• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik sendiri pernah dilakukan oleh Santi Rosita (2008) pada PT. Anugerah Bumi Persada di Kabupaten Cianjur. Berdasarkan hasil identifikasi bahwa kekuatan utama perusahaan adalah ramah lingkungan, sedangkan kelemahan utamanya adalah volume produksi yang masih rendah. Peluang utama perusahaan

adalah pangsa pasar sayuran organik yang akan terus meningkat dan loyalitas konsumen dan distributor untuk sayuran organik masih tinggi. Ancaman utama bagi perusahaan yaitu pangsa pasar pesaing makin luas, adanya hama dan penyakit yang menyerang tanaman serta perubahan iklim dan gejala alam. Prioritas strategi yang tepat yang dapat direkomendasikan untuk perusahaan berdasarkan hasil analisis matriks QSP (Quantitative Strategic Planning) adalah mengoptimalakan dan meningkatkan volume produksi dengan TAS (Total Attractive Score) tertinggi sebesar 6,63 dengan cara perencanaan tanam yang lebih teliti, penyediaan sarana produksi yang lengkap dan memanfaatkan lahan yang masih kosong atau belum ditanam, serta memproduksi sayuran yang bernilai ekonomis.

Nursyamsiah, 2008. Strategi pengembangan usaha produk sayuran organik pada PT. Amani Mastra, Jakarta. (Program Studi Manajemen Agribisnis Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB). Penelitian ini menggunakan alat analisis matriks IFE dan matriks EFE, kemudian untuk mengetahui posisis perusahaan analisis digunakan dengan matriks I-E. Dengan matriks SWOT akan dieroleh alternatif-alternatif strategi bagi perusahaan dan akhirnya prioritas strategi dianalisis dengan matriks QSPM. Dari hasil analisis matriks IFE, faktor yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah memiliki sertifikat produk. Sedangkan kelemahan utama perusahaan adalah keuntungan yang masih sedikit. Berdasarkan hasil analisis matriks EFE, faktor yang menjadi peluang utama adalah keadaan perekonomian negara yang berangsur-angsur stabil. Ancaman utama yang dihadapi perusahaan adalah perubahan cuaca dan isu bencana alam yang terjadi di Indonesia. Kemudian dengan menggunakan matriks I-E diperoleh posisi perusahaan pada sel V yaitu sel pertahankan dan pelihara (hold and maintain) dengan strategi penetrasi pasar (market penetration) dan strategi pengembangan produk (product development). Perumusan strategi dengan matriks SWOT mengahasilkan sembilan alternatif strategi pengembangan usaha. Penentuan urutan prioritas strategi terpilih dilakukan dengan menggunakan matriks QSPM. Strategi yang paling baik untuk diterapkan perusahaan adalah mengembangkan jenis produk organik yang belum dipasarkan oleh perusahaan. Sedangkan strategi-strategi lain yang dapat diterapkan perusahaan antara lain,

melakukan diversifikasi konsentris (yaitu menambah produk atau jasa baru yang masih terkait) terhadap produk yang tidak terjual atau tidak layak jual, memperluas area tanam dan meningkatkan kerjasama dengan petani mitra, melakukan difersifikasi horizontal (yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada) dan diversifikasi konglomerat (yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait dengan pelanggan baru) dengan memanfaatkan fasilitas perkebunan yang ada, mempelajari perkembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi, melakukan riset pasar melelui asosiasi pertanian pertanian organik yang ada, mencari dan mempelajari berbagai informasi tentang jenis hama dan penyakit tanaman serta menemukan tindakan pencegahan dan penyembuhannya, memanfaatkan fasilitas litbang yang dimiliki pemerintah, memanfaatkan modal pinjaman yang ditawarkan pemerintah dan lembaga keuangan yang ada.

Mes Ayu Aliza Fitri, 2006. Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik pada Kelompok Tani “Usahatani Bersama” Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. Metode pengolahan data dan analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan konsep manajemen strategis. Analisa yang dilakukan terdiri dari analisis kualitatif (visi, misi, tujuan dan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan) dan analisis kuantitatif untuk perumusan strategi terdiri dari tiga tahap (David, 2004), yaitu tahap pemasukan digunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE (External Factor Evalution ), tahap pemanduan dengan matriks IE (Internal-Eksternal) dan matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats), dan tahap pengambilan keputusan menggunakan QSPM (Quantitative Strategy Position Matrix). Berdasarkan informasi pada identifikasi faktor internal dan eksternal, maka skor total analisis intrnal adalah 2,312 menunjukkan kemampuan ”Usahatani Bersama” mengatasi kelemahan dengan menggunakan kekeuatan yang ada berada di bawah rata-rata. Kekuatan utama kelompok tani ini adalah kemampuan ”Usahatani Bersama” dalam menyerap tenaga kerja setempat dengan skor 0,348, sedangkan kelemahan utama bagi kelompok tani ini adalah pemahaman pertanian organik yang berbeda diantara anggota (0,130). Berdasarkan hasil analisis faktor eksternal, skor total analisis ekternal adalah 3,324 yang berarti kemampuan kelompok tani

”Usahatani Bersama” dalam memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman tergolong tinggi. Peluang yang paling direspon oleh kelompok tani ini adalah program Kawasan Agropolitan (0,476) dan yang menjadi ancaman utamanya adalah persaingan yang cukup tinggi (0,454). Berdasarkan analisis tersebut, maka kelompok tani berada pada kuadran II, inti strategi yang dapat diterapkan usahatani adalah strategi tumbuh dan kembang (growth and build). Salah satu alternatif strategi yang dapat diimplementasikan dan dikembangkan pada posisi ini adalah strategi intensif atau strategi integrasi.

Mayzar Yanti, 2006. Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik di Pertanian Organik ”KebonKu”. Berdasarkan hasil perhitung Matrik EFE, terlihat bahwa pangsa pasar sayuran organik masih luas serta loyalitas konsumen dan distributor yang cukup tinggi merupakan peluang yang utama bagi perusahaan. Ancaman utama yang dihadapi oleh perusahaan adalah adanya sengketa kepemilikan lahan dan perkembangan jenis hama dan penyakit pada tanaman. Berdasarkan hasil perhitungan Matrik IFE, terlihat bahwa perencanaan tanam sudah baik dan adanya hubungan atasan dan karyawan yang terjalin dengan baik merupakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Kelemahan utama perusahaan adalah volume produksi kurang optimal dan lokasi perusahaan yang sulit dijangkau. Posisi perusahaan dalam Matrik IE berada di kuadran V, hal ini berarti strategi yang dapat diambil adalah strategi Hold and Maintain berupa strategi pengembangan produk dan penetrasi pasar. Formulasi strategi dilakukan dengan menggunakan alat analisis SWOT. Lima prioritas strategi yang dapat diterapkan adalah meningkatkan volume produksi perusahaan, mempertahankan kualitas dan mutu pelayanan kepada konsumen dan distributor serta mengusahakan sertifikasi organik, mempertahankan dan meningkatkan upaya quality control terhadap produk, memperluas jaringan distribusi dan pemasaran, serta meningkatkan upaya promosi produk dan mengusahakan kemasan dan label produk untuk meningkatkan dan mempertahankan loyalitas konsumen.

Penelitian yang dilakukan oleh Elmi Rohmiatin (2006) mengenai Analisis Strategi Pengembangan Usaha Beras Organik Lembaga Pertanian sehat di desa Pasir Buncit Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil penelitian yang didasarkan pada EFE dan IFE, dimana total skor bobot hasil dari matriks

EFE sebesar 2,81 dan matriks IFE sebesar 2,35 sehingga menempatkan LPS pada matriks V. Posisi ini menggambarkan posisi LPS pada respon unit-unit usaha yang ada terhadap faktor-faktor eksternal yang dihadapinya tergolong sedang. Hasil dari matriks analisis SWOT diperoleh alternatif SO yaitu membantu proses sertifikasi kegiatan produk organik bagi petani binaan dan menjadi pengawas kegiatan pertanian organik petani dhuafa. Strategi ST yaitu meningkatkan mutu dan kemasan produk agar sulit dipalsukan. Strategi WO yaitu menjalin kerjasama dengan kelompok tani sehat dan dinas pertanian daerah dalam sosialisasi dan promosi produk. Strategi WT yaitu meningkatkan kualitas produksi beras organik dengan penambahan sarana dan prasarana yang mendukung. Berdasarkan hasil matriks QSP diperoleh bahwa strategi menjalin kerjasama dengan kelompok tani sehat dan dinas pertanian daerah dalam sosialisasi dan promosi roduk merupakan strategi prioritas, dengan nilai TAS terbesar yaitu 6,19.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian Santi Rosita, Nursyamsiah, Mes Ayu Aliza Fitri, Mayzar Yanti mengenai objek yang diteliti yakni sayuran organik, akan tetapi berbeda objek yang diteliti dengan penelitian Elmi Rohmiatin, dimana Elmi Rohmiatin meneliti tentang beras organik. Persamaan penelitian ini juga terletak pada metode analisis yang digunakan, yaitu sama-sama menggunakan matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM, tetapi berbeda dalam kajian yang dibahas dan lokasi penelitian.

Dokumen terkait