• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

G. Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa penelitian yang serupa, antara lain; Palmiati (2019) dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbentuk Komik Dalam Materi Sistem Reproduksi Manusia Kelas IX SMP” dan penelitian yang telah dilakukan oleh Wardana (2018) dengan judul

“Pengembangan Komik Sebagai Media Pembelajaran Untuk Mengapresiasi Cerita Anak Pada Peserta Didik Kelas III SD/MI”. Adapun perbedaan penelitian “Pengembangan Media Pembelajaran Komik Digital Materi Sistem Reproduksi Manusia Untuk Siswa SMP Kelas IX” dengan penelitian sebelumnya adalah; pengembangan media pembelajaran menghasilkan produk akhir berupa komik digital bukan komik cetak, mata pelajaran Biologi, Materi Pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia. Di dalam penelitian Palmiati (2009), peneliti mengembangkan komik dengan materi sistem reproduksi manusia dengan hasil akhir berupa komik cetak.

Dalam penelitian ini, materi yang ada di dalam komik hanya sedikit yang diceritakan dengan dialog sehingga diperlukan pengembangan cerita yang lebih luas agar imajinasi siswa terbentuk. Sedangkan di penelitian Wardana (2018), peneliti sudah mengembangkan komik digital namun bukan materi sistem reproduksi manusia.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah Research and Development (RnD). Borg dan Gall (1983) menyatakan bahwa RnD adalah salah satu penelitian yang digunakan sebagai proses mengembangkan dan memvalidasi berbagai produk pendidikan. Selain itu dinyatakan juga oleh Sugiyono (2012) bahwa RnD adalah suatu penelitian yang menghasilkan suatu produk dengan menguji keefektifan dan kelayakan produk tersebut.

Dari dua pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa RnD merupakan suatu kegiatan penelitian yang akan menghasilkan suatu produk akhir dengan hasil pengembangan produk yang sudah melewati tahapan penilaian dan revisi produk dari validator, sehingga menghasilkan suatu produk yang layak digunakan.

B. Prosedur pengembangan

Prosedur pengembangan RnD menurut Sugiyono (2012) adalah : 1. Potensi dan Masalah

2. Pengumpulan Data 3. Desain Produk 4. Validasi Desain

23

5. Revisi Desain 6. Uji Coba Produk 7. Revisi Produk 8. Uji Coba Pemakaian 9. Revisi Produk 10. Produksi Masal

Skema langkah – langkah tersebut ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 3.1 Bagan 10 Langkah RnD menurut Sugiyono (2012)

Prosedur pengembangan yang digunakan peneliti mengacu berdasarkan prosedur menurut Sugiyono (2012) namun hanya sampai di tahap ke lima yaitu revisi desain karena adanya keterbatasan penelitian.

Adapun produk yang dihasilkan berupa buku komik digital pada materi sistem reproduksi untuk siswa SMP kelas IX Semester 1.

Berikut ini merupakan prosedur pengembangan media pembelajaran komik digital sebagai media pembelajaran :

1. Potensi dan Masalah

Peneliti menggali potensi dan masalah dengan melakukan survei kebutuhan terkait media pembelajaran komik digital. Survei kebutuhan ini dilakukan di 4 Sekolah Menengah Pertama yang tersebar di daerah Yogyakarta dengan meliputi sebaran 2 SMP Swasta dan 2 SMP Negeri dengan maksud agar dalam penggalian informasi peneliti mendapatkan data yang merata, sekolah yang menjadi tujuan yaitu SMPN 1 Depok, SMPN 2 Depok, SMP Pangudi Luhur 1, dan SMP Kalam Kudus.

Pemilihan sekolah dilakukan dengan memilih sekolah yang sudah tersedia akses wi-fi dan sekolah yang memperbolehkan siswanya membawa handphone ke sekolah.

Survei kebutuhan dilakukan dengan kegiatan observasi dan wawancara guru biologi kelas IX SMP yang dimulai pada bulan September 2019. Wawancara dilakukan berdasarkan daftar wawancara yang telah direvisi yang dapat dilihat di lampiran tabel 3.5.

2. Mengumpulkan Informasi

Setelah menggali potensi dan masalah, peneliti mendapatkan informasi bahwa guru di 4 sekolah kesulitan dalam materi sistem reproduksi dan membutuhkan media yang bersifat komunikatif selain dari buku paket. Selama ini dalam materi sistem reprodusi, siswa kesulitan dalam memahami materi yang sifatnya abstrak sehingga guru

25

perlu mengupayakan metode pembelajaran yang aktif agar siswa tidak mudah bosan. Dari pengumpulan informasi tersebut peneliti merangkumnya sebagai bahan perencanaan dan dasar pertimbangan untuk pembuatan produk di tahap selanjutnya yang diharapkan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang didapat. Untuk menunjang informasi yang lengkap, peneliti juga menggunakan literature dari buku, jurnal, dan hasil penelitian lainnya yang relevan sebagai dasar teori untuk mengembangkan produk akhir yaitu buku komik digital.

3. Desain Produk

Setelah informasi terkumpul maka langkah selanjutnya adalah mendesain produk. Produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran buku komik digital. Produk tersebut diharapkan dapat menjadikan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan komunikatif.

Desain produk ini dimulai dengan menentukan materi biologi yang akan dijadikan komik, lalu mulai menentukan desain awal produk.

Desain awal produk dimulai dengan penyusunan narasi yang akan dimasukkan ke dalam komik dengan mengurutkan materi yang sesuai dengan kurikulum 2013 dan berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditentukan oleh pemerintah.

Narasi yang telah disusun maka mulai disesuaikan dengan tokoh – tokoh di dalam komik yang sesuai dengan perannya dan diurutkan semenarik mungkin agar terciptanya dialog yang sistematis sesuai

dengan materi. Selain itu di dalam komik juga akan terdapat evaluasi berupa soal TTS (Teka Teki Silang) dan peneliti juga sudah menyediakan kunci jawaban dari soal tersebut.

4. Validasi Desain

Validasi produk yang telah dikembangkan dilakukan dengan melibatkan dua guru IPA, satu dosen ahli materi, dan satu dosen ahli media. Adapun kriteria dosen yang menjadi validator adalah salah satu dosen yang menguasai materi sistem reproduksi, satu dosen yang menguasai bidang desain komunikasi visual yang sudah pernah membuat komik digital sebelumnya dan guru biologi merupakan guru yang mewakili SMP Swasta dan mewakili SMP Negeri. Penilaian dari validator bertujuan untuk menentukan kelayakan dari produk yang telah dibuat. Setiap validator akan diminta untuk menilai dari sisi kekurangan dan kelebihan produk.

Penilaian dari validator akan menjadikan dasar dalam revisi produk yang dikembangkan untuk menyempurnakan produk akhir yang akan dihasilkan. Berikut ini merupakan uraian mengenai validasi produk buku komik digital yaitu :

a. Validasi Pakar Ahli Media Pembelajaran

Validasi pengembangan media dilakukan oleh satu pakar ahli media pembelajaran. Validator akan memberikan penilaian terkait desain, dan kritik dan saran produk. Penilaian dari validator akan dijadikan dasar untuk revisi produk untuk

27

menghasilkan produk akhir yang efektif dan layak untuk digunakan.

b. Validasi Pakar Ahli Materi

Validasi pengembangan media dilakukan oleh satu pakar ahli materi pembelajaran. Validator akan memberikan penilaian terkait isi materi, kritik dan saran produk. Penilaian dari validator akan dijadikan dasar untuk revisi produk untuk menghasilkan produk akhir yang efektif dan layak untuk digunakan.

c. Validasi Guru Biologi Kelas IX SMP

Validasi produk juga dilakukan oleh dua guru biologi kelas IX.

Pemilihan guru sebagai validator dilakukan secara acak yang diambil dari SMP Negeri dan SMP Swasta. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian isi materi terhadap media pembelajaran yang dikembangkan. Penilaian dari guru akan menjadikan dasar untuk perbaikan produk akhir sehingga hasil produk menjadi lebih maksimal dan efektif dalam penggunaannya.

5. Revisi Desain

Setelah produk divalidasi oleh validator, maka kekurangan dan kelebihan dari produk sudah diketahui yang dapat dilihat dari lembar hasil validasi yang berisi kuisioner yang telah disiapkan peneliti.

Setelah mendapatkan kritik dan saran, peneliti akan melakukan revisi

desain produk berdasarkan hasil masukkan validator untuk menghasilkan produk akhir.

C. Spesifikasi Produk

1. Media pembelajaran yang dikembangkan berupa buku komik digital dengan materi sesuai dengan kurikulum 2013.

2. Komik digital disajikan dalam bentuk gambar dan teks yang mudah dipahami.

3. Komik digital ditujukan untuk siswa SMP kelas IX pada materi sistem reproduksi manusia KD 3.1 dan 4.1.

4. Komik digital berisikan materi yang mewakili beberapa indikator pada materi sistem reproduksi manusia.

5. Komik digital disajikan dalam bentuk PDF sehingga dapat diunduh melalui alat elektronik berupa handphone dan komputer.

6. Komik digital dilengkapi dengan teks, pengenalan tokoh, pertanyaan, dan alur cerita yang dikemas sesuai dengan kehidupan sehari – hari dan evaluasi di setiap indikator.

7. Ukuran komik digital adalah A4 (21.0 x 29.7 cm).

8. Jumlah halaman komik digital adalah 44 halaman sudah termasuk cover.

29

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mengetahui potensi masalah yang ada di sekolah dan mengumpulkan informasi terkait survei kebutuhan pengembangan media pembelajaran pada materi IPA Biologi di kelas IX SMP. Tahap selanjutnya adalah kuisioner yang bertujuan untuk pengumpulan data berupa hasil validasi dari pakar ahli media untuk mengetahui kualitas produk dan sebagai dasar perbaikan produk yang lebih efektif, layak, dan berkualitas.

Sebelum melakukan wawancara dan validasi produk, peneliti mempersiapkan instrumen berupa daftar pertanyaan wawancara dan kuisioner yang berisi panduan berbagai aspek penilaian produk. Daftar wawancara digunakan sebagai panduan untuk mewawancarai guru guna memperoleh informasi terkait survei kebutuhan.

Kuisioner berisi penilaian yang dilihat dari berbagai aspek penilaian produk sebagai panduan yang digunakan pakar ahli media untuk memvalidasi media yang dikembangkan. Dari hasil validasi berupa kritik dan saran maka kekurangan dan kelebihan produk yang dikembangkan dapat diperbaiki untuk menyempurnakan produk akhir. Panduan pertanyaan wawancara dan lembar kuisioner yang digunakan peneliti

menggunakan kisi – kisi pada tabel 3.1 dan daftar pertanyaan lihat lampiran daftar tabel 3.2.

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Pertanyaan Analisis Kebutuhan

No Aspek Pertanyaan Analisis Kebutuhan Nomor Pertanyaan

1 Metode Pembelajaran 1,2,3,4

2 Media Pembelajaran

 Pengertian

 Pentingnya Media Pembelajaran

 Jenis Media Pembelajaran

5,6,7,8,9

3 Hasil Pembelajaran 10,11

4 Materi Sistem Reproduksi 12,13,14,15,16,17,18

5 Komik digital 19,20,21

Teknik pengumpulan data selanjutnya adalah peneliti melakukan validasi yang bertujuan mengetahui kevalidan media pembelajaran yang telah dikembangkan. Lembar validasi ahli media menggunakan kisi – kisi Tabel 3.2 dan lembar validasi ahli materi menggunakan kisi – kisi Tabel 3.3. Daftar lembar validasi media dapat dilihat di lampiran daftar tabel 3.6 dan 3.7 untuk rubrik penilaiannya dan daftar lembar validasi materi dapat dilihat di lampiran daftar 3.8 dan 3.9 untuk rubrik penilaiannya.

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Lembar Validasi Ahli Media No Aspek yang dinilai Nomor pertanyaan 1 Aspek cara penggunaan dan penyajian 1,2,3,4

2 Aspek kelayakan bahasa 1,2,3,4,5,6

3 Aspek tampilan 1,2,3

31

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Lembar Validasi Ahli Materi No Aspek yang dinilai Nomor Pertanyaan

1 Aspek konten 1,2,3,4

2 Aspek penyajian 1,2

E. Metode Analisa Data

Metode analisis data pada penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut :

1. Analisis kuantitatif

Analisa kuantitatif diperoleh dari hasil skor instrumen penilaian produk yang dilakukan oleh empat validator. Perolehan skor dihitung peneliti menggunakan Skala Likert. Kategori penilaian terhadap media pembelajaran komik digital yaitu (1) Sangat Kurang Baik, (2) Kurang Baik, (3) Baik, (4) Sangat Baik.

Berikut adalah rumus perhitungan Skala Likert menurut Arikunto (2009) untuk mengetahui interval penilaian skala numerik :

Rumus 1 : Σskor keseluruhan / Σseluruh item Rumus 2 : Σskor / Σvalidator

Keterangan :

Rumus 1 digunakan untuk mendapatkan perhitungan hasil validasi per validator

Rumus 2 digunakan untuk mendapatkan perhitungan hasil keseluruhan validasi dari validator

Tabel 3.4. Konversi Skor Media Pembelajaran

No Rentang Skor Kategori

1 1 ≤ x < 1,75 Sangat Kurang baik

2 1,75 ≤ x < 2,5 Kurang Baik

3 2,5 ≤ x < 3,25 Baik

4 3,25 ≤ x ≤ 4 Sangat Baik

2. Analisis kualitatif

Analisa kualitatif diperoleh dari informasi hasil validasi dari 4 pakar. Hasil yang diberikan kemudian dianalisis secara kualitatif untuk mengetahui kualitas dan kelayakan media pembelajaran komik digital.

F. Indikator Keberhasilan dan Penelitian

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah hasil produk yang telah melewati tahap revisi produk dan memperoleh rentang skor 2,5 ≤ 4 atau dengan kriteria “baik” dan “sangat baik”

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Wawancara

Penelitian pengembangan media komik digital dilaksanakan selama 9 bulan dari bulan September 2019 sampai Juni 2020. Hasil wawancara digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan media komik digital dengan materi sistem reproduksi untuk siswa SMP kelas IX.

Lampiran hasil wawancara analisis kebutuhan ada di halaman lampiran tabel 4.13.

1. Aspek Metode Pembelajaran

Hasil wawancara dari empat sekolah dalam aspek metode pembelajaran dijelaskan bahwa guru dalam proses pembelajarannya sudah menggunakan PPT dan alat peraga. Adapun di SMPN 1 Depok ditambahkan dengan menggunakan video yang guru unduh dari platform youtube. Lalu di SMP Kalam Kudus juga guru menggunakan metode praktikum apabila dirasa ada materi yang memungkinkan dilakukan praktikum. Dari hasil wawancara empat sekolah mengatakan bahwa siswa memiliki antusias belajar yang tinggi dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.

2. Aspek media pembelajaran

Hasil wawancara analisis kebutuhan di empat sekolah mengatakan bahwa guru dalam proses pembelajaran sudah menggunakan media IT berupa PPT (power point) dalam menyampaikan materi. Di SMPN 1

Depok dan SMP Pangudi Luhur 1 juga sudah menggunakan video pembelajaran yang diunduh dari youtube. Lalu di SMP Kalam Kudus juga sudah menggunakan media pembelajaran alat peraga dan bahan bacaan dari buku paket. Dari empat sekolah sepakat mengatakan bahwa media pembelajaran akan membuat siswa lebih semangat untuk belajar. Kendala dan hambatan yang dialami oleh guru SMPN 1 Depok adalah terkait anggaran dana dan kreatifitas guru dan siswa yang masih terbatas. Guru SMPN 2 Depok menjelaskan bahwa beliau mengalami kesulitan dalam pembuatan media di materi tertentu.

Selanjutnya guru SMP Kalam Kudus menjelaskan juga bahwa beliau mengalami kesulitan dalam penggunaan media pembelajaran ketika ada materi yang tidak memungkinkan dilakukannya praktikum.

Namun berbeda dengan guru SMP Pangudi Luhur 1 yang mengatakan bahwa selama ini beliau tidak memiliki kendala dan hambatan yang begitu berarti karena menurut beliau penggunaan media pembelajaran justru memudahkan tugas guru dalam penyampaian materi.

35

3. Hasil pembelajaran

Empat sekolah mengatakan bahwa hasil pembelajaran siswa meningkat apabila dalam penyampaian materi menggunakan media pembelajaran. Menurut guru SMP Pangudi Luhur 1, media pembelajaran membantu proses pemahaman siswa dibandingkan hanya menggunakan teknik ceramah.

4. Aspek materi sistem reproduksi

Tiga dari empat guru mengatakan bahwa mereka kesulitan dalam penyampaian materi sistem reproduksi, SMPN 1 Depok menjelaskan bahwa materi sistem reproduksi banyak definisi – definisi yang tidak dapat diamati secara langsung oleh siswa sehingga guru menggunakan media PPT untuk penyampaiannya. Di SMPN 2 Depok guru juga kesulitan karena materi ini dirasa sensitif untuk dibahas dan ketakutan guru sendiri apabila siswa salah mengartikan beberapa maksud dari materi ini. Selanjutnya di SMP Kalam Kudus, guru menjelaskan bahwa beliau kesulitan karena materi ini tidak dapat dilakukan praktikum sehingga guru hanya mengandalkan video yang diunduh dari youtube. Hal ini berbeda dengan SMP Pangudi Luhur 1 yang mengatakan bahwa sejauh ini guru merasa tidak kesulitan dalam penyampaian materi karena lewat buku paket, PPT, dan video saja siswa sudah memahami materi sistem reproduksi.

5. Aspek komik digital

Didapatkan informasi bahwa di empat sekolah bahwa dalam penyampaian materi, guru sudah menggunakan format digital namun belum pernah menggunakan media komik digital untuk materi sistem reproduksi manusia. Contohnya seperti di SMP Pangudi Luhur 1 guru sudah pernah menggunakan media komik digital namun bukan untuk materi sistem reproduksi manusia. Dari empat sekolah didapatkan informasi bahwa menurut mereka media komik digital perlu dikembangkan karena media ini akan menjadi media pembelajaran yang menarik bagi siswa.

B. Hasil Pengembangan Produk Awal

Hasil wawancara analisis kebutuhan menunjukkan bahwa materi sistem reproduksi bersifat abstrak dan dalam proses pembelajarannya tidak dapat dipelajari secara langsung sehingga diperlukan media pembelajaran yang dapat membantu guru untuk menyampaikan materi – materi yang dirasa banyak mengandung konsep – konsep abstrak namun tetap bersifat menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa. Media komik digital dirasa cocok sebagai media yang digunakan untuk materi sistem reproduksi. Proses pengembangan media komik digital dilakukan melalui tahapan :

1. Pemilihan Media

37

Peneliti memilih komik digital karena pengemasan media pembelajaran dalam bentuk digital akan mudah digunakan oleh siswa.

Di era modern ini siswa sudah familiar dan lekat dengan perkembangan teknologi contohnya dalam penggunaan handphone dalam kegiatan sehari – hari sehingga peneliti mengembangkan produk media komik digital yang dapat diakses melalui handphone.

Media komik digital ini disesuaikan dengan materi sistem reproduksi manusia kelas IX SMP dan berbasis kurikulum 2013.

Materi dalam komik ini disajikan dalam bentuk dialog antar tokoh yang mengupas tentang materi sistem reproduksi manusia. Komik digital ini juga memuat gambar yang berkualitas tinggi dan warna yang jelas sehingga menumbuhkan minat baca siswa. Selain itu, di dalam komik ini juga dilengkapi gambar organ reproduksi laki – laki dan perempuan, gambar siklus menstruasi, gambar proses fertilisasi, dan ditambahkan gambar virus dan bakteri yang mengakibatkan penyakit pada organ reproduksi manusia.

2. Desain Awal

Tahap desain merupakan tahap rancangan media yang akan dibuat oleh peneliti yang meliputi rancangan plot, desain karakter, dan pembuatan skenario. Berikut adalah desain awal komik yaitu ada Gambar 4.1 berupa cover komik, lalu gambar 4.2 kata pengantar yang ada di dalam komik, gambar 4.3 berisikan daftar isi, gambar 4.4 berisi kompetensi dasar, gambar 4.5 dijelaskan tentang indikator, di gambar

4.6 ada pengenalan tokoh, gambar 4.7 berisikan tentang prolog, gambar 4.8 indikator satu, dan gambar 4.9 berupa evaluasi.

Gambar 4.1 Cover Komik Gambar 4.2 Kata Pengantar

Gambar 4.3 Daftar Isi Gambar 4.4 Kompetensi Dasar

39

Gambar 4.5 Indikator Gambar 4.6 Pengenalan Tokoh

Gambar 4.7 Prolog Gambar 4.8 Indikator 1

Gambar 4.9 Evaluasi 1 a. Perancangan plot

Perancangan ini dilakukan peneliti untuk menentukan bagaimana alur cerita akan dibuat untuk menghasilkan cerita yang utuh, terstruktur dan tentunya menarik. Alur ceirta yang dibuat peneliti adalah ada sekolompok empat anak SMP yang salah satu dari mereka mengalami musibah dimana rok belakangnya terdapat bercak merah dan anak menangis karena kebingungan, lalu ada anak lain yang mengetahui dan segera memberitahu dua temannya yang lain. Saat itu juga kebetulan ada salah satu anak yang memiliki paman yang bekerja di laboratorium. Akhirnya mereka semua pergi ke tempat paman tersebut dan bertemu paman yang akan menjelaskan semuanya. Plot yang digunakan peneliti sebagai acuan dasar adalah sebagai berikut :

41

1. Pemilihan Peran

Cerita akan diperankan oleh empat orang remaja SMP yang bernama Tezar, Salem, Prisil, dan Dwi dan satu orang ilmuwan yang bernama Paman Yos. Dalam cerita ini tiap tokoh memiliki karakteristik dan kepribadian yang berbeda.

2. Tema

Pemilihan tema yang diambil oleh peneliti adalah komik edukasi.

3. Arah cerita

Arah cerita yang diambil peneliti akan difokuskan kepada permasalahan tiap tokoh yang sedang dan pernah dialami dan dikupas dalam bentuk materi.

4. Deskripsi Plot

Tezar, Salem, Prisil, dan Dwi merupakan siswa SMP kelas IX. Pada suatu hari rok yang dipakai Dwi ada bercak darah di bagian belakang roknya sehingga Dwi cemas. Prisil yang mengetahui kejadian ini berusaha memanggil temannya Salem dan Tezar dan setelah mengetahui kejadian tersebut, Salem memiliki inisiatif untuk membawa teman – temannya kepada pamannya yang merupakan ilmuwan. Paman Yos menyambut hangat kedatangan teman – teman Salem dan mereka menceritakan apa yang sedang terjadi dan Paman menjelaskan

semuanya mulai dari pengenalan organ – organ reproduksi baik laki – laki maupun perempuan, Paman Yos juga menjelaskan tentang siklus menstruasi, proses fertilisasi, dan gangguan penyakit yang diakibatkan dari organ reproduksi dan upaya pencegahannya.

5. Desain Karakter

Dalam pembuatan karakter, peneliti mendesain tiap tokoh berbeda baik dari segi tampilan fisik maupun kepribadian masing – masing tokoh. Detail mengenai kepribadian dan karateristik tokoh dalam cerita dapat dilihat di tabel berikut :

43

Tabel 4.1 Karakteristik Tokoh Dalam Cerita

Tokoh Deskripsi

Karakter

Paman Yos Seorang ilmuwan

yang bekerja di dalam lab.

Menggunakan jas lab, kacamata, rambut berwarna putih, dan berjiwa muda.

Tezar Seorang anak laki

– laki SMP kelas IX berumur 12 Tahun, dengan badan yang berisi (gemuk),

menggunakan kacamata, warna kulit agak gelap, berambut agak ikal warna hitam

Tokoh Deskripsi Karakter

Salem Seorang anak laki

– laki SMP kelas IX berumur 12 tahun, dengan badan kurus, tinggi, memakai kacamata, warna kulit putih, berambut lurus rapih warna hitam

Prisil Seorang anak

perempuan SMP kelas IX berumur 12 tahun, dengan badan yang berisi (gemuk), warna kulit sawo matang, rambut lurus sebahu

45

Tokoh Deskripsi

Karakter

Dwi Seorang anak

perempuan SMP kelas IX berumur 12 Tahun, badan berisi agak gemuk, warna kulit sawo matang, rambut lurus selengan

6. Pembuatan Skenario

Setelah plot dan desain karakter ditentukan, peneliti selanjutnya membuat skenario atau naskah cerita yang kemudian disederhanakan menjadi satu dengan proses panel layout. Skenario berdasarkan KD 3.1 yaitu Menghubungkan sistem reproduksi pada manusia dan gangguan pada sistem reproduksi dengan penerapan pola hidup yang menunjang kesehatan reproduksi.

Skenario indikator 1 dengan tujuan siswa mampu mengidentifikasi organ dan fungsi organ reproduksi perempuan

dan laki – laki. Skenario ini dimulai dari Salem mengajak Tezar, Prisil, dan Dwi ke Laboratorium tempat pamannya bekerja. Salem memperkenalkan Paman Yos dan mulai menceritakan apa yang sedang terjadi. Paman mulai menjelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan menunjukkan gambar organ reproduksi perempuan dan laki – laki disertai dengan penjelasan fungsinya.

Skenario indikator 2 bertujuan agar siswa mampu memaparkan proses menstruasi. Skenario ini dimulai dari paman Yos yang menjelaskan apa itu pubertas, selanjutnya beliau juga menjelaskan tentang ciri – ciri pubertas baik pada perempuan maupun laki – laki. Selanjutnya paman Yos

Skenario indikator 2 bertujuan agar siswa mampu memaparkan proses menstruasi. Skenario ini dimulai dari paman Yos yang menjelaskan apa itu pubertas, selanjutnya beliau juga menjelaskan tentang ciri – ciri pubertas baik pada perempuan maupun laki – laki. Selanjutnya paman Yos

Dokumen terkait