• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu yang Relevan

No Peneliti / Judul

Penelitian Variabel Penelitian

Deskripsi Penelitian & Temuan Penelitian yang

Relevan 1 Ujang Sudrajat “Analisis Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan Dalam Mendukung Perilaku Sosial Peserta Didik”  Model pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan  Perilaku sosial peserta didik

Penelitian ini menggunakan teknik pendekatan kualitatif dengan studi kasus (case study) dengan teknik pengambilan sampel secara purposif sampling, data diolah dari Informan sebanyak 6 guru & 100 siswa melalui teknik analisis pendekatan induktif (inductive data analysis). Hasil penelitian diantaranya adalah :

 Perencanaan model pembelajaran Penjasorkes memiliki kesamaan, baik dari sisi struktur maupun konten.

keanekaragaman

pembelajaran Penjasorkes lebih tampak pada pelaksanaan pembelajaran daripada perencanaan atau perangkat pembelajaran.  Pembentukan perilaku

sosial peserta didik dapat terbangun dari faktor penunjang, yaitu materi (conten), dan proses pembelajaran. 2 Oom Rohmah “Hubungan Pembelajaran Penjas Dengan Perilaku Sosial Siswa” (Studi deskriptif pada siswa SDN Raya Barat Kodya

Bandung)  Pembelajaran Pendidikan Jasmani  Perilaku sosial siswa.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif studi korelasional. Sampel yang digunakan adalah siswa SD kelas V sebanyak 60 orang diambil secara acak. Instrument pembelajaran penjas dan perilaku sosial menggunakan angket. Analisis statistik menggunakan koefisien korelasi.

Dari hasil uji statistika didapat hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran pendidikan jasmani dengan perilaku sosial siswa (t hitung 18,14 < 0,05). Kontribusi pembelajaran pendidikan jasmani terhadap perilaku sosial sebesar 85,01%. Kesimpulan penelitian yakni adalah proses pembelajaran penjas yang dilaksanakan dengan baik, maka akan terdapat prilaku sosial siswa yang positif. Jadi, para guru penjas diharapkan untuk meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.

3 Didin Budiman “Model Pengembangan Proses Sosial Siswa

Sd Melalui Metode Dan Pendekatan Mengajar Pendidikan Jasmani”  Metode dan Pendekatan Mengajar Pendidikan Jasmani  Proses Sosial Siswa Penelitian ini mengunakan metode eksperimen dengan jumlah 26 kali pertemuan. Data penelitian diperoleh dari pre- test dan post-test kemudian dianalisi dengan uji-t dan ANOVA faktorial 2 X 2. Populasi dan sampel terdiri dari siswa SD kelas IV, V, dan VI yang berusia 10-12 tahun di Sumedang. Hasil penelitian diantaranya adalah :

 metode tradisional dan metode creative movement melalui pendekatan bermain dan kompetitif mampu meningkatkan proses asosiatif siswa SD.

 Metode mengajar

tradisional melalui pendekatan bermain dan pendekatan kompetitif tidak memberikan pengaruh pada terjadinya peningkatan proses disosiatif siswa sekolah dasar bahkan cenderung menurunkannya.

 Metode mengajar creative movement melalui pendekatan bermain tidak memberikan pengaruh pada terjadinya peningkatan proses disosiatif siswa sekolah dasar

 metode mengajar creative movement melalui pendekatan kompetitif telah memberikan

pengaruh pada

peningkatan proses disosiatif siswa sekolah dasar.

Melalui analisis ANOVA diketahui bahwa tidak terdapat interaksi di antara metode mengajar dengan pendekatan mengajar dalam memberikan pengaruh pada proses asosiatif dan proses disosiatif.

4 Thomas Ryan & Yves Poirier (2012) : “Secondary Physical Education Avoidance And Gender: Problems and Antidotes”  female participation  secondary physical education

Penelitian yang di lakukan pada murid perempuan di Ontario, Canada diketahui hasil bahwa rata-rata perempuan10% lebih sedikit di setiap kelas pendidikan jasmani di provinsi ontario dan hanya rata-rata 12% yang terdaftar dalam pendidikan jasmani setiap tahunnya. Beberapa isu diidentifikasi menjadi penyebabnya diantaranya adalah : kepercayaan diri, motivasi, pemahaman tentang pentingnya aktivitas fisik,

kesempatan untuk

berpartisipasi dalam aktivitas fisik, skema penilaian, kompetisi, teman sekelas dan pendekatan pengajaran

5 Dragan Martinovic, Jelena Ilic & Dragoljub Visnjic

(2011): “Gender Differences in Sport Involvement and Motivation For

Engagement in Physical Education In Primary School”  sport involvement  motivation  physical eduacation  gender

Penelitian ini menggunakan sampel anak sekolah dasar (usia 11-14 thn) berjumlah 706 orang. Setelah analisis data dilakukan, didapat hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara perempuan dan laki-laki. Anak laki-laki mendapatkan skor lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan dalam skor pengukuran skala motivasi. 6 Zuleyha Avsar &

Fusun Ozturk Kuter (2007) : “Determination of

 social skills level

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Uludag University yang berjumlah 208 orang.

Social Skills Level In Students Of Uludag University Phyisical Education And Sport Department”

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Social Skills Inventory (SSI) digunakan untuk mengukur keterampilan sosial mahasiswa. Dari hasil analisis data diketahui bahwa

anak perempuan

mendapatkan skor yang lebih tinggi daripada anak laki-laki dalam semua aspek (EE, ES, SE, SS, SC) kecuali dalam EC (Emotional Control). 7 Marios Goudas &

Evmorfia Magotsiou (2009) : “ The Effect of A Cooperative Physical Education Program on Student’s Social Skills”  cooperative physical education program  student’s social skills  attitudes toward group work

Pada penelitian ini menggunakan Multisource Assessment of Children’s Social Competence untuk mengukur social skill siswa. Sample yang digunakan berjumlah 57 orang pada kelompok kontrol dan 57 orang pada kelompok eksperimen. Dari hasil analisis data diketahui bahwa pad kelompok eksperimen terdapat peningkatan dalam hal keterlibatan dalam kelompok. 8 Masoud Gholamali Lavasani, Leila Afzali & Farokhlagha Afzali (2011): “ Cooperative Learning And Social

Skills”

 cooperative learning  social skills

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan metode cooperative learning pada social skills siswa. Sampel yang digunakan berjumlah 74 orang siswa perempuan yang terbagi menjadi kelompok kontrol 37 orang dan kelompok eksperimen 37 orang. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kelompok metode cooperative learning memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok metode tradional. 9 Min Wang (2012) :

“ Effect of  cooperative learning

Penelitian ini bertujuan unutk mendeskripsikan efek dari

Cooperative learning on Achievement Motivation of Female University Students”  achievement motivation students

cooperative learning terhadap motivasi berprestasi siswa dengan sampel penelitian adalah mahasiswi berjumlah 67 orang. Dari hasil analisis data dengan menggunakan uji T, didapat hasil bahwa cooperative learning telah meningkatkan motivasi berprestasi pada mahasiswi. 10 Margaret M Tanner

& Tim M Lindquist (1998) “Using Monopoly

and Team Games Tournaments in accounting education: a cooperative learning teaching resource”  cooperative learning  TGT  Accounting education

Penelitian ini mengunakan mahasiswa jurusan akuntansi sebagai populasi penelitian. Hasil penelitian diketahui bahwa sikap mahasiswa terhadap pembelajaran akutansi dan pencapaian sikap bersifat positif selama menyelesaikan latihan cooperative learning tersebut. Selanjutnya diketahui bahwa jenis kelamin dan kemampuan mahasiswa mempengaruhi terhadap tingkat pencapaian sikap dan sikap mahasiswa. 11 Wachit Nugroho (2013) “Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar Bermain Bolavoli Pada Siswa

Kelas IX SMP Negeri 3 Nguter Tahun Ajaran 2012 / 2013”  TGT  Hasil belajar Penelitian dilaksanakan dengan desain Pretest-Postest Non-Equivalent Control Group. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX SMP N 3 Nguter yang berjumlah 52 siswa. Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok kontrol sebanyak 26 siswa dan kelompok eksperimen sebanyak 26 siswa. tes membuat keputusan taktik dan pelaksanaan keterampilan yaitu dengan GPAI (Game Performance Assesment Instrument) dan lembar observasi atau lembar pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil

belajar bermain bolavoli dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik dibanding hasil belajar bermain bolavoli dengan pendekatan konvensional. 12 Luhut Horas Monang Sinaga (2013) “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Terhadap Hasil Belajar Dribbling Pada Permainan Bola Basket Siswa

Kelas IX SMP Negeri 7 Sibolga Tahun Ajaran 2012 / 2013”.  Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament)  Hasil Belajar Dribbling Pada Permainan Bola Basket

Penelitian ini menggunakan populasi siswa SMP kelas IX yang berjumlah 106. Teknik sampling menggunakan random cluster sampling. Dari hasil analisis perhitungan data dengan menggunakan uji t, diketahui hasil bahwa pada kelompok eksperimen, terdapat pengaruh signifikan dari model pembelajaran TGT terhadap hasil belajar dribbling bola basket.

Dokumen terkait