• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor)"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

Kecamatan Megamendung, Kabuaten Bogor)

SKRIPSI

RETNO WIJAYANTI H34066106

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RETNO WIJAYANTI. Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabuaten Bogor)

.

Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan ANDRIYONO KILAT ADHI).

Beberapa alasan yang mendasari pentingnya pertanian di Indonesia, yaitu potensi sumberdayanya yang beragam, memiliki potensi terhadap pendapatan nasional cukup besar, banyak penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan pertanian juga menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Subsektor yang saat ini tengah dikembangkan, yakni subsektor hortikultura. Salah satu komoditi hortikultura yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah sayuran. Sayuran merupakan sumber pangan yang penting untuk dikonsumsi masyarakat setiap hari karena kandungan protein, vitamin, mineral dan serat yang dimiliki sayuran berguna bagi tubuh manusia.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak penemuan baru yang kemudian menggeser sistem pertanian tradisional menjadi sistem pertanian konvensional. Sistem pertanian konvensional dicirikan dengan penggunaan input-input anorganik dan bahan-bahan kimia pertanian dalam proses budidaya. Pemahaman masyarakat akan dampak negatif pertanian konvensional baik terhadap lingkungan maupun kesehatan telah menyadarkan masyarakat untuk kembali hidup secara sehat dan alami atau yang sekarang lebih dikenal dengan istilah back to nature.

Salah satu kelompok tani yang bergerak dalam usaha budidaya sayuran organik adalah kelompok tani Putera Alam yang bernaung dibawah gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) Flamboyan desa Sukagalih, kecamatan Megamendung, kabupaten Bogor, yang juga merupakan kelompok tani binaan dibawah bimbingan Tim Academic Frontier Research Project Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008. Dalam menjalankan usahanya kelompok tani Putera Alam mengalami beberapa kendala, diantaranya kurangnya modal usaha, sehingga menyebabkan kelompok tani Putera Alam sulit untuk mengembangkan usahanya. Terbatasnya sarana dan prasarana, baik untuk kegiatan produksi maupun kegiatan pendistribusian produk sayuran yang mereka hasilkan. SDM anggota tani masih rendah, yang berdampak pada kurangnya sentuhan teknologi pada sistem produksi sayuran organik dan lemahnya sistem manajemen organisasi pada kelompok tani ini serta pemasaran produk yang belum luas.

Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluang apa yang akan dihadapi oleh kelompok tani Putera Alam, (2) Merumuskan dan memprioritaskan strategi terbaik yang dapat diterapkan dan direkomendasikan kepada kelompok tani Putera Alam.

(3)

sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan tiga orang responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan-laporan lembaga yang erat kaitannya dengan usaha sayuran organik. Data penunjang lainnya didapat dari situs internet, artikel majalah, surat kabar, penelitian-penelitian terdahulu sebagai bahan perbanding serta kumpulan informasi dari instansi-instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian.

Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini mengidentifikasi lingkungan faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi kelompokn tani, sedangkan untuk merumuskan dan menyusun strategi usaha yang tepat terdapat tiga tahapan yang akan ditempuh yaitu tahap pengumpulan input (the input stage), tahap pemanduan (the matching stage) dan tahap penetapan strategi (the decision stage).

Berdasarkan hasil identifikasi bahwa kekuatan utama kelompok tani adalah perencanaan tanam yang sudah baik dengan nilai tertimbang 0,320, sedangkan kelemahan utama kelompok tani adalah pengarsipan data yang belun rapi dan belum ada sertifikat organik dengan nilai tertimbang masing-masing faktor yakni 0,074. Peluang utama kelompok tani adalah perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to nature dengan nilai tertimbang 0,420. Ancaman utama bagi kelompok tani adalah perkembangan hama dan penyakit pada tanaman dengan nilai sebesar 0,182.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya, total nilai tertimbang pada matriks IFE adalah 2,320, sedangkan total nilai tertimbang pada matriks EFE adalah 3,382. Apabila masing-masing total nilai tertimbang dari IFE dan EFE dipetakan dalam matriks IE, maka posisi kelompok tani saat ini berada pada kotak di kuadran II. Inti strategi yang dapat diterapkan kelompok tani adalah strategi tumbuh dan kembang (Growth and Build). Strategi terbaik yang cocok adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal).

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi Khasus: Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor)” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2009

Retno Wijayanti

(5)

Megamendung, Kabupaten Bogor). Nama : Retno Wijayanti

NIM : H34066106

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi NIP. 19600611 198403 1 002

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

(6)

Puji dan syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT, atas rahmat, karunia dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor)”. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga akhir masa.

Penelitian ini penting dilakukan mengingat kelompok tani Putera Alam merupakan satu-satunya kelompok tani di desa Sukagalih yang mengusahakan budidaya sayuran organik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kelompok tani, serta menyusun dan merumuskan strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh kelompok tani Putera Alam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Keterbatasan penulis dan berbagai kendala yang dihadapi merupakan penyebab tidak sempurnanya skripsi ini. Harapan penulis, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

(7)

Penulis dilahirkan di Ranai yang merupakan salah satu pulau di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau pada tanggal 13 Desember 1985 dan diberi nama Retno Wijayanti. Penulis adalah puteri kedua dari tiga bersaudara pasangan bahagia Bapak Supardi dan Ibu Riauwati. Penulis mempunyai satu orang kakak yang bernama Henny Murniati dan satu orang adik yang bernama Supartiningsih.

(8)

Penyelesaian tugas akhir ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Kedua orangtua tercinta, papa dan mama atas do’a, nasehat, perhatian serta dukungannya baik moril maupun materi yang diberikan selama telah diberikan. Mbak Henny dan Adek Asih atas dukungan dan perhatiannya. Serta keluarga besar tercinta atas do’anya.

2. Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi selaku dosen pembimbing, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 3. Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen penguji utama dan Ir. Popong Nurhayati,

MM selaku dosen penguji komisi akademik, yang telah memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini.

4. Bapak Rahmat hidayat dan Kelompok Tani Putera Alam atas waktu, kesempatan dan informasi yang diberikan.

5. Bapak Anto, Bapak Dadang dan Bapak Ubed atas bantuannya. 6. Keluarga besar bapak Ir. Eko Budiono atas perhatian dan do’anya.

7. Tedi Aditya atas perhatian, kesabaran, waktun dan bantuannya selama ini. 8. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Penyelenggaraan Khusus

(Ekstensi Agribisnis) yang telah memberikan pengetahuan dan bantuan selama masa perkuliahan.

9. Mbak Liska, Mbak Nur, Mbak Rahmi, Mbak Maya, Mbak Dewi, Mas Adji Mas Agus dan semua pihak sekretariat Ekstensi Agribisnis atas bantuannya. 10.Teh Uum, Teh Erni, Meylani, Armayuni, Nuning, Risman, Ayla, Balqis,

Tami, Emil, Mastuti, Ani atas dukungan dan kebersamaannya.

11.Teman-teman Ekstensi Agribisnis angkatan 1 atas semangat, dukungan dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang

tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.

Bogor, September 2009

(9)

Halaman

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 15

3.1.1. Konsep Manajemen Strategi ... 15

3.1.2. Proses Manajemen Strategi ... 15

3.1.3. Formulasi Strategi ... 16

3.1.4. Analisis Lingkungan ... 18

3.1.4.1. Lingkungan Internal ... 18

3.1.4.2. Lingkungan Eksternal ... 20

3.1.5. Matriks IFE, Matriks EFE,Matriks I-E, Matriks SWOT dan QSPM ... 24

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 26

(10)

V. KEADAAN UMUM KELOMPOK TANI ... 38

5.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian ... 38

5.2. Sejarah Singkat Kelompok Tani Putera Alam ... 40

5.3. Sumberdaya Manusia/ Pekerja Kelompok Tani Putera Alam ... 40

6.3. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal ... 60

6.3.1. Identifikasi Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) ... 61

6.3.2. Identifikasi Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) ... 62

6.4. Tahap Masukan (Input Stage) ... 64

6.4.1. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 64

6.4.2. Matriks EFE (External Factor Evaluation) ... 66

6.5. Tahap Pencocokan (Matching Stage) ... 67

6.5.1. Matriks IE (Internal-External Matrix) ... 68

6.5.2. Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats Matrix) ... 69

(11)

Kecamatan Megamendung, Kabuaten Bogor)

SKRIPSI

RETNO WIJAYANTI H34066106

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

RETNO WIJAYANTI. Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabuaten Bogor)

.

Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan ANDRIYONO KILAT ADHI).

Beberapa alasan yang mendasari pentingnya pertanian di Indonesia, yaitu potensi sumberdayanya yang beragam, memiliki potensi terhadap pendapatan nasional cukup besar, banyak penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan pertanian juga menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Subsektor yang saat ini tengah dikembangkan, yakni subsektor hortikultura. Salah satu komoditi hortikultura yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah sayuran. Sayuran merupakan sumber pangan yang penting untuk dikonsumsi masyarakat setiap hari karena kandungan protein, vitamin, mineral dan serat yang dimiliki sayuran berguna bagi tubuh manusia.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak penemuan baru yang kemudian menggeser sistem pertanian tradisional menjadi sistem pertanian konvensional. Sistem pertanian konvensional dicirikan dengan penggunaan input-input anorganik dan bahan-bahan kimia pertanian dalam proses budidaya. Pemahaman masyarakat akan dampak negatif pertanian konvensional baik terhadap lingkungan maupun kesehatan telah menyadarkan masyarakat untuk kembali hidup secara sehat dan alami atau yang sekarang lebih dikenal dengan istilah back to nature.

Salah satu kelompok tani yang bergerak dalam usaha budidaya sayuran organik adalah kelompok tani Putera Alam yang bernaung dibawah gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) Flamboyan desa Sukagalih, kecamatan Megamendung, kabupaten Bogor, yang juga merupakan kelompok tani binaan dibawah bimbingan Tim Academic Frontier Research Project Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008. Dalam menjalankan usahanya kelompok tani Putera Alam mengalami beberapa kendala, diantaranya kurangnya modal usaha, sehingga menyebabkan kelompok tani Putera Alam sulit untuk mengembangkan usahanya. Terbatasnya sarana dan prasarana, baik untuk kegiatan produksi maupun kegiatan pendistribusian produk sayuran yang mereka hasilkan. SDM anggota tani masih rendah, yang berdampak pada kurangnya sentuhan teknologi pada sistem produksi sayuran organik dan lemahnya sistem manajemen organisasi pada kelompok tani ini serta pemasaran produk yang belum luas.

Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluang apa yang akan dihadapi oleh kelompok tani Putera Alam, (2) Merumuskan dan memprioritaskan strategi terbaik yang dapat diterapkan dan direkomendasikan kepada kelompok tani Putera Alam.

(13)

sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan tiga orang responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan-laporan lembaga yang erat kaitannya dengan usaha sayuran organik. Data penunjang lainnya didapat dari situs internet, artikel majalah, surat kabar, penelitian-penelitian terdahulu sebagai bahan perbanding serta kumpulan informasi dari instansi-instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dinas Pertanian.

Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini mengidentifikasi lingkungan faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi kelompokn tani, sedangkan untuk merumuskan dan menyusun strategi usaha yang tepat terdapat tiga tahapan yang akan ditempuh yaitu tahap pengumpulan input (the input stage), tahap pemanduan (the matching stage) dan tahap penetapan strategi (the decision stage).

Berdasarkan hasil identifikasi bahwa kekuatan utama kelompok tani adalah perencanaan tanam yang sudah baik dengan nilai tertimbang 0,320, sedangkan kelemahan utama kelompok tani adalah pengarsipan data yang belun rapi dan belum ada sertifikat organik dengan nilai tertimbang masing-masing faktor yakni 0,074. Peluang utama kelompok tani adalah perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to nature dengan nilai tertimbang 0,420. Ancaman utama bagi kelompok tani adalah perkembangan hama dan penyakit pada tanaman dengan nilai sebesar 0,182.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya, total nilai tertimbang pada matriks IFE adalah 2,320, sedangkan total nilai tertimbang pada matriks EFE adalah 3,382. Apabila masing-masing total nilai tertimbang dari IFE dan EFE dipetakan dalam matriks IE, maka posisi kelompok tani saat ini berada pada kotak di kuadran II. Inti strategi yang dapat diterapkan kelompok tani adalah strategi tumbuh dan kembang (Growth and Build). Strategi terbaik yang cocok adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal).

(14)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi Khasus: Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor)” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2009

Retno Wijayanti

(15)

Megamendung, Kabupaten Bogor). Nama : Retno Wijayanti

NIM : H34066106

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi NIP. 19600611 198403 1 002

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

(16)

Puji dan syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT, atas rahmat, karunia dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor)”. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga akhir masa.

Penelitian ini penting dilakukan mengingat kelompok tani Putera Alam merupakan satu-satunya kelompok tani di desa Sukagalih yang mengusahakan budidaya sayuran organik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kelompok tani, serta menyusun dan merumuskan strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh kelompok tani Putera Alam.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Keterbatasan penulis dan berbagai kendala yang dihadapi merupakan penyebab tidak sempurnanya skripsi ini. Harapan penulis, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

(17)

Penulis dilahirkan di Ranai yang merupakan salah satu pulau di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau pada tanggal 13 Desember 1985 dan diberi nama Retno Wijayanti. Penulis adalah puteri kedua dari tiga bersaudara pasangan bahagia Bapak Supardi dan Ibu Riauwati. Penulis mempunyai satu orang kakak yang bernama Henny Murniati dan satu orang adik yang bernama Supartiningsih.

(18)

Penyelesaian tugas akhir ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Kedua orangtua tercinta, papa dan mama atas do’a, nasehat, perhatian serta dukungannya baik moril maupun materi yang diberikan selama telah diberikan. Mbak Henny dan Adek Asih atas dukungan dan perhatiannya. Serta keluarga besar tercinta atas do’anya.

2. Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi selaku dosen pembimbing, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 3. Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen penguji utama dan Ir. Popong Nurhayati,

MM selaku dosen penguji komisi akademik, yang telah memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini.

4. Bapak Rahmat hidayat dan Kelompok Tani Putera Alam atas waktu, kesempatan dan informasi yang diberikan.

5. Bapak Anto, Bapak Dadang dan Bapak Ubed atas bantuannya. 6. Keluarga besar bapak Ir. Eko Budiono atas perhatian dan do’anya.

7. Tedi Aditya atas perhatian, kesabaran, waktun dan bantuannya selama ini. 8. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Penyelenggaraan Khusus

(Ekstensi Agribisnis) yang telah memberikan pengetahuan dan bantuan selama masa perkuliahan.

9. Mbak Liska, Mbak Nur, Mbak Rahmi, Mbak Maya, Mbak Dewi, Mas Adji Mas Agus dan semua pihak sekretariat Ekstensi Agribisnis atas bantuannya. 10.Teh Uum, Teh Erni, Meylani, Armayuni, Nuning, Risman, Ayla, Balqis,

Tami, Emil, Mastuti, Ani atas dukungan dan kebersamaannya.

11.Teman-teman Ekstensi Agribisnis angkatan 1 atas semangat, dukungan dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang

tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.

Bogor, September 2009

(19)

Halaman

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 15

3.1.1. Konsep Manajemen Strategi ... 15

3.1.2. Proses Manajemen Strategi ... 15

3.1.3. Formulasi Strategi ... 16

3.1.4. Analisis Lingkungan ... 18

3.1.4.1. Lingkungan Internal ... 18

3.1.4.2. Lingkungan Eksternal ... 20

3.1.5. Matriks IFE, Matriks EFE,Matriks I-E, Matriks SWOT dan QSPM ... 24

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 26

(20)

V. KEADAAN UMUM KELOMPOK TANI ... 38

5.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian ... 38

5.2. Sejarah Singkat Kelompok Tani Putera Alam ... 40

5.3. Sumberdaya Manusia/ Pekerja Kelompok Tani Putera Alam ... 40

6.3. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal ... 60

6.3.1. Identifikasi Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) ... 61

6.3.2. Identifikasi Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) ... 62

6.4. Tahap Masukan (Input Stage) ... 64

6.4.1. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 64

6.4.2. Matriks EFE (External Factor Evaluation) ... 66

6.5. Tahap Pencocokan (Matching Stage) ... 67

6.5.1. Matriks IE (Internal-External Matrix) ... 68

6.5.2. Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats Matrix) ... 69

(21)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1 Produksi dan Luas Panen Sayuran di Kabupaten bogor, 2005-2007 ... 2

2. Jabaran Tipe Strategi dari Analisis SWOT Produksi Produk Sayuran Organik... 25

3. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal dan Internal ... 31

4. Analisis Matrik IFE ... 33

5. Analisis Matrik EFE ... 33

6. Analisis Matrik SWOT ... 36

7. Analisis QSPM ... 37

8. Luas Lahan dan Status Kepemilikan Lahan per Anggota Kelompok Tani Putera Alam ... 39

9. Mata Pencaharian Penduduk Desa Sukagalih ... 41

10.Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Laju Pertumbuhan Kabupaten Bogor ... 54

11.Kekuatan dan Kelemahan yang Dihadapi Kelompok Tani Putera Alam ... 61

12.Peluang dan Ancaman yang Dihadapi Kelompok Tani Putera Alam ... 62

13.Matriks IFE (External Factor Evaluation) Kelompok Tani Putera Alam ... 64

(22)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka Kerja Analitis untuk Perumusan Strategi ... 17 2. Hubungan Antara Kekuatan Eksternal Kunci dan Organisasi ... 21 3. Kekuatan-Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri ... 23 4. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional ... 28 5. Ilustrasi Matriks I-E ... 34 6. Struktur Organisasi Kelompok Tani Putera Alam ... 42 7. Tahapan Proses Produksi pada Kelompok Tani Putera Alam ... 48 8. Media Persemaian Benih pada Kelompok Tani Putera Alam ... 49 9. Analisis Matriks Internal-Eksternal (IE) pada

Kelompok Tani Putera Alam ... 68

(23)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Peringkat Faktor Strategi Internal ... 80 2. Penentuan Peringkat (Rating) Rata-rata dari Tiga Responden

untuk Faktor Internal ... 81 3. Peringkat Faktor Strategi Eksternal ... 82 4. Penentuan Peringkat (Rating) Rata-rata dari Tiga Responden

untuk Faktor Eksternal ... 83 5. Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Internal

(Responden 1/ Ketua Kelompok Tani Putera Alam) ... 84 6. Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Internal

(Responden 2/ Penyuluh dari Tim Academic Frontier

Research Project Institut Pertanian Bogor) ... 85

7. Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Internal

(Responden 3/ Dinas Pertanian, KASI Bagian Hortikultura) ... 86 8. Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Internal dari

Ketiga Responden ... 87 9. Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal

(Responden 1/ Ketua Kelompok Tani Putera Alam) ... 88 10.Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal

(Responden 2/ Penyuluh dari Tim Academic Frontier

Research Project Institut Pertanian Bogor) ... 89

11.Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Internal

(Responden 3/ Dinas Pertanian, KASI Bagian Hortikultura) ... 90 12.Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal dari

Ketiga Responden ... 91 13.Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative

Strategic Planning Matrix-QSPM) ... 92

14.Kuesioner Identitas Anggota Kelompok Tani ... 94 15.Gambar Lokasi Perwakilan Lahan Anggota Kelompok

(24)

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil sumberdaya alam dengan daratan yang terbentang luas. Hal ini menjadi sumber mata pencaharian hampir sebagian besar rakyat Indonesia dan merupakan sektor rill yang memiliki peran sangat nyata dalam membantu menghasilkan devisa negara. Salah satu sektor pendukung tersebut adalah pertanian.

Beberapa alasan yang mendasari pentingnya pertanian di Indonesia, yaitu potensi sumberdayanya yang beragam, memiliki potensi terhadap pendapatan nasional cukup besar, banyak penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini dan pertanian juga menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Beberapa subsektor yang tergabung di dalam sektor pertanian antara lain tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Subsektor yang saat ini tengah dikembangkan, yakni subsektor hortikultura. Hal ini dikarenakan hortikultura merupakan bagian dari pembangunan pertanian di bidang pangan yang ditujukan untuk lebih memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan masyarakat dan memperbaiki keadaan gizi melalui penganekaragaman jenis bahan makanan.

Salah satu komoditi hortikultura yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah sayuran. Potensi tersebut meliputi nilai ekonomi, kandungan nutrisi yang relatif tinggi dan kemampuan menyerap tenaga kerja yang relatif banyak. Sayuran merupakan sumber pangan yang penting untuk dikonsumsi masyarakat setiap hari karena kandungan protein, vitamin, mineral dan serat yang dimiliki sayuran berguna bagi tubuh manusia. Selain sebagai sumber pangan dan gizi, produk hortikultura juga memiliki manfaat lain, seperti manfaat bagi lingkungan yaitu rasa estetika, konservasi genetik dan sebagai penyangga kelestarian alam.

(25)

Tabel 1. Produksi dan Luas Panen Sayuran di Kabupaten Bogor, Tahun 2005-2007

Sumber : BPS kabupaten Bogor (2008)

Pada tahun 2005 luas panen sayuran di kabupaten bogor sebesar 10.302 ha. Sedangkan untuk tahun 2006 mengalami peningkatan menjadi 13.275 hektar. Produksi sayuran di kabupaten Bogor juga cenderung mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan luas panen. Pada tahun 2005 produksi sayuran di kabupaten Bogor berjumlah 110.212 ton. Sedangkan tahun 2006 produksi sayuran kabupaten Bogor mengalami peningkatan menjadi 166.890 ton, dengan luas panen 13.275 hektar. Meskipun pada tahun 2007 luas panen dan produksi mengalami penurunan, tetapi penurunan tersebut tidak signifikan, yaitu sebesar 12.768 hektar untuk luas panen dan 126.743,8 ton untuk produksi sayuran. Penurunan luas panen disebabkan karena adanya perubahan lahan pertanian menjadi pemukiman, sehingga lahan pertanian menjadi berkurang.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak penemuan baru yang kemudian menggeser sistem pertanian tradisional menjadi sistem pertanian konvensional. Sistem pertanian konvensional dicirikan dengan penggunaan input-input anorganik dan bahan-bahan kimia pertanian dalam proses budidaya. Hal ini ternyata membawa dampak negatif, akibatnya adalah timbulnya masalah baru dalam pertanian sayuran, yaitu pencemaran air oleh bahan kimia pertanian, menurunnya kualitas dan produktivitas sayuran, ketergantungan terhadap bahan kimia pertanian seperti pupuk dan pestisida serta merosotnya produktivitas lahan karena erosi, pemadatan lahan dan kurangnya bahan organik. Dampak lain yang ditimbulkan oleh pertanian konvensional adalah gangguan kesehatan yang diakibatkan adanya residu kimia yang terkandung dalam produk sayuran.

Pemahaman masyarakat akan dampak negatif pertanian konvensional baik terhadap lingkungan maupun kesehatan telah menyadarkan masyarakat untuk

Tahun Produksi (Ton) Luas Panen (Ha)

(26)

kembali hidup secara sehat dan alami atau yang sekarang lebih dikenal dengan istilah back to nature. Masyarakat mulai memberikan perhatian lebih besar pada kualitas dan keamanan produk sayuran yang mereka konsumsi dan menginginkan makanan yang serba alami dan bebas dari zat kimia, pestisida, hormon dan pupuk kimia. Keadaan tersebut didukung pula oleh keinginan petani untuk memproduksi sayuran dengan tidak merusak lingkungan, menghindari penggunaan pestisida dan pupuk kimia (sayuran organik). Sayuran organik dianggap mampu memenuhi persyaratan tersebut, sehingga permintaan dan peluang dalam pemasarannya meningkat.

Salah satu kelompok tani yang bergerak dalam usaha budidaya sayuran organik adalah kelompok tani Putera Alam yang bernaung dibawah gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) Flamboyan desa Sukagalih, kecamatan Megamendung, kabupaten Bogor, yang juga merupakan kelompok tani binaan dibawah bimbingan Tim Academic Frontier Research Project Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008.

Untuk mendukung pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan berdaya saing serta menjaga keberlangsungan kelompok tani dalam menjalankan usahanya, maka diperlukan penyusunan rencana dan strategi usaha yang handal dan efektif untuk mencapai sasaran bisnis yang telah ditetapkan, sehingga dapat meningkatkan profit kelompok tani.

1.2. Perumusan Masalah

Potensi dan peluang pengembangan pertanian organik pada subsektor hortikultura, terutama pada komoditi sayuran memiliki prospek yang sangat baik dan telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Dengan kemajuan perekonomian, pendidikan, peningkatan pendapatan dan kesadaran masyarakat untuk kesehatan dan lingkungan menyebabkan permintaan produk sayuran organik semakin meningkat, sehingga potensi dan peluang pengembangan pertanian organik di bidang hortikultura untuk komoditas sayuran cukup terbuka di masa yang akan datang.

(27)

usahanya kelompok tani Putera Alam mengalami beberapa kendala, diantaranya kurangnya modal usaha, sehingga menyebabkan kelompok tani Putera Alam sulit untuk mengembangkan usahanya. Terbatasnya sarana dan prasarana, baik untuk kegiatan produksi maupun kegiatan pendistribusian produk sayuran yang mereka hasilkan. SDM anggota tani masih rendah, yang berdampak pada kurangnya sentuhan teknologi pada sistem produksi sayuran organik dan lemahnya sistem manajemen organisasi pada kelompok tani ini serta pemasaran produk yang belum luas.

Kelompok tani pernah melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan supplier sayuran organik seperti Pronic Indonesia, Fenwud, Tangkolo Farm dan lain-lain. Kerja sama yang dijalani oleh kelompok tani mengalami beberapa kendala, yaitu permintaan sertifikasi produk dari pihak supplier, tunggakan pembayan produk dan pencampuran produk organik dengan produk anorganik yang dilakukan oleh supplier. Kendala-kendala tersebut mengakibatkan terhambatnya kegiatan produksi dari kelompok tani dan menurunnya kepercayaan konsumen pada produk sayuran organik kelompok tani.

Berdasarkan uraian di atas, maka kelompok tani perlu merumuskan strategi usaha yang tepat dengan mengenali lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha kelompok tani untuk mencapai tujuan usaha. Adapun permasalahan yang akan dianalisis adalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluang apa yang akan dihadapi oleh kelompok tani Putera Alam;

2. Bagaimana strategi usaha sayuran organik yang tepat yang dapat diterapkan oleh kelompok tani Putera Alam dan bagaimana prioritas strategi yang dapat direkomendasikan kepada kelompok tani.

1.3. Tujuan Penelitan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

(28)

2. Merumuskan dan memprioritaskan strategi terbaik yang dapat diterapkan dan direkomendasikan kepada kelompok tani Putera Alam.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi dan sebagai bahan pertimbangan bagi kelompok tani Putera Alam untuk menjalankan usaha sayuran organik agar usaha tersebut dapat semakin berkembang. Bagi pembaca, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi mengenai usaha sayuran organik, sebagai referensi dan bahan pustaka bagi penelitian selanjutnya. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ketrampilan dan pengetahuan dalam membuat karya ilmiah yang baik dan benar.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dan pembahasan dalam penelitian ini meliputi gambaran umum perusahaan sayuran organik kelompok tani Putera Alam desa Sukagalih, kecamatan Megamendung, kabupaten Bogor. Analisis faktor-faktor internal dan eksternal kelompok tani, perumusan strategi, dan penentuan prioritas strategi yang dapat diterapkan perusahaan untuk pengembangan usahanya. Analisis terhadap masing-masing faktor tersebut akan dilakukan secara deskriptif dengan memanfaatkan data kuantitatif maupun kualitatif.

(29)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Sayuran

Menurut Astawan (2007), sayur-sayuran didefinisikan sebagai bagian dari tanaman yang umum dimakan untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Berdasarkan definisi tersebut, sayur-sayuran dapat dibedakan atas: daun (kangkung, katuk, sawi, bayam, selada air), bunga (kembang turi, brokoli, kembang kol), buah (terong, cabe, paprika, labu, ketimun, tomat), biji muda (kapri muda, jagung muda, kacang panjang, buncis, semi/ baby corn), batang muda (asparagus, rebung, jamur), akar (bit, lobak, wortel, rhadis), serta sayuran umbi (kentang, bawang bombay, bawang merah). Berdasarkan warnanya, sayur-sayuran dapat dibedakan atas : hijau tua (bayam, kangkung, katuk, kelor, daun sing-kong, daun pepaya), hijau muda (selada, seledri), dan yang hampir tidak berwarna (kol, sawi putih).

Menurut Soedharoedjian (1993), bahwa sayuran merupakan sumber seluruh vitamin, seperti vitamin A yang banyak terdapat pada sayuran yang berwarna merah dan kuning seperti wortel dan waluh. Untuk vitamin B1, B2 dan B6 terdapat pada sayuran yang daunnya berwarna hijau tua dan kacang-kacangan. Untuk vitamin C, hampir semua sayuran mengandung vitamin tersebut seperti tomat, kentang, lombok dan sayuran yang berwarna tua, sedangkan untuk vitamin E dan K banyak terdapat pada sayuran daunan dan pucuk tunas seperti bayam, asparagus dan kubis. Beberapa mineral penting yang terdapat pada sayuran adalah zat besi, kalsium dan fosfor.

Sayuran dibutuhkan manusia untuk beberapa macam manfaat, salah satunya untuk membantu metabolisme tubuh. Selain kandungan vitamin dan mineral, sayuran juga mengandung karbohidrat yang berbentuk selulosa, gula dan zat tepung. Menurut Setyati (1989), sayuran memiliki ciri-ciri antara lain : 1. Dipanen dan dimanfaatkan dalam keadaan segar atau hidup sehingga bersifat

mudah rusak,

2. Komponen utama mutu ditentukan oleh kandungan air bukan kandungan bahan kering seperti halnya tanaman agronomi, contohnya jagung dan tanaman perkebunan,

(30)

2.2. Pertanian Organik

2.2.1. Pengertian Pertanian Organik

Pertanian yang mirip dengan kelangsungan kehidupan hutan disebut pertanian organik, karena kesuburan tanaman berasal dari bahan organik secara alamiah. Pengertian lain tentang pertanian organik adalah sistem pertanian (dalam hal bercocok tanam) yang tidak mempergunakan bahan kimia, tetapi menggunakan bahan organik (Pracaya, 2007). Jadi pertanian organik merupakan sistem pertanian yang berwawasan lingkungan dengan tujuan untuk melindungi keseimbangan ekosistem alam dengan meminimalkan penggunaan bahan-bahan kimia dan merupakan praktek bertani alternatif secara alami yang dapat memberikan hasil yang optimal.

Pertanian organik juga dapat didefinisikan sebagai suatu sistem produksi pertanian yang menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida. Pertanian organik berbeda dengan penanaman secara konvensional yang memberikan unsur hara secara cepat dan langsung dalam membentuk larutan sehingga segera diserap dengan takaran dan waktu pemberian yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman (Afifi, 2007).

Langkah pencegahan dari kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh bahan-bahan kimia yang bisa dlakukan untuk pengolahan tanah, pengendalian hama dan penyakit tanaman yaitu dengan dilakukannya sistem pertanian secara organik. Sistem pertanian organik yang dilakukan tidak menimbulkan pencemaran berbahaya dan tidak meracuni tubuh serta bahan input dengan sistem organik mudah untuk diperoleh. Selain itu, pertanian organik ramah lingkungan sehingga kelestarian yang ada akan tetap terjaga.

2.2.2. Prinsip-prinsip Pertanian Organik

Prinsip-prinsip berikut mengilhami gerakan organik dengan segala keberagamannya. Prinsip-prinsip ini menjadi panduan bagi pengembangan posisi, program dan standar-standar IFOAM (International Federation for Organic Agriculture Movement). Selanjutnya, prinsip-prinsip ini diwujudkan. dalam visi

(31)

1) Prinsip Ekologi

Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan. Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi kehidupan. Prinsip ini menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis.

Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui pola sistem pertanian, membangun habitat, pemeliharaan keragaman genetika dan pertanian. Mereka yang menghasilkan, memproses, memasarkan atau mengkonsumsi produk-produk organik harus melindungi dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum, termasuk di dalamnya tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara dan air.

2) Prinsip Kesehatan

Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, anaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan. Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem; tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia.

Peran pertanian organik baik dalam produksi, pengolahan, distribusi dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan ekosistem dan organisme, dari yang terkecil yang berada di dalam tanah hingga manusia. Secara khusus, pertanian organik dimaksudkan untuk menghasilkan makanan bermutu tinggi dan bergizi yang mendukung pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan. Mengingat hal tersebut, maka harus dihindari penggunaan pupuk, pestisida, obat-obatan bagi hewan dan bahan aditif makanan yang dapat berefek merugikan kesehatan.

3) Prinsip Perlindungan

(32)

dan dinamis yang menjawab tuntutan dan kondisi yang bersifat internal maupun eksternal. Prinsip ini menyatakan bahwa pencegahan dan tanggung jawab merupakan hal mendasar dalam pengelolaan, pengembangan dan pemilihan teknologi di pertanian organik. Ilmu pengetahuan diperlukan untuk menjamin bahwa pertanian organik bersifat menyehatkan, aman dan ramah lingkungan. Dengan pengalaman praktis yang dipadukan dengan kebijakan dan kearifan tradisional menjadi solusi tepat.

Pertanian organik harus mampu mencegah terjadinya resiko merugikan dengan menerapkan teknologi tepat guna dan menolak teknologi yang tak dapat diramalkan akibatnya, seperti rekayasa genetika (genetic engineering). Segala keputusan harus mempertimbangkan nilai-nilai dan kebutuhan dari semua aspek yang mungkin dapat terkena dampaknya, melalui proses-proses yang transparan dan partisipatif.

4) Prinsip Keadilan

Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama. Keadilan dicirikan dengan kesetaraan, saling menghormati, berkeadilan dan pengelolaan dunia secara bersama, baik antar manusia dan dalam hubungannya dengan makhluk hidup yang lain. Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi semua pihak di segala tingkatan; seperti petani, pekerja, pemroses, penyalur, pedagang dan konsumen.

(33)

yaitu berteman akrab dengan lingkungan, tidak mencemarkan dan merusak lingkungan hidup. Cara yang ditempuh agar hal tersebut dapat tercapai, antara lain :

1) Memupuk dengan kompos, pupuk kandang dan guano, 2) Memupuk dengan pupuk hijau,

3) Memupuk dengan limbah yang berasal dari kandang ternak, rumah pemotongan hewan (RPH), septic tank,

4) Mempertahankan dan melestarikan habitat tanaman dengan pola tanam polikultur.

2.2.3. Kelebihan dan Kekurangan Pertanian Organik

Sistem pertanian organik mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Kelebihan dari sistem pertanian organik, yaitu :

1) Tidak menggunakan pupuk atau pestisida kimia sehinggga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, baik pencemaran tanah, air, maupun udara, serta produknya tidak mengandung racun,

2) Tanaman organik mempunyai rasa yang lebih manis dibandingkan dengan tanaman non-organik,

3) Produk tanaman organik lebih mahal.

Sedangkan kekurangan sistem pertanian organik, adalah sebagai berikut ; 1) Membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak, terutama untuk pengendalian

hama dan penyakit,

2) Membutuhkan biaya yang tidak sedikit pada awal pengolahan,

3) Penampilan fisik tanaman organik tidak semenarik tanaman non-organik, 4) Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil.

2.3. Penelitian Terdahulu

(34)

adalah pangsa pasar sayuran organik yang akan terus meningkat dan loyalitas konsumen dan distributor untuk sayuran organik masih tinggi. Ancaman utama bagi perusahaan yaitu pangsa pasar pesaing makin luas, adanya hama dan penyakit yang menyerang tanaman serta perubahan iklim dan gejala alam. Prioritas strategi yang tepat yang dapat direkomendasikan untuk perusahaan berdasarkan hasil analisis matriks QSP (Quantitative Strategic Planning) adalah mengoptimalakan dan meningkatkan volume produksi dengan TAS (Total Attractive Score) tertinggi sebesar 6,63 dengan cara perencanaan tanam yang lebih

teliti, penyediaan sarana produksi yang lengkap dan memanfaatkan lahan yang masih kosong atau belum ditanam, serta memproduksi sayuran yang bernilai ekonomis.

(35)

melakukan diversifikasi konsentris (yaitu menambah produk atau jasa baru yang masih terkait) terhadap produk yang tidak terjual atau tidak layak jual, memperluas area tanam dan meningkatkan kerjasama dengan petani mitra, melakukan difersifikasi horizontal (yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada) dan diversifikasi konglomerat (yaitu menambah produk atau jasa baru yang tidak terkait dengan pelanggan baru) dengan memanfaatkan fasilitas perkebunan yang ada, mempelajari perkembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi, melakukan riset pasar melelui asosiasi pertanian pertanian organik yang ada, mencari dan mempelajari berbagai informasi tentang jenis hama dan penyakit tanaman serta menemukan tindakan pencegahan dan penyembuhannya, memanfaatkan fasilitas litbang yang dimiliki pemerintah, memanfaatkan modal pinjaman yang ditawarkan pemerintah dan lembaga keuangan yang ada.

Mes Ayu Aliza Fitri, 2006. Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik pada Kelompok Tani “Usahatani Bersama” Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. Metode pengolahan data dan analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan konsep manajemen strategis. Analisa yang dilakukan terdiri dari analisis kualitatif (visi, misi, tujuan dan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan) dan analisis kuantitatif untuk perumusan strategi terdiri dari tiga tahap (David, 2004), yaitu tahap pemasukan digunakan matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE (External Factor Evalution ), tahap pemanduan dengan matriks IE (Internal-Eksternal) dan matriks

(36)

”Usahatani Bersama” dalam memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman tergolong tinggi. Peluang yang paling direspon oleh kelompok tani ini adalah program Kawasan Agropolitan (0,476) dan yang menjadi ancaman utamanya adalah persaingan yang cukup tinggi (0,454). Berdasarkan analisis tersebut, maka kelompok tani berada pada kuadran II, inti strategi yang dapat diterapkan usahatani adalah strategi tumbuh dan kembang (growth and build). Salah satu alternatif strategi yang dapat diimplementasikan dan dikembangkan pada posisi ini adalah strategi intensif atau strategi integrasi.

Mayzar Yanti, 2006. Strategi Pengembangan Usaha Sayuran Organik di Pertanian Organik ”KebonKu”. Berdasarkan hasil perhitung Matrik EFE, terlihat bahwa pangsa pasar sayuran organik masih luas serta loyalitas konsumen dan distributor yang cukup tinggi merupakan peluang yang utama bagi perusahaan. Ancaman utama yang dihadapi oleh perusahaan adalah adanya sengketa kepemilikan lahan dan perkembangan jenis hama dan penyakit pada tanaman. Berdasarkan hasil perhitungan Matrik IFE, terlihat bahwa perencanaan tanam sudah baik dan adanya hubungan atasan dan karyawan yang terjalin dengan baik merupakan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan. Kelemahan utama perusahaan adalah volume produksi kurang optimal dan lokasi perusahaan yang sulit dijangkau. Posisi perusahaan dalam Matrik IE berada di kuadran V, hal ini berarti strategi yang dapat diambil adalah strategi Hold and Maintain berupa strategi pengembangan produk dan penetrasi pasar. Formulasi strategi dilakukan dengan menggunakan alat analisis SWOT. Lima prioritas strategi yang dapat diterapkan adalah meningkatkan volume produksi perusahaan, mempertahankan kualitas dan mutu pelayanan kepada konsumen dan distributor serta mengusahakan sertifikasi organik, mempertahankan dan meningkatkan upaya quality control terhadap produk, memperluas jaringan distribusi dan pemasaran,

serta meningkatkan upaya promosi produk dan mengusahakan kemasan dan label produk untuk meningkatkan dan mempertahankan loyalitas konsumen.

(37)

EFE sebesar 2,81 dan matriks IFE sebesar 2,35 sehingga menempatkan LPS pada matriks V. Posisi ini menggambarkan posisi LPS pada respon unit-unit usaha yang ada terhadap faktor-faktor eksternal yang dihadapinya tergolong sedang. Hasil dari matriks analisis SWOT diperoleh alternatif SO yaitu membantu proses sertifikasi kegiatan produk organik bagi petani binaan dan menjadi pengawas kegiatan pertanian organik petani dhuafa. Strategi ST yaitu meningkatkan mutu dan kemasan produk agar sulit dipalsukan. Strategi WO yaitu menjalin kerjasama dengan kelompok tani sehat dan dinas pertanian daerah dalam sosialisasi dan promosi produk. Strategi WT yaitu meningkatkan kualitas produksi beras organik dengan penambahan sarana dan prasarana yang mendukung. Berdasarkan hasil matriks QSP diperoleh bahwa strategi menjalin kerjasama dengan kelompok tani sehat dan dinas pertanian daerah dalam sosialisasi dan promosi roduk merupakan strategi prioritas, dengan nilai TAS terbesar yaitu 6,19.

(38)

III. KERANGKA

PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Konsep Manajemen Strategi

Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi memiliki konsekuensi yang perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal dihadapi perusahaan (David, 2006).

Manajemen strategi didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategi terfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, informasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi (David, 2006). Selain itu, manajemen strategi adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.

Menurut Jauch dan Glueck dalam Rosita (2008), bahwa manajemen strategi akan membantu perusahaan dalam melihat ancaman dan peluang di masa mendatang, sehingga memungkinkan organisasi untuk dapat mengantisipasi kondisi yang selalu berubah. Selain itu, manajemen strategi menyediakan sasaran serta arah yang jelas bagi msa depan perusahaan/organisasi, sehingga perusahaan/ organisasi yang mengembangkan sistem manajemen strategi mempunyai kemungkinan tingkat keberhasilan yang lebih besar daripada yang tidak menggunakan sistem tersebut.

3.1.2. Proses Manajemen Strategi

(39)

1. Perumusan atau formulasi strategi

Formulasi strategi termasuk di dalamnya mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi eluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

2. Implementasi strategi

Mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.

3. Evaluasi strategi

Evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategi. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi, yaitu : (1) meninjau ulang faktor internal dan eksternal, (2) mengukur kinerja dan (3) mengambil tindakan korektif.

3.1.3. Formulasi Strategi

(40)

Gambar 1. Kerangka Kerja Analitis untuk Perumusan Strategi Sumber: David (2006)

Alat yang disajikan dalam kerangka formulasi strategi tersebut dapat digunakan untuk semua ukuran dan tipe organisasi, serta dapat membantu ahli strategi mengenali, mengevaluasi dan memilih strategi.

1. Tahap Input

Tahap input terdiri atas Matriks EFE, Matriks IFE, dan Matriks CPM. Alat input membutuhkan penyusun strategi untuk menguantifikasi secara subjektif selama tahap awal dari proses perumusan strategi. Membuat keputusan kecil dalam matriks input berhubungan dengan tingkat penting relatif dari faktor internal dan eksternal memungkinkan penyusun strategi untuk menghasilkan dan mengevaluasi alternatif strategi dengan lebih efektif. Penilaian intuitif yang baik selalu dibutuhkan untuk menentukan bobot dan peringkat yang sesuai.

TAHAP 1: TAHAP INPUT (INPUT STAGE)

TAHAP 2: TAHAP PENCOCOKAN (MATCHING STAGE)

TAHAP 3: TAHAP KEPUTUSAN (DECISION STAGE) Matriks Evaluasi

(41)

2. Tahap Pencocokan

Strategi kadang-kadang didefinisikan sebagai pencocokan yang dibuat suatu organisasi antara sumber daya dan keterampilan internalnya dengan peluang dan risiko yang diciptakan oleh faktor eksternal. Tahap pencocokan dari kerangka kerja perumusan strategi terdiri atas lima teknik yang dapat digunakan, yaitu Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks BCG, Matriks IE, dan Matriks Grand Strategy. Alat ini bersandar pada informasi yang diturunkan dari tahap input

untuk mencocokkan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal adalah kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak secara efektif.

3. Tahap Keputusan

Analisis dan intuisi memberikan dasar untuk membuat keputusan perumusan strategi. Teknik pencocokkan mengungkapkan alternatif strategi yang layak. Banyak dari strategi ini kemungkinan diajukan oleh manajer dan karyawan yang berpartisipasi dalam aktivitas analisis dan pilihan strategi. Strategi tambahan yang dapat dihasilkan dari analisis pencocokan dapat didiskusikan dan ditambahkan ke dalam daftar pilihan alternatif yang layak.

3.1.4. Analisis Lingkungan

Shrivastava dalam Rosita (2008), menyatakan analisis lingkungan ini memainkan peran sentral dalam menajemen strategi kerena dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal maupun internal suatu perusahaan/organisasi. Analisis lingkungan dapat membantu perusahaan untuk memposisikan dirinya dalam perkembangan lingkungan secara kontinyu.

3.1.4.1. Lingkungan Internal

(42)

fungsional bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan/akuntasi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen. Strategi didesain sebagai bagian dari usaha memperbaiki kelemahan perusahaan mengubahnya menjadi kekuatan dan bahkan menjadi kompetensi yang unik. Kompetensi yang unik (distinctive competencies) adalah kekuatan perusahaan yang tidak dapat dengan mudah disamakan atau ditiru oleh pesaing.

1. Manajemen

Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian. Perencanaan dapat memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja organisasi dan individu. Perencanaan memungkinkan organisasi mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang eksternal dan meminimalkan pengaruh ancaman eksternal. Pererencanaan mencakup pengembangan misi, peramalan kejadian dan tren masa depan, penetapan tujuan, dan pemilihan strategi yang akan dijalankan.

2. Pemasaran

Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran, yaitu analisis pelanggan, penjualan produk/jasa, perencanaan produk dan jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang. Pemahaman terhadap fungsi pemasaran membantu penyusun strategi mengidentifikasi dan mengevaluasi kelemahan pemasaran.

3. Keuangan/akuntansi

(43)

4. Produksi/ Operasi

Fungsi produksi/operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi/operasi berhubungan dengan input transformasi, dan output yang bervariasi antar industri dan pasar.

5. Penelitian dan Pengembangan

Perusahaan yang menjalankan strategi pengembangan produk khususnya harus memiliki orientasi litbang yang kuat. Litbang dalam organisasi memiliki dua bentuk dasar: (1) litbang internal, dimana organisasi menjalankan departemen litbangnya sendiri, (2) kontrak litbang, dimana perusahaan merekrut peneliti indipenden atau agen indipenden untuk mengembangkan produk spesifik.

6. Sistem Informasi Manajemen

Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis menjadi satu dan menyediakan dasar untuk semua keputusan manajerial, ini merupakan fondasi dari semua organisasi. Informasi menunjukkan sumber utama dari kekuatan atau kelemahan kompetitif manajemen. Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan sistem informasi perusahaan adalah dimensi yang penting dalam menjalankan audit internal.

3.1.4.2. Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal menurut Umar (2003) terdiri dari lingkungan jauh atau lingkungan umum dan lingkungan industri. Analisis faktor eksternal menekankan pada identifikasi dan evaluasi tren dan kejadian yang berada di luar kendali perusahaan. Analisis lingkungan eksternal mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan sehingga manajer dapat memformulasikan strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang dan menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman.

(44)

kekuatan teknologi; dan (5) kekuatan kompetitif. Analisis kompetitif adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi dalam banyak industri dengan model lima kekuatan Porter. Hubungan antara kekuatan-kekuatan ini dengan organisasi dapat dilihat pada Gambar 2. Tren dan kejadian eksternal secara signifikan mempengaruhi semua produk, jasa, pasar, dan organisasi.

Perubahan dalam kekuatan eksternal mengakibatkan perubahan dalam permintaan konsumen untuk barang industri dan konsumsi serta jasa. Kekuatan eksternal memengaruhi tipe produk yang dikembangkan, karakteristik dari strategi segmentasi pasar dan positioning, tipe jasa yang ditawarkan, dan pilihan bisnis yang ingin diakuisisi atau dijual. Kekuatan eksternal secara langsung memengaruhi pemasok dan distributor. Identifikasi dan evaluasi peluang dan ancaman eksternal memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan misi bisnis yang jelas, mendesain strategi untuk mencapai tujuan jangka panjang, dan mengembangkan kebijakan untuk mencapai tujuan tahunan.

Gambar 2. Hubungan Antara Kekuatan Eksternal Kunci dan Organisasi Sumber: David (2006)

Faktor eksternal kunci ini dapat berubah seiring berjalannya waktu dan berdasar industri. Hubungan baik dengan pemasok dan distributor sering kali

(45)

menjadi faktor penting untuk kesuksesan. Variabel lain yang umum digunakan mencakup pangsa pasar, keragaman produk pesaing, ekonomi dunia, keunggulan atas kepemilikan dan pelanggan besar, harga yang bersaing, kemajuan teknologi, pergeseran populasi, tingkat suku bunga, dan penurunan populasi.

1. Ekonomi

Faktor ekonomi memiliki pengaruh langsung terhadap kondisi dan strategi perusahaan. Faktor ekonomi dapat membantu atau menghambat upaya mencapai tujuan perusahaan dan menyebabkan keberhasilan ataupun kegagalan strategi yang dapat berperan sebagai peluang ataupun ancaman karena dapat mempengaruhi daya beli dan pola konsumsi masyarakat.

2. Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan. Organisasi kecil ataupun besar berorientasi laba dan nirlaba dalam semua industri telah dikejutkan dan ditantang oleh peluang dan ancaman yang berasal dari perubahan variabel sosial, budaya, demografi, dan lingkungan. Tren sosial, budaya, demografi, dan lingkungan membentuk cara masyarakat hidup, berproduksi, dan mengkonsumsi. Tren baru menciptakan tipe konsumen yang berbeda, ini mengakibatkan kebutuhan akan barang dan jasa serta strategi yang berbeda.

3. Politik, Pemerintah, dan Hukum

Pemerintah negara federal, bagian, lokal, dan asing adalah pembuat peraturan utama, pemberi subsidi, pemilik, dan pelanggan organisasi. Faktor politik, pemerintah, dan hukum dapat menjadi peluang atau ancaman utama untuk perusahaan kecil maupun besar.

4. Teknologi

(46)

dramatis. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, yang menghasilkan penciptaan produk baru dan produk yang lebih baik, perubahan posisi biaya kompetitif dalam suatu industri, dan membuat produk dan jasa saat ini menjadi ketinggalan zaman.

5. Kompetitif

Berdasarkan pendekatan organisasi industrial, faktor eksternal (industri) lebih penting dari faktor internal dalam perusahaan yang ingin mencapai keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif ditentukan oleh positioning kompetitif di dalam industri. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing merupakan hal yang penting untuk keberhasilan formulasi strategi.

Menurut Porter (1980), persaingan dalam suatu industri berakar pada struktur ekonomi yang mendasarinya dan berjalan di luar perilaku pesaing-pesaing yang ada. Keadaan persaingan dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan persaingan pokok, dapat dilihat pada Gambar 3. Tujuan strategi bersaing untuk suatu unit usaha (business unit) dalam sebuah industri adalah menemukan posisi dalam industri tersebut di mana perusahaan dapat melindungi diri sendiri dengan sebaik-baiknya terhadap tekanan (gaya) persaingan atau dapat mempengaruhi tekanan tersebut secara positif. Kelima kekuatan persaingan secara bersama-sama menentukan intensitas persaingan dan kemampuan labaan dalam industri.

Ancaman masuknya pendatang baru

Kekuatan tawar- Kekuatan tawar-

menawar pemasok menawar pembeli

Ancaman produk atau

jasa pengganti

Gambar 3. Kekuatan-Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri Sumber: Porter (1980)

Pendatang baru potensial

Para pesaing industri

Persaingan diantara perusahaan yang ada

Pemasok Pembeli

(47)

a) Persaingan diantara perusahaan sejenis, pada umumnya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh perusahaan dapat berhasil jika perusahaan memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan pesaing.

b) Ancaman pendatang baru, pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar, serta sumber daya yang besar. Mengakibatkan harga menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi kemampulabaan.

c) Tekanan dari produk pengganti (subtitute product), semua perusahaan dalam industri bersaing, dalam arti yang luas dengan industri-industri yang menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan harga baku (ceiling price) yang dapat diberikan perusahaan dalam industri. Semakin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, semakin ketat pembatasan laba industri. d) Kekuatan tawar menawar pembeli, pembeli bersaing dengan industri dengan

cara memaksa harga turun, tawar-menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing satu sama lain dengan mengorbankan kemampulabaan industri.

e) Kekuatan tawar menawar pemasok, pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar-menawar terhadap para peserta industri dengan mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang dibeli. Pemasok yang kuat dapat menekan kemampulabaan industri yang tidak mampu mengimbangi kenaikan harganya.

3.1.5. Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks I-E, Matriks SWOT dan QSPM

(48)

Matriks EFE (External Factor Evaluating) digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor strategis eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi; sosial, budaya, demografi dan lingkungan; politik, ekonomi dan hukum; teknologi; serta kekuatan kompetitif. Hal ini penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung terhadap perusahaan.

Matriks I-E (Internal-External) merupakan salah satu parameter yang meliputi matriks parameter kekuatan internal dan pengaruh perusahaan yang masing-masing akan mengidentifikasi ke dalam elemen eksternal dan internal melalui matriks IFE dan EFE. Tujuan penggunaan matriks I-E adalah untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat perusahaan yang lebih detail (Rangkuti, 2006).

Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) merupakan alat pencocokan yang penting dan membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu S-O, strategi S-T, strategi W-O dan strategi W-T. Matriks tersebut dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Jabaran masing-masing tipe strategi dari analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jabaran Tipe Strategi dari Analisis SWOT

Tipe Strategi Jabaran Tipe Strategi

S-O

Dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memnfaatkan peluang sebesar-besarnya.

S-T Merupakan strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

W-O Diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

(49)

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Saat ini produk organik mulai berkembang dan diminati banyak orang. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya usaha pertanian yang menerapkan sistem bertani secara organik serta peningkatan konsumsi masyarakat yang ingin bergaya hidup sehat. Dari beberapa komoditas yang dapat dikembangkan dengan sistem pertanian organik adalah komoditas hortikultura terutama untuk komoditas sayuran. Salah satu kelompok tani yang bergerak dalam usaha produk sayuran organik adalah kelompok tani Putera Alam, yang terletak di Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Dalam menjalankan usahanya kelompok tani Putera Alam mengalami beberapa kendala, diantaranya kurangnya modal usaha, sehingga menyebabkan kelompok tani Putera Alam sulit untuk mengembangkan usahanya. Terbatasnya sarana dan prasarana, baik untuk kegiatan produksi maupun kegiatan pendistribusian produk sayuran yang mereka hasilkan. SDM anggota tani masih rendah, yang berdampak pada kurangnya sentuhan teknologi pada sistem produksi sayuran organik dan lemahnya sistem manajemen organisasi pada kelompok tani ini. Selain itu, pemahaman masyarakat akan pentingnya pangan sehat mulai disadari dalam jangka waktu lama, sehingga terjadi peningkatan permintaan produk sayuran organik di pasar. Oleh karena itu, kelompok tani perlu merumuskan dan menyusun strategi yang tepat dengan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberlangsungan jalannya usaha sayuran organik ini.

Penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi kelompok tani, sedangkan untuk merumuskan dan menyusun strategi usaha yang tepat, terdapat tiga tahap yang perlu ditempuh. Tahap tersebut meliputi tahap pengumpulan input dasar (the input stage), tahap pemanduan atau pencocokan (the matching stage) dan tahap keputusan (the decision stage).

(50)

manajemen, pemasaran, keuangan/ akuntansi, produksi/ operasi, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari ekonomi; sosial, budaya, demografi dan lingkungan; politik, pemerintah dan hukum; teknologi; dan kekuatan kompetitif.

Tahap kedua untuk menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor internal dan eksternal yang diperoleh dari tahap input atau tahap pertama dari matriks IFE dan EFE. Teknik pada tahap kedua ini adalah matriks I-E (Internal-External) yang diguanakan untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini dan matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) untuk menghasilkan strategi alternative yang layak.

Pada tahap ketiga akan diambil keputusan strategi mana yang menjadi prioritas dengan menggunakan matriks perencanaan strategi kuantitatif atau QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) sebagai rekomendasi strategi yang harus dijalankan oleh kelompok tani tersebut.

(51)

Gambar 4. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional Kelompok Tani Putera Alam

• Kurangnya modal usaha • Sarana dan prasarana terbatas • SDM anggota tani masih rendah • Daerah pemasaran masih terbuka luas

Analisis Lingkungan Internal : • Manajemen

• Pemasaran

• Keuangan/akuntansi • Produksi/operasi

• Penelitian dan Pengembangan • Sistem Informasi Manajemen

Analisis Lingkungan Eksternal : • Ekonomi

• Sosial, budaya, demografi, dan lingkungan

• Politik, hukum, dan pemerintah • Teknologi

• Kompetitif

Identifikasi Faktor-faktor Internal dan Eksternal Kelompok Tani

Matriks IFE Matriks EFE

Matriks IE Matriks SWOT

Alternatif Strategi Pengembangan Usaha

QSPM

(52)

IV.

METODE PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kelompok tani Putera Alam di desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purvosive) dengan pertimbangan bahwa kelompok tani Putera Alam merupakan satu-satunya kelompok tani yang mengusahakan sayuran organik dibawah naungan GAPOKTAN Flamboyan desa Sukagalih, yang juga merupakan kelompok tani binaan dibawah bimbingan Tim Academic Frontier Research Project Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008. Waktu penelitian

dimulai pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2009.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan tiga orang responden yang terdiri dari ketua kelompok tani, penyuluh dari Tim Academic Frontier Research Project Institut Pertanian Bogor dan KASI Hortikultura Dinas Pernatian Kabupaten Bogor. Jumlah responden dipilih berdasarkan tingkat pengaruhnya terhadap perkembangan usaha kelompok tani Putera Alam.

Dalam pengolahan data, bobot yang diberikan terhadap ketiga responden berbeda. Responden pertama yang merupakan pihak internal kelompok tani diberi bobot 60 persen, sedangkan pihak eksternal yakni responden kedua dan ketiga masing-masing diberi bobot 20 persen. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa responden pertama lebih mengetahui kondisi internal kelompok tani dari pada responden kedua dan ketiga. Selain itu, responden kedua dan ketiga tidak mempunyai pengaruh dalam pengambilan kebijakan atau keputusan dalam kelompok tani sehingga diberi bobot yang kecil. Pemberian bobot ini dilakukan pada tahap penilaian rating.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Kerja Analitis untuk Perumusan Strategi Sumber: David (2006)
Gambar 2. Hubungan Antara Kekuatan Eksternal Kunci dan Organisasi Sumber: David (2006)
Gambar 3. Kekuatan-Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri Sumber: Porter (1980)
Gambar 4. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persepsi Anggota Kelompok Tani-Ternak Terhadap Flu Burung (Avian influenza) (Kasus Kelompok Tani-Ternak Pandan Wangi Desa Karehkel, Leuwiliang-Bogor). Program Studi Sosial Ekonomi

Hasil akhir dari adanya program pendampingan ini adalah Kelompok Tani Hurip dapat menjadi kelembagaan petani yang dapat meningkatkan posisi tawar dari produk tepung ubi

Kepengurusan kedua anggota Kelompok Tani (GAPOKTAN) harus memotivasi anggota ke- lompok tani yang kurang aktif sehingga mereka pun dapat memperoleh kesadaran tentang keaktifan

Kelompok tani Karya Agung memiliki anggota 50 orang, yang bertempat tinggal masih dalam satu jalan jalur (dusun) yang sama. Pada tahun 2008 kegiatan anggota

Penelitian yang berjudul Strategi Kelompok Tani Tranggulasi dalam Pengembangan Produk Sayuran Organik dilaksanakan pada tanggal 23 September – 22 Oktober

Penelitian ini menitikberatkan pada Analisis Bentuk Partisipasi Petani dalam Pengembangan Agribisnis Pertanian Sayuran Organik di Kelompok Tani Tranggulasi Desa

Dalam penelitian ini, penilaian kinerja didasarkan pada fungsi kelompok tani sebagai aditujukan terhadap kerjasama antar anggota dalam organisasi Kelompok Wanita Tani

IFAS EFAS Strength Kekuatan 1Anggota kelompok tani mengetahui budidaya ayam buras 2 Anggota Kelompok Wanita Tani sebagian besar memiliki ayam buras 3 Wanita tani