Analisis Jalur Struktural atau SPA digunakan untuk mengidentifikasi seluruh
jaringan atau arah jalur pengaruh stimulus ekonomi ditransmisikan dari satu sektor ke
sektor lainnya dalam suatu sistem sosial ekonomi (Defourny and Thorbecke, 1984; Isard et
al., 1998). Untuk mengukur keeratan hubungan antara dua sektor atau dua kutub, yang dalam analisis SPA diistilahkan sebagai pengaruh dari sektor asal ke sektor tujuan,
menggunakan konsep pengeluaran rata-rata. Dengan demikian jalur pengaruh dalam SPA
disebabkan adanya perubahan pada jalur asal. Jalur pengaruh tersebut juga dapat
menggambarkan perubahan output jalur tujuan yang disebabkan perubahan pada jalur asal.
Ada beberapa macam pengaruh dalam analisis SPA yaitu : (1) pengaruh langsung,
(2) pengaruh total, dan ( 3) pengaruh global. Pengaruh langsung menunjukkan pengaruh
stimulus ekonomi dari sektor awal menuju ke sektor tujuan melalui jalur dasar baik yang
berisi satu panah atau lebih. Dalam penelitian ini stimulus ekonomi awal difokuskan pada
industri makanan maupun non makanan sebagai awal dipancarkannya pengaruh sedangkan
sektor tujuan adalah institusi rumah tangga (RT). Pengaruh total mengukur pengaruh
langsung (dari agroindustri ke rumah tangga) sepanjang jalur dasar dan pengaruh tidak
langsung dari jalur sirkuit yang berhubungan dengan jalur dasar. Pengaruh langsung
maupun tidak langsung tersebut dapat dirangkai dalam beberapa jalur sehingga membentuk
beberapa pengaruh total. Pengaruh global mengukur keseluruhan pengaruh total dari
sektor agroindustri sebagai sektor asal ke rumah tangga sebagai sektor tujuan, yang pada
dasarnya merupakan besaran pengganda masing-masing agroindustri ke rumah tangga.
Dalam analisis SPA skema jalur yang dibahas adalah jalur dasar yang
menghubungkan jalur asal (sektor agroindustri) menuju institusi rumah tangga sebagai jalur
tujuan secara langsung maupun melalui sektor lain terlebih dahulu. Jalur yang dilewati
dinyatakan melalui besaran koefisien pengaruh yang menunjukkan besaran keluaran,
dimana nilai koefisien pengaruh tersebut tidak lain berasal dari matrik koefisien
pengeluaran rata-rata (Lampiran 9). Permasalahan yang muncul dalam melakukan analisis
SPA adalah banyaknya jalur yang harus diidentifikasi, mengingat dalam satu sistem sosial
ekonomi terjadi keterkaitan antara satu sektor dengan sektor-sektor lainnya maupun dengan
faktor produksi dan institusi yang kesemuanya akan membentuk jaringan atau jalur
masing-masing. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam penelitian ini nilai pengaruh
5.6.1. Agroindustri Makanan
Pengaruh langsung dari masing-masing agroindustri makanan ke rumah tangga
yang membentuk jalur dasar secara umum menunjukkan pola sama. Gambar 11
merangkum jalur dasar pengaruh stimulus ekonomi dari industri-industri dalam kelompok
agroindustri makanan, minuman dan rokok yang dipancarkan menuju institusi rumah
tangga. Pengaruh yang ditimbulkan olah stimulus ekonomi yang ditujukan ke agroindustri
makanan, minuman dan tembakau menuju rumah tangga akan melewati tiga jalur dasar.
Jalur pertama, pengaruh stimulus ekonomi akan menuju sektor pertanian primer terlebih
dahulu kemudian diteruskan ke tenaga kerja (TK) pertanian di desa kemudian menuju ke
rumah tangga (RT) buruh tani, petani kecil, petani luas, RT non pertanian golongan rendah
dan golongan atas di desa. Stimulus ekonomi ke agroindustri makanan, minuman dan
tembakau yang ditransmisikan ke sektor pertanian primer terlebih dahulu tersebut
menunjukkan adanya keeratan hubungan antara agroindustri makanan, minuman dan
tembakau dengan sektor primer sebagai sumber bahan baku. Terkait dengan sektor
pertanian primer dan TK pertanian di desa sebagai perantara pengaruh stimulus ekonomi
dari agroindustri makanan, minuman dan rokok, rumah tangga yang menerima pengaruh
adalah RT buruh tani, petani kecil dan petani luas.
Selain itu RT non pertanian golongan rendah dan atas di desa juga menerima pengaruh
stimulus mengingat proses industri makanan banyak melibatkan TK non pertanian untuk
aktivitas pengangkutan, pengepakan dan lain sebagainya. Jalur kedua, stimulus ekonomi
dari agroindustri makanan, minuman dan rokok langsung menuju TK non pertanian di
desa maupun di kota kemudian diteruskan ke RT non pertanian golongan rendah dan atas
di desa dan di kota. Hal ini berimplikasi bahwa pengaruh yang ditransmisikan ke TK non
pertanian tanpa melewati sektor pertanian primer terlebih dahulu. Jalur ketiga adalah
faktor produksi modal kemudian menuju RT non pertanian di desa dan di kota. Jalur ini
berimplikasi bahwa faktor produksi modal juga akan menerima peningkatan penerimaan
secara langsung dengan adanya stimulus ekonomi yang dipancarkan dari agroindustri
makanan, minuman dan rokok.
Gambar 11. Jalur Dasar Agroindustri Makanan, Minuman dan Rokok Rumah Tangga
Jalur struktural agroindustri yang merangkum pengaruh global, pengaruh langsung
dan pengaruh total pada jalur dasar masing-masing agroindustri makanan, minuman dan
rokok secara rinci disajikan sebagai berikut.
(1) Agroindustri Makanan Sektor Peternakan
Tabel 20 dan Gambar 12 menyajikan jalur struktural untuk agroindustri makanan
sektor peternakan, dimana stimulus ekonomi yang diberikan ke agroindustri makanan
sektor peternakan akan dipancarkan ke RT buruh tani dengan besaran pengaruh global
sebesar 0.175. Nilai ini tidak lain adalah besaran pengganda dari agroindustri makanan
sektor peternakan menuju RT buruh tani, sehingga dapat diartikan jika agroindustri
makanan sektor peternakan menerima peningkatan output sebesar 1 milyar rupiah akan
meningkatkan penerimaan pendapatan RT buruh tani sebesar 0.175 milyar rupiah dimana
sekitar 10.3 persen tambahan pendapatan tersebut mengikuti jalur dasar dari agroindustri Industri
Makanan, Minuman, Rokok
Sektor pertanian
primer TK pertaniandesa
Buruh tani, petani kcl, petani luas, RT non pert gol rendah & atas di desa
TK non pert desa & kota
Modal RT non pert gol rendah di
desa dan kota
RT non pert gol rendah & atas di desa dan kota
Tabel 20. Pengaruh Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Global Agroindustri Makanan Sektor Peternakan ke Rumah Tangga, Tahun 2003
Jalur Asal Jalur Tujuan (RT) Pengaruh
Global Jalur Dasar
Pengaruh Langsung Pengganda Jalur Pengaruh Total Persentase Pengaruh Global (%) Buruh tani 0.175
Agroind ternak-tan
pangn-TK pert ds-brh tani 0.011 1.656 0.018 10.6
Petani kecil 0.218
Agroind ternak-tan
pangn-TK pert ds-tani kecil 0.033 1.618 0.054 24.8
Petani luas 0.2
Agroind ternak-tan
pangn-TK pert ds-tani luas 0.027 1.619 0.044 21.8 Non pert rendah ds 0.482 Agroind ternak-TK NP ds-RT NP rendah ds 0.043 1.551 0.067 13.9 Agroind ternak-Modal-RT NP rendah ds 0.012 2.116 0.025 5.2
Agroind ternak-tan
pangn-TK pert ds-RT NP rendah ds 0.031 1.883 0.058 12.1 Non pert
atas desa 0.181
Agroind ternak-TK NP
ds-RT NP atas ds 0.011 1.402 0.015 8.5
Agroind ternak-tan
pangn-TK pert ds-RT NP atas ds 0.017 1.641 0.028 15.8 Non pert
rendah kota 0.739
Agroind ternak-TK NP
kota-RT NP rendah kota 0.078 1.95 0.153 20.7 Agroind ternak-Modal-RT NP rendah kota 0.018 2.331 0.043 5.8 Agro-industri Makanan Sektor Peternakan Non pert atas kota 0.281 Agroind ternak-TK NP
kota-RT NP atas kota 0.026 1.784 0.046 16.3
makanan sektor peternakan menuju sektor tanaman pangan terlebih dahulu kemudian ke
faktor produksi tenaga kerja dan berakhir ke RT buruh tani.
Dalam jalur tersebut RT buruh tani menerima pengaruh langsung sebesar 0.011
milyar rupiah dan sektor tanaman pangan menerima peningkatan output sebesar 0.178
melewati milyar rupiah. Seperti halnya pada RT buruh tani, pengaruh yang menuju RT
petani kecil (luas lahan < 0.5 ha) terlebih dahulu juga melewati sektor tanaman pangan dan
TK pertanian di desa kemudian menuju RT petani kecil. Pengaruh global yang
dipancarkan ke RT petani kecil sebesar 0.218, sekitar 24.8 persen tambahan pendapatan
RT petani kecil melewati jalur dasar tersebut. Dalam jalur tersebut pengaruh langsung
Kemudian dari sektor tanaman pangan, pengaruh stimulus menuju faktor produksi
tenaga kerja dan menghasilkan pengaruh langsung terhadap pendapatan tenaga kerja
sebesar 0.178 milyar rupiah.. Dalam jalur ini setiap diberikan stimulus 1 milyar rupiah ke
agroindustri makanan sektor peternakan, pengaruh langsung yang diterima oleh RT petani
luas sebesar 0.027 milyar rupiah. Nilai tersebut lebih kecil daripada pengaruh langsung 0.145 0.258 0.225 0.279 Agroin dustri Ternak Buruh Tani Petani Kecil Petani Luas NP Rendah Desa NP Atas Desa 0.011 0.033 0.027 0.017 0.031 TK NP Kota Modal TK NP Desa TK Pertanian Desa 0.093 NP Rendah Desa NP Atas Desa 0.043 0.011 0.671 0.17 NP Rendah Desa NP Atas Desa 0.012 0.018 0.131 0.204 NP Rendah Kota NP Atas Kota 0.078 0.026 0.719 0.235 0.671 Tanaman Pangan 0.064 0.09 0.109 0.178
terhadap petani kecil. Dampak stimulus juga melewati sektor-sektor lain yang membentuk
jalur sirkuit sehingga menghasilkan pengganda jalur sebesar 1.169. Hal itu akan berdampak
kembali pada peningkatan pendapatan RT petani luas sehingga menghasilkan pengaruh
total sebesar 0.044 milyar rupiah atau sekitar 21 persen dari pengaruh global.
Stimulus ekonomi juga akan menuju RT non pertanian golongan rendah di desa
dengan melewati tiga jalur. Jalur pertama melewati TK non pertanian di desa, jalur kedua
melewati faktor produksi modal dan jalur ketiga terlebih dahulu melewati sektor tanaman
pangan dan TK pertanian di desa kemudian baru menuju RT non pertanian golongan
rendah di desa. Pengaruh global yang diterima oleh RT tersebut sebesar 0.482. Artinya
setiap peningkatan output agroindustri makanan sektor peternakan sebesar 1 milyar rupiah
akan meningkatkan pendapatan RT non pertanian golongan rendah di desa sebesar 0.482
milyar rupiah. Jalur pertama akan menghasilkan pengaruh langsung terhadap rumah
tangga sebesar 0.043 milyar rupiah dan pengaruh total sebesar 0.067 milyar rupiah atau
sekitar 13.9 persen dari pengaruh global. Jalur kedua akan menghasilkan pengaruh
langsung terhadap RT non pertanian di desa sebesar 0.012 milyar rupiah dan pengaruh total
sebesar 0.025 milyar rupiah atau sekitar 5.2 persen dari pengaruh global. Jalur ketiga
akan menghasilkan pengaruh langsung sebesar 0.031 milyar rupiah dan pengaruh total
sebesar 0.058 milyar rupiah atau sekitar 12.1 persen. Dari ketiga jalur tersebut jalur yang
melewati modal terlebih dulu akan menghasilkan peningkatan pendapatan secara langsung
kepada RT non pertanian golongan rendah paling kecil. Pada jalur pertama TK non
pertanian di desa akan menerima peningkatan pendapatan secara langsung sebesar 0.167
milyar rupiah dan peningkatan pendapatan modal sebesar 0.09 milyar rupiah melalui jalur
ketiga.
Stimulus ekonomi ke agroindustri peternakan juga akan menghasilkan peningkatan
pendapatan bagi RT non pertanian lainnya, yaitu RT non pertanian golongan atas di desa,
non pertanian tersebut, RT non pertanian golongan rendah di kota menerima pengaruh
global terbesar yaitu sebesar 0.739 atau dengan kata lain stimulus ekonomi pada
agroindustri makanan sektor peternakan akan menghasilkan angka pengganda pendapatan
RT non pertanian golongan rendah sebesar 0.739 dimana sekitar 20.7 persen mengikuti
jalur dasar yang melewati TK non pertanian di kota. Artinya setiap stimulus ekonomi ke
agroindustri makanan sektor peternakan sebesar 1 milyar rupiah akan menghasilkan
peningkatan pendapatan RT non pertanian golongan rendah sebesar 0.739 milyar rupiah.
Dalam jalur tersebut RT non pertanian golongan rendah di kota menerima pengaruh
langsung sebesar 0.078 milyar rupiah dan pengaruh total sebesar 0.153 milyar rupiah.
Sedangkan TK non pertanian di kota menerima pengaruh langsung sebesar 0.109 milyar.
Selain melewati jalur TK non pertanian di kota, stimulus ekonomi yang menuju ke RT non
pertanian golongan rendah di kota juga melewati faktor produksi modal. Dalam jalur
tersebut, rumah tangga menerima pengaruh langsung sebesar 0.018 milyar rupiah dan
pengaruh total 0.043 milyar rupiah atau sekitar 5.8 persen dari pengaruh global.
Sedangkan modal menerima pengaruh langsung sebesar 0.09 milyar rupiah.
(2) Agroindustri Makanan Sektor Tanaman Pangan
Jalur dasar agroindustri makanan sektor tanaman pangan disajikan pada Tabel 21
dan Gambar 13. Seperti halnya pada agroindustri makanan sektor peternakan, jalur dasar
pada agroindustri makanan sektor tanaman pangan yang menuju RT buruh tani, petani
kecil dan petani luas terlebih dahulu juga melewati sektor tanaman pangan sebagai
pemasok bahan baku kemudian melewati TK pertanian di desa. Dari tiga golongan rumah
tangga tersebut, yang menerima pengaruh stimulus terbesar adalah RT petani kecil, baik
untuk pengaruh global, pengaruh langsung maupun pengaruh total. Sedangkan buruh tani
menerima pengaruh terkecil. Pada jalur dasar agroindustri makanan sektor tanaman pangan
Tabel 21. Pengaruh Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Global Agroindustri Makanan Sektor Tanaman Pangan ke Rumah Tangga Tahun 2003
Jalur Asal
Jalur Tujuan (RT)
Pengaruh
Global Jalur Dasar
Pengaruh Langsung Pengganda Jalur Pengaruh Total Persentase Pengaruh Global (%) Buruh tani 0.181 Agroind tan pangan-tanpangan-TK pert ds-brh tani 0.011 1.724 0.019 10.7
Petani kecil 0.225 Agroind tan pangan-tanpangn-TK pert ds-tani luas 0.034 1.687 0.057 25.4
Petani luas
0.206
Agroind tan pangan-tan pangan-TK pert ds-tani
sempit 0.027 1.687 0.046 22.3
Non pert
rendah ds 0.501
Agroind tan pangan-TK NP
ds-RT NP rendah ds 0.048 1.622 0.078 15.5 Agroind tan
pangan-Modal-RT NP rendah ds 0.014 2.174 0.03 5.9
Agroind tan pangan-tan pangn-TK pert ds-RT NP
rendah ds 0.031 1.94 0.061 12.1
Non pert
atas ds 0.187
Agroind tan pangan-TK NP
ds-RT NP atas ds 0.012 1.478 0.018 9.6
Agroind tan pangan-tan pangn-TK pert ds-RT NP
atas ds 0.018 1.708 0.03 16
Non pert
rendah kota 0.771
Agroind tan pangan-TK NP
kota-RT NP rendah kota 0.087 2.005 0.175 22.7 Agroind tan
pangan-Modal-RT NP rendah kota 0.021 2.382 0.05 6.5
Agroind tan pangan-agroind perkeb-TK NP kota-RT NP rendah kota 0.012 2.726 0.032 4.1 Agroindustri Makanan Sektor Tanaman Pangan Non pert atas kota 0.293
Agroind tan pangan-TK NP
kota-RT NP atas kota 0.029 1.846 0.053 18
0.034 dan dampak dari jalur sirkuit akan menghasilkan pengganda jalur sebesar 1.687
sehingga pengaruh total yang diterima RT petani kecil menjadi sebesar 0.057.
Pengaruh global bagi RT petani kecil sebesar 0.225 yang tak lain merupakan
pengganda pendapatan RT petani kecil dengan adanya stimulus ekonomi ke agroindustri
makanan sektor tanaman pangan. Pada jalur tersebut subsektor tanaman pangan menerima
pengaruh langsung sebesar 0.181 (Gambar 13). Sedangkan pada kelompok RT non
pertanian, pengaruh terbesar dipancarkan ke RT non pertanian golongan rendah di kota.
Kelompok tersebut menerima pengaruh global sekitar empat kali lipat dibanding pengaruh
yang diterima RT buruh tani. Hal ini berimplikasi bahwa manfaat pengembangan
rumah tangga golongan rendah, namun belum mengarah pada kelompok rumah tangga
golongan rendah di sektor pertanian (buruh tani dan petani kecil). Hal ini bisa disebabkan
oleh kurangnya keeratan hubungan antara agroindustri dengan tenaga kerja di sektor
pertanian. Atau dengan kata lain keterlibatan tenaga kerja di sektor pertanian dalam 0.086 0.121 0.258 0.225 0.279 Buruh Tani Petani Kecil Petani Luas NP Rendah Desa NP Atas Desa 0.011 0.034 0.027 0.031 0.018 TK NP Kota Modal TK NP Desa TK Pertanian Desa 0.093 0.145 NP Rendah Desa NP Atas Desa 0.048 0.018 0.671 0.17 NP Renda h Desa NP Rendah Kota 0.087 0.021 0.131 0.204 NP Rendah Kota NP Atas Kota 0.087 0.029 0.719 0.235 0.671 Tanaman Pangan 0.072 0.104 0.190 0.181 NP Rendah Kota 0.012 0.719 TK NP Kota Agroindustri Perkebunan
Gambar 13. Jalur Dasar Agroindustri Makanan Sektor Tanaman Pangan ke Rumah Tangga
Agro Tanaman Pangan
aktivitas produksi agroindustri lebih rendah dibandingkan keterlibatan tenaga kerja non
pertanian. Pengaruh global yang diterima RT non pertanian golongan rendah di kota
sebesar 0.771 yang terdiri dari tiga jalur. Jalur pertama dari agroindustri makanan sektor
tanaman pangan dengan melewati faktor produksi TK non pertanian di kota. Jalur kedua
melewati faktor produksi modal dan jalur ketiga melewati agroindustri makanan sektor
perkebunan. Keterlibatan agroindustri makanan sektor perkebunan dalam jalur struktural
tersebut diduga karena bahan pengolahan agroindustri makanan sektor tanaman pangan
selain berasal dari sektor pertanian primer juga banyak menggunakan hasil produksi
agroindustri makanan sektor perkebunan, seperti misalnya gula, minyak goreng, coklat
bubuk dan hasil pengolahan industri sektor perkebunan lainnya.Dari ketiga jalur tersebut,
jalur yang melewati TK non pertanian di kota akan menghasilkan pengaruh langsung
terbesar bagi RT non pertanian golongan rendah di kota, yaitu sebesar 0.054 sedangkan
pengaruh langsung yang diterima TK non pertanian di kota dalam jalur tersebut sebesar
0.121. Jalur yang melewati modal sebagai perantara pada kenyataannya memberikan
pengaruh langsung kepada RT non pertanian golongan rendah di kota yang lebih besar
dibandingkan jalur yang melewati agroindustri makanan sektor perkebunan sebagai
perantara. Pada jalur tersebut faktor produksi modal menerima pengaruh sebesar 0.104.
(3) Agroindustri Makanan Sektor Perikanan
Jalur dasar agroindustri makanan sektor perikanan disajikan pada Tabel 22 dan
Gambar 14. Seperti halnya pada agroindustri makanan sektor peternakan dan tanaman
pangan, RT buruh tani menerima pengaruh global maupun pengaruh langsung terkecil
sedangkan RT petani kecil memperoleh pengaruh terbesar. Namun meskipun RT petani
kecil memperoleh pengaruh terbesar, pengaruh global maupun pengaruh langsung yang
diterima oleh RT non pertanian tetap menunjukkan nilai yang lebih tinggi, terutama untuk
global yang diterima sebesar 0.749 atau dengan kata lain setiap stimulus ekonomi ke
agroindustri makanan sektor perikanan sebesar 1 milyar rupiah akan menghasilkan
tambahan pendapatan bagi RT non pertanian golongan rendah di kota sebanyak 0.749
milyar rupiah.
Seperti halnya agroindustri makanan sektor tanaman pangan, peningkatan
pendapatan tersebut diperoleh melalui tiga jalur dasar. Jalur pertama dari agroindustri
makanan sektor perikanan, melalui TK non pertanian di kota kemudian menuju RT non
pertanian golongan rendah di kota. Jalur kedua melalui modal sebagai perantara dan jalur
ketiga melalui agroindustri perkebunan terlebih dahulu baru menuju TK non pertanian di
kota baru menuju RT non pertanian golongan rendah di kota.
Tabel 22. Pengaruh Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Global Agroindustri Makanan Sektor Perikanan ke Rumah Tangga Tahun 2003
Jalur Asal Jalur Tujuan (RT)
Pengaruh
Global Jalur Dasar
Pengaruh Langsung Pengganda Jalur Pengaruh Total Persentase Pengaruh Global (%) Buruh tani 0.183
Agroind perikanan-tan
pangn-TK pert ds-brh tani 0.013 1.703 0.021 11.7
Petani kecil 0.231
Agroind perikanan-tan
pangn-TK pert ds-tani kecil 0.038 1.665 0.063 27.1
Petani luas 0.212
Agroind perikanan-tan
pangn-TK pert ds-tani luas 0.03 1.666 0.05 23.8 Non pert gol
rendah desa 0.496
Agroind perikanan-TK NP
ds-RT NP rendah ds 0.03 1.6 0.048 9.7
Agroind perikanan-Modal-RT
NP rendah ds 0.015 2.171 0.033 6.7
Agroind perikanan-tan
pangn-TK pert ds-RT NP rendah ds 0.035 1.933 0.067 13.6 Non pert gol
atas desa 0.188
agroind perikanan-tan
pangn-TK pert ds-RT NP atas ds 0.02 1.688 0.033 17.5 Non pert gol
rendah kota 0.749
Agroind perikanan-TK NP
kota-RT NP rendah kota 0.054 2.007 0.109 14.6 Agroind perikanan-Modal-RT NP rendah kota 0.024 2.391 0.057 7.6 Agroind perikanan-agroind perkeb-TK NP kota-RT NP rendah kota 0.013 2.727 0.036 4.7 Agroindustri Makanan Sektor Perikanan
Non pert gol
atas kota 0.286
Agroind perikanan-TK NP
kota-RT NP atas kota 0.018 1.839 0.033 11.5
Dari ketiga jalur tersebut pengaruh langsung maupun pengaruh total terbesar
diperoleh melalui jalur dengan TK non pertanian di kota sebagai perantara awal. Pada jalur
(4) Agroindustri Makanan Sektor Perkebunan
Pola yang sama untuk agroindustri sektor perkebunan, dimana RT petani kecil dan
RT non pertanian golongan rendah di kota masing-masing mewakili rumah tangga
pertanian dan non pertanian yang menerima pengaruh terbesar baik untuk pengaruh global,
pengaruh langsung dan pengaruh total (Tabel 23). Jalur yang ditempuh agroindustri
perkebunan adalah dengan melewati sektor pertanian primer tanaman pangan terlebih 0.258 0.225 0.279 Buruh Tani Petani Kecil Petani Luas NP Rendah Desa NP Atas Desa 0.013 0.038 0.03 0.035 0.02 TK NP Kota Modal TK NP Desa TK Pertanian Desa 0.093 0.145 NP Rendah Desa 0.03 0.671 NP Rendah Desa NP Rendah Kota 0.015 0.024 0.131 0.204 NP Rendah Kota NP Atas Kota 0.054 0.018 0.719 0.235 0.671 Tanaman Pangan 0.064 0.09 0.109 0.178 NP Rendah Kota 0.018 TK NP Kota Agroindustri Perkebunan 0.178 0.719 0.086
Gambar 14. Jalur Dasar Agroindustri Makanan Sektor Perikanan ke Rumah Tangga
Agro-industri Perikanan
dahulu baru menuju TK pertanian di desa. Sedangkan pada RT non pertanian, jalur yang
ditempuh adalah dengan melewati TK non pertanian di kota, modal atau melewati sektor
tanaman pangan terlebih dahulu kemudian baru menuju TK non pertanian (Gambar 15).
Pada agroindustri makanan sektor perkebunan, pengganda jalur yang dihasilkan lebih besar
dari pengganda jalur pada agroindustri makanan sektor peternakan, tanaman pangan,
perikanan maupun perkebunan.
Tabel 23. Pengaruh Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Global Agroindustri Makanan Sektor Perkebunan ke Rumah Tangga, Tahun 2003
Jalur Asal Jalur Tujuan (RT)
Pengaruh
Global Jalur Dasar
Pengaruh Langsung Pengganda Jalur Pengaruh Total Persentase Pengaruh Global (%) Buruh tani 0.171
Agroind perkeb-tan
pangn-TK pert ds-brh tani 0.011 2.265 0.026 15.1
Petani kecil 0.214
Agroind perkeb-tan
pangn-TK pert ds-tani kecil 0.034 2.223 0.076 35.4
Petani luas 0.197
Agroind perkeb-tan
pangn-TK pert ds-tani luas 0.028 2.221 0.061 31 Non pert gol
rendah desa 0.466
Agroind perkeb-TK NP
ds-RT NP rendah ds 0.034 2.163 0.073 15.8
Agroind perkeb-Modal-RT
NP rendah ds 0.014 2.807 0.04 8.6
Agroind perkeb-tan pangn-TK pert ds-RT NP rendah ds
0.032
2.516 0.079 17
Non pert gol
atas desa 0.176