• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas (PTK), berasal dari terjemahan bahasa Inggris Classroom Action Research (CAR). Dari istilah tersebut terdapat tiga kandungan isi yaitu penelitian, tindakan, dan kelas (Arikunto, 2006:3): a. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu

objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

c. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dimaksud dengan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula.

Dari pengertian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa tindakan yang sengaja diadakan dan terjadi di dalam suatu kelas yang sama.

Di dalam buku "Action Research Principles and Practice"

bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.

Pendapat Mc. Niff tersebut sejalan dengan pandangan Kemmis (dalam buku Pedoman Penelitian Tindakan Kelas:6) menyatakan bahwa:

Action research is a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of these practices, and (c) the situations in which practices are carried out.

PTK merupakan sebuah bentuk inkuiri yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh partisipan dalam situasi sosial termasuk pendidikan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan rasionalitas dari: (a) praktik sosial maupun kependidikan, (b) pemahaman terhadap praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi pelaksanaan praktik-praktik-praktik-praktik pembelajaran. Tidak berbeda dengan Mc. Niff (1992:1) dan Kemmis, Raka Joni (1998:5) mendefinisikan PTK sebagai bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dan tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman tindakan-tindakan yang dilakukan, dan memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran tersebut dilakukan.

Menurut Wijaya (2009:9), pengertian PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga

hasil belajar siswa dapat meningkat. Sejalan dengan pendapat Wijaya (2009:9), Susilo (2007:16) berpendapat bahwa PTK merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas tempat mengajar, dengan memberikan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses belajar mengajar.

Berdasarkan pengertian PTK tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran yang bersifat reflektif, oleh pelaku tindakan (guru) secara kolaboratif dan partisipasif untuk memperbaiki proses pembelajaran. 2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas memiliki perbedaan dengan jenis penelitian yang lain. Beberapa karakteristik umum yang membedakan PTK dengan penelitian lain menurut Raka Joni (1998:6) adalah:

a. An inquiry on practice within

Kegiatan PTK ditimbulkan oleh masalah-masalah praktis yang terjadi pada pelaksanaan tugas sehari-hari. Permasalahan yang menjadi fokus PTK adalah permasalahan yang kontekstual dan spesifik dengan tujuan untuk memperbaiki masalah-masalah yang dihadapi pada proses pembelajaran sekarang.

b. A collaborative effect between school teacher and techer educator

PTK merupakan upaya bersama antara guru dan peneliti. Kolaborasi ini tidak hanya bersifat sementara tetapi harus nampak kerja sama mereka di dalam proses perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan refleksi. c. A reflective practice

Refleksi yang berkelanjutan ini merupakan ciri khusus dari penelitian tindakan kelas. Proses penelitian dan hasil penelitian akan direfleksikan secara terus menerus guna melihat apakah ada kemunduran, peningkatan, kekurangefektifan dan sebagainya yang dapat digunakan untuk perbaikan siklus kegiatan berikutnya.

Pendapat Raka Joni (1998:6) tersebut tidak berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kunandar (2009:58-63), menurutnya ada beberapa karakteristik PTK yaitu;

a. On the job problem oriented

Masalah yang diteliti dalam PTK adalah masalah riil atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti. Dengan demikian PTK didasarkan pada masalah yang benar – benar dihadapi guru dalam proses pembelajaran di kelas.

b. Problem solving oriented

PTK yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu sebagai upaya menyempurnakan proses pembelajaran di kelasnya.

c. Improvement oriented

PTK dilaksanakan dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan mutu PBM yang dilakukan oleh guru di kelas. PTK juga bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dengan asumsi bahwa semakin baik suatu proses pembelajaran maka semakin baik pula hasil pembelajaran yang dicapai oleh siswa.

d. Cyclic

Konsep tindakan dalam PTK diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (cyclical). Siklus dalam PTK terdiri dari empat tahap yakni perencanaan tindakan, melakukan tindakan, pengamatan atau observasi dan refleksi.

e. Action oriented

PTK selalu didasarkan pada adanya tindakan (treatment) tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas. Tindakan dalam PTK merupakan suatu alat atau cara untuk memperbaiki masalah dalam PBM yang dihadapi guru di kelas. Di dalam PTK harus ada perbaikan tindakan yang dirancang untuk mengatasi masalah yang dihadapi saat itu dalam konteks dan situasi saat itu pula.

f. Pengkajian terhadap dampak tindakan

Dampak tindakan yang dilakukan harus dikaji apakah sesuai dengan tujuan, apakah memberikan dampak positif yang lain yang tidak diduga sebelumnya, atau bahkan menimbulkan dampak negatif yang merugikan peserta didik.

g. Specifics contextual

Aktivitas PTK dipicu oleh masalah praktis yang dihadapi guru dalam PBM di kelas. Permasalahan PTK adalah permasalahan yang sifatnya spesifik kontekstual dan situasional sesuai dengan karakteristik siswa dalam kelas tersebut.

h. Partisipatory

PTK dilakukan secara kolaboratif dan bermitra dengan pihak lain seperti teman sejawat. Dalam PTK perlu ada partisipasi dari pihak lain yang berperan sebagai pengamat.

i. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi

Kegiatan yang penting dilakukan dalam PTK adalah refleksi. Refleksi bertujuan untuk mengevaluasi tindakan sampai dengan memutuskan apakah masalah itu tuntas atau perlu tindakan lain dalam siklus berikutnya.

j. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus di mana dalam satu siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan observasi, dan selanjutnya diulang lagi dalam beberapa siklus.

3. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Hopkins (1993:57-61) dalam buku Pedoman Penelitian Tindakan Kelas (6) ada enam dasar prinsip PTK:

a. Tugas guru dan dosen yang utama adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Upaya penelitian tindakan yang dilakukan guru dan dosen bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang ada. Ketika penerapan penelitian tindakan dilakukan kemungkinan tidak ditemukannya pemecahan masalah akan muncul namun guru tidak boleh berhenti. Pemecahan masalah harus tetap dicari dengan menggunakan alternatif lain.

b. Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran, yang tidak menuntun kekhususan waktu maupun penggunaan metode penelitian. Penelitian tindakan tidak boleh mengganggu proses pembelajaran, sehingga pelaksanaannya menyesuaikan dengan pembelajaran. Tahap-tahap penelitian dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

c. Penelitian harus diselenggarakan dengan bersandar pada alur dan kaidah ilmiah. Penelitian dimulai dengan menganalisis permasalahan yang ada di dalam kelas. Dari permasalahan yang ada tersebut dicari penyebabnya dan kemungkinan cara–cara pemecahan masalah dengan menggunakan prosedur penelitian yang berlaku.

d. Masalah penelitian adalah masalah-masalah yang riil. Pokok permasalahan yang diangkat dalam penelitian tindakan adalah masalah–masalah yang timbul dalam proses pembelajaran secara nyata.

e. Konsistensi sikap dan kepedulian untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Motivasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sangatlah diperlukan, sehingga penelitian

tindakan tidak boleh dijalankan sambil lalu. Perencanaan dan pelaksanaan yang sungguh-sungguh harus diperhatikan.

f. Masalah penelitian tidak hanya dibatasi di ruang kelas tetapi dapat dilakukan di luar kelas. Masalah yang diangkat dalam penelitian tindakan tidak menutup kemungkinan untuk mengangkat masalah di luar kelas misalnya mengenai masalah sistem pendidikan. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan kualitas pendidikan.

4. Tahap Penelitian Tindakan Kelas

Secara garis besar penelitian tindakan kelas memiliki beberapa alur atau tahap yaitu, menyusun rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2008:17-20):

a. Planning

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal dilakukan berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang melakukan pengamatan proses jalannya tindakan.

b. Acting

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan rencana yang telah dirancang. Hal yang perlu diingat adalah guru harus menaati apa yang telah direncanakan, berlaku wajar, dan tidak boleh dibuat-buat.

c. Observing

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.

d. Reflecting

Pada tahap ini dikemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan ketika guru sudah selesai melakukan tindakan.

Berikut ini merupakan gambar mengenai tahap-tahap penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2008:17-20).

Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas

5. Syarat Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Arikunto (2008:23-24), ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam penelitian tindakan kelas:

a. Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi dalam pembelajaran, dengan demikian dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

b. Penelitian tindakan kelas oleh guru menuntut dilakukannya pencermatan terus menerus, objektif, dan sistematis, sehingga diketahui secara pasti tingkat keberhasilan dan penyimpangan yang terjadi.

c. Penelitian tindakan harus dilaksanakan sekurang-kurangnya dalam dua siklus. Hal ini bertujuan agar kekurangan-kekurangan pada siklus pertama dapat diperbaiki dalam siklus kedua, begitu pula seterusnya.

d. Penelitian tindakan terjadi secara wajar. Dalam hal ini PTK tidak dilakukan dengan mengubah aturan dan jadwal yang sudah ada, dan tidak merugikan siswa.

e. Penelitian harus benar-benar disadari oleh peneliti maupun pihak yang menjadi pelaku. Hal ini bertujuan agar pihak-pihak yang terkait dapat mengungkapkan kelebihan dan kekurangan yang telah dilakukan dibandingkan dengan rencana yang ada.

f. Penelitian tindakan harus benar-benar menunjukan adanya tindakan yang dilakukan oleh sasaran tindakan. Jadi, dalam PTK siswa benar-benar ikut berperan dalam penelitian bukan hanya guru.

6. Tujuan PTK

PTK mempunyai beberapa tujuan yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah. Tujuan dari Penelitian tindakan kelas antara lain (Susilo, 2007:17):

a. Untuk perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.

b. Perbaikan dan peningkatan pelayanan profesional guru kepada peserta didik dalam konteks pembelajaran di kelas.

c. Mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik dalam proses pembelajaran secara reflektif, dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru.

d. Pengembangan kemampuan dan keterampilan guru dalam proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalahan aktual yang dihadapi sehari-hari.

e. Adapun tujuan penyerta penelitian tindakan kelas yang dapat dicapai adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian itu berlangsung.

7. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas memberikan manfaat bagi peneliti, dalam hal ini khususnya adalah guru selaku pelaku penelitian. Menurut Wijaya (2009:13), secara umum manfaat PTK adalah:

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran kelas

Masalah-masalah yang ada di kelas seperti kondisi kelas yang kurang kondusif untuk pembelajaran, menurunnya minat siswa dalam pembelajaran, dan sebagainya dapat diatasi dengan penelitian tindakan

kelas. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

b. Menumbuhkan kebiasaan menulis

Melalui PTK guru akan terbiasa untuk menulis. Hal ini penting karena guru-guru sekarang ini lebih dituntut untuk membuat banyak karya tulis.

c. Menumbuhkan budaya meneliti

Budaya meneliti dari pihak guru pada waktu-waktu yang lalu dirasakan masih minim. Dengan adanya PTK ini diharapkan guru termotivasi untuk meneliti dari hal yang paling sederhana yaitu kelas di mana mereka mengajar.

d. Menggali ide baru

Masalah-masalah yang dihadapi guru di dalam kelas tentunya sangatlah banyak dan sering terjadi. Masalah-masalah tersebut sebenarnya dapat diatasi melalui PTK. Dengan demikian ada pemecahan baru atau ide baru yang muncul dari adanya penelitian tindakan kelas.

e. Melatih pemikiran ilmiah

Guru diharapkan dapat berpikir secara ilmiah untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Dalam hal ini masalah yang diangkat haruslah masalah yang berkaitan dengan pembelajaran bukan masalah yang lain. Langkah untuk menemukan masalah dilakukan dengan pengamatan. Setelah melakukan pengamatan dilanjutkan dengan menganalisis, dan merumuskan masalah, dan merencanakan PTK dalam bentuk perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. f. Mengembangkan keterampilan

Tujuan utama PTK adalah mengubah perilaku guru, peserta didik, peningkatan atau perbaikan kualitas pembelajaran, dan mengubah kerangka pelaksanaan pembelajaran guru di kelas. Jadi, dapat disimpulkan PTK bermaksud untuk mengembangkan keterampilan guru mengenai pendekatan dalam pembelajaran.

Sejalan dengan pendapat Wijaya (2009:13), Kunandar berpendapat (2008:68) bahwa manfaat PTK dapat dilihat dari dua aspek yaitu:

a. Manfaat PTK dari segi akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang relevan. Dalam hal ini, guru dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang terjadi dalam proses pembelajaran.

b. Manfaat praktis dari PTK adalah: 1. Inovasi pembelajaran

Dalam inovasi pembelajaran, guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelas. Guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun, oleh sebab itu melalui PTK guru melakukan inovasi pembelajaran di kelas.

2. Pengembangan kurikulum di sekolah dan di kelas

Pada saat melaksanakan PTK, guru berarti mampu melakukan pengembangan kurikulum sesuai dengan situasi dan kondisi kelas, sehingga kurikulum dapat berjalan efektif melalui pembelajaran yang aktif dan kreatif.

8. Instrumen PTK

Menurut Reed dan Bergemen (1992) seperti tersaji dalam buku Pedoman Penelitian Tindakan Kelas (22), instrumen yang diperlukan dalam penelitian tindakan kelas sejalan adalah:

a. Pengamatan terhadap perilaku guru (observing teacher)

Instrumen observasi terhadap perilaku guru salah satunya adalah catatan anekdotal. Catatan anekdotal memfokuskan hal-hal spesifik yang terjadi dalam kelas. Catatan anekdotal terhadap perilaku guru ini berisikan bagaimana guru menjalankan proses pembelajaran di dalam kelas.

b. Pengamatan terhadap kelas (observing classrooms)

Observasi terhadap kelas dapat menggunakan instrumen observasi anekdotal kelas yang meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya dan manajemen kelas.

c. Pengamatan Perilaku siswa (observing students)

Observasi terhadap siswa dapat menggunakan instrumen observasi anekdotal perilaku siswa. Masing-masing individu dapat diamati secara individual maupun kelompok pada saat sebelum, saat berlangsung dan sesudah penelitian tindakan kelas.

d. Wawancara

Wawancara digunakan untuk melengkapi data hasil observasi. Wawancara dapat dilakukan kepada guru dan siswa. Metode wawancara ini membutuhkan waktu untuk mengumpulkan data yang jelas.

B. Ruang Lingkup Metode Pembelajaran Role Playing

Dokumen terkait