• Tidak ada hasil yang ditemukan

2) Pengertian Dampak Negatif

2.4 Penelitian yang relevan

Untuk melakukan penelitian ini, peneliti mengambil beberapa penelitian yang terdahulu agar terjadi kesinambungan. Adapun penelitian tersebut adalah :

1) YE Retno Saptowati Kawuryan. 2015. Evaluasi Program pendidikan Karakter di SD Negeri Kemirirejo Kota Magelang.

Hasil penelitiannya adalah: 1)

mengembangkan potensi kalbu siswa,

kebiasaan dan perilaku terpuji,

mengembangkan kemandirian berwawasan

kebangsaan dan mengembangkan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang kondusif dan nyaman; 2) Mengembangkan

nilai-nilai pendidikan karakter yang

diitegrasikan dalam setiap mata pelajaran. 2) Stovika Eva Darmayanti, Udik Budi Wibowo.

2014. Evaluasi Program Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar Kabupaten Kulon.

41

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengevaluasi ketercapaian program pendidikan karakter pada tingkat sekolah dasar di Kabupaten Kulon Progo; dan (2) Memberikan rekomendasi baik kepada guru, sekolah, maupun pemerintah untuk perbaikan program pendidikan karakter.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Kesiapan sekolah dasar di Kabupaten Kulon Progo untuk mengimplementasikan pendidikan karakter, baik dinilai dari kurikulum yang telah terintegrasi pendidikan karakter, namun masih kurang dalam hal pengelolaan sarana prasarana pendukung dan

banyak guru memerlukan lebih banyak

pengetahuan dan keterampilan tentang pendidikan karakter; (2) Implementasi pendidikan karakter belum tampak pada kegiatan pembelajaran; (3) Dukungan dari pemerintah dalam sosialisasi atau pelatihan dirasa masih kurang oleh sekolah; (4) Monitoring dan evaluasi pendidikan karakter masih terbatas pada kurikulum dan dilakukan melalui pembinaan pengawas di setiap sekolah; (5) Kendala yang umum dihadapi sekolah adalah penilaian sikap siswa yang belum terdokumentasi, kurangnya pemahaman guru

untuk mengimplementasikan pendidikan

karakter, dan tidak adanya sinergi antara pendidikan di sekolah dengan pendidikan di rumah.

42

3) Wing Sze MAK (2014). Evaluation of a Moral and Character Education Group for Primary School Students.

The purpose of this study is to evaluate the effectiveness of the Moral and Character ducation Group with ten Primary Four students. This is a six-session group, conducted in a primary school by a social work student worker on her practicum. Through observation in school and interviews with the school social worker, the student worker identified the need for moral education in Primary Four students. This group aims to introduce the importance of positive social manners and moral education. The group content and intervention were

based on positive psychology, Bandura’s social learning theory, Kohlberg’s moral development model, Beck’s

moral education needs theory and Berkowitz’s social

interaction theory. Assignments, observation and feedback session were used as qualitative assessment. Due to its activities-based nature, the interaction of members served an important function in teaching moral education. Pre-tests and post-tests were used as quantitative data to support the outcome evaluation. All members showed improvement in their understanding of the importance of appreciation, gratitude, respect and kindness, as well as a willingness to practice them in their daily lives. This implies that using various activities and games can raise the interest of students and foster interaction. By being part of a group, members can learn proper social manners and attitudes from the student worker, other members and group experiences. More evidence-based interventions can be developed to design tailor-made and interactive character education for Chinese primary school students.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas Moral dan Karakter Education Group dengan sepuluh Primer Empat siswa.Ini merupakan grup enam sesi, dilakukan di sebuah sekolah dasar oleh seorang pekerja mahasiswa pekerjaan sosial pada praktikum nya.Melalui observasi di sekolah dan wawancara dengan pekerja sosial sekolah,

43

pekerja siswa mengidentifikasi kebutuhan

pendidikan moral di Pratama Empat

siswa.Kelompok ini bertujuan untuk

memperkenalkan pentingnya sopan santun sosial yang positif dan pendidikan moral.Isi kelompok dan intervensi didasarkan pada psikologi positif, teori belajar sosial Bandura, model pembangunan moral yang Kohlberg, pendidikan moral Beck membutuhkan teori dan teori interaksi sosial Berkowitz ini.Tugas, observasi dan sesi umpan balik digunakan sebagai penilaian kualitatif.Karena yang bersifat kegiatan berbasis, interaksi anggota dilayani fungsi penting dalam mengajarkan pendidikan moral.Pra-tes dan pasca-tes yang digunakan sebagai data kuantitatif untuk mendukung evaluasi hasil.Semua anggota menunjukkan peningkatan dalam pemahaman mereka tentang pentingnya apresiasi, rasa syukur, hormat dan kebaikan, serta kemauan untuk berlatih mereka dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ini berarti bahwa dengan menggunakan berbagai kegiatan dan permainan dapat meningkatkan minat siswa dan interaksi asuh. Dengan menjadi bagian dari kelompok, anggota dapat belajar sopan santun yang tepat sosial dan sikap dari

pekerja mahasiswa, anggota lain dan

pengalaman kelompok. Lebih intervensi berbasis bukti dapat dikembangkan untuk merancang pendidikan karakter interaktif dibuat dan untuk siswa sekolah dasar Cina.

44

4) Tristanti, Yoyon Suryono. 2014. Evaluasi Program Kecakapan Hidup Bagi Warga Binaan Di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas IIa Kutoarjo.

Penelitian ini bertujuan mengetahui pelaksanaan, keberhasilan dan kendala-kendala program kecakapan hidup bagi warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Kelas IIA Kutoarjo.Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan menggunakan model pene- litian CIPP. Pengumpulan data menggunakan

metode wawancara, dokumentasi, dan

observasi.Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan program pada aspek konteks menunjukkan ke- sesuaian antara kebutuhan dan partisipasi warga belajar, pengalaman warga belajar dan kondi- si lingkungan dengan kegiatan program. Pada aspek masukan

menunjukkan motivasi warga belajar,

karakteristik warga belajar, karakteristik narasumber, pendanaan, dan sarana prasara- na dalam kategori baik. Aspek proses menunjukkan aktifitas warga belajar, strategi pembel- ajaran dan hubungan antar pribadi dalam kategori baik. Aspek hasil menunjukkan semua ke- giatan keterampilan dapat terlaksana

dengan baik. Keberhasilan program

keterampilan ditunjukkan oleh perubahan perilaku warga belajar yang meliputi kecakapan tangan, kecakapan hati, kecakapan otak, dan kecakapan sehat.

45

5) Darmiyati Zuhdi, (2010). Pendidikan karakter telah diintegrasikan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui media cerita bergambar dan metode bermain peran.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan cerita bergambar dan metode bermain peran efektif untuk meningkatkan pengamalan nilai kejujuran, kesabaran, dan ketaatan beribadah, serta keterampilan berbahasa Indonesia (menyimak, membaca dan berbicara), Model pembelajaran IPA berbasis karakter, dan pendekatan ARCS (attention, relevance, confidence, dan satisfaction) terbukti efektif untuk meningkatkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan ketaatan beribadah, serta hasil belajar IPA/IPS. Kesimpulan bahwa model pendidikan karakter yang efektif adalah model yang menggunakan pendekatan komprehensif. Pendidikan karakter diintegrasikan ke dalam berbagai bidang studi. Metode dan strategi yang digunakan bervariasi yang sedapat mungkin mencakup inkulkasi/ penanaman (lawan indoktrinasi), keteladanan, fasilitasi nilai, dan pengembangan soft skills

(antara lain berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi efektif, dan dapat mengatasi masalah). Semua warga sekolah (pimpinan sekolah, guru, siswa, pegawai administrasi, bahkan penjaga sekolah serta pengelola warung sekolah) dan orang tua murid serta pemuka masyarakat perlu bekerja secara kolaboratif

46

dalam melaksanakan program pendidikan karakter. Tempat pelaksanaan pendidikan karakter baik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam berbagai kegiatan, termasuk kegiatan di rumah dan di dalam lingkungan masyarakat dengan melibatkan partisipasi orang tua.

Dari beberapa penelitian yang terdahulu dengan penelitian saya ini ada beberapa persamaan dan perbedaan, antara lain :

ASPEK NAMA PENELITI

1 YE. Retno Saya

Tuju-an Mengevaluasi Konteks, input, proses, dan output program pembelajaran karakter.

Tujuan : Mengevalua si Konteks, input, proses, produk, dan dampak program pendidik-an karakter. Model : Model yang digunakan CIPP. Materi : Masalah Program Pendidikan Karater Hasil yang diharapkan : memberi saran keberlan jutan program pendidikan karakter.

Materi Masalah Program Pembelajaran Karkater Hasil Pengembangan pendidikan karkater yang

diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran 2 Stovika Eva Darmayanti,

Tuju-an mengevaluasi ketercapaian program pendidikan karakter pada tingkat sekolah dasar (2) memberikan rekomendasi baik kepada guru, sekolah, maupun

pemerintah untuk perbaikan program pendidikan karakter

Materi Kegiatan pembelajaran pendidikan karakter Hasil Implementasi pendidikan karakter dalam

kurikulum

3 Wing Sze MAK Tuju-an mengevaluasi efektivitas Moral dan

Karakter

Materi Kegiatan dan permaian sehingga membentuk karakter siswa Hasil Interaksi

4 Tristanti, Yoyon Suryono

Tuju-an Mengetahui pelaksanaan, keberhasilan dan kendala-kendala program kecakapan hidup bagi warga binaan di Lembaga

Pemasyarakatan Anak (LPA) Kelas IIA Kutoarjo. Model penelitian CIPP.

Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, dokumentasi, dan observasi. Materi warga binaan di Lembaga Pemasyara katan

Anak (LPA) Kelas IIA Kutoarjo Hasil Mengevaluasi keberhasilan program

47

pembe lajaran tidak cukup hanya dengan mengadakan penilaian terhadap hasil belajar siswa sebagai produk dari sebuah proses. Tetapi program pembelajar an yang disusun dan dilaksanakan guru Penilaian terhadap hasil program pembelajaran tidak cukup terbatas pada hasil jangka pendek atau output tetapi sebaiknya juga menjangkau outcome dari

program pembelajaran. 5 Darmiyati Zuhdi Pendekat

an

ARCS (attention, relevance, confidence, dan satisfaction

Materi Pendidikann Karakter diintegrasikan pada ketrampilan berbahasa Indonesia

Hasil Model pendidikan karakter yang efektif adalah model yang menggunakan pendekatan komprehensif. Pendidikan karakter diintegrasikan ke dalam berbagai bidang studi

Berdasarkan hasil ke-5 peneliti di atas ada 2 (dua) model evaluasi yang dipakai yaitu ARCS (attention, relevance, confidence, dan satisfaction)

dan CIPP. Dan dalam penelitian tersebut masih terpaku dalam evaluasi program karakter dalam pembelajaran saja.

Berbagai penelitian yang kami jadikan rujukan tersebut dapat menambah wawasan dan informasi sebagai data pendukung bagi peneliti. Peneliti mengadakan penelitian tentang evaluasi program pendidikan karakter ini bertujuan selain mengevaluasi konteks, input, proses, dan produk program pendidikan karakter, juga ingin

mengetahui dampak atau akibat tentang

pelaksanaan pendidikan karakter di SD Negeri Prampelan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.

48

Sehingga perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya selain model yang digunakan juga adanya tambahan yaitu dampak dari pelaksanaan.

Dokumen terkait