• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Program Beras Miskin (Raskin) Untuk Keluarga Miskin

2.3.1. Penentuan Pagu dan Alokasi

1. Kuantum Pagu Raskin Nasional ditetapkan berdasarkan besarnya subsidi Pangan (Raskin) yang disediakan Pemerintah dalam APBN.

2. Gubernur selaku penanggung jawab tim koordinasi program Raskin provinsi, mengalokasikan kuantum pagu Raskin kepada masing-masing pada data kemiskinan BPS yang ditetapkan dalam keputusan Gubernur.

3. Berdasarkan pagu Raskin kabupaten/ kota, tim koordinasi program Raskin masing-masing kabupaten/ kota mengaloksikan kuantum pagu Raskin kepada masing-masing kecamatan dan desa/ kelurahan, dengan mengacu pada data RTM dari BPS, dengan mempertibangkan kondisi objektif daerah yang ditetapkan dalam keputusan Bupati/ Walikota.

4. Tim Raskin Provinsi dapat mengusulkan, kepada Gubernur untuk merelokasi pagu Raskin ke kabupaten/ kota yang dinilai tidak dapat mendistribusikan beras Program Raskin sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

2.3.1.1 Organisasi dan Penanggung Jawab Raskin

Penanggung jawab pelaksanaan dan pemantauan Raskin di tingkat provinsi adalah Gubernur dan di kabupaten/ kota. Dalam pelaksanaan secara fungsional didukung oleh

Tim koordinasi Raskin di tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/ kota yang terdiri dari instansi terkait dan berbagai pihak yang dipandang perlu (Perguruan tinggi, LSM dan institusi kemasyarakatan lainnya).

Penanggung jawab penyediaan dan pendistribusian beras Raskin dari gudang Perum Bulog sampai titik ditribusi, maupun penyelesaian administrasi dan penyelesaian pembayaran adalah Kasub Drive/ Kakanlog sesuai tingkatan wilayah operasionalnya. Dalam pelaksanaannya, Kasub Divre/ Kakanlog membentuk Satgas Raskin, Pemkab/ Pemko setempat sesuai dengan tingkatan wilayahnya turut bertanggung jawab dalam penyelesaian administrasi dan pembayaran Raskin.

Penanggung jawab data dasar untuk penetapan keluarga Sasaran Penerima Manfaat Raskin adalah Kepala BKKBN setempat. Penanggung jawab penetapan jumlah kelurga miskin dan kuantum beras adalah Gubernur/ Bupati/ Walikota sesuai tingkatan wilayahnya sebagai hasil konsultasi teknis dengan instansi terkait dengan mempertimbangkan kondisi objektif daerah yang bersangkutan.

Penanggung jawab pengesahan keluarga miskin yang menerima Raskin di setiap titik distribusi adalah camat sebagai hasil musyawarah desa yang ditetapkan oleh kepala desa yang ditetapkan oleh kepala desa/ lurah setempat. Penggung jawab penanganan pengaduan masyarakat adalah kepala dinas/ badan BPM bersama-sama unsur-unsur inspektorat dan pengawasan Drive/ Sub Divre/ Kanlog Bulog.

2.3.1.2 Penentuan Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat

1. Data dasar penentuan RTM sasaran adalah hasil pendapatan sosial ekonomi BPS.

2. Prioritas penerima manfaat beras Raskin adalah untuk seluruh RTM dengan kategori sangat miskin, miskin dan untuk seluruh RTM dengan kategori hampir miskin.

3. Dalam hal ini penurunan RTM sasaran kategori hampir miskin ditentukan sesuai kondisi objektif di lapangan dan ditetapkan berdasarkan musyawarah desa/kelurahan setempat.

4. Identitas RTM penerima manfaat Program Raskin, harus sesuai dengan daftar nama dan alamat RTM yang telah ditetapkan BPS kabupaten/ kota.

2.3.1.3 Musyawarah Desa/ Kelurahan

1. Musyawarah Desa/ Kelurahan adalah forum komunikasi ditingkat desa/kelurahan yang dipimpin Kepala Desa/ Lurah, dihadiri oleh perangkat desa/kelurahan, lembaga pemberdayaan masyarakat dan tokoh agama untuk mendapatkan kesepakatan tentang:

- Daftar nama RTM penerima manfaat - Jadwal, waktu dan tempat distribusi

- Besaran biaya distribusi dari titik distribusi kepada RTM penerima manfaat.

2. Musyawarah desa/kelurahan dilaksanakan secara periodik minimal 1 (satu) tahun sekali dan diselenggarakan sebelum beras program Raskin di distribusikan.

3. Hasil musyawarah desa/kelurahan dituangkan dalam berita acara musyawarah desa/kelurahan yang ditandatangani kepala desa/lurah, badan permusyawaratan Desa (BPD) dan diketahui oleh Camat setempat, dengan melampirkan daftar nama-nama Rumah Tangga Miskin Penerima Manfaat (DPM-1) dan daftar hadir peserta musyawarah.

4. Daftar nama-nama RTM hasil musyawarah desa/musyawarah kelurahan ditempel dalam Papan Pengumuman desa/ kelurahan dan dilaporkan secara berjenjang ketingkat kecamatan, kabupaten/ kota dan Provinsi.

5. Daftar Rumah Tangga Miskin/ Sasaran Penerima Manfaat (DPM-1) dijadikan dasar sebagai penerbit Surat Permintaan Alokasi (SPA) oleh Bupati/ Walikota kepada perum BULOG melalui Sub Drive setempat.

2.3.1.4 Mekanisme Distribusi

1. Bupati/ Walikota mengajukan Surat Permintaan Alokasi (SPA) kepada Kepala Sub Divisi Regional Perum BULOG berdasarkan Alokasi pagu Raskin dan Rumah Tangga sasaran penerima manfaat di masing-masing kecamatan/ desa/ kelurahan.

2. SPA yang tidak dapat dilayani sebagian atau seluruhnya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan, maka pagu dapat direlokasikan kedaerah lain dengan penerbitkan SPA baru yang menunjukkan pada SPA yang tidak dapat dilayani,

3. Berdasarkan SPA, Sub Drive menerbitkan SPPB/ DO beras untuk masing- masing kecamatan/ kelurahan/ desa kepada pelaksana Raskin. Apabila terdapat tunggakan Harga Penjualan Beras (HPB) pada periode sebelumnya maka penerbitan SPPB/ DO periode berikutnya ditangguhkan sampai ada pelunasan. 4. Berdasarkan SPPB/ DO, pelaksanaan Raskin mengambil beras digudang

penyimpanan Perum BULOG, mengangkut dan menyerahkan beras Raskin kepada pelaksana Distribusi. Kualitas beras yang diserahkan, sesuai dengan standar kualitas BULOG. Apabila tidak memenuhi standar kualitas maka beras dikembalikan kepada pelaksana Raskin untuk ditukar/diganti.

5. Serah terima beras Raskin dari pelaksana Raskin kepada pelaksana distribusi di titik Distribusi dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima (BAST) yang merupakan pengalihan tanggung jawab.

7. Mekanisme distribusi secara rinci diatur dalam Pedoman Teknis Raskin kabupaten/ kota. Disesuaikan dengan kondisi objektif masing-masing daerah.

2.3.1.5 Administrasi Distribusi

1. Penyerahan beras dititik Distribusi dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima (BAST) yang ditandatangani oleh Satker Sub Drive sebagai pihak yang menyerahkan dan Pelaksanaan Distribusi Sebagai Pihak yang menerima beras. BAST tersebut diketahui dan ditandatangani oleh Kepala Desa/ Lurah/ Camat atau pejabat yang mewakili/ ditunjuk. Nama dan identitas penandatanganan dicatumkan secara jelas dan dicap/ stempel/ desa/ kelurahan/ kecamatan.

2. Berdasarkan BAST, Sub Drive membuat rekapilutasi Berita Acara Raskin masing-masing desa/ kelurahan (MBA-0) yang ditandatangani oleh Satker Raskin Sub Drive dan Satker Raskin Kecamatan serta serta diketahui dan ditandatangani oleh Camat atau pejabat yang mewakili/ditunjuk.

3. Berdasarkan MBA-0, Sub Drive membuat rekapilutasi Berita Acara Pelaksanaan Raskin Kecamatan (MBA-1) yang ditandatangani oleh Kasub Drive dan Bupati/Walikota atau pejabat yang mewakili, serta seorang saksi dari Tim Program Raskin kabupaten/ kota. Nama dan identitas penandatanganan dicantumkan secara jelas dan dicap/ stempel.

4. Pembuatan MBA-1 bisa dilakukan secara bertahap tanpa harus menunggu selesainya seluruh pendistribusian bulan bersangkutan. Dengan demikian dalam satu kabupaten/kota untuk bulan alokasi yang sama dimungkinkan dibuat lebih dari satu (satu) MBA-1. MBA-1 Asli dikirimkan ke Drive provinsi dengan dilampiri copy SPA dan Rekap SPPB/ DO Asli (MDO). Sebelum MBA-1 berikut lampirannya dikirim ke Drive propinsi, terlebih dahulu dilakukan verifikasi untuk menguji kelengkapan dan ketetapan dokumen administrasi.

5. Selanjutnya dikirim ke kantor pusat Perum BULOG.\

2.3.1.6 Biaya Operasional Raskin

1. Biaya Operasi raskin disediakan untuk memenuhi kebutuhan biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan Raskin sampai dengan di Titik Distribusi menjadi perum BULOG.

2. Pengeluaran biaya operasional Raskin dilakukan secara efisiensi.

3. Biaya Raskin terdiri dari biaya umum dan biaya operasional, termasuk pajak, Biaya umum antara lain digunakan untuk pembuatan brosur, poster dan lain- lain.

4. Biaya operasional terdiri dari biaya distribusi dan biaya pendukung. Biaya distribusi meliputi biaya angkutan, pengemasan bila diperlukan, susut, cadangan resiko (uang palsu dll). Biaya pendukung antara lain meliputi biaya administrasi seperti ATK, materi, biaya transfer dan lain-lain. Biaya pendukung selanjutnya pembuatan laporan, honor, biaya koordinasi dan biaya rapat, biaya sosialisasi, monitoring dan evaluasi (yang tidak dibiayai dari APBN).

5. Ongkos dari titik distribusi sampai ke penerima manfaat di alokasikan dari APBN setempat atau swadaya masyarakat.

Pengeluaran biaya operasional Raskin harus di pertanggung jawabkan dengan dilengkapi bukti-bukti pengeluaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan realisasi biaya operasional Raskin dilaporkan ke Drive Perum BULOG.

Dokumen terkait