• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kelompok Tani Tranggulasi dalam Pengembangan Produk Sayuran Organik Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 522008012 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kelompok Tani Tranggulasi dalam Pengembangan Produk Sayuran Organik Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang T1 522008012 BAB II"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelompok Tani

Kelompok tani merupakan organisasi yang dapat dikatakan berfungsi dan

ada secara nyata disamping berfungsi sebagai wahana penyuluhan dan penggerak

kegiatan anggotanya. Beberapa kelompok tani juga mempunyai kegiatan lain,

seperti gotong royong, kegiatan simpan pinjam, dan arisan kerja untuk kegiatan usahatani(Nuryanti dan Swastika, 2011). Kelompok tani adalah suatu organisasi,

sehingga memiliki struktur organisasi dengan kelengkapan yang terdiri dari:

Ketua kelompok, Sekretaris, Bendahara serta seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan

(Beng, 2005). Usia kelompok ternyata tidak menjamin kinerja kelompok.

Kelompok yang sudah mencapai tingkat madya dan berusia tua dinilai sudah tidak

dinamis lagi malahan mengarah kekelompok yang tidak efektif (Syam et al dalam

Wahyuni, 2003)

Jumlah anggota kelompok tani sangat bervariasi dan ada kecendrungan

bahwa makin banyak anggota kelompok makin rendah presentase keaktifannya

dalam pertemuan kelompok. Disimpulkan bahwa jumlah anggota kelompok yang

ideal adalah 30-40 orang (Wahyuni dan Hendayana dalam Wahyuni, 2003)

Menurut Wahyuni dan Hendrayana dalam Wahyuni (2003), aset kelompok

tani yang utama adalah uang, kemudian gudang yang sekaligus berfungsi sebagai

tempat pertemuan kelompok, dan terakhir alsintan. Aset yang dimiliki kelompok

merupakan cermin kemajuan kelompok dan berfungsi sebagai faktor pengikat

anggota. Namun untuk mencapai aset yang tinggi diperlukan pengurus yang bisa

dipercaya.

Fungsi utama kelompok tani pada dasarnya adalah: Sebagai unit belajar, anggota kelompok tani memperoleh inovasi dari penyuluh atau sumber yang lain.

Sebagai unit kerjasama, anggota kelompok tani melaksanakan kerjasama dalam

rangka penerapan inovasi yang diperoleh dari proses belajar. Sebagai unit

produksi, anggota kelompok tani melaksanakan kegiatan pertanian untuk

memperoleh produksi guna meningkatkan pendapatanya. Kemudian sebagai unit

usaha, anggota kelompok tani mengembangkan usahanya dan usaha kelompok

(2)

2.2 Strategi Kelompok Tani

Dalam memahami strategi kelompok tani penulis mendalami dengan teori

perilaku organisasi. Perilaku organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang

mempelajari tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu

organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual maupun

kelompok) (Wikipedia, 2014b).

Perilaku Organisasi disusun oleh beberapa faktor pendukung yang

menyebabkan suatu organisasi tersebut dapat berhasil. Keberhasilan dari

organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Faktor organisasi

2. Produktifitas individu dan kelompok

3. Kepuasan individu dan kelompok

Produktifitas individu dan kelompok dipengaruhi oleh faktor individual

sedangkan kepuasan individu dan kelompok dipengaruhi oleh faktor

interpersonal, faktor interpersonal dengan faktor individual saling mempengaruhi

dan kedua faktor ini saling berpengaruh terhadap faktor organisasi dengan

demikian setiap faktor saling mempengaruhi untuk menunjang keberhasilan atau

kesuksesan dari suatu organisai.

Faktor organisasi terdiri dari beberapa komponen yaitu budaya organisasi,

lingkungan kerja, dan kemampuan beradaptasi. Budaya organisasi menurut

Kreitner dan Kinicki (2005), adalah satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima

secara implicit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut

rasakan, pikirkan, dan bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka ragam.

Definisi ini menyoroti tiga karakteristik, yang pertama budaya organisasi

diberikan kepada karyawan baru melalui proses sosialisasi. Kedua, budaya

organisasi mempengaruhi perilaku kita di tempat kerja. Ketiga, budaya organisasi

berlaku pada tingkatan yang berbeda terhadap pandangan yaitu pandangan keluar

dan kemampuan bertahan terhadap perubahan. Faktor yang berikutnya yaitu

lingkungan kerja, karyawan peduli terhadap lingkungan kerja dengan kondisi

yang mendukung baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan

mengerjakan tugas, kondisi yang tidak berbahaya dan merepotkan sebagian besar

(3)

membentuk faktor organisasi yaitu kemampuan beradaptasi, organisasi yang

tangguh yaitu organisasi yang mampu menyesuaikan terhadap perubahan yang

terjadi dan menjadikan perubahan itu menjadi peluang. Para manajer mulai

melihat perilaku organisasi sebagai bagian rumit yang penting dari organisasi

yang membutuhkan penanganan khusus, baik melalui pelatihan maupun

pengembangan tenaga kerja (Afiff, 2013).

Produktifitas individu dan kelompok, Produktifitas individu Kreitner dan

Kinicki (2014) mengatakan “Anda harus nyaman dengan diri anda agar dapat

menjadi bos, oleh sebab itu konsep diri menjadi penting yaitu presepsi diri yang

dimiliki oleh individu sebagai makhluk fisik, sosial dan spiritual atau moral. Suatu

konsep diri tidak akan mungkin tercipta tanpa kapasitas berpikir mengenai hal-hal

dan proses yang kompleks. Ini akan membawa kita pada peran kognisi

mempresentasikan setiap pengetahuan, opini, atau keyakinan mengenai

lingkungan seseorang atau prilaku seseorang. Produktifitas kelompok

dikelompokan menjadi lima tahap sebagai bagian dari proses perkembangan yang

alami yaitu: tahap satu, pembentukan. Selama tahap awal ini, para anggota

kelompok cendrung merasa tidak pasti dan cemas mengenai peran-peran mereka,

siapa yang bertanggung jawab, dan tujuan kelompok. Tahap kedua, Timbulnya

konflik. Ini adalah saat pengujian. Setiap orang menguji kebijakan dan asumsi

pemimpinnya ketika mereka mencoba untuk menentukan bagaimana mereka bisa

masuk dalam struktur kekuasaan. Banyak kelompok yang berhenti dalam tahap

dua karena politik-politik kekuasaan berubah menjadi pemberontakan terbuka.

Tahap tiga, normalisasi. Kelompok-kelompok yang bisa melewati tahap dua

biasanya berhasil karena seorang anggota yang dihormati, selain pemimpin,

menantang kelompok untuk menyelesaikan masalah kekuasaannya sehingga bisa

mencapai sesuatu. Tahap empat. Berkinerja aktivitas pada tahap penting ini

difokuskan pada pemecahan masalah-masalah tugas. Dan yang terakhir tahap

lima. Pembubaran, pekerjaan selesai dilakukan; sekarang waktunya untuk

melakukan aktivitas lain (Kreitner dan Kinicki, 2014).

Organisasi yang berhasil yaitu organisasi yang mampu memberikan

kepuasan terhadap individu dan Kelompok kepuasan tersebut digambarkan

(4)

umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Faktor yang mendorong kepuasan

kerja adalah kerja yang secara mental menantang, ganjaran yang pantas, kondisi

kerja yang mendukung, dan rekan sekerja yang mendukung (Robbins, 1996).

Kemudian komitmen organisasi yang mencerminkan bagaimana seorang individu

mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi dan terkait dengan tujua-tujuannya

(Kreitner dan Kinicki, 2005).

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas individu dan kelompok

yaitu faktor individual yang terdiri dari:

1. Kemampuan belajar

2. Kepribadian

3. Nilai-nilai

4. Motivasi

5. Stress

Belajar dalam perilaku organisasi didefinisikan sebagai berikut; pertama,

belajar melibatkan perubahan, orang dapat belajar perilaku-prilaku yang tidak

menguntungkan dan perilaku-perilaku yang menguntungkan. Kedua, perubahan

itu harus relatif permanen. Ketiga, belajar berlangsung dimana ada suatu

perubahan tindakan. Suatu perubahan proses berpikir atau sikap seorang individu,

jika tidak diiringi perubahan perilaku tidak akan merupakan pembelajara.

Kepribadian merupakan total jumlah dari cara-cara dalam mana seorang individu

bereaksi dan berinteraksi dengan orang-orang. Kepribadian merupakan suatu hasil

dari pengaruh kelahiran dan interaksi individu dengan lingkungannya. Nilai

menyatakan keyakinan-keyakinan dasar bahwa suatu modus (cara) perilaku atau

keadaan akhir dari eksistensi yang khas lebih dapat disukai secara pribadi atau

sosial. Nilai-nilai penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai

meletakkan fundasi untuk memahami sikap dan motivasi serta karena nilai

mempengaruhi presepsi kita. Motivasi yaitu kesediaan untuk mengeluarkan

tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh

kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual (Robbins,

1996).

Menurut Kreitner dan Kinicki (2014), stres didefinisikan sebuah respon

(5)

merupakan akibat dari tindakan eksternal, situasi atau kejadian yang

membebankan tuntutan fisik dan psikologis pada diri seseorang. Stres dapat

diatasi atau diringankan dampaknya dengan cara:

1. Mengkonsultasikan masalah yang sedang dihadapi kepada psikiater atau rekan kerja atau teman dekat

2. Melakukan olah raga ringan

3. Mengkonsumsi bahan makanan kaya gizi

4. Menonton acara komedian atau lawak (Wikipedia, 2014d).

Faktor yang mempengaruhi kepuasan individu dan kelompok yaitu faktor

interpersonal yang terdiri dari:

1. Kepemimpinan

2. Komunikasi

3. Keterampilan pengambilan keputusan

4. Dinamika kelompok

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk

memfasilitasi pencapaian tujuan organisasi yang relevan. Menampilkan

kepemimpinan tidak mengharuskan seseorang berada pada posisi pemimpin

formal. Tiga variabel penting yang ada dalam semua situasi kepemimpinan adalah

orang, tugas, dan lingkungan. Komunikasi merupakan hal yang mengikat kesatuan

organisasi. Komunikasi membantu anggota-anggota organisasi mencapai tujuan

individu dan juga organisasi, merespon dan mengimplementasikan perubahan

organisasi, mengoordinasikan aktivitas organisasi, dan ikut memainkan peran

dalam hampir semua tindakan organisasi yang relevan. Keterampilan

pengambilan keputusan, keputusan dibedakan menjadi dua tipe yaitu; pertama,

keputusan terprogram. Sebuah keputusan disebut keputusan terprogram jika

bersifat berulang, rutin dan memiliki prosedur penanganan yang baku. Kedua

keputusan tidak terprogram. Sebuah keputusan disebut keputusan tidak

terprogram ketika benar-benar baru dan belum tersetruktur. Pengambilan

keputusan yang kreatif memiliki karakteristik berikut ini:

1. Keteguhan hati. Mereka tahan menghadapi kesulitan lebih lama dari orang

(6)

2. Berani mengambil risiko. Mereka mengambil risiko yang menengah atau

tinggi tetapi tidak mengambil risiko yang sangat tinggi.

3. Keterbukaan. Terbuka terhadap pengalaman baru dan mau mencoba

pendekatan baru.

4. Toleransi terhadap ambiguitas. Mereka biasa mentoleransi kurangnya struktur,

ketidakjelasan, dan kurangnya informasi, data dan jawaban (Ivancevich dkk,

2007).

Dinamika kelompok yaitu semua aktifitas yang terjadi apa dan bagaimana

kelompok tersebut dapat berjalan. Menurut Kreitner dan Kinicki (2005),

kelompok yaitu dua orang atau lebih yang berinteraksi secara bebas dengan

berbagai norma dan tujuan bersama serta memiliki sebuah identitas yang sama.

Dalam menjalankan organisasinya, kelompok tani juga menjalankan

strategi manajemennya. Menurut David dalam Rosalina (2009), terdapat beberapa

alternatif strategi utama yang dapat diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu:

1. Strategi Integrasi

a. Strategi integrasi ke depan, yaitu suatu strategi yang melibatkan akuisisi

kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer

perusahaan.

b. Strategi integrasi ke belakang, yaitu suatu strategi yang melibatkan

akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas pemasok perusahaan.

c. Strategi integrasi horizontal, yaitu suatu strategi yang melibatkan akuisisi

kepemilikan atau peningkatan kontrol atas pesaing perusahaan.

2. Strategi Intensif

a. Strategi penetrasi pasar, yaitu dimana perusahaan sebaiknya meningkatkan

pangsa pasar suatu produk atau jasa melalui usaha-usaha pemasaran yang

lebih besar, misalnya dengan menambah tenaga penjual, biaya iklan,

promosi penjualan atau usaha-usaha promosi lainnya. Jadi, tujuan dari

strategi ini yaitu untuk meningkatkan pangsa pasar melalui usaha

pemasaran yang lebih besar.

b. Strategi pengembangan pasar, yaitu suatu strategi yang bertujuan untuk

(7)

daerah-daerah yang secara geografis merupakan daerah-daerah baru. Tujuan dari strategi

ini yaitu untuk memperbesar pangsa pasar.

c. Strategi pengembangan produk, yaitu strategi yang bertujuan agar

perusahaan dapat meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau

memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada sekarang atau

mengembangkan produk atau jasa yang baru.

3. Strategi Diversifikasi

a. Strategi diversifikasi konsentrik, yaitu suatu strategi dengan cara

menambah produk atau jasa yang baru tetapi masih saling berhubungan

dengan produk atau jasa yang lama. Jadi, tujuan strategi ini yaitu untuk

membuat produk baru yang berhubungan untuk pasar yang sama.

b. Strategi diversifikasi konglomerat, yaitu suatu strategi dimana perusahaan

menambahkan produk atau jasa yang baru namun tidak saling

berhubungan dengan produk atau jasa yang lama. Strategi ini bertujuan

untuk menambah produk baru yang tidak saling berhubungan untuk pasar

yang berbeda.

c. Strategi diversifikasi horizontal, yaitu suatu strategi dimana perusahaan

menambahkan produk atau jasa pelayanan yang baru, yang tidak saling

berhubungan namun untuk konsumen yang sudah ada. Jadi, tujuan dari

strategi ini yaitu untuk memuaskan konsumen yang sama melalui

penambahan produk atau jasa baru.

4. Strategi Bertahan

a. Strategi penciutan biaya, yaitu dimana perusahaan melakukan

pengurangan biaya dan aset perusahaan dengan tujuan menghemat biaya

agar keuntungan dapat dipertahankan dengan cara menjual sebagian aset

perusahaan.

b. Strategi penciutan usaha, yaitu dimana perusahaan menjual satu divisi atau

bagian dari perusahaan untuk menambah modal dari suatu rencana

investasi.

c. Strategi likuidasi, yaitu dimana perusahaan menjual seluruh aset

(8)

untuk menutup perusahaan, jika perusahaan sudah tidak dapat lagi

dipertahankan lagi keberadaannya.

Narver dan Slater dalam Supranoto (2009), mendefinisikan orientasi pasar

sebagai budaya organisasi yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan

perilaku – perilaku yang dibutuhkan untuk menciptakan superior value bagi

pembeli dan menghasilkan superior performance bagi perusahaan. Perusahaan

yang telah menjadikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi akan berdasar

pada kebutuhan dasar eksternal, keinginan dan permintaan pasar sebagai dasar

dalam penyusunan strategi bagi masing – masing unit bisnis dalam organisasi, dan

menentukan keberhasilan perusahaan. Narver dan slater dalam Supranoto (2009),

juga menyatakan bahwa orientasi pasar terdiri dari tiga komponen yaitu orientasi

pelanggan, orientasi pesaing, dan koordinasi interfungsional. Orientasi pelanggan

dan orientasi pesaing termasuk semua aktivitasnya dilibatkan dalam memperoleh

informasi tentang pembeli dan pesaing pada pasar yang dituju dan menyebarkan

melalui bisnis, sedangkan koordinasi interfungsional didasarkan pada informasi

pelanggan serta pesaing dan terdiri dari usaha bisnis yang terkoordinasi.

Selain orientasi pasar, inovasi juga dapat dijadikan sebagai salah satu

strategi dalam mencapai keunggulan bersaing. Tujuan utama dari inovasi adalah

untuk memenuhi permintaan pasar sehingga produk inovasi merupakan salah satu

yang dapat digunakan sebagai keunggulan bersaing bagi perusahaan (Wahyono

dalam Supranoto, 2009). Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur

keunggulan bersaing adalah keunikan, jarang dijumpai, tidak mudah ditiru, tidak

mudah diganti, dan harga bersaing (Supranoto, 2009).

Untuk menjaga kekuatan persaingan antara produk sayuran organik

melawan produk sayuran anorganik ada beberapa strategi yang dapat diterapkan

dalam strategi perang Sun Tse dalam Wikipedia (2014e), yaitu; Strategi mencuri

kambing sepanjang perjalanan (ambil kesempatan untuk mencuri kambing).

Sementara tetap berpegang pada rencana, anda harus cukup fleksibel untuk

mengambil keuntungan dari tiap kesempatan yang ada sekecil apapun. Strategi

giring macan untuk meninggalkan sarangnya. Jangan pernah menyerang secara

langsung musuh yang memiliki keunggulan akibat posisinya yang baik. Giring

(9)

kekuatanya. Strategi memancing di air keruh, sebelum menghadapi pasukan

musuh, buatlah sebuah kekacauan untuk memperlemah persepsi dan

pertimbangan mereka. Buatlah sesuatu yang tidak biasa, aneh, dan tak terpikirkan

sehingga menimbulkan kecurigaan musuh dan mengacaukan pikiranya. Musuh

yang bingung akan lebih mudah untuk diserang. Strategi lihat pada pohon murbei

dan ganggu ulatnya, untuk mendisiplinkan, mengontrol, dan mengingatkan suatu

pihak yang status atau posisinya di luar konfrontasi langsung, gunakan analogi

atau sindiran. Tanpa langsung menyebut nama, pihak yang tertuduh tidak akan

dapat memukul balik tanpa keberpihakan yang jelas. Strategi ikat seluruh kapal

musuh secara bersamaan (jangan pernah bergantung pada satu strategi). Dalam

hal-hal penting, seseorang harus menggunakan beberapa strategi yang dijalankan

secara simultan. Tetap berpegang pada rencana berbeda-beda yang dijalankan

pada sebuah skema besar, dengan cara ini, jika satu strategi gagal anda masih

memiliki beberapa strategi untuk tetap maju.

2.3 Peran Ketua, Pengurus Lainnya dan Anggota dalam Pengembangan Produk Sayuran Organik

2.3.1 Peran Ketua

Ketua kelompok beserta anggotanya merupakan komponen penting

tergantung pada ukuran, fungsi dari kelompok tersebut. Namun, yang terpenting

adalah partisipasi anggota sebagai pemilik organisasi, pelaku kerjasama antara

kelompok dengan pemerintah maupun pihak swasta dalam bentuk kemitraan,

plasma atau skim yang lain (Stocbridge et al dalam Nuryanti dan Swastika, 2011).

Ketua atau pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan

dan kelebihan, khususnya kecakapan atau kelebihan di satu bidang, sehingga dia

mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Kepemimpinan

adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok

orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu (Rivai dkk, 2013).

Pada dasarnya kelebihan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

mencakup tiga hal; pertama, kelebihan ratio, ialah kelebihan menggunakan

pikiran, kelebihan dalam pengetahuan tentang hakikat tujuan dari organisasi, serta

(10)

berarti seorang pemimpin harus mampu menunjukkan keluhuran budi pekertinya

kepada para bawahan. Ketiga, kelebihan badaniah, yaitu seorang pemimpin

hendaknya memiliki kesehatan badaniah yang lebih dari para pengikutnya (Rivai

dkk, 2013).

Menurut Hermanto dan Swastika (2011), pemimpin kelompok tani

memiliki peranan sebagai coordinator, dimana mereka yang menjelaskan atau

menunjukan hubungan antara berbagai pendapat dan saran, pemimpin kelompok

juga sebagai penggerak (energizer) kelompok untuk bertindak atau mengambil

keputusan, dan berusaha merangsang atau memberi semangat pada kelompok agar

melakukan kegiatan yang telah ditetapkan.

Tugas pemimpin menurut Rivai dkk (2013), yaitu untuk me-LEAD

anggota disekitarnya, makna LEAD adalah:

1. Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan

kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.

2. Educate, seorang pemimpin mampu mengedukasi rekan-rekannya.

3. Advice, memberikan saran dan nasihat dari permasalahan yang ada.

4. Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakan

kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.

2.3.2 Peran Pengurus

Peran pengurus kelompok tani digambarkan melalui peran manajemen

suatu organisasi kelompok tani.

Menurut G.R Terry dalam Kartono (1998), manajemen adalah

penyelenggaraan usaha penyusunan dan pencapaian hasil yang diinginkan dengan

menggunakan upaya-upaya kelompok, terdiri atas penggunaan bakat-bakat dan

sumber-sumber manusia.

Menurut Kartono (1998), fungsi-fungsi manajemen;

1. Perencanaan atau planning adalah kegiatan menentukan sebelumnya sasaran

yang ingin dicapai, dan memikirkan cara serta sarana-sarana pencapaiannya.

2. Pengambilan keputusan (decision making) dalam penentuan sasaran yang

dituju, penggunaan sarana dan langkah-langkah konkrit yang akan diambil.

3. Pengorganisasian adalah pengurusan semua sumber dan tenaga yang ada,

(11)

(persyaratan tugas, tata kerja, penanggung jawab, dan antar relasi dari

fungsi-fungsi), sehingga merupakan satu totalitas sistem, dimana bagian satu

menunjang dan bergantung (saling bergantung) pada bagian lainnya.

4. Aktualisasi atau Pengarahan merupakan kegiatan penggerakan pengendalian

semua sumber dalam usaha pencapaian sasaran.

5. Pengawasan atau supervisi: supervisi perlu dilaksanakan, agar para pengikut

dapat bekerjasama dengan baik kearah pencapaiaan sasaran-sasaran dan tujuan

umum organisasi.

6. Evaluasi atau penilaian ialah peninjauan kembali dan pengontrolan tugas, agar

semua tugas berlangsung dengan tepat, sesuai dengan norma dan standard

yang sudah digariskan dalam perencanaan.

Menurut Anonimous dalam Sugito (2010), tugas dan tanggung jawab pengurus

kelompok tani yaitu:

1. Membina kerjasama dalam melaksanakan usahatani dan kesepakatan yang

berlaku dalam kelompok tani. Dalam hal ini pengurus melakukan koordinasi

terhadap anggota dengan mengidentifikasi jumlah anggota kelompok tani

yang bertambah atau berkurang.

2. Wajib mengikuti petunjuk dan bimbingan dari petugas/penyuluh untuk

selanjutnya diteruskan pada anggota kelompok. Pengurus wajib

menyampaikan informasi yang disampaikan oleh penyuluh kepada kelompok

taninya.

3. Bersama petugas/penyuluh membuat rencana kegiatan kelompok dalam

bidang produksi, pengolahan, pemasaran dan lain-lain.

4. Mendorong dan menggerakan aktivitas, kreativitas dan inisiatif anggota.

Yakni dengan menumbuhkan swadaya dan swakarsa anggota.

5. Secara berkala, minimal satu bulan sekali mengadakan pertemuan/

musyawarah dengan para anggota kelompok yang dihadiri oleh

petugas/penyuluh.

6. Mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang telah dilaksanakan kepada

(12)

2.3.3 Peran Anggota

Menurut Sugito (2010), tugas dan tanggungjawab anggota kelompok tani

adalah:

1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan usahatani.

2. Wajib mengikuti dan melaksanakan petunjuk pengurus kelompok tani dan

petugas/penyuluh serta kesepakatan yang berlaku.

3. Wajib bekerjasama dan akrab antar sesama anggota, penggurus maupun

dengan petugas/penyuluh.

4. Hadir pada pertemuan berkala dan aktif memberikan masukan, saran dan

pendapat demi berhasilnya kegiatan usahatani kelompok.

Tabel 2.3 Peranan Ketua, Pengurus Lainnya dan Anggota dalam Pengembangan Produk Sayuran Organik

Jabatan Peranan

Ketua Mengkoordinasikan, mengorganisasikan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelompok.

Sekretaris Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan administrasi kegiatan non keuangan.

Bendahara bertanggung jawab menangani seluruh kegiatan administrasi keuangan kelompok.

Seksi-Seksi Jumlah seksi dalam satu kelompok tidak dibatasi tetapi disesuaikan dengan perkembangan dan jenis aktivitas dalam kelompok tersebut.

Anggota Setiap anggota kelompok tani mempunyai hak dan kewajiban. Adapun hak tersebut antara lain; berhak untuk menyampaikan usul atau saran atau pendapat kepada pengurus baik dalam rapat maupun diluar forum rapat, memilih dan dipilih menjadi pengurus kelompok. Sedangkan kewajiban anggota kelompok antara lain mematuhi aturan-aturan atau kesepakatan dalam kelompok, mematuhi keputusan-keputusan rapat, hadir dan aktif pada setiap rapat-rapat anggota.

Gambar

Tabel 2.3 Peranan Ketua, Pengurus Lainnya dan Anggota dalam

Referensi

Dokumen terkait

Variabel intervening adalah variabel yang menjadi media pada suatu hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.. Sebagai contoh, prestasi kerja pengaruh

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Lainnya Unit. Layanan Pengadaan (ULP) Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong Nomor :2L R4

[r]

ekspektasi laba dari capital goods sehingga akan tercapai keseimbangan secara simultan di dua pasar faktor tersebut.  Human resources juga memiliki pilihan menjadi HFP

 Membantu para pemasar menetapkan akan seperti apa produk atau jasa mereka dipandang oleh konsumen jika dibandingkan dgn merk saingan menurut satu atau

[r]

Raya Kompleks Perkantoran Tubei- Lebong website :

Berdasarkan hasil analisis kualitas lingkungan maka dapat disimpulkan berdasarkan hasil analisis kualitatif beberapa komponen resiko yang memiliki resiko tinggi yaitu pencemaran air