• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Penelitian Terdahulu

1. Rovianty, Andi Novi ; 2007-03 ; Analisis Penerapan Material

Requirement Planning (MRP) dalam Upaya Mengendalikan Persediaan Bahan Baku Daging Pada Long Horn Steak & Ribs

Ringkasan :

Pada Long Horn Steak & Ribs, proses pengendalian persediaan bahan baku berdasarkan atas adanya pesanan dari konsumen dan melakukan pemesanan rata-rata 88 kali setiap bulannya untuk 14 jenis daging yang berbeda. Biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah Rp 304.585.650,-.

Dengan menerapkan metode Material Requirement Planning dalam mengendalikan persediaan bahan baku maka harga yang dikeluarkan adalah: Metode Lot-For-Lot : Rp 280.145.850,- Metode Economic Order Quantity : Rp 295.533.893,- Metode Least Total Cost : Rp 298.494.275,- Metode Least Unit Cost : Rp 298.346.725,- Dari semua metode di atas, hasil analisa menggambarkan bahwa metode Least Total Cost atau Least Unit Cost baik untuk diterapkan dalam perusahaan, karena dengan kedua metode ini, perusahaan akan mengurangi biaya persediaan sampai Rp 6.091.375,- atau Rp 6.238.925,-. Artinya metode ini baik dijalankan di perusahaan karena hasilnya dapat menghemat jumlah biaya persediaan bahan baku yang timbul dalam biaya yang di anggarkan pada biaya produksi perusahaan dan juga sesuai dengan tujuan dan maksud yang telah dijabarkan dalam sistem MRP berdasarkan teori yang menjelaskan tentang sebuah teknik permintaan

terikat yang menggunakan daftar kebutuhan bahan, persediaan, permintaan, penerimaan yang diperkirakan, dan jadwal produksi induk dalam menentukan kebutuhan bahan bakunya.

2. Verry Fahrudin ; 2010 ; Penerapan material requirement planning

pada pengendalian persediaan bahan baku dan pengaruhnya terhadap minimasi biaya persediaan ( Studi Pada PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta)

Ringkasan:

PT. Tiga Serangkai Pustaka mandiri Surakarta yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan dan penerbitan buku, pada kenyatannya sistem perencanaan persediaan yang telah diterapkan perusahaan belum optimal. Penelitian ini menggunakan metode MRP dan MRP II. Sebagai langkah awal dilakukan dianalisa dengan metode MRP untuk mengetahui kebutuhan akan bahan dalam periode tertentu yang sudah ditetapkan, kemudian dilanjutkan dengan penentuan ukuran lot produksi yang berguna untuk meminimalkan biaya, selanjutnya dengan MRP II dianalisa sesuaikah jadwal produksi hasil dari penentuan lot dengan kapasitas yang diimiliki perusahaan kemudian dilanjutkan dengan penjadwalan rencana produksi agar rencana produksi yang telah direncanakan dengan MRP dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu. Dari hasil analisis dengan menggunakan metode MRP, diperoleh biaya produksi produk utama yang berhubungan dengan persediaan yang lebih

kecil, yaitu Rp 5.979.000,00. Sehingga terdapat penghematan Rp. 2.495.000 jika menggunakan MRP. Dengan menggunakan metode MRP perusahaan dapat meminimasi biaya persediaan bahan baku. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa MRP merupakan metode yang memiliki kemampuan meminimisasi biaya persediaan. Saran yang dapat diberikan pada perusahaan adalah sebaiknya perusahaan melakukan perencanan produksi dan perencanaan kebutuhan material sebelum memulai proses produksi, agar proses produksi dapat berjalan dengan efektif, efisien dan tepat waktu serta sesuai dengan kapasitas yang dimilki perusahaan. Dalam penentuan lot sizing sebaiknya perusahaan menggunakan pendekatan PPB karena metode ini menghasilkan total biaya yang paling rendah Perusahaan bisa menetapkan kebijakan persediaan pengaman yang optimum untuk menghindari keterlambatan dan kehabisan bahan.

3. Ben Hardy Saragih ; 2006 ; Perancangan Aplikasi Material

Requirement Planning (MRP) Dengan Metode Lot Sizing Dinamik Wagner-Within Untuk Merencanakan Kebutuhan Material Solar Home System 50 Wp (SHS) di PT. LEN industri

Ringkasan :

PT.LEN INDUSTRI yang bergerak dalam industri manufaktur dengan karakteristik pasar yang dinamis mengakibatkan seringnya terjadi perubahan rencana produksi dalam setiap periode pemesanan, disamping itu sistem produksi dengan urutan produksi yang cukup panjang dan saling

berkaitan menyebabkan waktu dan jumlah kebutuhan setiap komponen berbeda-beda menurut ketergantungan jenis komponen yang satu dengan yang lainnya. Kondisi ini menyebabkan sulitnya merencanakan kebutuhan akan material yang optimal dan sistem pengadaan material juga masih dilakukan secara tradisional yang tidak selalu mampu mengatasi permasalahan yang ada, sehingga sering sekali terjadi penumpukan barang dan disisi lain terkadang sampai terjadi kekurangan bahan-baku (stockout). Oleh karena hal tersebut maka diperlukannya suatu sistem manajemen perencanaan material yang mampu memberikan informasi tentang harga, waktu serta jumlah lot pemesanan kebutuhan bahan baku yang optimal, untuk meminimasi biaya yang dikeluarkan.

Hal yang dapat dilakukan oleh pihak perusahaan adalah dengan penerapan Material Requirements Planning (MRP). Sistem MRP ini melakukan perencanaan dan pengendalian persediaan dengan memperhatikan hubungan antara bagian meterial sehingga dapat meningkatkan efektifitas dalam menentukan kebutuhan tiap bahan baku. Sistem MRP terdiri dari empat tahapan yaitu netting, lotting, offsetting dan exploding. Pada perhitungan jumlah lot pemesanannya (lotting) menggunakan Algoritma Wagner-Whitin yang sesuai dengan karakteristik permintaan yang dinamis yang dapat digunakan untuk menentukan kebijakan pengendalian biaya minimum dalam seluruh rentang periode produksi, sehingga terbentuk suatu rencana kebutuhan material yang mampu mengatasi permasalahan berupa harga, waktu dan jumlah pemesanan yang

tepat untuk menunjang kelancaran produksi. Seluruh tahapan tersebut menggunakan aplikasi perangkat lunak sebagai alat bantu untuk mempermudah proses perhitungan yang ada.

Aplikasi yang ada memungkinkan perhitungan dengan cepat, dan mampu memberikan informasi output yang dihasilkan secara cepat untuk proses pengambilan keputusan perencanaan kebutuhan material. Dari hasil perhitungan, penggunaan MRP dengan lot sizing algoritma wagner-within dapat meminimasi jumlah kebutuhan bahan baku sebesar 10,4% untuk tingkat produksi assembly dan sub-assembly sedangkan untuk komponen dasar sebesar 10,1% dari kondisi existing, hal ini mengakibatkan peminimasian biaya yang dikeluarkan dalam proses pengadaan bahan baku dengan jumlah total sebesar Rp185,998,095.67 atau sebesar 23,32% dari perhitungan dengan perencanaan kebutuhan material existing perusahaan. Oleh karena itu, sistem Management Requirement Planning (MRP) dengan metode lot-sizing Wagner-Within dalam perencanaan kebutuhan material lebih baik dibandingkan dengan perencanaan kebutuhan material awal perusahaan, disamping itu penggunaan aplikasi terbukti memberikan banyak mamfaat dalam proses perhitungan dibandingkan perhitungan secara manual yang dilakukan oleh perusahaan. Namun untuk keputusan akhir diperlukan pertimbangan yang matang berdasarkan kebijakan pihak PT LEN INDUSTRI.

Baca selengkapnya

Dokumen terkait