• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.10 Penelitian Terdahulu

2.9 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat diukur dengan indikator utama yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) (BPS, Kabupaten Cilacap 2012). PDRB baik atas dasar harga berlaku ataupun atas dasar harga konstan dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi sebuah daerah/Kabupaten. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.

PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahunnya. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertambahan ekonomi dari tahun ke tahun.

2.10Penelitian Terdahulu

Penelitian dengan pendekatan alat analisis Shift Share, Tipologi Klassen, Loqation Quentient sudah pernah dilakukan, sehingga hasil penelitian yang pernah dilakukan tersebut dapat dijadikan dasar dan bahan pertimbangan dalam mengkaji penelitian ini. Beberapa penelitian-penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan adalah:

25 1. Jelita Septina Jamalia tahun 2011, dengan judul studi pengembangan wilayah kota tangerang selatan melalui pendekatan sektor-sektor unggulan. Dalam penelitian ini digunakan alat analisis Shift share dan LQ. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sektor pertanian adalah sektor unggulan dalam perekonomian Tangerang Selatan. Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian Jelita Septina Jamalia adalah obyek dalam penelitian, jika dalam penelitian Jelita Septina Jamalia obyek penelitian adalah Sektor pembentuk PDRB, sedangkan dalam penelitian penulis obyek penelitian adalah sub sektor dalam sektor pertanian. Selain itu data time-series yang digunakan dalam penelitian penulis pun jauh lebih lama, yaitu data time-series dari tahun 2002-2013. Serta tempat penelitian. Hasil dari penelitian Jelita Septina Jamalia adalah berdasarkan hasil analisis LQ sektor-sektor ungguluan di Kota Tangerang Selatan pada periode 2007-2008 adalah sektor keuangan, sektor persewaan dan jasa perusahaan, sektor jasa-jasa, sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor perdagangan hotel dan restoran, dan sektor listrik gas dan air bersih. Berdasarkan analisis shift share presentase pertumbuhan total PDRB perubahan sektor-sektor ekonomi di Kota Tangerang Selatan periode 2007-2008 menunjukan peningkatan kontribusi sebesar 7,24 persen. Presentase terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan presentase sebesar 14,66 persen. Berdasarkan pertumbuhan proporsional shift share dihasilkan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki pertumbuhan proporsional yang paling cepat.

26 Berdasarkan analisis shift share pula dihasilkan pertumbuhan wilayah yang memiliki daya saing tertinggi adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. 2. Fitria Mega Sari tahun 2012, dengan judul penelitian peran sub sektor

pertanian dalam perekonomian Kabupaten Bogor tahun 2008-2010. Penelitan Fitria Mega Sari adalah penelitian yang memiliki kesamaan dari segi alat analisis yang dipergunakan. Perbedaaan penelitian penulis dan penelitian Fitria Mega Sari adalah pada wilayah penelitian dan data time series yang dipergunakan data time series pada penelitian Fitria hanya 3 tahun sedangkan penulis menggunakan data time series 12 tahun. Perbedaan Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukan sub sektor peternakan dan kehutanan sebagai sub sektor yang potensional atau masih dapat dikembangkan. Dengan menggunakan analisis shift share sub sektor tanaman bahan pangan dan sub sektor perikanan mengalami pertumbuhan yang cepat. Berdasarkan hasil perhitungan Location Quetient sub sektor basis yaitu sub sektor tanaman perkebunan dengan nilai LQ sebesar 1,72, sub sektor peternakan dengan nilai LQ 2,14, dan sub sektor perikanan dengan nilai LQ sebesar 1,64.

3. Hilal Almulaibari tahun 2011, dengan judul analisis potensi pertumbuhan ekonomi Kota Tegal tahun 2004-2008. Perbedaan penelitian penulis dengan penelitian Hilal Almulaibari selain wilayah penelitian dan data time series yang digunakan perbedaan juga terdapat pada sektor ekonomi yang diteliti, jika pada penelitian sektor ekonomi yang diteliti oleh Hilal Almulaibari adalah sektor-sektor pembentuk PDRB Kota Tegal pada penelitian Penulis sektor ekonomi yang diteliti adalah semua sub sektor dalam sektor pertanian.

27 Berdasarkan analisis LQ Menunjukan bahwa Kota Tegal memiliki sektor basis yaitu sektor listrik, gas dan air; transportasi dan komunikasi; keuangan; konstruksi; dan perdagangan. Berdasarkan analisis Shift Share bahwa nilai proportional positif adalah sektor listrik, gas dan air; sektor konstruksi; sektor perdagangan; sektor transportasi dan komunikasi; sektor keuangan dan sektor jasa-jasa. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukan ada tiga sektor yang menunjukan sektor industri, sektor bangunan dan sektor perdagangan sebagai sektor potensional.

4. Nudiatulhuda Mangun tahun 2007 dengan judul analisis potensi ekonomi Kabupaten dan Kota di Provinsi Sulawesi Tengah. Perbedaan penelitan penulis dan penelitian Nudiatulhuda Mangun adalah pada obyek penelitian. Pada penelitan Nudiatulhuda mangun obyek yang diteliti adalah wilayah Kabupaten dan Kota di Provinsi Sulawesi Tengah. Sedangkan dalam penelitian penulis obyek penelitian adalah sub sektor dalam sektor pertanian. Perbedaan juga terdapat pada salah satu alat analisis yang digunakan pada penelitian Nudiatulhuda digunakan alat analisi overlay untuk melihat wilayah yang memiliki potensi daya saing kompetitif dan komparatif. Hasil analisis overlay menunjukkan tidak satupun mempunyai potensi daya saing kompetitif dan komparatif. Hasil analisis Shift Share menunjukkan tidak terdapat satupun Kabupaten/Kota yang memiliki sektor yang mempunyai keunggulan kompetitif, tetapi hanya memiliki spesialisasi. Berdasarkan Tipologi Klassen terdapat 3 Kabupaten/Kota yang termasuk daerah maju tertekan, sedangkan 7 Kabupaten lainnya masuk daerah relatif tertinggal. Sektor perdagangan

Dokumen terkait