• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENEMANAN

PENEMANAN

Kita ingin agar kehadiran kita di tengah para pengungsi menjadi cara kita

berbagi bersama mereka dan berjalan bersama di sepanjang jalan setapak

yang sama. Sedapat mungkin, kita ingin merasakan apa yang mereka

rasakan, turut menderita bersama mereka, berbagi harapan dan cita-cita

yang sama, serta memandang dunia melalui mata mereka. Daniella Vella

PenanƟan adalah saat yang mendebarkan, sekaligus menjemukan. Apalagi, bila yang dinanƟ adalah kepasƟan akan masa depan. Muncul aneka pikiran dan perasaan. Belum lagi, bila di tengah penanƟan tersebut, berbagai perisƟwa muncul silih berganƟ, disertai dengan tekanan baƟn, kekhawaƟran, dan kebosanan yang bercampur aduk. Inilah suasana haƟ dan pikiran yang JRS temukan sewaktu bersama-sama dengan para pencari suaka dan pengungsi di Bogor.

“Uang saya di saku tersisa Rp 4.000,00. Kemarin, saya hanya makan roƟ, sedikit nasi, dan teh,” ujar Haminuddin, salah seorang pencari suaka anak-anak asal Afghanistan yang baru saja menjalani operasi usus buntu di Rumah Sakit Ciawi. “Ibu saya di Sri Lanka sedang sakit. Saya sering

memikirkan keadaannya sekarang di sana,” kisah Balanathan, pencari suaka Sri Lanka tentang ibunya di Sri Lanka. Ungkapan-ungkapan ini mewakili sekian banyak nuansa kelabu yang terasa dari cerita para pencari suaka di Bogor.

Seorang pencari suaka dapat menunggu waktu untuk melakukan wawancara RSD (Refugee Status Determina on/Penentuan Status Pengungsi) dengan UNHCR di Jakarta selama 6-20 bulan. Setelahnya, ia perlu menunggu hasil RSD tersebut dalam masa tunggu selama 8-20 bulan. Bila ia diakui sebagai refugee, ia harus menunggu proses rese lement

sampai ada negara keƟga yang mau menerimanya. Masa tunggu yang panjang ini dapat mempengaruhi kesehatan jasmani dan rohani mereka. Dalam kondisi ini, Ɵdak jarang beberapa mengalami depresi, stres, atau bahkan putus asa.

JRS Bogor pernah menjumpai pencari suaka Pakistan yang awalnya sehat, namun kemudian menjadi linglung karena kehabisan bekal. Bahkan, sewaktu dikunjungi, pencari suaka ini Ɵdak bisa diajak berkomunikasi; hanya melihat JRS dengan tatapan kosong. Ia Ɵdak punya pendapatan karena Ɵdak bisa bekerja. Sementara itu, kakaknya di Pakistan Ɵdak mampu mengirim uang lagi. Dia pun masih memiliki istri dan 3 anak yang membutuhkan biaya hidup di Pakistan. “Saya sudah coba bertanya pada sebuah studio foto tetapi mereka Ɵdak ada lowongan. Saya pun mencari

27 kerja di warung fotokopi; Ɵdak ada pekerjaan. Saya tahu tentang program

Photoshop. Saya bisa mengoperasikan mesin fotokopi.” Dia begitu sedih karena Ɵdak memiliki akƟvitas dan pekerjaan sama sekali, meski berlatar belakang fotografer dan memiliki studio foto di Pakistan.

Status pencari suaka dan pengungsi di Indonesia menempatkan mereka sebagai pribadi yang Ɵdak bisa mengakses layanan kesehatan, pekerjaan formal, maupun pendidikan formal. Akses-akses tersebut terhalang bagi mereka karena Indonesia belum meraƟfikasi Konvensi 1951 dan Protokol 1967 tentang Status Pengungsi yang memuat imperaƟf moral untuk

bertanggung jawab atas kehidupan para pencari suaka dan pengungsi yang sedang memohon suaka.

Di tengah tegangan hidup tersebut, JRS hadir sebagai teman yang

mendampingi dan menyediakan diri untuk mendengarkan segala kisah dan keluh kesah mereka. Kekaguman JRS pada mereka adalah bahwa dalam situasi pelik menanƟ yang serba Ɵdak pasƟ, mereka senanƟasa menjalani hari-hari di Bogor dalam pengharapan akan masa depan yang lebih baik. Nyala harapan inilah yang ingin selalu dijaga dan dirawat lewat penemanan supaya Ɵdak padam dan kelak menjadi kenyataan bagi mereka.

Penemanan merupakan salah satu dari 3 pilar misi JRS. Refleksi besar yang bergaung dalam sanubari seƟap pribadi di JRS adalah bahwa JRS Ɵdak bekerja bagi para pengungsi (works for), melainkan ada bersama mereka (being with). Yang ada adalah kesetaraan dan bukannya superioritas pemberi bantuan atas penerima bantuan.

Staf JRS, Melani, memberi informasi kepada pencari

Sebenarnya, seperƟ apa penemanan JRS Bogor terhadap para pencari suaka dan pengungsi? Seorang rekan JRS Bogor menyampaikan pengalaman dan refleksinya tentang penemanan demikian:

Penemanan JRS mewujud dalam pendekatan langsung kepada pencari suaka dan pengungsi. Cara berƟndak dan kesadaran ini membantu JRS mengenal pengungsi lebih dekat secara pribadi.

Tentang pendekatan tersebut, Qoni Khoiriyah, staf JRS Bogor

mengungkapkan: “Pendekatan personal melalui kehadiran langsung, baik dengan kunjungan ke rumah maupun menemani ke rumah sakit, adalah kekhasan JRS. Dengan hadir langsung dan menemui para pengungsi di rumah mereka, terjadi hubungan yang lebih cair dan dapat melihat secara dekat potret keadaan mereka di rumah.”

SeƟap akhir bulan, sewaktu menyampaikan bantuan keuangan untuk kebutuhan hidup mereka, JRS sekaligus melakukan kunjungan reguler. Pada kesempatan inilah, JRS hadir, duduk, dan mendengarkan kisah-kisah para pengungsi. Aneka pengalaman didengarkan JRS, baik kesedihan maupun kegembiraan, masa lalu atau impian, keluh kesah ataupun rencana-rencana di masa datang, seperƟ tertulis dalam kisah-kisah pendek berikut ini.

Khajafari, seorang pencari suaka di Cisarua berbagi kisah demikian, “Saya yakin, apabila saya kembali, saya akan maƟ. Saya bertanya kepada ayah saya, ia mengatakan bahwa Ɵdaklah aman bagi saya untuk pulang kembali. Saya bertanya pada Anda, seandainya saya pulang dan terbunuh, apakah istri dan anak-anak saya akan mendapatkan status sebagai pengungsi? Saya akan melakukannya, tetapi saya ingin agar keluarga saya aman.”

JRS juga pernah mendengarkan cerita kegigihan seorang pengungsi asal Sri Lanka yang mengusahakan sekolah bagi kedua orang anaknya. Cerita lain, JRS mendengarkan kegembiraan kelahiran anggota baru dalam salah satu keluarga Pakistan. Kisah mengharukan pun menyentuh staf JRS sewaktu mendengarkan seorang pengungsi Kurdistan yang akhirnya dapat

i

1FOFNBOBOEBOQFMBZBOBO+34LFQBEBQBSBQFOHVOHTJ

memberikan kesempatan kepada saya untuk bertumbuh di dalam kekayaan dan keanekaragaman cerita, latar

CFMBLBOHEBOFNPTJ)BMUFSTFCVUNFOKBEJTFNBDBN DFSNJOCBHJTBZBBHBSEBQBUNFNBIBNJBQBZBOHUFSKBEJ

di dunia ini dan apa yang dialami umat manusia. Saya bersyukur bisa terlibat dalam pelayanan ini.”

29 berkabar kepada orangtuanya di Iran lewat telepon. Di lain kesempatan,

JRS turut merasakan kebahagiaan seorang pengungsi asal Pakistan yang mendapatkan pekerjaan di toko Afghanistan, Pasar Cisarua.

Kesedihan pun Ɵdak luput dari momen penemanan sewaktu JRS

berjumpa pengungsi Afghanistan yang kakak lelakinya baru saja mengalami penganiayaan oleh Taliban hingga tewas. Muamar yang ditemani JRS untuk cek kesehatan di RS Marzuki Mahdi berkisah, “Saya sangat sedih. Saya baru saja mendapatkan kabar dari Afghanistan bahwa kakak laki-laki saya dibunuh Taliban. Taliban mencari dan menanyakan keberadaan saya, tetapi Ɵdak mendapatkan apapun karena saya berada di Indonesia. Karena itu, mereka marah pada keluarga saya.”

Pada suatu kesempatan, JRS makan malam bersama pasangan pengungsi asal Pakistan yang sedang mengalami persoalan kesehatan akibat rasa takut yang sedemikian besar karena dikejar-kejar orang yang menginginkan hidup mereka. Makan malam dengan menu Pakistan plus tawa lepas bersama menjadi bentuk penemanan yang dapat JRS berikan di tengah tekanan hidup yang mereka alami. Bapak dan Ibu Hanafiz ini mengungkapkan, “Saya Ɵdak akan pernah melupakan perisƟwa makan malam bersama ini. Saya merasa mendapatkan keluarga yang baru di Indonesia.” Kisah hidup mereka menjadi bagian pengalaman hidup JRS. Kegembiraan dan kesedihan para pencari suaka dan pengungsi saling berkelindan dengan penemanan JRS.

Berada bersama pengungsi adalah momen yang penuh kelimpahan. Mendengarkan pengungsi berbicara dalam bahasa Farsi Iran, Farsi Dari, Hazaragi, Tamil, Urdu, Oromo, atau Arab selalu menghadirkan kekayaan tentang kemajemukan. Bertatapan dengan budaya, cara berƟndak, alam pikir, sudut pandang, dan sejarah hidup yang serba asing, selalu menantang untuk belajar.

i4BZBNFMJIBUQFOFNBOBOTFCBHBJEBTBSLVBUZBOH EJNJMJLJ+34VOUVLCFLFSKBCFSTBNBQFOHVOHTJ+34CVLBO

pemberi atau penyalur bantuan tanpa mengenal pribadi

ZBOHTFEBOHEJCBOUV+34JOHJONFOKBEJUFNBOVOUVL QBSBQFOHVOHTJNFOHFOBMNFSFLBEBOCFMBKBSEBSJNF

reka yang kaya akan pengalaman, sekaligus saksi nyata

LFUJEBLBEJMBOZBOHUFSKBEJEBMBNLFIJEVQBONBOVTJBw

Sewaktu perayaan World Refugee Day yang diperingaƟ seƟap 20 Juni, JRS mengadakan kegiatan Fun Day untuk para pencari suaka dan pengungsi. Baik JRS maupun pengungsi bergembira bersama lewat perlombaan dan permainan serta saling mengenal. Di tengah-tengah kegeƟran masa lalu dan keƟdakpasƟan hari depan, JRS belajar bersyukur dan mencoba menghadirkan kegembiraan untuk saat ini bagi para pencari suaka dan pengungsi.

Bentuk penemanan sekaligus pelayanan lain yang dilakukan JRS adalah mendampingi pencari suaka atau pengungsi ke rumah sakit. Kerap kali, sewaktu sakit, mereka Ɵdak tahu harus pergi ke rumah sakit mana. KeƟka di rumah sakit pun, mereka seringkali kebingungan berkomunikasi dengan dokter maupun perawat. JRS berusaha membantu untuk menjembatani komunikasi, baik secara langsung maupun lewat bantuan penerjemah.

Penemanan menempatkan staf JRS dalam perjumpaan antarmanusia. Karena itu, JRS bisa mengenal teman-teman pengungsi secara personal. JRS Ɵdak menyebut mereka dengan nomor-nomor yang tertera pada lembar atau kartu idenƟtas mereka. JRS pun Ɵdak membeda-bedakan

mereka atas dasar ras, bangsa, atau fisik mereka. Yang dialami semata-mata adalah memandang mereka sebagai sesama manusia yang mengungsi dan mencari naungan aman bagi hidup mereka. Salah seorang pengungsi dari Sudan mengatakan, “KeƟka JRS mengunjungi saya, betapa gembira saya. JRS memperlakukan saya seperƟ seorang teman baik. Saya Ɵdak merasa sendirian karenanya. Sekarang saya jadi berani keluar rumah dan berjumpa dengan orang. Saya sangat percaya pada JRS. Saya ungkapkan apapun kepada JRS, khususnya mengenai alasan yang membuat saya mengungsi.

i3FMBTJ+34#PHPSEFOHBOQFOHVOHTJUJEBLTFCBUBT AQFPQMFXFXPSLGPSOBNVOUFMBINFOKBEJAQFPQMFXF XPSLXJUI+34#PHPSCFSTBNBQBSBQFOHVOHTJTFDBSB

lirih memutuskan untuk turut serta berkecimpung

EFOHBOUBOUBOHBOZBOHBEB%BOBLIJSOZBNFMBMVJ

karya-karya pelayanan dan pembelaannya, mengambil bagian dalam solidaritas untuk mencapai keadaan sosial

ZBOHMFCJIBEJM TPDJBMKVTUJDFEBOLFTFKBIUFSBBOMBIJS CBUJO XFMMCFJOHQBSBQFOHVOHTJEJ#PHPSw

31

i4BZBNFOKBEJMFCJIUFSCVLBVOUVLNFOFSJNB

pendapat teman dan bermusyawarah untuk

sepa-LBUEBMBNCFSLFSKBCFSTBNBUJN*OJTFKBMBOEFOHBO øFLTJCJMJUBTZBOHEJNJMJLJ+34EBMBNNFNCFSJLBOQF -layanan. Secara langsung ataupun tidak langsung, saya bisa mengambil bagian positif dari proses yang

EJMBLVLBO+34EBONFOHFUBIVJCBHBJNBOBTFIBSVT

-OZBCFLFSKBCFSTBNBEJEBMBNUJNw

Roswita Mathilda Kristy

Pemberdayaan

Penemanan Ɵdak bermaksud untuk menciptakan ketergantungan pengungsi terhadap JRS. Yang diharapkan, penemanan menjadi jalan pemberdayaan, yaitu wahana tumbuhnya inisiaƟf untuk mengupayakan pemenuhan hak-hak dasar dan parƟsipasi untuk menghidupi komunitas mereka. Sejumlah pencari suaka dan pengungsi turut serta menjadi guru bagi sesama mereka di JRS Learning Centre, menjadi instruktur kegiatan olahraga futsal, serta menjadi penerjemah saat menemani pengungsi ke rumah sakit, saat kunjungan, maupun saat melakukan konsultasi tentang proses RSD. Tercatat dalam data 2015, ada 12 relawan guru bahasa Inggris, 2 relawan fasilitator kelas kerajinan tangan, dan 1 instruktur kegiatan futsal. Melalui keterlibatan tersebut, pencari suaka dan pengungsi tumbuh dalam kepercayaan bahwa mereka pun sanggup menyumbangkan talenta mereka bagi komunitas. Tidak sedikit pengungsi yang memiliki latar belakang

pendidikan Ɵnggi. Beberapa dari mereka mempunyai pengalaman mengajar di sekolah.

Disposisi baƟn yang dibangun seƟap anggota Ɵm JRS adalah

menempatkan diri sebagai teman bagi para pencari suaka dan pengungsi. ArƟnya, JRS melangkah bersama para pencari suaka dan pengungsi di tengah persoalan, keƟdakpasƟan, dan kisah hidup mereka. Kehadiran JRS Indonesia di antara pengungsi bercorak langsung dan personal, serta memperhaƟkan kekhasan budaya setempat. Pengungsi dari kalangan mana pun di mata JRS Indonesia adalah teman yang membutuhkan

pendampingan. Dalam penemanan yang intensif, JRS Indonesia menangkap fenomena utuh pengungsi sebagai manusia yang tersingkir, terlupakan, terasing, tanpa harapan, putus asa, kehilangan daya hidup, tercerabut dari akar budayanya, dan dirampas hak-hak asasinya.

Penemanan dalam Tim JRS Bogor

JRS Bogor dimulai dengan Ɵm yang terdiri dari 3 staf pada 2010 sampai menjadi Ɵm dengan 6 staf pada 2015. Merefleksikan penemanan bagi pencari suaka dan pengungsi Ɵdak bisa dilepaskan dari semangat untuk saling menemani antaranggota Ɵm. SeƟap pribadi dalam Ɵm mendapatkan kesempatan untuk mengambil masa rehat sejenak dari akƟvitas, kegiatan retret bersama, pelaƟhan-pelaƟhan, dan orientasi untuk menyegarkan kembali semangat, nilai dasar, serta komitmen akan misi JRS. AkƟvitas semacam ini menjadi oasis untuk kembali menimba semangat, energi, sekaligus bersyukur atas limpahan kekayaan pengalaman yang telah dilalui. Kehadiran di lapangan, laporan, evaluasi, refleksi, dan perencanaan

adalah siklus gerak JRS Bogor. Bagaimana JRS Bogor menjaga dinamika tersebut? JRS Bogor memiliki mekanisme pertemuan mingguan seƟap akhir pekan. Pertemuan mingguan ini berfungsi untuk melihat kembali pengalaman satu minggu dari seƟap staf JRS Bogor. SeƟap anggota berbagi

33 informasi, amatan, perasaan, dan refleksi yang kemudian akan berujung

pada kesepakatan dan keputusan bagi langkah yang akan diambil untuk minggu selanjutnya. Ruang temu ini menyediakan kesempatan bagi masing-masing staf untuk saling mengenal lebih dalam, lewat saling mendengarkan, meneguhkan, dan memberikan masukan berharga untuk langkah-langkah ke depan. Benih-benih kekompakan dan kerjasama Ɵm tumbuh subur lewat model pertemuan semacam ini. SeƟap staf memiliki keterlibatan utuh dalam kolaborasi Ɵm.

Penemanan dalam Ɵm juga menyala lewat retret maupun rekreasi bersama. Sejenak mengambil jeda dari keseharian untuk duduk bersama, berbagi canda dan cerita, minum kopi dan santap gorengan, menonton film

bersama, atau bermain ra ing di Sungai Citarik, Sukabumi menjadi cara JRS Bogor membangun relasi antarpribadi. Mengapa kegiatan ini penƟng bagi JRS Bogor?

Pertemuan mingguan, retret, dan rekreasi menjadi waktu yang tepat untuk meletakkan perca-perca cerita tragis dan traumaƟs, ungkapan kesedihan dan kegembiraan, maupun cetusan harapan para pengungsi di meja pemaknaan – tentu dalam koridor konfidensialitas –, agar dapat direfleksikan, dimaknai, dan ditanggapi secara posiƟf. SeƟap staf mendapatkan kesempatan tersebut, sehingga cerita-cerita pengungsi Ɵdak menjadi beban pribadi.

Selain saling menemani dalam Ɵm, JRS Bogor juga mendapatkan dukungan dan pendampingan dari rekan-rekan Kantor Nasional JRS. Mereka secara berkala berkunjung, khususnya pada kesempatan laporan 6 bulanan dan tahunan. Di luar dua kegiatan laporan itu, rekan-rekan Kantor Nasional beberapa kali menyempatkan datang untuk berkoordinasi, melihat langsung kondisi lapangan, mendengarkan aspirasi Ɵm Bogor, dan menjadi fasilitator untuk acara retret atau pelaƟhan.

35

Dokumen terkait