• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etty M. Nasser dan Titik Aryati (2000) meneliti model analisis CAMEL untuk memprediksi Financial Distress pada sektor perbankan yang Go Public. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah rasio-rasio keuangan yang diukur dengan rasio CAMEL berbeda secara signifikan antara bank yang sehat dengan Bank yang gagal. Selain itu juga dilakukan pengujian untuk melihat rasio keuangan mana saja yang mendiskriminankan antara bank yang sehat dengan bank yang gagal (financial distress). Ada 13 variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini ,

yaitu CAR1, CAR2, ETA, RORA, ALR, NPM, OPM, ROA, ROE, BOPO, PBTA, EATAR,dan LDR model yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat analisis dan multivariate analisis. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel yang signifikan pada a = 5% untuk data empat tahun sebelum bangkrut adalah EATAR dan OPM. Variabel yang lain ternyata tidak signifikan. Pengujian diskriminan menunjukkan variabel EATAR dan PBTA mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan bank. Nilai z-score untuk bank yang sehat minus 0,543 sedangkan bank yang gaga 0,483. Dari hasil klasifikasi ternyata persentase ketepatannya untuk empat tahun sebelum bangkrut 67,6%.

Titik Aryati dan Hekinus Manao (2002) meneliti rasio keuangan sebagai prediktor bank bermasalah di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah rasio-rasio keuangan yang diukur dengan rasio CAMEL berbeda secara signifikan antara bank yang sehat dengan bank yang gagal. Selain itu juga dilakukan pengujian untuk melihat rasio keuangan mana saja yang mendiskriminankan antara bank yang sehat dengan bank yang gagal. Ada tujuh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional, rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar, dan rasio kredit terhadap dana yang diterima. Adapun model yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat analisis dan multivariat diskriminan analisis. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel yang signifikan pada a = 5% untuk data lima tahun sebelum bangkrut adalah

CAR, RORA, ROA, rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar, dan rasio kredit terhadap dana yang diterima. variabel yang lain yaitu NPM dan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional ternyata tidak signifikan. Sedangkan untuk data satu tahun sebelum bangkrut ternyata variabel yang signifikan adalah rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional, rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar, rasio kredit terhadap dana yang diterima, ROA, dan RORA. Pengujian diskriminan menunjukkan variabel ROA dan rasio kredit terhadap dana yang diterima yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan bank. Nilai z-score untuk bank yang sehat 0,176 sedangkan bank yang gagal -0,359. Dari hasil klasifikasi ternyata persentase ketepatannya untuk satu tahun sebelum bangkrut 82%, sedangkan untuk dua tahun dan tiga tahun sebelum bangkrut tingkat ketepatannya 69,1% dan 65,3%.

Almalia dan Herdingningtyas (2005) meneliti analisis rasio CAMEL terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembaga perbankan periode 2000-2002. Jumlah sampel akhir yang terpilih sebanyak 24 bank umum swasta nasional yang terdaftar di Direktori Perbankan Indonesia dalam kurun waktu 2000-2002 yang terdiri dari 16 bank kondisi tidak bermasalah dan 8 bank kondisi bermasalah. Penelitian ini menggunakan variabel CAR, ATTM, APB, NPL, PPAPAP, PemenuhanPPAP, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR. Alat analisis yang digunakan yaitu uji Kolmogorov Smirnov untuk melakukan uji beda (nonparametrik atau parametrik) dan regression logistic. Hasilnya yaitu dari 11 rasio keuangan CAMEL yaitu CAR, ATTM, APB, NPL, PPAP terhadap Aktiva Produktif, PemenuhanPPAP, ROA, ROE, NIM, BOPO,

LDR, rasio yang memiliki perbedaan yang signifikan antara bank-bank kategori bermasalah dan tidak bermasalah periode 2000–2002 adalah CAR, APB, NPL, PPAPAP, ROA, NIM, BOPO.

Titik Aryati dan Shirin Balafif (2007) meneliti analisis faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan bank dengan regresi logit. Penelitian ini membahas dampak probabilitas tingkat kesehatan bank menggunakan analisis rasio CAMEL. Metode statistik digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, yaitu regresi Logit. Variabel dependen yang digunakan adalah tingkat kesehatan bank dan variabel independen adalah rasio CAMEL. Data penelitian diambil dari laporan keuangan yang telah diterbitkan dan diakumulasi oleh biro penelitian majalah Infobank, berdasarkan kebijakan Bank Indonesia. Sampel terdiri dari 60 bank sehat dan 14 bank tidak sehat pada tahun 2005 dan 2006. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, LDR, dan Jenis Bank. Hasil empiris penelitian ini mengindikasikan bahwa NPL adalah variabel yang signifikan yang mempengaruhi tingkat kesehatan bank, sedangkan CAR, NIM, ROA, ROE, LDR menunjukkan hasil yang tidak signifikan atau tidak ada pengaruh probabilitas bank sehat dan tidak sehat.

Titis Juniarsi AS dan Agus Endro Suwarno (2005) meneliti rasio keuangan sebagai prediksi kegagalan pada bank umum swasta nasional non devisa di Indonesia. Jumlah sampel akhir yaitu 44 Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa tahun 1997- 2000. Alat analisis yang digunakan yaitu uji rank wilcoxon dan uji regresi log. Penelitian ini menggunakan variabel CAR, RORA, RCP, NRF, PBAP, ROTA, FBS,

NPM, ROE, BOPO, LDR, SIZE, dan GR. Berdasarkan uji rank wilcoxon hasilnya menunjukkan bahwa CAR, RORA, NRF, PBAP, ROTA, NPM, ROE, BOPO, LDR, SIZE, dan GR berbeda secara signifikan antara bank yang survive dan bank yang gagal, sedangkan RCP dan FBS tidak berbeda secara signifikan. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat prediksi kegagalan bank.

Penny Mulyaningrum (2008) meneliti pengaruh rasio keuangan terhadap kebangkrutan bank di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rasio keuangan bank untuk memprediksi kebangkrutan bank di Indonesia. Variabel yang digunakan sejumlah tujuh rasio keuangan bank yakni CAR, LDR, NPL, BOPO, ROA, ROE dan NIM. Data penelitian diperoleh secara sensus yang berarti keseluruhan populasi digunakan dalam penelitian yang sejumlah 130 bank pada tahun 2006. Alat analisis yang digunakan adalah regresi logit. Hasil uji multivariate memperlihatkan bahwa variabel LDR signifikan berpengaruh terhadap profitabilitas kebangkrutan bank di Indonesia pada α = 5% namun tidak mempunyai tanda yang sama dengan yang diprediksikan. Variabel CAR, NPL, BOPO, ROE, dan NIM mempunyai tanda yang sama dengan yang diprediksikan namun tidak signifikan. Variabel ROA tidak signifikan dan mempunyai tanda yang berbeda dengan yang diprediksikan. Secara umum, hasilnya tidak menerima keseluruhan Ha.Ketepatan prediksi kebangkrutan bank tahun 2006 sebesar 94.6%. Tingkat kesalahan yang dilakukan dalam memprediksi kebangkrutan adalah tipe II yaitu bank yang diprediksi bangkrut ternyata tidak bangkrut.

Aprilia Dewi (2010) meneliti rasio keuangan versi Bank Indonesia versus infobank. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan bank versi Bank Indonesia dan versi Infobank. Selain itu juga untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan tingkat kesehatan bank berdasarkan rasio keuangan versi Bank Indonesia versus Infobank. Populasi penelitian ini adalah seluruh bank umum konvensional di Indonesia yang terdaftar di Direktori Perbankan Indonesia dan majalah Infobank periode 2005-2008. Berdasarkan metode purposive sampling, sampel yang terpilih sebanyak 88 bank umum konvensional di Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi logistik untuk menganalisis apakah rasio keuangan CAR, NPL, PemenuhanPPAP, BOPO, NIM, ROA, ROE, LDR berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank baik versi Bank Indonesia maupun versi Infobank. Penelitian ini juga menggunakan T- Test untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan tingkat kesehatan bank berdasarkan rasio keuangan versi Bank Indonesia versus Infobank. Hasil dari analisis regresi logistik versi Bank Indonesia menunjukkan bahwa hanya 2 rasio keuangan yang berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank yaitu NPL dan ROE. Sedangkan versi Infobank, ada 3 rasio keuangan yang berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank yaitu NPL, ROA, dan LDR. Dari hasil T-Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kesehatan bank berdasarkan rasio keuangan versi Bank Indonesia versus Infobank.

Tabel 2.9 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti / Judul Variabel Alat Analisis Hasil Penelitian 1. Etty M. Nasser

dan Titik Aryati (2000) Model analisis CAMEL untuk memprediksi Financial Distress pada sektor perbankan yang Go Public CAR1, CAR2, ETA, RORA, ALR, NPM, OPM, ROA, ROE, BOPO, PBTA, EATAR, dan LDR Univariat analisis dan multivariat diskriminan analisis

Variabel yang signifikan untuk data empat tahun sebelum bangkrut adalah EATAR dan OPM, sedangkan variabel yang lain tidak signifikan. Pengujian diskriminan menunjukkan variabel EATAR dan PBTA mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan bank.

2. Titik Aryati dan Hekinus Manao (2002) Rasio keuangan sebagai prediktor bank bermasalah di Indonesia. CAR, RORA, NPM, ROA, BOPO, Rasio Kewajiban Bersih Call Money terhadap Aktiva Lancar (LQ1), Rasio Kredit terhadap Dana yang Diterima (LQ2) Uji univariat dan uji multivariat dengan menggunakan linier discriminant analysis

CAR, RORA, ROA, rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar (LQ1), dan rasio kredit terhadap dana yang diterima

(LQ2) menunjukkan pengaruh yang signifikan antara bank yang sukses dan bank yang gagal untuk lima tahun sebelum gagal. Variabel yang lain yaitu NPM dan BOPO ternyata tidak signifikan. Sedangkan untuk data satu tahun sebelum gagal terntaya variabel yang signifikan adalah rasio BOPO, rasio call money terhadap aktiva lancar (LQ1) rasio kredit terhadap dana yang diterima, ROA, dan RORA.

3. Almalia dan Herdingningtyas (2005) Analisis rasio CAMEL terhadap prediksi kondisi bermasalah pada lembaga perbankan periode 2000- 2002 CAR, ATTM, APB, NPL, PPAPAP, Pemenuhan PPAP, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR Uji Kolmogorov Smirnov dan regression logistic

Dari 11 rasio keuangan CAMEL yaitu CAR, ATTM, APB, NPL, PPAP terhadap Aktiva Produktif, Pemenuhan PPAP, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR, rasio yang memiliki perbedaan yang signifikan antara bank-bank kategori bermasalah dan tidak bermasalah dan tidak bermasalah periode 2000- 2002 adalah CAR, APB, NPL, PPAPAP,ROA, NIM, BOPO.

4. Titik Aryati dan Shirin Balafif (2007) Analisis faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan bank dengan regresi logit CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR Uji regresi logistik Rasio NPL memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas sehat dan tidak sehat pada bank tersebut, sedangkan rasio NPL, ROA, ROE, LDR, dan NIM menunjukkan hasil yang tidak signifikan atau tidak ada pengaruh probabilitas bank sehat dan tidak sehat.

5. Titis Juniarsi AS dan Agus Endro Suwarno (2005) Rasio keuangan sebagai prediksi kegagalan pada bank umum swasta nasional non devisa di Indonesia CAR, RORA, RCP, NRF, PBAP, ROTA, FBS, NPM, ROE, BOPO, LDR, SIZE, dan GR Uji Rank Wilcoxon dan Uji Regresi Logistik

Hasil uji rank wilcoxon menunjukkan bahwa CAR, RORA, NRF, PBAP, ROTA, NPM, ROE, BOPO, LDR, SIZE dan GR berbeda secara signifikan antara bank yang survive dan bank yang gagal, sedangkan RCP dan FBS tidak berbeda secara signifikan.

6. Penny Mulyaningrum (2008) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kebangkrutan Bank di Indonesia Rasio CAR, LDR, NPL, BOPO, ROA, ROE dan NIM Analisis regresi logistik Dari 7 rasio keuangan CAR, LDR BOPO, NPL, ROA, ROE, dan NIM, hanya rasio yang signifikan hanya LDR.

7. Aprilia Dewi (2010) Rasio keuangan versi Bank Indonesia versus infobank CAR, NPL, PPAP, BOPO, NIM, ROA, ROE, LDR Uji regresi logistik dan uji beda T-test

CAR, PPAP, NIM, berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. BOPO, ROA, LDR, berpengaruh negatif tapi tidak signifikan. Sedangkan NPL berpengaruh negatif signifikan dan ROE berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat

kesehatan bank.

Sumber : Disusun Penulis, 2013 2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis pertautan antarvariabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antarvariabel independen dengan variabel dependen. Kerangka konseptual dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y) Rasio CAMELS H1 H2 H3 H4 H5 H6 H5 2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dirumuskan sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang diteliti. Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dengan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang masih harus diuji. Jika hipotesis telah diuji dan terbukti kebenarannya, maka hipotesis tersebut menjadi sebuah teori. Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai adalah:

H1 : Rasio CAR (X1) berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank H2 : Rasio NPL (X2) berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank H3 : Rasio NPM (X3) berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank H4 : Rasio NIM (X4) berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank H5 : Rasio BOPO (X5) berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank H6 : Rasio LDR (X6) berpengaruh terhadap Tingkat Kesehatan Bank.

Tingkat

Dokumen terkait