• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Penemuan dan Pembahasan

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan bantuan AMOS 16 untuk dapat mengolah data dan memperoleh hasil dari variabel-variabel yang diteliti, yaitu terdiri dari variabel eksogen; Nilai tukar rupiah/$, Inflasi, Jumlah uang beredar (M2). Sedangkan variabel endogen; Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan mudharabah.

a. Analisis Deskriptif Variabel Nilai Tukar Rupiah/$

Menurut Kuncoro (2008), kurs rupiah adalah nilai tukar sejumlah rupiah yang diperlukan untuk membeli satu US$ (US Dollar). Nilai tukar tersebut ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan pasar atau istilah lainnya adalah mekanisme pasar. Jika harga rupiah terhadap dollar melemah, maka sebaliknya permintaan terhadap mata uang dollar akan meningkat. Hal ini disebabkan karena investor cenderung akan melepas rupiah dan akan membeli dollar. Kurs tersebut ditentukan oleh perpotongan kurva permintaan dan kurva penawaran dari mata uang asing tersebut. Data nilai tukar rupiah dalam

51

penelitian ini diwakili oleh Dollar Amerika periode Juni 2004 - Juli 2010. Data tersebut diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia yang dipublikasikan melalui situs www.bi.go.id pada tanggal 17 September 2010.

Tabel 4.1

Nilai Tukar Rp/$ (dalam ribuan) Bulan Nilai Tukar Rp/$

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Januari - 9165 9395 9090 9291 11355 9365 Februari - 9260 9230 9160 9051 11980 9335 Maret - 9480 9075 9118 9217 11575 9115 April - 9570 8775 9083 9234 10713 9012 Mei - 9495 9220 8828 9318 10340 9180 Juni 9415 9713 9300 9054 9225 10225 9083 Juli 9168 9819 9070 9186 9118 9920 8952 Agustus 9328 10240 9100 9410 9153 10060 - September 9170 10310 9235 9137 9378 9681 - Oktober 9090 10090 9110 9103 10995 9545 - November 9018 10035 9165 9376 12151 9480 - Desember 9290 9830 9020 9419 10950 9400 - (Sumber : BI)

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut :

52

Gambar. 4.1

Grafik Nilai Tukar Rupiah/$

(Sumber : data diolah)

Kenaikan harga minyak bumi pada tahun 2005 menyebabkan permintaan terhadap US dolar menjadi meningkat sehingga mengakibatkan terjadinya kenakian harga, yang berdampak pada turunnya pendapatan masyarakat. Pada pertengahan 2006 hingga akhir 2008, nilai tukar kembali stabil. Terjadinya krisis ekonomi global pada 2008 hingga 2010 mendorong nilai tukar kembali naik tajam.

b. Analisis Deskriptif Variabel Inflasi

Menurut Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya.

53

Data inflasi yang digunakan adalah perkembangan inflasi per bulan periode Juni 2004 - Juli 2010. Data tersebut diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia yang dipublikasikan melalui situs www.bi.go.id pada tanggal 17 September 2010.

Tabel 4.2

Inflasi (dalam desimal) Bulan Inflasi 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Januari - 0.006 0.014 0.005 0.006 0.008 0.005 Februari - 0.006 0.015 0.005 0.006 0.007 0.004 Maret - 0.007 0.013 0.005 0.007 0.007 0.003 April - 0.007 0.013 0.006 0.008 0.006 0.003 Mei - 0.006 0.013 0.005 0.009 0.005 0.003 Juni 0.006 0.006 0.013 0.005 0.009 0.003 0.003 Juli 0.006 0.007 0.013 0.005 0.010 0.002 0.003 Agustus 0.006 0.007 0.012 0.005 0.010 0.002 - September 0.005 0.008 0.012 0.006 0.010 0.002 - Oktober 0.005 0.015 0.005 0.006 0.010 0.002 - November 0.005 0.015 0.004 0.006 0.010 0.002 - Desember 0.005 0.014 0.006 0.006 0.009 0.002 - (Sumber : BI)

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut.

54

Gambar. 4.2 Grafik Inflasi

(Sumber : data diolah)

Tingginya harga minyak dunia pada 2005 lalu menyebabkan inflasi di Indonesia naik tajam. Hal ini diindikasikan dengan naiknya harga kebutuhan pokok dan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Sehingga mengakibatkan pendapatan riil masyarakat menurun. Namun, seiring dengan kebijaan yang dikeluarkan pemerintah, inflasi berangsur-angsur menurun hingga tahun 2007. Walaupun pada tahun 2008 hingga 2009 kembali naik, dampaknya tidak terlalu berimbas pada perbankan syariah secara keseluruhan .

c. Analisis Deskriptif Jumlah Uang Beredar (M2)

Jumlah Uang Beredar (M2) adalah nilai keseluruhan uang yang berada di tangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam arti sempit

55

(narrow money) adalah jumlah uang beredar yang terdiri atas uang kartal dan uang giral.

Data jumlah uang beredar (M2) yang digunakan adalah perkembangan M2 per bulan periode Juni 2004 - Juli 2010. Data tersebut diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia yang dipublikasikan melalui situs www.bi.go.id pada tanggal 17 September 2010.

Tabel 4.3

Jumlah Uang Beredar (dalam miliaran)

Bulan Jumlah Uang Beredar (M2)

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Januari - 1017491 1194939 1367957 1596565 1874145 2073860 Februari - 1014376 1197772 1369243 1603750 1900208 2066481 Maret - 1022703 1198748 1379237 1594390 1916752 2111350 April - 1046656 1197122 1385715 1611691 1912623 2115125 Mei - 1049516 1241865 1396067 1641733 1927070 2142339 Juni 973398 1076526 1257785 1454577 1703381 1977532 2230237 Juli 974097 1092206 1252816 1474769 1686050 1960950 2216101 Agustus 982669 1119102 1274084 1493050 1682811 1995294 - September 988173 1154053 1294744 1516884 1778139 2018510 - Oktober 998167 1168842 1329425 1533846 1812490 2021517 - November 1001586 1169085 1341940 1559569 1851023 2062206 - Desember 1033877 1202762 1382493 1649662 1895839 2141384 - (Sumber : BI)

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut.

56

Gambar. 4.3

Grafik Jumlah Uang Beredar

(Sumber : data diolah)

Jumlah uang beredar ditentukan oleh tingat permintaan dan penawaran terhadap uang. Sepanjang priode penelitian , jumlah uang beredar cenderung bergera naik. Hal ini dapat direspon positif bagi perbankan syariah untuk menyalurkan pembiayaan yang dananya dihasilkan dari meningkatnya dana pihak ketiga akibat bertambahnya penawaran uang di masyarakat.

d. Analisis Deskriptif Dana Pihak Ketiga (DPK)

Pada dasarnya dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh bank dari masyarakat. Dana Pihak Ketiga yang ditarik bank syariah dapat berbentuk (Zainul Arifin, 2006 : 48)

57

1) Titipan (wadiah) simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya (guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan.

2) Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko (non guaranteed account untuk investasi umum (general investment account/ mudharabah mutlaqah) di mana bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dengan porofolio yang didanai dengan modal tersebut.

3) Investasi khusus (special investment account/mudharabah muqayyadah) di mana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil resiko atas investasi.

Data Dana Pihak Ketiga (DPK) yang digunakan adalah perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbulan periode Juni 2004 - Juli 2010. Data tersebut diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan melalui situs www.bi.go.id pada tanggal 17 September 2010.

58

Tabel 4.4

Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah Bulan Dana Pihak Ketiga (DPK) (Dalam Miliaran Rupiah)

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Januari - 11891 15135 20514 27696 38195 53163 Februari - 11764 14873 21054 29121 38651 53299 Maret - 12259 14956 21883 29552 38040 52811 April - 12799 15189 22008 31064 39193 54043 Mei - 12840 15835 22570 31705 40288 55067 Juni 8316 13358 16433 22714 33049 42103 58078 Juli 8683 13323 16508 23232 32898 43004 60462 Agustus 9348 13617 17107 23309 32359 44019 - September 9676 13358 17976 24680 33569 45381 - Oktober 10100 13585 18856 25473 34118 46500 - November 10559 13489 19347 25473 34422 47887 - Desember 11862 15582 20672 28012 36852 52271 - (Sumber : BI)

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut.

Gambar. 4.4

Grafik Dana Pihak Ketiga (DPK)

(Sumber : data diolah)

Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat, hal ini sejalan dengan perkembangan kantor-kantor

59

cabang bank syariah di Indonesia yang semakin banyak jumlahnya sehingga semakin besar dana masyarakat atau Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat diserap oleh perbankan syariah.

Kondisi ini kemungkinan dipicu oleh minat masyarakat cukup tinggi dalam menempatkan dananya di bank syariah yang telah terbukti tidak mengalami guncangan saat terjadi krisis.

e. Analisis Deskriptif Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak Bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan.

Secara teknis mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan oleh kesengajaan, kelalaian atau pelanggaran akad yang dilakukan oleh pengelola dana.

60

Tabel 4.5

Mudharabah (Dalam Miliaran Rupiah) Bulan Mudharabah (Dalam Miliaran Rupiah)

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Januari - 2106 3105 4007 5564 7554 10363 Februari - 2236 3130 4001 5720 7866 10725 Maret - 2370 3209 4133 5835 8108 11216 April - 2517 3336 4323 6095 8347 11632 Mei - 2633 3430 4432 6242 8672 11950 Juni 1459 2745 3561 4687 6518 9142 7593 Juli 1573 2790 3636 4855 6522 9422 7856 Agustus 1655 2896 3698 5029 6602 9932 - September 1702 3004 3843 5247 6750 10007 - Oktober 1884 3140 3950 5355 6590 10184 - November 1907 3108 3966 5440 6440 10359 - Desember 2062 3124 4062 5578 6205 10412 - (Sumber : BI)

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut.

Gambar. 4.5

Grafik Pembiayaan Mudharabah

61

Seiring dengan meningkatnya jumlah sumber dana pihak ketiga yang dihimpun, maka jumlah pembiayaan yang berhasil disalurkan pun meningkat sepanjang periode penelitian. Hal ini menunjukkan konsistensi perbankan syariah dalam menyalurkan pembiayaan tetap tinggi.

2. Analisis Jalur Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan Jumlah uang beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga serta Implikasinya terhadap Pembiayaan Mudharabah

Analisis jalur ini dibagi menjadi dua substruktur. Substruktur yang pertama menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah/$, inflasi dan jumlah uang beredar (M2) sebagai variabel eksogen terhadap Dana Pihak Ketiga sebagai variabel endogen. Substruktur yang kedua menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah/$, inflasi, jumlah uang beredar (M2) dan dana pihak ketiga sebagai variabel eksogen terhadap Pembiayaan Mudharabah sebagai variabel endogen. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan AMOS 16, maka dapat digambarkan diagram jalur sebagai berikut.

62

Gambar. 4.6

Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan

(Sumber : Output AMOS 16)

a. Analisis Hubungan Antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2)

Korelasi antara nilai tukar rupiah/$, inflasi, dan jumlah uang beredar (M2) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4.6

Hasil Korelasi Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) Korelasi Antar Variabel Estimasi Probabilitas NT Rp/$ <--> INFLASI 0.102 0,385

INFLASI <--> M2 -0.429 0,000

NT Rp/$ <--> M2 0.276 0,023

(Sumber : data diolah)

1) Korelasi antara nilai tukar rupiah/$ dan Inflasi

Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel nilai tukar Rp/$ dan inflasi sebesar 0,102. Untuk menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut: 0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)

NT Rp/ $ INFLASI M2 .98 DPK .93 MUDHARABAH .10 -.43 .28 -.06 .42 -.07 .98 .00 .53 -.04 e1 e2

63

> 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat > 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat > 0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat

Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis:

Ho; ρ = 0 : Tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel.

Ha; ρ ≠ 0 : Ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua

variabel

Pengujian berdasarkan signifikan:

Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

Korelasi sebesar 0,102 mempunyai maksud hubungan antara variabel nilai tukar Rp/$ dan inflasi sangat lemah dan searah. Searah artinya apabila terjadi kenaikan nilai tukar Rp/$, maka inflasi juga akan mengalami kenaikan, dan sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,385 > 0,05 maka tidak

cukup bukti untuk menolak Ho;ρ=0 dan menerima Ha;ρ≠0 sehingga

korelasi tidak signifikan.

2) Korelasi antara inflasi dengan M2

Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel inflasi dan M2 sebesar -0,429. Korelasi sebesar -0,429 mempunyai maksud hubungan antara variabel inflasi dan M2 cukup kuat dan berlawanan searah. Artinya apabila terjadi kenaikan inflasi,

64

maka nilai M2 akan mengalami penurunan, dan sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,000 > 0,05 maka telah cukup bukti untuk menolak Ho;ρ=0 dan menerima Ha;ρ≠0 sehingga korelasi signifikan.

3) Korelasi antara nilai tukar rupiah/$ dan M2

Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel nilai tukar rupiah/$ dan M2 sebesar 0,276. Korelasi sebesar 0,276 mempunyai maksud hubungan antara variabel nilai tukar rupiah/$ dan M2 cukup kuat dan searah. Searah artinya apabila terjadi kenaikan nilai tukar rupiah/$, maka nilai dari M2 juga akan mengalami kenaikan, dan sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,023 < 0,05 maka telah cukup

bukti untuk menolak Ho;ρ=0 dan menerima Ha;ρ≠0 sehingga

korelasi signifikan.

b. Analisis Jalur Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2 terhadap Dana Pihak Ketiga

Adapun gambar hasil analisis diagram jalur Substruktur pertama adalah sebagai berikut.

65

Gambar. 4.7

Diagram Jalur Substruktur I

(Sumber : data diolah)

Analisis jalur substruktur yang pertama adalah menganalisis pengaruh Nilai Tukar Rp/$, Inflasi dan M2 terhadap Dana Pihak Ketiga baik secara simultan maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi pada tabel Standardized Regression Weight. Sedangkan untuk melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel Regression Weight kolom Probability (lihat lampiran). Adapun hasil perhitungan dengan menggunakan AMOS 16 adalah sebagai berikut.

NT Rp/ $ INFLASI M2 .98 DPK .10 -.43 .28 -.06 -.07 .98 .00 e1

66

Tabel 4.7

Pengaruh antara Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2 terhadap Dana Pihak Ketiga

Pengaruh antar variable Estimasi Probabilitas R Square NT Rp/$ - - > DPK -0.069 0,000

0,976 INFLASI - - > DPK -0.056 0,006

M2 - - > DPK 0.979 0,000

(Sumber : data diolah)

Untuk melihat pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2 secara gabungan terhadap Dana Pihak Ketiga, kita dapat melihat hasil perhitungan pada tabel 4.2 khususnya angka R square.

Besarnya angka R square (r2) adalah 0,976. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2 secara gabungan terhadap Dana Pihak Ketiga dengan cara menghitung koefisien determinasi (KD) dengan menggunakan rumus berikut:

KD = r2 x 100% KD = 0,976 x 100% KD = 97,6%

Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2 terhadap Dana Pihak Ketiga secara gabungan adalah 97,6%, sedangkan sisanya sebesar 2,4% (100%-97,6%%) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas kepuasan yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2 adalah sebesar 97,6%, sementara pengaruh yang disebabkan oleh variabel-variebel lain di luar model ini adalah sebesar 2,4%.

67

Untuk melihat besarnya pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2 terhadap Dana Pihak Ketiga secara parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel 4.4, sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas.

1) Pengaruh antara variabel Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Dana Pihak Ketiga

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Dana Pihak Ketiga, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier antara Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Dana Pihak Ketiga.

Ha : Ada hubungan linier antara Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Dana Pihak Ketiga.

Dengan kriteria sebagai berikut:

 Jika probabilitas penelitian < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

 Jika probabilitas penelitian > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 < 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel Nilai Tukar Rupiah/$ dengan

68

Dana Pihak Ketiga. Besarnya pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Dana Pihak Ketiga sebesar -0,067atau -6,9%.

Nilai Tukar Rupiah/$ memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga. Artinya, apabila terjadi kenaikan Nilai Tukar Rupiah/$, maka jumlah Dana Pihak Ketiga akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya.

2) Pengaruh antara inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga.

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier antara inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga.

Ha : Ada hubungan linier antara inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,006 > 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga. Besarnya pengaruh inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga sebesar atau -0,056 atau -5,6%.

Inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga. Artinya, apabila terjadi kenaikan

69

inflasi, maka jumlah Dana Pihak Ketiga akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya.

3) Pengaruh antara variabel Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Dana Pihak Ketiga.

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Dana Pihak Ketiga, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier antara Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Dana Pihak Ketiga.

Ha : Ada hubungan linier antara Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Dana Pihak Ketiga.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 < 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Dana Pihak Ketiga. Besarnya pengaruh inflasi dengan penyaluran kredit sebesar 0,979 atau 97,9%.

Jumlah Uang Beredar (M2) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga. Artinya, apabila Jumlah Uang Beredar (M2) mengalami kenaikan, maka jumlah Dana Pihak Ketiga juga akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya.

70

c. Analisis Jalur Pengaruh Variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah

Adapun gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur kedua adalah sebagai berikut.

Gambar. 4.8

Diagram Jalur Substruktur II

(Sumber : Output AMOS)

Analisis jalur sub struktur yang kedua adalah menganalisis pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah baik secara simultan maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi pada tabel Standardized Regression Weight. Sedangkan untuk melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel Regression Weight kolom Probability

NT Rp/$ INFLASI M2 .98 DPK .93 MUDHARABAH .10 -.43 .28 -.06 .42 -.07 .98 .00 .53 -.04 e1 e2

71

(lihat pada lampiran). Adapun Ringkasan hasil perhitungan dengan menggunakan Software AMOS 16 adalah sebagai berikut

Tabel 4.8

Pengaruh antara Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah

Pengaruh antar variable Estimasi Probabilita

s R Square NT Rp/$ - - > Mudharabah 0,000 0,997 0,934 Inflasi - - > Mudharabah -0,036 0,324 M2 - - > Mudharabah 0,529 0,007 DPK - - > Mudharabah 0,425 0,030 (Sumber : data diolah)

Untuk melihat pengaruh variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah secara gabungan dapat dilihat pada tabel 4.3 kolom R Square.

Besarnya angka R square (r2) adalah sebesar 0,934. Angka tersebut menjelaskan bahwa pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah secara gabungan adalah 93,4% (0,934 x 100%), sedangkan sisanya sebesar 6,6% (100% - 93,4%) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas kepuasan yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah sebesar 93,4%, sementara pengaruh 6,6% disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model ini.

Untuk melihat besarnya pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah

72

secara parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel 4.4, sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas.

1) Pengaruh antara variabel Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Pembiayaan Mudharabah.

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Pembiayaan Mudharabah, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier antara Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Pembiayaan Mudharabah.

Ha : Ada hubungan linier antara Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Pembiayaan Mudharabah.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,997 < 0,05. Maka belum cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, tidak ada hubungan linier antara variabel Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Pembiayaan Mudharabah. Besarnya pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Pembiayaan Mudharabah. sebesar 0,000 atau 0%.

2)Pengaruh antara variabel Inflasi dengan Pembiayaan Mudharabah. Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel Inflasi dengan Pembiayaan Mudharabah, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:

73

Ho : Tidak ada hubungan linier antara inflasi dengan Pembiayaan Mudharabah.

Ha : Ada hubungan linier antara inflasi dengan Pembiayaan Mudharabah.

Hasil perhitungan menunjukkan angka -0,036 > 0,05. Maka belum cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, tidak ada hubungan linier antara variabel Inflasi dengan Pembiayaan Mudharabah.

3)Pengaruh antara variabel Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Pembiayaan Mudharabah.

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Pembiayaan Mudharabah dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier antara Jumlah Uang Beredar (M2) denganPembiayaan Mudharabah.

Ha : Ada hubungan linier antara Jumlah Uang Beredar (M2) denganPembiayaan Mudharabah.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,007 > 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Pembiayaan Mudharabah. Besarnya pengaruh Jumlah Uang

74

Beredar (M2) denganPembiayaan Mudharabah sebesar 0,529 atau 52,9%.

Jumlah Uang Beredar (M2) memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan pada Pembiayaan Mudharabah. Artinya, apabila terjadi kenaikan Jumlah Uang Beredar (M2), maka Pembiayaan Mudharabah juga akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya.

4) Pengaruh antara variabel Dana Pihak Ketiga dengan Pembiayaan Mudharabah.

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel Dana Pihak Ketiga dengan Pembiayaan Mudharabah, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier antara Dana Pihak Ketiga dengan Pembiayaan Mudharabah.

Ha : Ada hubungan linier antara Dana Pihak Ketiga dengan Pembiayaan Mudharabah.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,030 < 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel Dana Pihak Ketiga dengan Pembiayaan Mudharabah. Besarnya pengaruh Dana Pihak Ketiga dengan Pembiayaan Mudharabah sebesar 0,425 atau 42,5%.

75

Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah. Artinya, apabila terjadi Dana Pihak Ketiga, maka Pembiayaan Mudharabah juga akan mengalami kenaikan.

Rangkuman seluruh pengujian pengaruh antar variabel eksogen dan endogen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4.9

Pengujian Pengaruh antar Variabel Eksogen dengan Endogen Pengaruh Variabel Estimasi Probabilitas Kesimpulan

NT Rp/$  DPK -0.069 0,000 Signifikan

Inflasi  DPK -0.056 0,006 Signifikan

M2  DPK 0.979 0,000 Signifikan

NT Rp/$  Mudharabah 0,000 0,997 Tidak Signifikan Inflasi  Mudharabah -0,036 0,324 Tidak Signifikan

M2  Mudharabah 0,529 0,007 Signifikan

DPK  Mudharabah 0,425 0,030 Signifikan

(Sumber : data diolah)

d. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit)

Untuk mengetahui apakah model tersebut sudah sesuai atau belum, maka dilakukan uji kesesuaian model (Goodness of Fit) sebagai berikut.

76

Tabel 4.10

Hasil Uji Goodness of Fit Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 terhadap Dana Pihak Ketiga serta implikasinya terhadap Pembiayaan

Mudharabah

Laporan Statistik Nilai yang Direkomendasikan (Imam Ghozali, 2008)

Hasil Keterangan Absolut Fit

Prob. 2 Tidak signifikan (p > 0.05) - Model tidak cocok 2 /df

5 < 2 - - RMSEA < 0.1 < 0.05 < 0.01 0.05 x 0.08 - Poor Fit

GFI

0.9 1 Perfect Fit

Incremental Fit

AGFI

0.9 - -

TLI

0.9 - -

NFI

0.9 1 Perfect Fit

Parsimonious Fit

PNFI 0-1.0 0 Poor Fit

PGFI 0-1.0 0 Poor Fit

(Sumber : data diolah)

Hasil uji Goodness of Fit tersebut masih banyak yang tidak Terdefinisi maka pengujian tersebut dianggap kurang Fit. Hal ini disebabkan dalam model tersebut masih ada pengaruh antar variabel yang tidak signifikan. Selanjutnya peneliti akan melakukan analisis jalur model trimming. Analisis Jalur Model Trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur bila koefisien betanya (eksogen) tidak signifikan. Dalam hal ini peneliti menghilangkan salah satu jalur (panah) yang memiliki koefisien betanya tidak signifikan dan yang memiliki probabilitas terbesar. Rangkuman hasil trimming model dapat dilihat pada tabel berikut.

77

Tabel 4.11

Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Modifikasi

(Sumber : data diolah)

Pada trimming, jalur (panah) nilai tukar rupiah pada pembiayaan mudharabah dihilangkan karena memiliki probabilitas 0,997 > 0,05 (tidak signifikan). Dari hasil modifikasi I model analisis jalur dengan menghilangkan jalur (panah) nilai tukar rupiah pada pembiayaan mudharabah, diperoleh indeks kesesuaian model yang cukup baik. Akan

Dokumen terkait