Penelitian pertama yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Gede Gunantara dalam skripsinya dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada Siswa Kelas V SDN 2 Sepang Tahun Ajaran 2012/2013”. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dua siklus dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah Matematika pada siswa kelas V SDN 2 Sepang Tahun Ajaran 2013/2014. Dan dapat terbukti dari hasil penelitian yang telah dia lakukan bahwa dengan penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah Matematika pada siswa kelas V SDN 2 Sepang Tahun Ajaran 2012/2013. Persamaan penelitian yang dilakukan Gede Gunantara dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama mengkaji pembelajaran yang menggunakan model Problem Based Learning.
Perbedaannya terletak pada tujuan pencapaiannya dan subjek penelitian.
Penelitian relevan yang kedua yaitu penelitian yang dilakukan oleh Miftahul Falah Islami dengan judul “Implementasi Media Flashcard dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas V B SD Muhammadiyah Pakel Program Plus Umbulharjo Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013”.
Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dua siklus dengan menggunakan media flashcard dalam
commit to user
pembelajaran bahasa Arab dapat meningkatkan prestasi hasil belajar bahasa Arab kelas V B SD Muhammadiyah Pakel Program Plus Umbulharjo Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Miftahul Falah Islami dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan media flashcard. Perbedaannya ada pada mata pelajaran yang digunakan yaitu bahasa Arab. Perbedaan yang lain adalah kelas yang digunakan yaitu kelas V.
Penelitian relevan yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh Derya Cinar dan Sule Bayraktar (2005: 1) dari Selcuk University, Turkey berjudul “The Effects of The Problem Based Learning Approach on Higher Order Thingking Skills in Elementary Science Education”. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Problem Based Learning adalah lebih efektif dari pada model tradisional dan meningkatkan tingkat pemahaman siswa. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Derya Cinar dan Sule Bayraktar menunjukan bahwa model Problem Based Learning lebih berhasil dari pada model tradisional dalam meningkatkan pemecahan masalah dan proses ilmu keterampilan. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama menggunakan model Problem Based Learning. Perbedaannya terletak pada subyek penelitian yaitu siswa SD kelas VI.
Penelitian yang relevan yang keempat yaitu penelitian yang dilakukan oleh Matthew Etherington (2011: 1) dalam penelitiannya yang berjudul Investigative Primary Science: A Problem-based Learning Approach. Hail dari penelitian ini yaitu pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) sangat cocok digunakan dalam pembelajaran sains. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama mengkaji penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Perbedaannya terletak pada mata pelajaran yang digunakan yaitu sains.
commit to user C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran merupakan proses yang melibatkan interaksi antara guru, siswa, dan lingkungan pembelajaran untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan.
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang memaksimalkan pelaksanaan proses pembelajaran dan memaksimalkan peran aktif siswa dalam pembelajaran sehingga menunjukkan hasil belajar yang sesuai dengan tujuan dan diharapkan, serta menjadi tolak ukur untuk pembelajaran berikutnya agar lebih baik. Titik tolak yang mendasari Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan yaitu saat proses belajar mengajar yang membutuhkan keaktifan siswa, guru masih melaksanakan pembelajaran secara konvensional, guru kurang menekankan keaktifan siswa yang menjadikan siswa pasif, dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah. Dalam pembelajaran matematika, guru mengajar hanya pada konsep intinya dengan metode ceramah kemudian memberi soal latihan untuk dikerjakan (penugasan) dan menilai pekerjaan siswa, serta bahan ajar yang digunakan hanya buku paket yang tersedia di sekolah.
Pembelajaran sebagai wahana pemberian pengalaman belajar kepada siswa hendaknya dapat dilaksanakan sesuai dengan karakteristik siswa. Sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak, karakteristik siswa kelas IV SD berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Pada tahap ini anak telah anak telah memiliki kemempuan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret misalnya benda yang dapat dilihat, didengar, diraba, dan diotak-atik, belum mampu berpikir secara abstrak.
Penggunaan model dan media pembelajaran juga menjadi penentu keberhasilan proses belajar mengajar. Adanya banyak model-model pembelajaran inovatif, kreatif, dan menarik yang berkembang dalam dunia pendidikan sekarang ini. Salah satunya adalah model Problem Based Learning (PBL). Model Problem Based Learning (PBL) adalah suatu pembelajaran berdasarkan masalah yang disajikan secara sistematis oleh guru yang berkaitan dengan kehidupan nyata, kemudian siswa diarahkan untuk menyelesaikan masalah tersebut dilihat dari berbagai perspektif.
commit to user
Penggunaan media sebagai medium atau perantara untuk membantu mempermudah dalam menyampaikan materi pembelajaran juga tidak kalah penting. Dalam penelitian ini selain menggunakan model Problem Based Learning (PBL), peneliti juga menggunakan media flashcard dalam melaksanakan tindakan penelitian. Media flashcard merupakan media yang berbentuk kartu yang berukuran ± 25 X 30 cm yang terbuat dari kertas dan dapat dimodifikasi bahan pembuatannya. Untuk itu peneliti membuat media flashcard berukuran kurang lebih 10 x 15 cm yang digunakan dalam penelitian. Gambar, teks, atau symbol yang ada pada media tersebut merupakan serangkaian pesan penyampaian materi pembelajaran. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan sekitarnya. Maka dari itu pembelajaran matematika perlu mengutamakan peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Guru yang berperan sebagai fasilitator siswa dalam kegiatan belajar mengajar harus dapat mengemas pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berupaya melakukan peningkatan pada pembelajaran matematika tentang Bilangan Pecahan melalui model Problem Based Learning (PBL) dengan media flashcard. Pemilihan model Problem Based Learning (PBL) dan media flashcard sangat cocok digunakan pada siswa kelas IV dimana anak sudah mampu berpikir logis, memiliki keaktifan yang tinggi, dan suka berkelompok. Dengan harapan anak dapat menemukan penyelesaian masalah dari masalah yang diberikan guru dan memandang pemecahan masalah dari berbagai perspektif, tidak hanya dari satu perspektif saja.
Melalui penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dengan media flashcard diharapkan dapat memotivasi siswa untuk berpikir aktif, terlibat secara langsung dalam pembelajaran dan melakukan penyelesaian masalah dari berbagai perspektif atau berbagai sisi. Sehingga dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan media flashcard dapat meningkatkan pembelajaran Matematika tentang Bilangan Pecahan pada siswa kelas IV. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan media flashcard. Bagan kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut:
commit to user Kenyataan
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir