• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI STRATEGI PEMBELAJARAN PAUD (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI STRATEGI PEMBELAJARAN PAUD (1)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI - STRATEGI PEMBELAJARAN PAUD

Siti mar’atun saleha Abstrak

Pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan kepada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh anak.

Pembelajaran anak usia dini memiliki dua jenis model yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Berikut ini terdapat beberapa macam

pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pada anak usia dini yaitu pendekatan discovery, pendekatan proses,

pendekatan nyata, dan pendekatan holistik.

Jenis-jenis metode belajar mengajar untuk anak usia dini pada berbagai jenis pengembangan yaitu metode bermain, metode bernyanyi, metode bercerita, metode karyawisata, metode

demonstrasi, dan metode pemberian tugas.

Pendahuluan

(2)

optimal. Strategi yang bisa guru berikan pada anak yaitu melalui strategi pendekatan kelompok, area dansentra. Strategi ini dapat di gunakan di TK untuk mengeksplor kemampuan anaksesuai dengan minatnya.

Pada umumnya kita mengetahui bahwa di TK masih menggunakan cara belajar yang berpusat pada guru, dan dapat kita lihat bahwa dengan cara belajar yangseperti itu akan membuat anak pasif dan banyak aturan yang diberikan guru ketikaguru sedang bercerita di depan kelas. Hal yang diberikan tidak dapat dicerna olehanak sehingga sekarang muncullah strategi pembelajaran yang berpusat pada anakyaitu melalui strategi pendekatan kelompok, area dan sentra.

Pembahasan

A. Strategi Pembelajaran Paud

Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah tidak pernah bereksplorasi dan belajar. Anak

bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara amaliah, merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan masa yang paling potensial untuk belajar.1

Pendidikan anak dapat dilaksanakan melalui jalur formal, non-formal, dan informal. Pendidikan formal (pendidikan yang dikelola oleh pemerintah) seorang anak dapat diperoleh dari bangku PAUD, TK, SD, SMA, dan sampai tingkat jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan non-formal (pendidikan yang dikelola oleh yayasan) dapat diperoleh mulai dari PAUD, TPA, KB, atau sejenisnya dan sampai pada

selanjutnya. Sedangkan pendidikan informal diperoleh sejak dari masih berada dalam kandungan seseorang ibu (pendidikan prenatal) dan dari lingkungan anak.

(3)

Untuk mencapai tingkat keberhasilan dalam pendidikan seorang anak didik, sebuah lembaga pendidikan harus mempunyai strategi pembelajaran yang memungkinkan anak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik yaitu ditandai dengan adanya perkembangan dan

perubahan akhlak, sosial, dan IQ anak.

Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan kepada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh anak (sujiono dan sujiono, 2007:26).

B. Pendekatan Pembelajaran Pada Anak Usia Dini

Berdasarkan pada peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada suatu pendidikan diselenggarakan secata interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruangan yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Adapun istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan dengan strategi. Sebenarnya pendekatan berbeda, baik dengan strategi titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber dari pendekatan tertentu.2

Pembelajaran anak usia dini memiliki dua jenis model yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Berikut terdapat beberapa macam pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pada anak usia dini.

1. Pendekatan Discovery

(4)

Discovery iyalah proses mental dimana siswa/anak didik mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti,

menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan

demikian, pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang dapat melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.3

Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam belajar. Pembelajaran ini memfokuskan pada kegiatan keaktifan anak.dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan sesuatu yang belum diketahui anak.

Dalam pembelajaran discovery (penemuan kegiatan atau pembelajaran yang di rancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri.dalam menemukan konsep,siswa melakukan pengamatan, menggolongkan,membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainnya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.

2. Pendekatan Proses

Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesis, merencanakan, menafsirkan ,dan mengomunikasikan .pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalm kegiatan belajar.

(5)

Dalam pendekatan proses, ada dua hal mendasar yang harus selalu di pegang pada setiap proses yang berlangsung dalam pendidikan. Pertama,proses mengalami. Pendidikan harus menjadi suatu pengalaman pribadi bagi peserta didik. Dengan proses mengalami, pendidikan akan menjadi bagian integral dari peserta didik, bukan lagi potongan-potongan pengalaman yang di sodorkan untuk di terima, yang sebenarnya bukan miliknya sendiri.

3. Pendekatan Nyata

Pendekatan ini lebih menekankan pada pembelajaran yang nyata,dalam hal ini anak dapat menangkap secara jelas terhadap pembelajaran yang sedang dilakukan anak.dalam konsep inianak harus diberikan pembelajaran dengan benda-benda yang nyata agar anak tidak menerawang dan bingung. Maksudnya adalah anak dirangsang unruk berfikir dengan metode pembelajaran yang menggunakan benda nyata sebagai contoh materi-materi pembelajaran. Terciptanya pengalaman melalui benda nyata diharapkan anak lebih mengerti maksud dari materi-materi yang diajarkan oleh guru.

Anak usia dini dapat menyerap pengalaman dengan mudah melalui benda-benda yang bersifat konkret (nyata). Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan media yang nyata untuk memberikan pembelajaran terhadap anak.

4. Pendekatan Holistik

Pengembangan anak usia dini mempunyai arah pada pengembangan segenap aspek pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak. Pelaksanaannya terintegrasi dalam satu kesatuam program utuh dan proporsional.

Secara makro, prinsip holistik dan terpadu mengandung arti

penyelenggaraan PAUD dilakukan terintegrasi dengan sistem sosial yang ada di masyarakat dan menyertakan segenap komponen masyarakat sesuai tanggung jawab dan kewenangannya. Dalam hal ini, diharapkan adanya keselarasan antara pendidikan yang

(6)

C. Jenis-Jenis Metode Belajar Mengajar untuk Anak Usia Dini pada Berbagai Jenis Pengembangan

Pembelajaran anak usia dini memiliki dua jenis model yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Metode pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran memberikan kesempatan dan kebebasan pada anak untuk

mengemukakan pemikirannya, mereka mengemukakan pemikirannya sendiri dan mengidentifikasikan kegiatannya. Pembelajaran yang berpusat pada anak memandang kebutuhan anak adalah kebutuhan individu yang unik dan bernilai.

Metode pembelajaran yang berpusat pada guru atau dikenal dengan istilah pengajaran langsung merupakan sifat dimana guru atau fasilitator atau instruktur memberikan petunjuk dan pengarahan langsung pada anak tentang apa yang harus dilakukan oleh anak kemudian guru mengevaluasi kegiatan anak berdasarkan perilaku atau tindakan yang muncul dari dalam diri anak.

Secara khusus proses pembelajaran pada anak usia dini haruslah didasarkan pada prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini sebagai berikut ini:4

1. Proses kegiatan belajar pada anak usia dini harus dilaksanakan berdasarkan prinsip belajar melalui bermain.

2. Proses kegiatan belajar anak usia dini dilaksanakan dalam lingkungan yang kondusif dan inovatif, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan.

3. Proses kegiatan belajar anak usia dini dilaksanakan dengan pendekatan tematik dan terpadu.

4. Proses kegiatan belajar anak usia dini harus diarahkan pada

pengembangan potensi kecerdasan secara menyeluruh dan terpadu.

Mengacu pada karakteristik tujuan pembelajaran dan karakteristik anak usia dini, metode yang tepat untuk pembelajaran anak usia dini di antaranya adalah:5

1. Metode bermain 4 Loc.Cit, hlm. 141.

(7)

Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan (mayesty, 1990:196-197). Anak usia dini tidak membedakan antara bermain, belajar, dan bekerja. Anak-anak umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus

melakukannya di mana pun mereka memiliki kesempatan. Bermain bagi anak usia dini merupakan kebutuhan, sama seperti kebutuhan yang lain, seperti kebutuhan akan makan dan minum, kesehatan, kasih sayang, pakaian, keamanan, kenyamanan dan lain-lain, sehingga ada sinyalemen yang menyatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain, anak belajar melalui bermain dan bermain seraya belajar.

2. Metode bernyanyi

Bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh anak-anak. Hampir setiap anak sangat menikmati lagu-lagu atau nyanyian yang didengarkan, lebih-lebih jika

nyanyian tersebut dibawakan oleh anak-anak seusianya dan diikuti dengan gerakan-gerakan tubuh yang sederhana.

Dengan bernyanyi potensi belahan otak kanan dapat dioptimalkan, sehingga pesan-pesan yang kita berikan akan lebih lama mengendap di memori anak (ingatan jangka panjang). Dengan demikian anak akan selalu ingat pesan-pesan yang diterimanya.

3. Metode bercerita

Bercerita atau mendongeng merupakan warisan budaya yang sudah lama kita kenal, bahkan dijadikan sebagai kebiasaan atau tradisi bagi para orang tua untuk menidurkan anak-anaknya. Melalui cerita atau dongeng banyak hal tentang hidup dan kehidupan yang dapat kita informasikan kepada anak-anak. Begitu juga pesan-pesan moral dan nilai-nilai agama dapat kita tanamkan kepada anak-anak melalui tokoh-tokoh yang ada dalam cerita atau dongeng tersebut.

4. Metode karyawisata

(8)

disekitar anak. Melalui kegiatan karyawisata, anak-anak akan memperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan

menggunakan seluruh pancaindra, sehingga apa yang diperoleh dari lapangan dapat lebih berkesan dan pada gilirannya akan lebih lama mengendap di memori anak.

5. Metode demonstrasi

Metode ini menekan pada cara-cara mengerjakan sesuatu dengan penjelasan, petunjuk dan peragaan secar langsung dari guru. Melalui metode ini diharapkan anak-anak dapat mengenal dan mencermati langkah-langkah pelaksanaan dalam melakukan suatu kegiatan, yang pada gilirannya anak-anak diharapkan dapat meniru dan melakukan apa yang didemostrasikan oleh guru dengan baik dan benar. Misalnya ketrampilan melipat kertas (origami), menggambar sesuai pola, menggulung, menggunting dan sebagainya.

6. Metode bercakap-cakap (berdialog)

Bercakap-cakap atau berdialog dapat diartikan saling

mengomunikasikan satu sama lain dalam hal pikiran, perasaan dan kebutuhan secara verbal, untuk mewujudkan bahasa reseptif yang meliputi kemampuan mendengarkan dan memahami pembicaraan orang lain dan bahasa ekspresif yang meliputi kemampuan

mendengarkan dan memahami pembicaraan orang lain dan bahasa ekspresif yang meliputi kemampuan menyatakan pendapat, gagasan, perasaan dan kebutuhan kepada orang lain.

Bercakap-cakap dapat dilakukan antara pamong dengan anak, atau anak dengan anak. Melalui kegiatan bercakap-cakap (dialog) diharapkan dapat :

1) Meningkatkan keberanian anak untuk mengaktualisasikan diri dengan menggunakan kemampuan berbahasa secara ekspresif, misalnya menyatakan pendapat, perasaan, keinginan, bertanya, dan sebagainya,

(9)

3) Meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, baik sesame teman atau pamong,

4) Member kesempatan kepada anak untuk membangun jati dirinya, melalui kesempatan untuk berdialog,

5) Memperluas pengetahuan, wawasan dan berbendaharaan kata,

6) Bahasa reseptif anak, seperti mendengarkan dan memahami pembicaraan orang lain.

7. Metode pemberian tugas

Metode pemberian tugas ini diberikan kepada anak, semata-mata hanya untuk melatih persepsi pendengaran, meningkatkan kemampuan bahasa reseptif anak, memusatkan perhatian dan membangun motivasi anak, bukan untuk melihat hasilnya. Oleh karena itu sebaiknya dihindari pemberian tugas yang bersifat memaksa, mendikte, membatasi kereativitas anak, terus menerus, dalam bentuk pekerjaan rumah, atau tugas-tugas lain yang membuat anak justru merasa tertekan, terpaksa, membuat anak bosan bahkan mungkin sampai pada tingkat frustasi.

Berikan tugas-tugas yang dapat meningkatkan kreativitas anak, meningkatkan imajinasi anak, melatih motorik, membuat anak bergairah, lebih bersemangat, merasa senang, nyaman,

menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi belajar dan tugas-tugas lain yang membuat anak merasa nyaman dan aman ketika belajar di lembaga PAUD.

D. Strategi Pembelajaran Paud

Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah tidak pernah bereksplorasi dan belajar. Anak

(10)

makhluk sosial, unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan masa yang paling potensial untuk belajar.6

Pendidikan anak dapat dilaksanakan melalui jalur formal, non-formal, dan informal. Pendidikan formal (pendidikan yang dikelola oleh pemerintah) seorang anak dapat diperoleh dari bangku PAUD, TK, SD, SMA, dan sampai tingkat jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan non-formal (pendidikan yang dikelola oleh yayasan) dapat diperoleh mulai dari PAUD, TPA, KB, atau sejenisnya dan sampai pada

selanjutnya. Sedangkan pendidikan informal diperoleh sejak dari masih berada dalam kandungan seseorang ibu (pendidikan prenatal) dan dari lingkungan anak.

Untuk mencapai tingkat keberhasilan dalam pendidikan seorang anak didik, sebuah lembaga pendidikan harus mempunyai strategi pembelajaran yang memungkinkan anak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik yaitu ditandai dengan adanya perkembangan dan

perubahan akhlak, sosial, dan IQ anak.

Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan kepada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh anak (sujiono dan sujiono, 2007:26).

E. Pendekatan Pembelajaran Pada Anak Usia Dini

Berdasarkan pada peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19 ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada suatu pendidikan diselenggarakan secata interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruangan yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

(11)

Adapun istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran menurut sanjaya (2007) memiliki kemiripan dengan strategi.

Sebenarnya pendekatan berbeda, baik dengan strategi titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber dari pendekatan tertentu.7

Pembelajaran anak usia dini memiliki dua jenis model yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Berikut terdapat beberapa macam pendekatan yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pada anak usia dini.

1. Pendekatan Discovery

Discovery iyalah proses mental dimana siswa/anak didik mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti,

menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan

demikian, pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang dapat melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.8

Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa dalam belajar. Pembelajaran ini memfokuskan pada kegiatan keaktifan anak.dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan sesuatu yang belum diketahui anak.

Dalam pembelajaran discovery (penemuan kegiatan atau pembelajaran yang di rancang sedemikian rupa sehingga siswa

7 Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta), hlm. 5.

(12)

dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri.dalam menemukan konsep,siswa melakukan pengamatan, menggolongkan,membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainnya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.

2. Pendekatan Proses

Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesis, merencanakan, menafsirkan ,dan mengomunikasikan .pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalm kegiatan belajar.

Dalam pendekatan proses, ada dua hal mendasar yang harus selalu di pegang pada setiap proses yang berlangsung dalam pendidikan. Pertama,proses mengalami. Pendidikan harus menjadi suatu pengalaman pribadi bagi peserta didik. Dengan proses mengalami, pendidikan akan menjadi bagian integral dari peserta didik, bukan lagi potongan-potongan pengalaman yang di sodorkan untuk di terima, yang sebenarnya bukan miliknya sendiri.

3. Pendekatan Nyata

Pendekatan ini lebih menekankan pada pembelajaran yang nyata,dalam hal ini anak dapat menangkap secara jelas terhadap pembelajaran yang sedang dilakukan anak.dalam konsep inianak harus diberikan pembelajaran dengan benda-benda yang nyata agar anak tidak menerawang dan bingung. Maksudnya adalah anak dirangsang unruk berfikir dengan metode pembelajaran yang menggunakan benda nyata sebagai contoh materi-materi pembelajaran. Terciptanya pengalaman melalui benda nyata diharapkan anak lebih mengerti maksud dari materi-materi yang diajarkan oleh guru.

Anak usia dini dapat menyerap pengalaman dengan mudah melalui benda-benda yang bersifat konkret (nyata). Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan media yang nyata untuk memberikan pembelajaran terhadap anak.

(13)

Pengembangan anak usia dini mempunyai arah pada pengembangan segenap aspek pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak. Pelaksanaannya terintegrasi dalam satu kesatuam program utuh dan proporsional.

Secara makro, prinsip holistik dan terpadu mengandung arti

penyelenggaraan PAUD dilakukan terintegrasi dengan sistem sosial yang ada di masyarakat dan menyertakan segenap komponen masyarakat sesuai tanggung jawab dan kewenangannya. Dalam hal ini, diharapkan adanya keselarasan antara pendidikan yang

dilakukan di berbagai unit pendidikan, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat atau tripusat pendidikan.

F. Jenis-Jenis Metode Belajar Mengajar untuk Anak Usia Dini pada Berbagai Jenis Pengembangan

Pembelajaran anak usia dini memiliki dua jenis model yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Metode pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran memberikan kesempatan dan kebebasan pada anak untuk

mengemukakan pemikirannya, mereka mengemukakan pemikirannya sendiri dan mengidentifikasikan kegiatannya. Pembelajaran yang berpusat pada anak memandang kebutuhan anak adalah kebutuhan individu yang unik dan bernilai.

Metode pembelajaran yang berpusat pada guru atau dikenal dengan istilah pengajaran langsung merupakan sifat dimana guru atau fasilitator atau instruktur memberikan petunjuk dan pengarahan langsung pada anak tentang apa yang harus dilakukan oleh anak kemudian guru mengevaluasi kegiatan anak berdasarkan perilaku atau tindakan yang muncul dari dalam diri anak.

Secara khusus proses pembelajaran pada anak usia dini haruslah didasarkan pada prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini sebagai berikut ini:9

1. Proses kegiatan belajar pada anak usia dini harus dilaksanakan berdasarkan prinsip belajar melalui bermain.

(14)

2. Proses kegiatan belajar anak usia dini dilaksanakan dalam lingkungan yang kondusif dan inovatif, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan.

3. Proses kegiatan belajar anak usia dini dilaksanakan dengan pendekatan tematik dan terpadu.

4. Proses kegiatan belajar anak usia dini harus diarahkan pada pengembangan potensi kecerdasan secara menyeluruh dan terpadu.

Mengacu pada karakteristik tujuan pembelajaran dan karakteristik anak usia dini, metode yang tepat untuk pembelajaran anak usia dini di antaranya adalah:10

1. Metode bermain

Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan (mayesty, 1990:196-197). Anak usia dini tidak membedakan antara bermain, belajar, dan bekerja. Anak-anak umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus

melakukannya di mana pun mereka memiliki kesempatan. Bermain bagi anak usia dini merupakan kebutuhan, sama seperti kebutuhan yang lain, seperti kebutuhan akan makan dan minum, kesehatan, kasih sayang, pakaian, keamanan, kenyamanan dan lain-lain,

sehingga ada sinyalemen yang menyatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain, anak belajar melalui bermain dan bermain seraya belajar.

2. Metode bernyanyi

Bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh anak-anak. Hampir setiap anak sangat menikmati lagu-lagu atau nyanyian yang didengarkan, lebih-lebih jika

nyanyian tersebut dibawakan oleh anak-anak seusianya dan diikuti dengan gerakan-gerakan tubuh yang sederhana.

Dengan bernyanyi potensi belahan otak kanan dapat dioptimalkan, sehingga pesan-pesan yang kita berikan akan lebih lama mengendap

(15)

di memori anak (ingatan jangka panjang). Dengan demikian anak akan selalu ingat pesan-pesan yang diterimanya.

3. Metode bercerita

Bercerita atau mendongeng merupakan warisan budaya yang sudah lama kita kenal, bahkan dijadikan sebagai kebiasaan atau tradisi bagi para orang tua untuk menidurkan anak-anaknya. Melalui cerita atau dongeng banyak hal tentang hidup dan kehidupan yang dapat kita informasikan kepada anak-anak. Begitu juga pesan-pesan moral dan nilai-nilai agama dapat kita tanamkan kepada anak-anak melalui tokoh-tokoh yang ada dalam cerita atau dongeng tersebut.

4. Metode karyawisata

Karyawisata merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak-anak untuk mengamati atau mengobservasi, memperoleh informasi dan mengkaji dunia secara langsung, seperti bintang, tanaman, dan benda-benda lain yang ada disekitar anak. Melalui kegiatan karyawisata, anak-anak akan memperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan

menggunakan seluruh pancaindra, sehingga apa yang diperoleh dari lapangan dapat lebih berkesan dan pada gilirannya akan lebih lama mengendap di memori anak.

5. Metode demonstrasi

Metode ini menekan pada cara-cara mengerjakan sesuatu dengan penjelasan, petunjuk dan peragaan secar langsung dari guru. Melalui metode ini diharapkan anak-anak dapat mengenal dan mencermati langkah-langkah pelaksanaan dalam melakukan suatu kegiatan, yang pada gilirannya anak-anak diharapkan dapat meniru dan melakukan apa yang didemostrasikan oleh guru dengan baik dan benar. Misalnya ketrampilan melipat kertas (origami), menggambar sesuai pola, menggulung, menggunting dan sebagainya.

6. Metode bercakap-cakap (berdialog)

Bercakap-cakap atau berdialog dapat diartikan saling

(16)

orang lain dan bahasa ekspresif yang meliputi kemampuan

mendengarkan dan memahami pembicaraan orang lain dan bahasa ekspresif yang meliputi kemampuan menyatakan pendapat, gagasan, perasaan dan kebutuhan kepada orang lain.

Bercakap-cakap dapat dilakukan antara pamong dengan anak, atau anak dengan anak. Melalui kegiatan bercakap-cakap (dialog) diharapkan dapat :

1) Meningkatkan keberanian anak untuk mengaktualisasikan diri dengan menggunakan kemampuan berbahasa secara ekspresif, misalnya menyatakan pendapat, perasaan, keinginan, bertanya, dan sebagainya,

2) Meningkatkan keberanian anak untuk menyatakan secara lisan apa yang harus dilakukan oleh diri sendiri dan anak lain,

3) Meningkatkan keberanian anak untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, baik sesame teman atau pamong,

4) Member kesempatan kepada anak untuk membangun jati dirinya, melalui kesempatan untuk berdialog,

5) Memperluas pengetahuan, wawasan dan berbendaharaan kata,

6) Bahasa reseptif anak, seperti mendengarkan dan memahami pembicaraan orang lain.

7. Metode pemberian tugas

Metode pemberian tugas ini diberikan kepada anak, semata-mata hanya untuk melatih persepsi pendengaran, meningkatkan kemampuan bahasa reseptif anak, memusatkan perhatian dan membangun motivasi anak, bukan untuk melihat hasilnya. Oleh karena itu sebaiknya dihindari pemberian tugas yang bersifat memaksa, mendikte, membatasi kereativitas anak, terus menerus, dalam bentuk pekerjaan rumah, atau tugas-tugas lain yang membuat anak justru merasa tertekan, terpaksa, membuat anak bosan bahkan mungkin sampai pada tingkat frustasi.

(17)

menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi belajar dan tugas-tugas lain yang membuat anak merasa nyaman dan aman ketika belajar di lembaga PAUD.

Kesimpulan

1. Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah

pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan kepada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh anak

2. Adapun istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran memiliki kemiripan dengan strategi. Sebenarnya pendekatan berbeda, baik dengan strategi titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya proses yang sifatnya masih sangat umum

3. Pembelajaran anak usia dini memiliki dua jenis model yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru dan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Metode pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran memberikan kesempatan dan kebebasan pada anak untuk mengemukakan

pemikirannya, mereka mengemukakan pemikirannya sendiri dan

mengidentifikasikan kegiatannya. Pembelajaran yang berpusat pada anak memandang kebutuhan anak adalah kebutuhan individu yang unik dan bernilai.

4. Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah

pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan kepada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh anak

(18)

kesempatan dan kebebasan pada anak untuk mengemukakan pemikirannya, mereka mengemukakan pemikirannya sendiri dan

mengidentifikasikan kegiatannya. Pembelajaran yang berpusat pada anak memandang kebutuhan anak adalah kebutuhan individu yang unik dan bernilai.

Daftar pustaka

Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Indeks), hlm. 6. Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta), hlm. 5

http://sulipan.wordpress.com2011/05/16/metode-pembelajaran-penemuan-discovery-learning/ di unduh hari Ahad, 08 April 2012

Referensi

Dokumen terkait

TELAH MELAKSANAKAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH PADA TANGGAL 25 FEBRUARI 2018 DAN 11 MARET 2018. Diperiksa

In our present study, a difference in the extent of the development of flower organ was not observed between diploid and tetraploid plants whereas a decline in the degree of

Sehubungan dengan Pel el angan Umum Pekerj aan Peningkat an Jal an Dusun Pemat ang Sani Desa Pemat ang Rahim Kabupat en Tanj ung Jabung Timur Tahun Anggaran 2013, unt uk Paket

Tampilan Feature Image dari Post yang telah dibuat adalah seperti ini.. Tampilan dari Post yang telah dibuat adalah seperti

Pengunaan otot yang berlebihan dapat terjadi pada saat tubuh dipertahankan dalam posisi statik atau postur yang salah dalam jangka.. waktu yang cukup lama di mana

Menciptakan stabilitas ekonomi, dimana terdapat tingkat harga jang stabil dan serasi dengan daya beli rakjat, jang berarti perbaikan kesedjahteraan rakjat

Kedua hal di atas, struktur penafsiran serta detil yang diberikan menunjukkan bahwa tema dalam penafsiran Qut}b, selain kewajiban dalam melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya,

Ensure compliance with the requirements, rights and obligations of WTO Agreements on Technical Barriers to Trade and the Application