• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

4. Penelitian Tindakan Kelas

a. Defini Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Wijaya Kusuma & Dedi Dwitagam (2012:9) Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Menurut Wina Sanjaya (2013:26) PTK dapat diartikan sebagai proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang tercantum dalam situasi nyata serta menganalisis setiapa pengaruh dari perlakuan tersebut. Menurut Kunandar (2013:44) PTK didefinisikan sebagai suatu penelitan tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain dengan jalan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan

80

partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus.

Bardasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK) merupakan peneltian tindakan yang mengkaji masalah pembelajaran dalam upaya untuk memecahkan masalah guna meningkatkan hasil belajar. Penelitian dilakukan guru bersama orang lain di dalam kelasnya penelitian dilakukan dalam suatu siklus yang terdiri dari merencanaan, melaksanakan, merefleksi.

b. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

PTK memiliki berbagai manfaat berikut ini akan di jabarkan beberapa manfaat PTK menurut Wina Sanjaya (2013:34)

1. Manfaat untuk Guru

Manfaat PTK untuk guru adalah PTK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan tanggung jawabnya. Perbaikan dan peningkatan kinerja. Keberhasilan PTK akan berpengaruh pada guru lain untuk mencoba hasil penelitian atau memunculkan ide-ide baru. Mendorong guru untuk bersikap profesional. Guru akan selalu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Manfaat untuk Siswa

Selain untuk guru manfaat PTK juga akan di rasakan siswa. Dengan PTK akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. PTK dapat berpengaruh positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa.

81 3. Manfaat untuk Sekolah

Guru-guru yang kreatif dan inovatif dengan selalu berupaya meningkatkan hasil belajar siswa, secara langsung akan membantu sekolah yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan untuk mendidik siswanya. Manakala guru-guru di sekolah memiliki sikap profesional yang tinggi, kreatif, dan inovatif, maka terbuka kesempatan bagi sekolah untuk maju dan berkembang.

4. Manfaat untuk Perkembangan Teori Pendidikan

PTK yang bersifat kolaboratif antara setiap unsur yang berkepentingan termasuk kolaborasi antara guru dan orang LPTK, memiliki potensi untuk menerjemahkan teori yang bersifat konseptual ke dalam hal-hal yang bersifat rill dan praktis.

Pendapat tersebut memilik arti PTK sangat bermanfaat di dalam proses pembelajaran. PTK bermanfaat untuk guru, siswa, sekolah dan perkembangan teori pendidikan. Manfaat PTK untuk guru adalah meningkatkan profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran. Manfaat PTK untuk siswa adalah meningkatkan hasil belajar siswa dan mengurangi bahkan menghilangkan rasa jenuh di dalam proses pembelajaran. Manfaat PTK untuk sekolah adalah membuka kesempatan sekolah maju karena memiliki guru yang kreatif dan inovatif. PTK berfungsi untuk menerjemahkan teori yang bersifat konseptual ke dalam hal-hal yang bersifat riil dan praktis.

82

c. Model-Model Penetian Tindakan Kelas

Terdapat beberapa model PTK berikut ini akan di jabarkan model-model PTK menurut Wijaya Kusuma & Dedi Dwitagama (2012:19)

1. Model Kurt Lewin

Model Kurt Lewin memiliki empat komponen yaitu perencanaan, tindakanm pengamatan, dan refleksi. Hubungan komponen tersebut dipandang sebagai suatu siklus. Perencanaan adalah proses menentukan program perbaikan yang berangkat dari suatu ide gagasan penelitian. Tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas tindakan atau mengumpulkan informasi tentang kelemahan tindakan. Refleksi adalah kegiatan analisis tentang hasil observasi hingga memunculkan program atau perencanaan baru.

2. Model Kemmis & Mc Taggart

Model Kemmis & Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenelkan Kurt Lewin. PTK terdiri dari empat komponen yaitu persiapan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hanya saja komponen tindakan dan pengamatan dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara penerapan tindakan dan pengamatan merupakan dua kegiatan yang tak terpisahkan. Maksudnya kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan.

83 3. Model John Elliott

Model John Elliott mengemukakan bahwa di dalam suatu tindakan terdapat beberapa step atau langkah tindakan, yaitu langkah tindakan 1, langkah tindakan 2, dan langkah tindakan 3. Adanya langkah-langkah untuk setiap tindakan ini dengan dasar pemikiran bahwa di dalam mata pelajaran terdapat beberapa pokok bahasan, dan setiap pokok bahasan terdapat beberapa materi yang tidak dapat diselesaikan dalam satu kali tindakan. Oleh karena itu untuk menyelesaikan suatu pokok bahasan diperlukan beberapa kali langkah tindakan, yang terealisasi dalam kegiatan belajar mengajar.indakan harus dimulai dari ide awal, sampai monitoringpelaksanaan dan efeknya tetap dalam bentuk spiral.

4. Model Hopkins

Menurut Hopkins pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari merencanakan adanya masalah menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan melakukan observasi mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang, melakukan tindakan, melakukan obserfasi dan seterusnya.

Pendapat di atas memilik arti bahwa PTK dapat dilakukan dengan merbagai model yang disesuaikan dengan materi yang akan di ajarakn. Beberapa model-model PTK adalah model Kurt Lewin, model Kemmis & Mc Taggart, model John Elliott dan model Hopkins. Model Kurt Lewin menekankan bahwa PTK terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Model Kemmis dan Mc Taggart

84

menerangkan bahwa pelaksanaan TPK dilakukan dengan tahap perencanaan , tindakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi kemudian dilakukan refleksi. Model John Elliott mengemukakan bahwa di dalam suatu tindakan terdapat beberapa step atau langkah tindakan, yaitu langkah tindakan 1, langkah tindakan 2, dan langkah tindakan 3. Menurut Hopkins pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari merencanakan adanya masalah menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan melakukan observasi mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang dan seterusnya.

Dokumen terkait