• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Penelitian Terdahulu

Střeleček, et al (2011) menganalisis faktor-faktor yang berdampak kepada

rasio tingkat kapitalisasi lahan pertanian di Republik Ceko, diperoleh hasil bahwa harga lahan pertanian dipengaruhi oleh lokasi, ukuran dan tujuan penggunaannya.

Harga pasar lahan pertanian menunjukkan perbedaan yang signifikan dari tahun ke tahun. Rasio antara sewa lahan dan harga pasar lahan atau yang biasa disebut sebagai tingkat kapitalisasi telah meningkat terus sejak tahun 2003 hingga 2006 yaitu sebesar 1,43% hingga 2,06%.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Engindeniz, et al (2010) dalam penilaian kebun zaitun di Turki dengan menggunakan pendekatan kapitalisasi pendapatan dari 55 petani yang dipilih secara acak diperoleh hasil rata-rata tingkat kapitalisasi kebun zaitun adalah sebesar 5,32%.

Penelitian oleh Fawaiq (2009) yang bertujuan untuk menganalisis tingkat kapitalisasi lahan pertanian dengan estimasi harga sewa lahan di Kecamatan Lape Kabupaten Sumbawa, diperoleh hasil bahwa setiap variabel bebas seperti luas lahan pertanian, jumlah sumber air dan ketersediaan jalan tani berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga sewa lahan pertanian dengan daya jelas sebesar 95,2% .

Subechan (2008) melakukan penelitian tentang tingkat kapitalisasi tanah pertanian tebu berdasarkan estimasi nilai sewa tanah di Kabupaten Lampung Utara.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kapitalisasi tanah pertanian tebu di Kabupaten Lampung Utara sebesar 5,11%. Tingkat kapitalisasi wilayah Sungkai Utara sebesar 4,74% , Bunga Mayang sebesar 5,51%. Melalui analisis regresi diperoleh bahwa luas tanah, jarak ke pabrik gula serta lebar jalan

menuju tanah pertanian mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kapitalisasi dengan daya jelas 86,39%

Harjanto (2007) meneliti tentang tingkat kapitalisasi berbagai jenis penggunaan properti untuk penentuan zona nilai lahan di Kota Yogyakarta. Dari hasil penelitian, khususnya properti jenis penggunaan lahan pertanian dengan menggunakan 46 sampel, disimpulkan bahwa variabel luas lahan, jarak ke Central Business District (CBD), lebar jalan, ketersediaan irigasi dan kondisi lahan berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan sewa bersihnya.

Nugroho (2007) melakukan analisis tingkat kapitalisasi berdasar estimasi nilai sewa lahan pertanian kebun salak pondoh di Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2006 – 2007. Hasil penelitiannya adalah rata-rata tingkat kapitalisasi lahan pertanian kebun salak pondoh di Kabupaten Sleman adalah sebesar 2,91%, dan terdapat perbedaan yang nyata rata-rata tingkat kapitalisasi di ketiga wilayah penelitian. Rata-rata tingkat kapitalisasi tertinggi adalah di Kecamatan Turi yang merupakan wilayah produsen salak pondoh terbesar yaitu sebesar 3,42%, Kecamatan Tempel sebesar 3,08%, dan Kecamatan Pakem sebesar 2,41%. Berdasar analisis regresi diperoleh hasil bahwa model yang paling sesuai untuk mendapatkan estimasi nilai sewa lahan pertanian khususnya pertanian kebun salak pondoh adalah model linier log-log dengan daya jelas (R²) sebesar 82,71%.

Widiyatmoko (2007) melakukan penelitian tingkat kapitalisasi lahan pertanian tembakau melalui estimasi nilai sewa dasar lahan di Kabupaten Temanggung. Hasil penelitiannya adalah rata-rata tingkat kapitalisasi lahan pertanian tembakau di Kabupaten Temanggung sebesar 4,13%, tingkat kapitalisasi

terendah 2,05% dan tertinggi 5,18%. Tingkat kapitalisasi wilayah Lamsi sebesar 4,22%, Tionggang sebesar 4,13% dan Paksi sebesar 4,05%. Melalui analisis regresi diperoleh bahwa luas lahan, jarak ke jalan raya serta variabel dummy wilayah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai sewa dasar lahan pertanian dengan daya jelas 80,34%.

Khristiana (2006) melakukan penelitian tingkat kapitalisasi lahan pertanian bawang merah di Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes tahun 2006. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 bagian, yaitu analisis regresi linier berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai sewa lahan pertanian. Analisis statistik dipakai untuk menghitung tingkat kapitalisasi lahan pertanian bawang merah di Kecamatan Brebes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan analisis regresi diperoleh hasil bahwa luas lahan, produktifitas, jarak CBD, fasilitas irigasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai sewa lahan di Kabupaten Brebes dan rata-rata hitung tingkat kapitalisasi nilai lahan pertanian di Kabupaten Brebes adalah 1,70% dengan standar deviasi 0,67%, Tingkat kapitalisasi terendah sebesar 0,47% dan tertinggi 3,03%.

Duffy dan Holste (2005) melakukan penelitian terhadap lahan pertanian di Iowa-Amerika Serikat, untuk mengestimasi tingkat kembalian (rate of return)-nya dilihat dari perspektif investor dan petani. Pertanian yang di teliti adalah pertanian tanaman jagung (corn), kacang kedelai (soybean), gandum (oat), pertanian rumput (hay) dan jerami (straw) menggunakan metode kapitalisasi dimana besar tingkat kembalian yang diestimasi adalah tingkat kapitalisasi dari lahan pertanian tersebut.

Hasil penelitiannya menggambarkan bahwa rata-rata pengembalian lahan pertanian di Iowa adalah sebesar 3,9%, sementara untuk petani dengan kepemilikan lahan

estimasi tingkat kapitalisasi dilakukan melalui tiga scenario harga, dan dihasilkan kesimpulan bahwa rata-rata tingkat kapitalisasi dengan skenario harga tinggi (high scenario) adalah 12,4% dengan range antara 10,1% - 16,2%, skenario menengah (medium scenario) adalah 5,9% dengan range antara 4,6% - 9,1%, dan dengan skenario rendah (low scenario) tingkat kapitalisasi yang dihasilkan adalah 5%

dengan range antara 3,8% - 7,8%.

Nawawi (2005) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis tingkat kapitalisasi lahan perkebunan kopi di Kabupaten Lampung Selatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kapitalisasi perkebunan kopi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian yaitu analisis statistik yang dipakai untuk mengukur tendensi sentral dan kenormalan distribusi, tingkat kapitalisasi serta analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor tersebut. Hasil penelitiannya adalah rata-rata hitung tingkat kapitalisasi lahan perkebunan kopi di Kabupaten Lampung Selatan secara umum sebesar 7,89%. Melalui analisis regresi log-lin diperoleh hasil bahwa secara parsial jarak perkebunan kopi ke pelabuhan tidak signifikan, sedangkan luas lahan, jarak perkebunan ke jalan besar dan produktivitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kapitalisasinya dan secara bersama-sama memberi pengaruh nyata terhadap tingkat kapitalisasi lahan perkebunan kopi di Kabupaten Lampung Selatan dengan daya jelas sebesar 83,06%.

Fathullah (2004) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kapitalisasi lahan pertanian di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dengan menggunakan 70 sampel. Hasil penelitiannya adalah rata-rata tingkat kapitalisasi tanah pertanian di Kabupaten Magelang adalah 5,19%,

distribusi yang normal dan tidak terdapat regresifitas/progresifitas yang cukup nyata. Berdasarkan hasil regresi diperoleh hasil bahwa, model yang paling sesuai untuk menunjukkan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti adalah model linear dengan daya jelas (R2) sebesar 83,09%.

Helmers (2004) melakukan penelitian tentang penilaian lahan pertanian dan model kapitalisasi pendapatan. Penelitian ini menjelaskan bahwa pendapatan (income) adalah pengembalian bersih dari aset lahan pertanian, yang dapat diestimasi dari pendapatan bersih pemilik atas lahan pertanian. Alternatif dari pendapatan bersih yang sering digunakan adalah nilai sewa bersih lahan pertanian.

Dijelaskan lebih lanjut bahwa perubahan kondisi ekonomi akan mempengaruhi nilai lahan pertanian dan tingkat kapitalisasinya.

Simond (1999), meneliti tentang keakuratan metode kapitalisasi langsung dan yield capitalization pada industry electric di Amerika Serikat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lokasi, waktu dan kondisi ekonomi, dianalisis dengan mengestimasi rata-rata rasio pendapatan dengan harga produk electric yang kemudian dilihat garis nilainya. Hasilnya diketahui bahwa metode kapitalisasi langsung adalah lebih akurat dibandingkan metode yield capitalization.

Penelitian terdahulu dapat dirangkum seperti terlihat pada Tabel 2.1. di bawah ini :

Tabel 2.1. Matriks Penelitian Terdahulu

lahan pertanian dipengaruhi oleh lokasi, ukuran dan tujuan penggunaannya. Harga pasar lahan pertanian menunjukkan perbedaan yang signifikan dari tahun ke tahun. Rasio antara sewa lahan dan harga pasar lahan atau yang biasa disebut sebagai tingkat kapitalisasi telah

hasil rata-rata tingkat kapitalisasi kebun zaitun adalah sebesar 5,32%.

3 Subechan (2008) Analisis tingkat kapitalisasi tanah pertanian tebu berdasarkan estimasi nilai sewa tanah di Kabupaten Lampung Utara

Regresi berganda bahwa luas tanah, jarak ke pabrik gula serta lebar jalan menuju

Regresi berganda bahwa setiap variabel bebas seperti luas lahan pertanian, jumlah sumber air dan ketersediaan jalan tani berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga sewa lahan pertanian dengan daya jelas sebesar 95,2% .

5 Harjanto (2007) Kapitalisasi Berbagai Jenis Penggunaan Properti dalam Rangka Penentuan Zona Nilai Lahan Di Kota Yogyakarta

Regresi Berganda bahwa variabel luas lahan, jarak ke Central Business District (CBD), lebar jalan, ketersediaan irigasi dan kondisi lahan berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan sewa bersihnya.

6 Nugroho (2007) Analisis Tingkat Kapitalisasi Berdasar Estimasi Nilai

Regresi Berganda rata-rata tingkat kapitalisasi lahan pertanian kebun salak pondoh di Kabupaten Sleman adalah sebesar 2,91%, dan terdapat perbedaan yang nyata rata-rata tingkat kapitalisasi di ketiga wilayah penelitian.

Regresi Berganda rata-rata tingkat kapitalisasi lahan pertanian tembakau di Kabupaten 4,05%. Melalui analisis regresi diperoleh bahwa luas lahan, jarak ke jalan raya serta variabel dummy wilayah mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap nilai sewa dasar lahan dengan daya jelas 80,34%.

8 Khristiana (2006) Analisis tingkat kapitalisasi lahan pertanian bawang

luas lahan, produktifitas, jarak CBD, fasilitas irigasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai sewa lahan di Kabupaten Brebes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hitung tingkat kapitalisasi nilai lahan pertanian di Kabupaten Brebes adalah 1,70% dengan standar deviasi 0,67%, Tingkat kapitalisasi terendah sebesar 0,47% dan tertinggi 3,03%, serta

Regresi Berganda rata-rata pengembalian lahan pertanian di Iowa adalah sebesar 3,9%, sementara untuk petani dengan kepemilikan lahan estimasi tingkat kapitalisasi dilakukan melalui tiga scenario harga, dan dihasilkan kesimpulan bahwa rata-rata tingkat kapitalisasi dengan skenario harga tinggi (high scenario) adalah 12,4% dengan range antara 10,1% - 16,2%, skenario menengah (medium scenario) adalah 5,9% dengan range antara 4,6% - 9,1%, dan dengan skenario rendah (low scenario) tingkat kapitalisasi yang dihasilkan adalah 5% dengan range antara 3,8% - 7,8%. kopi di Kabupaten Lampung Selatan secara umum sebesar 7,89%. Melalui analisis regresi log-lin diperoleh hasil bahwa secara parsial jarak perkebunan kopi ke pelabuhan tidak signifikan, sedangkan luas lahan, jarak perkebunan ke jalan besar dan produktivitas mempunyai lahan perkebunan kopi di Kabupaten Lampung Selatan dengan daya jelas sebesar 83,06%.

Regresi Berganda rata-rata tingkat kapitalisasi tanah pertanian di Kabupaten Magelang

menunjukkan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti adalah model linear dengan daya jelas (R2) sebesar 83,09%.

12 Helmers (2004) Land Valuation and The Income Capitalization Model

Regresi Berganda perubahan kondisi ekonomi akan mempengaruhi

nilai lahan pertanian dan tingkat kapitalisasinya.

13 Simond (1999) Accuracy of The Yield and Direct Capitalization Methods:

A Twenty-Year Study of The Electric Utility Industry

Studi komparatif bahwa metode kapitalisasi langsung adalah lebih akurat dibandingkan metode yield capitalization.

Dokumen terkait