• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.3 Penelitian yang Terdahulu

Adapun beberapa penelitian yang terdahulu dan dijadikan sebagai sumber acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ardiannna Nuraeni (2008) dalam penelitian yang berjudul Perbandingan Terjemahan “Tindak Tutur Mengeluh”Dalam Film Bad Boys II yang

ditayangkan di Stasiun Televisi dan di VCD. Penelitian ini bertujuan untuk

membandingkan terjemahan tindak tutur keluhan dalam filmBad Boys II yang ditayangkan di televisi dan di VCD. Penelitian tersebut difokuskan pada perbandingan strategi penerjemahan yang digunakan oleh kedua penerjemah, tingkat kesepadanan makna dan tingkat keberterimaan tindak tutur keluhan. Adanya keterkaitan penelitian Nuraeni dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu bahwa keduanya menggabungkan kajian penerjemahan dengan kajian pragmatik.Tetapi penelitian Nuraeni dengan penelitian yang penulis lakukan tetap memiliki perbedaan. Perbedaannya terletak pada kajian terdahulu ini menggunakan semua teori terjemahan dalam menganalisa strategi penerjemahan, sedangkan penelitian yang peneliti lakukan menggunakan teori Molina dan Albir untuk menganalisa teknik penerjemahan.Penelitian yang peneliti lakukan

memfokuskan pada teknik penerjemahan dan tingkat kewajaran subtitle tindak tutur keluhan, berbeda dengan penelitian terdahulu yang juga membahas tentang tingkat kesepadanan makna tindak tutur keluhan.Perbedaan lainnya terletak pada sumber data yang digunakan. Sumber data dalam penelitian Nuraeni adalah FilmBad Boys IIsedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah film A Man Apart.

Roswita Silalahi (2012) dalam penelitian yang berjudul Dampak Teknik, Metode dan Ideologi Penerjemah Pada Kualitas Terjemahan Teks Medical –

Surgical Nursing dalam Bahasa Indonesia. Penelitian ini mengkaji tentang

teknik, metode dan Ideologi perjemahan dalam kaitannya dengan kualitas terjemahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan disain studi kasus terpancang dan berorientasi pada produk, yang mengkaji aspek objektif dan efektif. Keterkaitan penelitian Silalahi dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah keduanya menggunakan teori Molina dan Albir dalam menganalisa teknik penerjemahan. Perbedaanya terletak pada kajian yang diteliti. Penelitian Silalahi menggunakan teori terjemahan murni sedangkan penelitian ini menggunakan teori terjemahan dan teori pragmatik. Perbedaan lainnya terlekat pada data dan sumber data. Data yang digunakan dalam penelitian Silalahi berupa kata, frasa, klausa, dalan kalimat teks Medical-Surgical Nursing dan terjemahannya, sumber datanya adalah bab I teks

Medical-Surgical Nursing.Data dalam penelitian ini adalah ujaran yang mengandung

tindak tutur keluhan berbahasa Inggris dan subtitle bahasa Indonesia dalam film

Ujaran tersebut berupa kata, frasa, klausa dan kalimat. Sumber data dalam penelitian ini adalah filmA Man Apart.

Rohmita Khoirunisaa’ (2011) dalam penelitian yang berjudul Analisis Teknik Penerjemahan Subtitle Film Beckham Unwrapped dan Dampaknya pada

Kualitas Terjemahan. Pada dasarnya, penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif kualitatif dengan pendekatan teori penerjemahan dan bentuk studi kasus terpancang(embedded research). Adapun, tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis teknik, metode, dan ideologi penerjemahan yang diterapkan penerjemah dalam menerjemahkan teks film

Beckham Unwrapped. Penelitian tersebut juga bertujuan untuk mengetahui

dampak dan penerapan teknik, metode dan ideologi penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan teks film Beckham

Unwrapped terhadap kualiatas terjemahan yang dihasilkan. Keterkaitan

penelitian Khoirunisaa’dengan penelitian ini adalah keduanya menggunakan teknik Molina dan Albir dalam membahas teknik penerjemahan. Perbedaannya terletak pada kajian yang diteliti. Penelitian Khoirunisaa’menggunakan teori terjemahan murni, sedangkan peneliti menggunakan teori terjemahan dan pragmatik. Perbedaan lainnya terletak pada sumber data, sumber data dalam penelitian Khoirunisa adalah film BeckhamUnwrappedyang merupakan film jenis dokumenter, sedangkan sumber data penulis adalah filmAMan Apartyang merupakan film bergenre action.

Febrina Tobing (2012) dalam penelitian yang berjudul Analisis Pelibat pada Subtitle Alice In Wonderland. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk

memaparkan peran dan status diantara para pelibat yang terealisasi dalam TSu, jenis pergeseran yang terjadi dalam TSa, jenis fungsi ujar yang digunakan baik dalam TSu maupun TSa, dan kesepadanan fungsi ujar yang direalisasikan dalam modus pada TSa dalam sumber data. Keterkaitan penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah keduanya membahas tentang subtitle

film. Perbedaanya terletak pada perbedaan kajian, peneliti terdahulu menggunakan kajian terjemahan dan kajian wacana, sedangkan peneliti menggunakan kajian terjemahan dan pragmatik. Objek penelitian terdahulu adalah adalah seputar konteks situasi yang merujuk kepada hubungan antar pelibat dalam teks film bahasa Inggris dan subtitlenyadalam bahasa Indonesia, sedangkan objek penelitian ini adalah teknik penerjemahan dan kewajaran

subtitletindak tutur keluhan dalam film A Man Aparttayangan TV dan CD.

Rikka Kurki (2012) dalam jurnal yang berjudul The Finnish Subtitling of Neologisms in the Science Fiction Television Series Strargate SG-1. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti teknik penerjemahan apakah yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan istilah neologis yang terdapat dalam film

Stargate SG-1. Sumber data dalam penelitian ini adalah 22 episode film Stargate SG-1. Film ini bergenre science-fiction sehingga menghasilkan kosa kata yang fiksi dan autentik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 394 data, teknik yang paling banyak digunakan penerjemah adalah kalke (122) yang diikuti oleh peminjaman murni (78), kreasi diskursif (45), reduksi (34), Sinonim ( 22), generalisasi (22), transposisi (14), amplifikasi (10), penghapusan (8) dan kombinasi peminjaman dan kalke (39). Keterkaitan penelitian Rikka Kurki dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah keduanya menganalisis subtitle

film dan keduanya menggunakan teori teknik penerjemahan oleh Molina dan Albir. Namun, keduanya juga memiliki perbedaan. Perbedaannya terletak pada sumber data. Sumber data dalam penelitian terdahulu adalah 22 episode film

Stargate SG-1, sedangkan sumber data dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah film A Man Apart.

Singgih Daru Kuncara, M.R. Nababan dan Sri Samiati (2013) dalam jurnal yang berjudul Analisis Terjemahan Tindak Tutur Direktif Pada Novel The Godfather dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Penelitian ini memberi perhatian khusus terhadap tuturan-tuturan. Hal tersebut disebabkan karena setiap tuturan mengandung maksud tertentu sesuai dengan konteks situasi yang menyertainya. Maksud lain penutur inilah yang harus diungkapkan oleh seorang penerjemah. Konteks situasi yang menaungi suatu tuturan, isi topik tuturan, kedudukan sosial penutur dan mitra tutur merupakan hal yang harus diperhatikan dalam menganalisa suatu ujaran. Penelitan ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan fungsi ilokusi tindak tutur direktif, penggunaan teknik penerjemahannya ke dalam bahasa Indonesia, dan dampaknya terhadap kualitas hasil penerjemahannya. Tindak tutur yang mengandung ilokusi direktif dalam novel the Godfather karya Mario Puzo adalah objek kajian dalam penelitin ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 153 data ditemukan sebanyak delapan fungsi ilokusi direkif. Fungsi tersebut adalah memerintah, menyarankan, meminta, memohon, melarang, menasihati, membujuk, dan menyilakan. Kemudian ditemukan sebanyak 12 teknik penerjemahan dengan frekuensi total penggunaan sebanyak dua kali. Teknik tersebut meliputi teknik harafiah, peminjaman murni, transposisi, reduksi, penambahan, modulasi, partikularisasi,

adaptasi, amplifikasi linguistik, penghilangan, padanan lazim, deskripsi dan generalisasi. Teknik yang digunakan cenderung menghasilkan terjemahan yang akurat, berterima dan mudah dipahami. Adanya keterkaitan penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah bahwa keduanya menggunakan teori terjemahan dan pragmatik dan teori Molina dan Albir dalam menganalisis teknik penerjemahan. Perbedaan keduanya terletak pada kajian yang dikaji. Objek kajian terdahulu adalah tindak tutur yang mengandung ilokusi direktif dalam novel the Godfather karya Mario Puzo, sedangkan objek kajian dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah tindak tutur keluhan dalam film A Man Apart.

Jian li (2008) dalam jurnal yang berjudul The Translation Contingent

onCultural Filtering in Subtitling from English to Chinese. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui teknik penerjemahan apakah yang paling banyak digunakan dalam menerjemahkan kata-kata khusus dan istilah budaya dalam film berbahasa Inggris ke dalam bahasa China. Penelitian ini menggunakan teori Molina dan Albir dalam mengidentifikasi teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah. Teknik deskripsikualitatif digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar terjemahan disebut overt

terjemahan yang artinya bahwa istilah budaya dan kata-kata khusus dalam bahasa sumber (BSu) dapat diterjemahkan dengan mudah ke dalam bahasa sasaran (BSa). Penelitian terdahulu memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Persamaannya adalah keduanya menggunakan teori Molina dan Albir dalam menganalisis teknik penerjemahan dan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dalam menganalisis data.

Perbedaanya terletak pada sumber data. Sumber data dalam penelitian terdahulu adalah film berbahasa Inggris yang memiliki subtitle bahasa China, sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah film A Man Apart yaitu film yang berbahasa Inggris dan memiliki subtitle bahasa Indonesia.

Salar Manafi Anari (2009) dalam jurnal yang berjudul Naturalness and

Accuracy in English Translation of Hafiz. Penelitian ini bertujuan untuk

menjelaskan tingkat kewajaran (naturalness) dan keakuratan terjemahan Hafiz dalam bahasa Inggris oleh orang Inggris asli (native) dan orang Persia (non-native). Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: (1) Apakah ada perbedaan kewajaran(naturalness) dan keakuratan antara terjemahan Hafiz ke bahasa Inggris oleh orang Inggris asli(native) dengan orang Persia(non-native)? (2) Apakah mungkin suatu terjemahan mencapai kewajaran (naturalness) dan keakuratan dalam terjemahan puisi?. Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, beberapa sampel Hafiz dipilih dan dibandingkan antara kedua terjemahan yang berbeda. Terjemahan pertama dilakukan oleh Pazargi, penerjemah Persia, dan kedua dilakukan oleh Clarke, penerjemah Inggris. Penelitian ini menggunakan metode comperative descriptive. Setelah membandingkan antara kedua terjemahan tersebut, peneliti menarik kesimpulan bahwa terjemahan yang dilakukan oleh penerjemah Persia lebih akurat, namun terjemahan yang dilakukan oleh penerjemah Inggris lebih wajar (natural). Jika penerjemah native dan non native bekerjasama dalam menerjemahkan suatu karya sastra, khususnya puisi, akan menghasilkan suatu terjemahan yang lebih baik dalam segi kewajaran (naturalness) dan keakuratan. Keterkaitan penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah bahwa keduanya

membahas tentang subtitle film dan menggunakan teori Larson dalam menganalisis tingkat kewajaran. Namun, penelitian terdahulu dengan penelitian yang peneliti lakukan tetap memiliki perbedaan. Perbedaannya terletak pada sumber data. Sumber data dalam penelitian ini adalah Hafiz yang diterjemahkan oleh orang Inggris asli (native) dan orang Persia(non-native), sedangkan sumber data dalam penelitian yang peneliti lakukan adalah film A Man Apart. Perbedaan lainnya terletak pada tujuan penelitian. Tujuan penelitian terdahulu adalah menjelaskan tingkat kewajaran (naturalness) dan keakuratan terjemahan Hafiz dalam bahasa Inggris oleh orang Inggris asli (native) dan orang Persia

(non-native)sedangkan, tujuan penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk

mendeskripsikan tingkat kewajaran subtitle tindak tutur keluhan dalam film A Man Apart.

Dokumen terkait