MAKALAH METODELOGI PENELITIAN PENDIDIKAN
VARIABEL DAN KONSEP PENELITIAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGEREI SYARIF HIDAYATULLAH
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Secara teoritis variabel penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang menyebabkan kita lupa mengenai apa dan seperti apa variabel serta apa saja jenis variabel dalam penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah sebabnya mengupas dengan benar variabel akan menjadi suatu hal yang sangat penting.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep metodelogi penelitian?
2. Apa pengertian dan definisi variabel dalam suatu penelitian ?
3. Berapa jenis variabel yang ada ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep metodologi penelitian
2. Untuk mengetahui pengertian dan definisi variabel dalam suatu penelitian
3. Untuk mengetahui jenis variabel
BAB II PEMBAHASAN A. Konsep
Penelitian bekerja dari tahap konsepsional ke tahap operasional. Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal yang khusus (Kerlinger, 1971: 28). Oleh karena konsep merupakan abstraksi maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep. Variabel adalah sesuatu yang bervariasi.
Contoh konsep
Perhatikan konsep Volume 10 m3,
3,1 10 Gallon
Hijau
Meja buku
Mendengarkan kuliah
Mengerjakan pekerjaan rumah
Contoh lainnya: Sehat adalah konsep, istilah ini mengungkap sejumlah observasi tentang hal-hal atau gejala-gejala yang mencerminkan kerangka keragaman kondisi kesehatan seseorang. Untuk mengetahui apakah seseorang itu “sehat” atau “tidak sehat” maka pengetahuan konsep “sehat” tersebut harus melalui konstruk atau variabel-variabel misalnya: tekanan darah, denyut nadi, Hb darah, dan sebagainya. Tekanan darah, denyut nadi, Hb darah, dan sebagainya merupakan variabel-variabel yang digunakan untuk mengobservasi atau mengukur apakah seseorang itu “sehat” atau “tidak sehat”.
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan. Dari contoh kerangka konsep penelitian tersebut di atas dapat dilihat bahwa di sana ada 4
konsep yaitu konsep tentang faktor predisposisi, faktor pendukung, faktor
pendorong terhadap terjadinya perilaku, dan konsep faktor perilaku pemberian ASI itu sendiri. Tiap konsep, masing-masing mempunyai variabel-variabel sebagai indikasi pengukuran masing-masing konsep tersebut. Misalnya untuk mengukur faktor predisposisi maka dapat melalui variabel pengetahuan, pendidikan, sikap, dan persepsi.
Konsep perilaku pemberian ASI sebagai variabel dependen (variabel tergantung) di sini dapat diukur melalui variabel “praktek menyusui”. Artinya perilaku pemberian ASI oleh ibu-ibu dapat diobservasi atau diukur dari praktek ibu-ibu dalam memberikan (Air Susu Ibu) kepada anak atau bayi mereka. Apakah mereka memberikan ASI kepada bayi-bayi mereka atau tidak, bila memberikan bagaimana frekuensinya, caranya dan sebagainya.
B. Pengertian Variabel Penelitian
Sebagian besar para ahli mendefinisikan variabel penelitian sebagai kondisi-kondisi yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol, atau diobservasikan dalam suatu penelitian. Selain itu, beberapa ahli lainnya menyatakan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Dari dua pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa variabel penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti.
Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, apabila landasan teoritis suatu penelitian berbeda, akan berbeda pula variabelnya.
Dalam ilmu-ilmu eksakta, variabel-variabel yang digunakan umumnya mudah diketahui karena dapat dilihat dan divisualisasikan. Tetapi, variabel-variabe dalam ilmu sosial, sifanya lebih abstrak sehingga sukar dijamah secara realita. Variabel-variabel ilmu sosial berasal dari suatu konsep yang perlu diperjelas dan diubah bentuknya sehingga dapat diukur dan dipergunakan secara operasional.
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007)
Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variabel sebagai berikut :
1. Hatch & Farhady (1981)
Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.
2. Kerlinger (1973)
Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.
Misalnya: tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll.
Variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, variabel itu adalah suatu yang bervariasi.
3. Kidder (1981)
Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik
kesimpulan darinya.
4. Bhisma Murti (1996)
Variable didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.
5. Sudigdo Sastroasmoro
Variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek lainnya.
6. Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)
Variable adalah Konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable. Dengan demikian, variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bervariasi.
Variable mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain.
Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Misalnya: umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dsb.
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional yang dibuat dapat berbentuk definisi operasional yang diukur, ataupun definisi operasional eksperimental.
Dalam suatu penelitian, variabel perlu diidentifikasi, diklasifikasikan dan diidentifikasi secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.
Jadi, variabel adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai
mutu (kualitatif). Variabel merupakan suatu istilah yag berasal dari kata vary dan able yang
berarti “berubah” dan “dapat”. Jadi kata variabel berarti dapat berubah. Oleh sebab itu setiap variabel dapat diberi nilai, dan nilai itu berubah-ubah. Nilai itu berupa nilai kuntitatif maupun kualitatif. Ukuran kuantitatif maupun kualitatif suatu variabel adalah jumlah dan derajat
Jika karakter yang dipejari non numerik, karakter tersebut disebut variabel kualitatif (qualitative variabel) atau sebuah atribut (attribute). Variabel kualitatif disebut juga variabel kategorik yang digunakan untuk kategorisasi. Kategori ada yang dikotomis dan politomi. Contohnya: 1. Gender, 2. Afiliasi agama, 3. Jenis mobil yang dimiliki.
2. Variabel kuantitatif
Disebut variabel kuantitatif jika variabel yang dipelajari bersifat numerik. Contoh variabel numerik adalah jumlah uang tabungan, besarnya hutang, besarnya pengeluaran, umur, nilai.
Variabel kuantitatif dapat bersifat diskret ataupun kontinyu. Variabel kontinyu adalah vqariabel yang secara teoritis dapat mempunyai nilai yang bergerak tak terbatas antara 2 nilai. Tinggi orang boleh jadi 1,5 meter, 1,53 meter, 1, 48 meter dan seterusnya tergantung pada pencermatan pengukuran.
Variabel diskret hanya mempunyai 1 nilai tertentu saja. Jumlah anak yang dimiliki adalah variabel diskret yang mempunyai nilai 1, 2, 3, 4, dan seterusnya dan tak mungkin 1,5;
Dalam pembuatan rancangan pelaksanaan penelitian, biasanya hanya memuat satu, dua, atau paling tiga dari jenis variabel di bawah ini :
a. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab atau berubahnya variabel lain (variabel dependen). Juga sering disebut dengan variabel bebas, prediktor, stimulus, eksougen atau antesendent yang sedang dianalisis hubunganya atau pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel independen biasa disimbolkan dengan variabel (X).
Variabel bebas adalah sebab yang dipandang sebagai sebab kemunculan variabel terikat (Y) yang dipandang (atau diduga) sebagai akibatnya. [2]
Contoh variabel bebas :
Kondisi pemukiman kumuh (Slum), keluarga retak, keluarga kasih sayang orang tua.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas). Juga sering disebut variabel terikat, variabel respons atau endogen. Variabel inilah yang sebaiknya dikupas secara mendalam pada latar belakang penelitian. Berikan porsi yang lebih dalam membahas variabel terikat daripada variabel bebasnya karena merupakan implikasi dari hasil penelitian. Variabel dependen biasanya disimbolkan dengan (Y). Contoh variabel terikat adalah : kelas sosial, metode pengajaran, tipe kpribadian, tipe motivasi.
Variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel moderating juga sering disebut sebagai variabel bebas kedua dan sering dipergunakan dalam analisis regresi linear atau pada structural equation modelling. Sebagai contoh, hubungan antara pipa PVC (Polyvinyl Chloride) atau Pralon dengan knee (pipa berbentuk belokan). Pipa PVC akan lekat dengan knee dengan menggunakan lem khusus PVC. Jadi, lem khusus PVC adalah variabel moderating yang memperkuat. Atau, lem kayu tidak dapat digunakan untuk mengelem pipa PVC dengan knee. Jadi lem kayu adalah variabel moderating yang memperlemah.
d. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel yang menjadi media pada suatu hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sebagai contoh, prestasi kerja pengaruh ibu terhadap ayah akan semakin kuat setelah berkeluarga. Jadi, keluarga merupakan media bagi ibu dalam pengaruhnya terhadap ayah.
e. Variabel Kontrol
Semua jenis variabel di atas merupakan statis, yang berarti tidak berubah selama proses penelitian berlangsung. Sebenarnya ada lagi istilah yang lain, yaitu variabel dinamis. Variabel dinamis biasanya dipergunakan dalam penelitian kualitatif.
D. Pengukuran Variabel
Dilihat dari jenis pengukuran dan urutannya, variabel dapat dibedakan menjadi 3 jenis: nominal, ordinal, dan interval.[4]
1. Variabel nominal
Variabel nominal adalah variabel dimana tidak ada keharusan mengurutkan kategorinya. Peubahan penyusunan kategori variabel nominal tidak membawa perubahan makna yang berarti. Sebagai contoh, warga negara Indonesia dilihat dari sudut agama, penyusunan kategorinya dapat memenuhi berbagai cara:
Agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha Atau bisa juga seperti dibawah ini:
Agama Hindu, Katolik, Protestan, Budha, dan seterusnya.
2. Variabel ordinal
Variabel ordinal adalah variabel dimana kategorinya dapat diurutkan. Namun demikian, jarak antara satu kategori dengan kategori sesudah atau sebelumnya tidak sama sebagaimana halnya pada variabel interval. Misalnya sejumlah orang islam ditanya tetang sholat tahajud mereka, maka urutan kategori variabel tersebut sebagai berikut:
Ibadah sholat tahajud
Variabel interval adalah variabel yang kategorinya dapat diurutkan dan jarak antara satu kategori dengan kategori berikutnya dapat dihitung dengan tepat. Sebagai contoh sejumlah mahasiswa dilihat dari sudut IPK nya.
Dari sudut hubungan antara variabel, dikenal ada tiga kategori hubungan.[5]
1. Hubungan Simetris
Hubungan simetris adalah hubungan manakalah variabel yang satu tidak dipengaruhi dan tidak disebabkan oleh variabel lainnya. Ada empat ciri hubungan simetris yaitu:
Misalnya, “kualifikasi guru yang baik” adalah “tingkat pendidikan “ dan “pengalaman mengajarnya”. Variabel tingkat pendidikan tidak dipengaruhi oleh pengalaman mengajar, begitu pula sebaliknya.
b. Kedua variabel merupakan “akibat” dari faktor yang sama.
Misalnya, “ tes tes sleksi masuk perguruan tinggi yang ketat” menyebabkan banyak calon yang gugur, tetapi juga ”dapat meningkatkan prestasi mahasiswa”. Hubungan tersebut adalah simetris. Sebab tidak ada hubungan antara calon mahasiswa yang gugur dengan meningkatkan prestasi mahasiswa
c. Kedua variabel tersebut mempunyai “kaitan fungsional. “Misalnya, “kekuasaan “
mempunyai kaitan fungsi dengan “tugas dan tanggung jawab”. Akan tetapi, tidak berarti kekuasaan dipengaruhi oleh tugas dan tanggung jawab, atau sekaligus tugas dan tanggung jawab tidak ditentukan dan dipengaruhi oleh kekuasaan.
d. Hubungan kebetulan
Misalnya anak pandai gagal, tapi anak bodoh lulus dengan baik. Jadi tidak ada hubungan pandai dengan kegagalan atau bodoh dengan kelulusan
2. Hubungan Tak Simetris
Hubungan tak simetris (asimetris) ditandai dengan adanya hubungan atau kaitan antara variabel satu dengan lainnya. Hubungan tersebut bisa berupa pengaruh, sumbangan atau kontribusi, ataupun sebab akibat. Hubungan asimetris merupakan inti dari penilitian ilmu sosial, termasuk penelitian penididkan hubungan yang terjadi biasanya dalam bentuk hubungan yang positif dan fungsional. Hubungan yang positif artinya ada hubungan searah. Sedangkan yang diamksud hubungan fungsional adalah kedua variabel menunjukkan adanaya kaitan fungsi.
Ada beberapa hubungan asimetris : a. Hubungan stimulus-respons
Biasanya datang dari luar individu. Sedangkan respons merupakan reaksi atau jawaban dari individu.
b. Hubungan disposisi-respons
Stimuls berasal dari luar, disposisi sudah berada dalam individu itu sendiri, yakni berupa kecendrungan untuk menunjukkan respons tertentu pada situasi tertentu.
3. Hubungan Timbal Balik
1. Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal yang khusus
(Kerlinger, 1971: 28). Oleh karena konsep merupakan abstraksi maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau yang lebih dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep.
2. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007).
3. Jenis-jenis variabel dibagi menjadi lima yaitu variabel dependen atau variabel tidak bebas,
variabel Independen atau variabel bebas, variabel intervening, variabel moderator, variabel kontrol. Sedangkan korelasi antar Variabel, ada 3 yaitu : korelasi simetris, korelasi asimatris,
dan korelasi timbal balik. Dan dilihat dari jenis pengukuran dan urutannya, variabel dapat dibedakan
menjadi 3 jenis: nominal, ordinal, dan interval
4. Jadi memang bagi seorang peneliti, variabel sangatlah penting, kerena bagaimanapun
keberhasilan penelitian seseorang ditentukan oleh pemilihan variabel yang tepat bagi penelitiannya.
[1] Nuraida Halid Alkaf, Metode Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Research Publishing, 2009), hal 76.
[2] ibid, hlm 79
[3] Ibid, hlm 80
[4] Drs. Hadeli, M.A., Metode Penelitian Kependidikan, (Ciputat: Ciputat Press, 2006), hlm. 31-33