan wisatawan. 2.8 Penelitian Terdahulu Untuk memperkuat sebuah penelitian, maka diperlukan adanya penelitian terdahulu yang bertujuan untuk membandingkan penelitian tersebut dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahu yaitu sebagai berikut: 1.. Bebbie Rulita Soelistiariny (2011). Melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Brownies Amanda Pada Konsumen Cabang Abdullah Lubis” dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Adapun Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel bebas budaya, sosial, pribadi, dan psikologis secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Brownies Amanda pada konsumen cabang Abdullah Lubis. Dari keempat variabel bebas yang terdiri dari budaya, sosial,.

(50) 36. pribadi dan psikologis yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian Brownies Amanda pada konsumen cabang Abdullah Lubis adalah variabel pribadi. Melalui hasil analisis sebesar 50,1% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh berarti 50,1% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Sedangkan sisanya 49,9% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. 2.. Helena Sirait (2017) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Harga Dan Fasilitas Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Di Objek Wisata Bukit Gibeon Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir”. dengan. menggunakan metode penelitian Kuantitatif Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Pengaruh Harga terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Objek Wisata Bukit Gibeon, dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Harga berpengaruh positif terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Objek Wisata Bukit Gibeon. Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa Harga berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Objek Wisata Bukit Gibeon. Pengaruh Fasilitas terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Objek Wisata Bukit Gibeon, dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Fasilitas berpengaruh positif terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Objek Wisata Bukit Gibeon. Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa Fasilitas berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan di Objek Wisata Bukit Gibeon..

(51) 37. 3.. Bahrul Setiadi (2017). melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Harga, Lokasi Dan Fasilitas Wisata Terhadap Keputusan berkunjung Wisatawan (Studi pada Objek Wisata Pantai Tiga Warna di Kabupaten Malang) dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Adapun Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah bahwa variabel harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung pada objek wisata Pantai Tiga Warna di Kabupaten Malang. . Jika harga rendah, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan keputusan berkunjung, sebaliknya jika harga tinggi, maka keputusan berkunjung akan menurun. Variabel lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung wisatawan pada objek wisata Pantai Tiga Warna di Kabupaten Malang. Jika lokasi baik, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan keputusan berkunjung, sebaliknya jika lokasi kurang baik, maka keputusan berkunjung menurun. Variabel fasilitas wisata berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung wisatawan pada objek wisata Pantai Tiga Warna Warna di Kabupaten Malang. Jika fasilitas baik, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan keputusan berkunjung, sebaliknya jika fasilitas kurang baik, maka keputusan berkunjung menurun.. 4.. Ricky Malber Sihaloho (2014). Melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Roti Ganda Pematang siantar” yang menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan mulai awal bulan Maret hingga April 2014. Melalui sampel yang dipilih secara kebetulan ini diberikan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan seputar faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan.

(52) 38. pembelian diantaranya faktor produk, harga, lokasi dan pelayanan. maka diperoleh hasil bahwa faktor yang dominan yang menentukan proses keputusan pembelian pada toko roti ganda adalah faktor pelayanan (X4) dengan nilai 0,862 (86,2%). Selanjutnya faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah faktor harga dengan nilai 0,797 (79,7%), faktor lokasi dengan nilai 0,734 (73,4%) dan faktor produk dengan nilai 0,712 (71,2%). Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian dalam membeli roti pada Toko Roti Ganda. 5.. Ahmad Fadlan Polem (2015). Melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sayur Organik di Pasar Simpang Limun Kota Medan dengan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan hasil data yang telah diteliti, perilaku konsumen saying berpengaruh terhadap keputusan pembelian sayuran organik di pasar simpang limun Kota Medan yang terdiri dari faktor yang terdapat dalam bentuk faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis yakni : a. Keterlibatan faktor budaya pada keputusan pembelian sayur organik di pasar simpang limun kota medan tergolong cukup tinggi dikarenakan hasil dalam pembelian sayuran 0.005 (0.059 < 0.05). b. Keterlibatan faktor sosial pada keputusan pembelian sayur organik di pasar simpang limun kota medan tergolong cukup tinggi dikarenakan hasil dalam pembelian sayuran 0.005 (0.091 < 0.05)..

(53) 39. c. Keterlibatan faktor pribadi pada keputusan pembelian sayur organik di pasar simpang limun kota medan tergolong cukup tinggi dikarenakan hasil dalam pembelian sayuran 0.005 (0.490 > 0.05). d. Keterlibatan faktor psikologis pada keputusan pembelian sayur organik di pasar simpang limun kota medan tergolong tinggi dikarenakan hasil dalam pembelian sayuran 0.005 (0.750 > 0.005) Berdasarkan hasil riset penelitian mengenai Analisis Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian sayur Organik di Pasar Simpang Limun Kota Medan. Bahwasannya Faktor yang sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah faktor pribadi dengan nilai 0.005 (0.490 > 840.05) sedangkan faktor psikologi dengan nilai 0.005 (0.750 > 0.005). ini membuktikan bahwa faktor pribadi dan psikologis berpengaruh lebih besar dari pada faktor budaya dan faktor sosial, dalam pengambilan keputusan sayur-sayuran organik di pasar simpang limun kota medan..

(54) BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian merupakan alat untuk mencapai tujuan dari suatu penelitian. Bila seorang mengerjakan sesuatu hal, tentu ada tujuan yang ingin dicapai. Mencapai tujuan tersebut diperlukan metode untuk pelaksanaannya. Berhasil tidaknya capaian tersebut sangat ditentukan oleh metode yang digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang mana data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar dan tidak menekankan pada angka, dengan mengeksplorasi dan/atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam Menurut Sugiyono (2012:13), metode penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat post positivisme. Filsafat post positivisme atau yang disebut juga sebagai paradigma interpretif dan konstruksi memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistic/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian dengan metode ini tidak menetapkan penelitian hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi juga kepada keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman atau guru dalam penelitian. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pengunjung Objek wisata Zia Coffee Siosar, Puncak 2000. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan dengan mengumpulkan. 40.

(55) 41. data melalui wawancara secara langsung kepada informan Zia Coffee. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2021 sampai dengan Agustus 2021. 3.3 Informan Penelitian Menurut. Moleong. (2006;132). dalam. buku. Metode. Penelitian. Kualitatif,”Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian.” Selain itu Andi (2010;147) dalam buku Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif menjelaskan bahwa, “Informan adalah orang yang diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian.” Informan dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana langkah yang ditempuh agar data atau informasi dapat diperoleh. Informan dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga jenis yaitu informan kunci, informan utama, dan informan tambahan. 1.. Informan Kunci Menurut Moleong (2006;146) informan kunci (key informan) adalah informan yang memiliki informasi secara menyeluruh tentang permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Informan kunci bukan hanya mengetahui tentang kondisi/yang terjadi pada Zia Coffee secara garis besar, tetapi juga memahami informasi tentang informan utama. Adapun informan kunci dalam penelitian ini adalah Owner yang diwakilkan oleh manajer operasional pada Objek Wisata Zia Coffee, Siosar Puncak 2000. Dari informan kunci ini diharapkan akan diketahui dan ditemukan tentang bagaimana upaya-upaya dan usaha-usaha yang telah dilakukan oleh Zia Coffee dalam hal menarik.

(56) 42. minat dan memunculkan ketertarikan pada diri konsumen untuk datang dan berkunjung di Zia Coffee 2.. Informan Utama Menurut Moleong (2006;180) informan utama adalah orang yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang akan diteliti. Adapun pada penelitian ini yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah Adapun yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di objek wisata Zia Coffee sebanyak 2 orang yang memiliki pengalaman bekerja yang cukup lama di Zia Coffee sehingga dirasa dapat memberikan informasi tambahan. Dari informan utama ini, peneliti mengharapkan akan mendapatkan informasi tambahan mengenai pengaruh dari faktor produk wisata, harga, lokasi, dan pelayanan yang dimiliki Zia Coffee dalam pengambilan keputusan konsumen dalam melakukan kunjungan ke Zia Coffee.. 3.. Informan Tambahan Menurut Moleong (2006;209) informan tambahan adalah orang yang dapat memberikan informasi tambahan sebagai pelengkap analisis dan pembahasan dalam sebuah penelitian kualitatif. Informan tambahan kadang memberi informasi yang tidak diberikan oleh informan kunci maupun informan utama. Informan tambahan pada penelitian ini adalah pengunjung ataupun wisatawan yang ditemui secara langsung pada saat penelitian ini dilakukan di lokasi objek wisata Zia sejumlah 5 orang. Dari informan tambahan, diharapkan akan diketahui dan ditemukan tentang seberapa besar pengaruh dari faktor produk.

Gambar

Gambar 4.1  Logo Zia Coffee
Gambar 1. Foto bersama dengan pengunjung Objek Wisata Zia Coffee  sebagai Narasumber penelitian  atas nama Tasya
Gambar 3. Foto bersama dengan pengunjung Objek Wisata Zia Coffee  sebagai narasumber penelitian atas nama Ahmad Idris
Gambar 5. Foto bersama dengan pengunjung Objek Wisata Zia Coffee  sebagai narasumber penelitian atas nama Elias Barus
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian telepon selular merek Mito.. Teknik

Berdasarkan hasil analisis proses pengambilan keputusan dan preferensi konsumen terhadap objek wisata pemancingan Fishing Valley Bogor, maka dapat disimpulkan bahwa

Pada suatu kegiatan pemasaran, terdapat faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi pengunjung objek wisata kawah ijen Banyuwangi. Hasil analisis dari observasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa dari faktor produk, harga, lokasi dan pelayanan yang paling dominan mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan