• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Alternatif Strategi Pemasaran Roti Kacang di Kota

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Strategi Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

5.2.4 Penentuan Alternatif Strategi Pemasaran Roti Kacang di Kota

Langkah terakhir dalam penyusunan strategi pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi adalah penentuan alternatif strategi pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi. Strategi pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi dilakukan dengan membuat matriks SWOT. Matriks SWOT terdiri dari faktor – faktor strategi, yaitu internal (kekuatan dan kelemahan) serta eksternal (peluang dan ancaman). Matriks SWOT menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategi utama, yaitu Strengths-Opportunities (SO), Weaknesses-Oppurtumities (WO), Strengths-Threats (ST), dan Weakness-Threats (WT). Matriks SWOT pada penentuan alternatif strategi pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi disajikan dalam Tabel 14.

Tabel 14. Matriks SWOT

IFAS

EFAS

Kekuatan/Strengths (S)

1. Keunggulan produk memiliki berbagai cita rasa dan ukuran kemasan

2. Stabilnya usaha roti kacang dari segi keuangan/finansial

3. Harga jual per produk terjangkau

4. Jumlah output produksi siap jual

Kelemahan/Weakness (W) 1. Minimnya upaya

promosi yang dilakukan

2. Jumlah tenaga kerja masih tergolong rendah

Peluang

/ Opportunities (O)

1. Adanya permintaan pasar dari luar daerah sentra produksi

2. Penggunaan teknologi tergolong modern

3. Adanya bantuan dari pihak pemerintah

Strategi SO

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi roti kacang untuk pemasaran yang lebih luas, baik domestik maupun luar negeri (S1, S2, O1)

2. Meningkatkan penggunaan teknologi modern guna

menghasilkan produk roti kacang dengan harga terjangkau

(S2,S3, O2)

3. Pemanfaatan bantuan dana dari pemerintah untuk meningkat produksi roti kacang siap jual (S4, O3)

Strategi WO

1. Memanfaatkan bantuan dari pihak pemerintah untuk mempromosikan berbagai produk yang telah dihasilkan (W1, O1, O3)

2. Penggunaan teknologi modern guna menutupi minimnya jumlah tenaga kerja (W1, O2)

Ancaman/Threats (T) 1. Adanya produk pesaing 2. Bahan baku kurang tersedia

Strategi ST

1. Meningkatkan produk yang memiliki cita rasa yang digemari pelanggan (S1, S2, S3, T1) 2. Memanfaatkan harga yang

terjangkau guna memenangkan persaingan (S2, S3, S4, T1) 3. Mencari sumber bahan baku lain

guna mengamankan ketersediaan bahan baku roti kacang (S2, T1)

Strategi WT 1. Mempertahankan pelanggan (W1, T1) 2. Meningkatkan sosialisasi tentang seminar kewirausahaan dibidang usaha industri roti kacang dan

meningkatkan kesadaran akan

gunanya promosi (W1, W2, T1, T2)

Pada Tabel 14 terdapat empat kemungkinan strategi dalam pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi. Namun, hanya ada satu strategi yang digunakan dalam pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi. Strategi yang digunakan sesuai dengan posisi yang telah diketahui dalam matriks posisi SWOT. Posisi matriks SWOT pada pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi berada pada kuadran I, dimana strategi yang digunakan adalah strategi agresif.

Strategi agresif merupakan situasi dimana perusahaan menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada dalam melakukan ekspansi, terus melakukan pertumbuhan sehingga diraih kemajuan.Strategi agresif atau strategi SO (Strengths Opportunities) melihat antara kekuatan dengan peluang, dimana strategi – strategi yang digunakan dalam pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi adalah: 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi roti kacang untuk pemasaran

yang lebih luas, baik domestik maupun luar negeri (S1, S2, O1)

Upaya peningkatan kuantitas dan kualitas produk roti kacang merupakan faktor penting di dalam usaha roti kacang. Kuantitas dan kualitas yang terus meningkat akan membuka peluang untuk produk roti kacang dapat bersaing dengan produk lain di pasar untuk memperoleh pelanggan. Kuantitas dan kualitas yang terus meningkat akan menempatkan roti kacang tersebut dapat bersaing di setiap pasar. Semakin baik kualitas dan kuantitas dapat terpenuhi maka, peluang bersaing di pasar luar negeri akan terbuka lebar.

Upaya peningkatan kuantitas yaitu dengan menambah jumlah bahan baku yang dapat diolah setiap hari, dengan peningkatan jumlah bahan baku, maka kuantitas produk dapat tercapai, hal ini juga dibarengi dengan peningkatan

jumlah modal dan tenaga kerja. Peningkatan kualitas yakni memperbaiki kualitas kemasan agar lebih menarik dengan menambahkan variasi produk dan jumlah produk berdasarkan satu kemasan.

2. Meningkatkan penggunaan teknologi modern guna menghasilkan produk roti kacang dengan harga terjangkau(S2,S3, O2)

Penggunaan teknologi modern berhubungan erat dengan harga produk yang semakin terjangkau. Hal ini didasari, semakin modern mesin yang digunakan maka akan menghasilkan peningkatan kuantitas dan kualitas produk. Semakin banyak produk yang dihasilkan dalam proses produksi, maka biaya rata – rata yang diperlukan untuk menghasilkan produk akan semakin kecil. Biaya yang semakin kecil akan berdampak positif bagi konsumen, yakni harga produk akan semakin terjangkau.

3. Pemanfaatan bantuan dana dari pemerintah untuk meningkatkan produksi roti kacang siap jual(S4, O3)

Pemanfaatan bantuan dari pemerintah yang tepat sasaran dalam usaha roti kacang dapat menjadi salah satu faktor penunjang peningkatan produksi roti kacang. Bantuan pemerintah yang bersifat produktif seperti, pembelian mesin baru, pembelian alat – alat penunjang lainnya seperti oven, dibutuhkan produsen roti kacang agar output roti kacang yang dapat dihasilkan per hari dapat meningkat.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

1. Secara internal kekuatan usaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi adalah keunggulan produk memiliki berbagai cita rasa ukuran dan kemasan, stabilnya usaha roti kacang dari segi keuangan/finansial, harga jual per produk terjangkau dan jumlah output produksi tiap jual. Secara internal kelemahan usaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi adalah minimnya upaya promosi dan jumlah tenaga kerja tergolong sedikit.

2. Secara eksternal peluang usaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi adalah adanya permintaan pasar dari luar daerah sentra produksi, penggunaan teknologi tergolong modern dan adanya bantuan dari pihak pemerintah. Secara eksternal ancaman usaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi adalah adanya produk pesaing dan bahan baku kurang tersedia.

3. Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi adalah strategi agresif atau strategi SO (Strength Oppurtunities) dengan melakukan kegiatan sebagai berikut: meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi roti kacang untuk pemasaran yang lebih luas baik domestik maupun luar negeri, meningkatkan penggunaan teknologi modern guna menghasilkan produk roti kacang dengan harga terjangkau dan pemanfaatan bantuan dana dari pemerintah untuk meningkatkan produksi roti kacang siap jual.

6.2 Saran

1. Kepada pengusaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi

a. Diharapkan pengusaha roti kacang meningkatkan upaya pemasaran melalui menyebarkan iklan dan penawaran produk secara giat sehingga produk roti kacang lebih dikenal oleh lapisan luas masyarakat dan perusahaan menjadi lebih berkembang.

b. Diharapkan pengusaha roti kacang memperluas jangkauan pemasaran melalui peningkatan kerja sama kemitraan dengan perusahaan industri lainnya.

c. Diharapkan pengusaha roti kacang selalu berkompentitif maupun inovatif dalam kegiatan produksi maupun pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi.

2. Kepada Pemerintah

a. Kepada pemerintah agar tetap memberi dukungan kepada perusahaan roti kacang di Kota Tebing Tinggi secara adil dan merata, perlunya bantuan agar perusahaan roti kacang di Kota Tebing Tinggi lebih berkembang menjadi industri yang lebih besar.

b. Pemerintah diharapkan memberikan fasilitas dengan pihak perbankan agar lebih mudah dalam memperoleh pinjaman modal dalam mendirikan usaha maupun mengembangkan usaha.

c. Kepada pemerintah, terkhusus Dinas Perindustrian untuk melakukan kunjungan pendataan ulang agar diperoleh informasi mengenai profil dan karakteristik usaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi.

3. Kepada peniliti selanjutnya

a. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut mengenai strategi pemasaran roti kacang di daerah selain di Kota Tebing Tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous,2010.http://tanamanpangan.pertanian.go.id/files/PednisKac_2012.pdf, diakses tanggal 26 Februari 2015.

Anonimous,2012.http://m.vemale.com/kesehatan/15557-kacang-hitam-superfood- sumber-anti-oksidan.html, diakses tanggal 27 Februari 2015.

Astawan, M. 2009. Sehat Dengan Hidangan Kacang dan Biji Bijian. Swadaya. Jakarta.

Bangun, A. 2010. Analisis Efisiensi PemasaranUdang Windu (Penaeus Monodon) di Desa Panimbang Serang, Banten. IPB. Bogor.

Basu Swasta dan T. Hani Handoko, William J. Stanton. 2004. Management Pemasaran Modern. PT. Grasindo Persada. Jakarta.

Cahyono,B. 2000. Budidaya Air Ikan Tawar. Kanisius. Yogyakarta.

Cannon, P dan Mc Carthy, 2008. Pemasaran Dasar (Pendekatan Manajerial Global). Salemba Empat. Jakarta.

Craven, W. 2003. Pemasaran Strategis. Erlangga,. Jakarta

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2003. Profil Kabupaten/ Kota Tebing Tinggi. Tebing Tinggi.

Fuad, M, dkk. 2000, Pengantar Bisnis. PT Gramedia. Jakarta. Gultom, H. 1996. Tata Niaga Pertanian

Hanafi, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian.Andi Offset. Yogyakarta. Haryoto, 2009. Membuat Aneka Olahan Kacang Tanah. Kanisius. Yogyakarta. Hasan, I. 2002. Pokok Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Ghalia Indonesia. Jakarta.

Kotler dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran 1. Edisi keduabelas. PT Indeks. Jakarta.

Kotler, P. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.

Kurtz, D. 2008. Pengantar Bisnis Kontemporer. Buku 1. Salemba Empat, Jakarta. Meuthia,L. 2010. Analisis Saluran Pemasaran Susu Sapi di Desa Amplas

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Nitisemito, A. 2001.ManajemenPersonalia. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Rahardi, F, Rony Palungkuan, dan Asiani Budiarti. 2001. Agribisnis Tanaman Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rangkuti, F. 1997. Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Saaty, T. 1988. Multicriteria Decisions Making The Analytic Hierarchy

Process, University of Pittsburgh.

Sakrani, 1978. Efisiensi Tataniaga Beras di Sumatera Barat Analisis Keterpaduan Pasar. IPB. Bogor.

Sihombing, L. 2010. Tata Niaga Hasil Pertanian. USU Press. Medan.

Sinaga, M. 2009. Sistem Pemasaran Kelapa di Desa Bagan Baru Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sudiyono, A. 2004. Pemasaran Pertanian. Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang (UMM Press). Malang.

Surahman, D. 2007. Agroindustri Sebagai Langkah Nyata Dalam Peningkatan dan Percepatan Ekonomi Masyarakat. Majalah Inovasi. Edisi 05/Desember 2007.

Wibowo, S. 1999. Pedoman Mengelola Perusahaan Kecil. Swadaya. Jakarta. Winardi, 2000, Manajer dan Manajemen. Citra Aditya Bakti. Bandung.

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

No. Indikator Parameter

I Faktor Internal

1 Variasi Produk a. > 2 varian rasa dan produk olahan lainnya

b. 2 varian rasa

c. 1 varian rasa

d. tidak ada varian rasa

2 Upaya Promosi a. 4 kali/tahun

b. 2 – 4 kali/ tahun

c. < 2 kali / tahun

d. Tanpa Promosi

3 Penggunaan Modal Usaha a. > Rp. 50.000.000

b. Rp. 30.000.000 - Rp. 50.000.000

c. Rp. 10.00.000 - Rp. 30.000.000

d. < Rp. 5.000.000

4 Jumlah Produksi per hari a. 400 - 500 kotak

b. 300 – 200 kotak

c. 200 - 100 kotak

d. <100 kotak

5 Jumlah Tenaga Kerja a. >100 orang

b. 50 - 100 orang

c. 20 - 50 orang

d. < 20 orang

6 Harga Jual per Kotak a.Rp. 25.000 – Rp. 30.000 b.Rp. 14.000 – Rp. 25.000 c.Rp. 14.000 – Rp. 10.000 d.<Rp. 10.0000

II Faktor Eksternal

1 Permintaan Pasar a.Ekspor Ke Luar Negeri

b.Ekspor Ke Luar Tebing Tinggi

c.Hanya di Kota Tebing Tinggi dan sekitarnya d.Hanya di pabrik

2 Produk Pesaing a.Tidak ada produk pesaing b.<3 produk pesaing

c.3 produk pesaing d.>3 produk pesaing 3 Penggunaan Teknologi a.Sangat Modern

b.Modern

c.Kurang Modern d.Tidak Modern

4 Dukungan Pemerintah a.Sangat Mendukung b.Mendukung

c.Kurang Mendukung d.Tidak Mendukung 5 Bahan Baku a.Sangat Tersedia

b.Banyak Tersedia c.Kurang Tersedia d.Tidak Tersedia

Lampiran 2. Parameter Penilaian Faktor Kekuatan. Kelemahan, Peluang, dan Ancaman Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

Sampel Parameter Skor

Faktor Internal Faktor Eksternal

A B C D E F A B C D E 1 4 3 3 3 1 3 3 1 3 4 2 30 2 3 1 3 3 1 3 3 1 3 2 2 24 3 3 1 3 3 2 4 3 1 3 4 2 29 Total 10 5 9 9 4 10 9 3 9 10 6 83 Rataan 3,3 1,6 3 3 1,3 3,3 3 1 3 3,3 2 27,6 Keterangan:

1. Sampel 1,2,3 adalah pengusaha industri roti kacang di Kota Tebing Tinggi 2. Faktor Internal : 3. Faktor Eksternal:

A = Variasi Produk A = Permintaan Pasar B = Upaya Promosi B = Perusahaan Pesaing C = Penggunaan Modal Usaha C = Penggunaan Teknologi D = Jumlah Produksi per hari D = Dukungan Pemerintah E = Jumlah Tenaga Kerja E = Bahan Baku

Lampiran 3. Penilaian Tingkat Kepentingan Faktor Internal (IFAS)

No Faktor Skala Nilai Faktor

1 Variasi Produk 3 2 1 2 3 Upaya Promosi

2 Variasi Produk 3 2 1 2 3 Penggunaan Modal Usaha 3 Variasi Produk 3 2 1 2 3 Jumlah Produksi per hari 4 Variasi Produk 3 2 1 2 3 Jumlah Tenaga Kerja 5 Variasi Produk 3 2 1 2 3 Harga jual per kotak 6 Upaya Promosi 3 2 1 2 3 Penggunaan Modal Usaha 7 Upaya Promosi 3 2 1 2 3 Jumlah Produksi per hari 8 Upaya Promosi 3 2 1 2 3 Jumlah Tenaga Kerja 9 Upaya Promosi 3 2 1 2 3 Harga jual per kotak 10 Penggunaan Modal Usaha 3 2 1 2 3 Jumlah Produksi per hari 11 Penggunaan Modal Usaha 3 2 1 2 3 Jumlah Tenaga Kerja 12 Penggunaan Modal Usaha 3 2 1 2 3 Harga jual per kotak 13 Jumlah Produksi per hari 3 2 1 2 3 Jumlah Tenaga Kerja 14 Jumlah Produksi per hari 3 2 1 2 3 Harga jual per kotak 15 Jumlah Tenaga Kerja 3 2 1 2 3 Harga jual per kotak

Lampiran 4. Penilaian Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal (EFAS)

No Faktor Skala Nilai Faktor

1 Permintaan pasar 3 2 1 2 3 Perusahaan Pesaing 2 Permintaan pasar 3 2 1 2 3 Penggunaan Teknologi 3 Permintaan pasar 3 2 1 2 3 Dukungan pemerintah 4 Permintaan pasar 3 2 1 2 3 Bahan baku

5 Perusahaan pesaing 3 2 1 2 3 Penggunaan Teknologi 6 Perusahaan pesaing 3 2 1 2 3 Dukungan Pemerintah 7 Perusahaan pesaing 3 2 1 2 3 Bahan baku

8 Penggunaan Teknologi 3 2 1 2 3 Dukungan Pemerintah 9 Penggunaan Teknologi 3 2 1 2 3 Bahan Baku

Lampiran 5. Hasil Penilaian Faktor Internal (IFAS) Sampel 1 Sampel 2 A B C D E F A 1 2 1 1 3 2 B 1/2 1 3 2 2 2 C 1 1/3 1 2 1 2 D 1 1/2 1/2 1 2 1 E 1/3 1/2 1 1/2 1 3 F 1/2 1/2 1/2 1/3 1/3 1 Sampel 3 Keterangan: A = Variasi Produk B = Upaya Promosi

C = Penggunaan Modal Usaha D = Jumlah Produksi per hari E = Jumlah Tenaga Kerja F = Harga jual per produk

A B C D E F A 1 2 2 2 1 1 B 1/2 1 3 2 2 3 C 1/2 1/3 1 3 1 3 D 1/2 1/2 1/3 1 1 1 E 1 1/2 1 1 1 2 F 1 1/3 1/3 1 1/2 1 A B C D E F A 1 2 1 2 2 3 B 1/2 1 3 2 3 2 C 1 1/3 1 2 2 2 D 1/2 1/2 1/2 1 2 3 E 1/2 1/3 1/2 1/2 1 2 F 1/3 1/2 1/2 1/3 1/2 1

Lampiran 6. Hasil Penilaian Faktor Eksternal (EFAS) Sampel 1 Sampel 2 A B C D E A 1 3 2 2 2 B 1/3 1 3 3 3 C 1/2 1/3 1 2 3 D 1/2 1/3 1/2 1 2 E 1/2 1/3 1/3 1/2 1 Sampel 3 Keterangan: A = Permintaan Pasar B = Perusahaan Pesaing C = Penggunaan Teknologi D = Dukungan Pemerintah E = Bahan Baku A B C D E A 1 3 2 1 2 B 1/3 1 2 3 2 C 1/2 1/2 1 3 2 D 1 1/3 1/3 1 2 E 1/2 1/2 1/2 1/2 1 A B C D E A 1 3 3 3 2 B 1/3 1 2 3 2 C 1/3 1/2 1 2 3 D 1/3 1/3 1/2 1 2 E 1/2 1/2 1/3 1/2 1

Lampiran 7. Hasil Perhitungan Nilai Rata – Rata Geometris Faktor Internal (IFAS)

Rumus:

G = √

Ket: x1 = Nilai sel i untuk sampel 1 x2 = Nilai sel i untuk sampel 2 x3 = Nilai sel i untuk sampel 3 xn = Nilai sel i untuk sampel n

Contoh perhitungan mencari nilai rata – rata geometris : GAB = √ = 2 A B C D E F A 1 2 1,25 1,58 1,81 1,81 B 0,55 1 3 2 2,28 2,28 C 0,79 0,33 1 2,28 1,25 2,28 D 0,62 0,5 0,43 1 1,58 1,44 E 0,55 0,43 0,79 0,62 1 2,28 F 0,55 0,43 0,43 0,69 0,43 1 Total 4,06 4,69 6,9 8,17 8,35 11,09

Lampiran 8. Hasil Perhitungan Nilai Rata – Rata Geometris Faktor Eksternal (EFAS)

Rumus:

G = √

Ket: x1 = Nilai sel i untuk sampel 1 x2 = Nilai sel i untuk sampel 2 x3 = Nilai sel i untuk sampel 3 xn = Nilai sel i untuk sampel n

Contoh perhitungan mencari nilai rata – rata geometris : GAB = √ = 3 A B C D E A 1 3 2,28 1,81 2 B 0,33 1 2,28 3 2,28 C 0,43 0,48 1 2,28 2 D 0,62 0,5 0,43 1 1,58 E 0,5 0,5 0,38 0,5 1 Total 2,88 5,48 6,37 8,59 8,86

Lampiran 9. Normalisasi Faktor Internal (IFAS)

Contoh perhitungan menormalisasi : AA =

= 0,25

Contoh perhitungan mencari nilai rata – rata :

A = = 0,24 A B C D E F Rata – Rata A 0,25 0,43 0,19 0,20 0,22 0,17 0,24 B 0,14 0,21 0,44 0,24 0,28 0,20 0,26 C 0,16 0,07 0,14 0,28 0,15 0,20 0,17 D 0,17 0,11 0,06 0,13 0,19 0,14 0,13 E 0,14 0,09 0,11 0,07 0,12 0,20 0,12 F 0,14 0,09 0,06 0,08 0,04 0,09 0,08 Total 1 1 1 1 1 1 1

Lampiran 10. Normalisasi Faktor Eksternal (EFAS)

Contoh perhitungan menormalisasi : AA =

= 0,35

Contoh perhitungan mencari nilai rata – rata :

A = = 0,34 A B C D E Rata – Rata A 0,35 0,55 0,36 0,21 0,22 0,34 B 0,11 0,19 0,36 0,35 0,26 0,26 C 0,15 0,08 0,15 0,26 0,22 0,17 D 0,21 0,09 0,07 0,12 0,18 0,13 E 0,18 0,09 0,06 0,06 0,12 0,10 Total 1 1 1 1 1 1

Lampiran 11. Penentuan Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

No Uraian Skor Keterangan

1 2 3 4 5 6 Variasi Produk Upaya Promosi

Penggunaan Modal Usaha Jumlah Produksi per Hari Jumlah Tenaga Kerja Harga Jual per Produk

3,3 1,6 3 3 1,3 3,3 Kekuatan Kelemahan Kekuatan Kekuatan Kelemahan Kekuatan

Lampiran 12. Penentuan Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

No Uraian Skor Keterangan

1 2 3 4 5 Permintaan Pasar Perusahaan Pesaing Pengunaan Teknologi Dukungan Pemerintah Bahan Baku 3 1 3 3,3 2 Peluang Ancaman Peluang Peluang Ancaman

Lampiran 13. Pembobotan Faktor Internal (IFAS)

Faktor – Faktor Strategis Internal Bobot 1. Variasi Produk

2. Upaya Promosi

3. Penggunaan Modal Usaha 4. Jumlah Produksi per Hari 5. Jumlah Tenaga Kerja 6. Harga Jual per Produk

0,24 0,26 0,17 0,13 0,12 0,08 Total 1

Lampiran 14. Pembobotan Faktor Eksternal (EFAS)

Faktor – Faktor Strategis Eksternal Bobot 6. Permintaan Pasar 7. Perusahaan Pesaing 8. Penggunaan Teknologi 9. Dukungan Pemerintah 10.Bahan Baku 0,34 0,26 0,17 0,13 0,10 Total 1

Lampiran 15. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal (IFAS)

Faktor – Faktor Strategis Internal

Bobot Skor Bobot x Skor Kekuatan

1. Variasi Produk 2. Penggunaan Modal

Usaha

3. Jumlah Produksi per Hari

4. Harga Jual per Produk Kelemaha

1. Upaya Promosi 2. Jumlah Tenaga Kerja

0,24 0,17 0,13 0,08 0,26 0,12 3,3 3 3 3,3 1,6 1,3 0,79 0,51 0,39 0,26 0,41 0,15 Total 1 15,5 2,51

Lampiran 16. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Eksternal (EFAS)

Faktor – Faktor Strategis Eksternal

Bobot Skor Bobot x Skor Peluang 1. Permintaan Pasar 2. Penggunaan Teknologi 3. Dukungan Pemerintah Ancaman 1. Perusahaan Pesaing 2. Bahan Baku 0,34 0,17 0,13 0,26 0,10 3 3 3,3 1 2 1,02 0,51 0,42 0,26 0,20 Total 1 12,3 2,41

Dokumen terkait