• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMASARAN ROTI KACANG

DI KOTA TEBING TINGGI

SKRIPSI

FUTRI MEDWINA

110304119

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

STRATEGI PEMASARAN ROTI KACANG

DI KOTA TEBING TINGGI

SKRIPSI

FUTRI MEDWINA

110304119

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Satia Negara Lubis, MEc Dr. Ir. Rahmanta Ginting, MSi

NIP. 196302041997031001 NIP. 196309281998031001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)

ABSTRAK

Futri Medwina (110304119) dengan judul skripsi “Strategi Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi” dibawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, MEcsebagai Ketua Komisi pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, MSi sebagai Anggota Komisi pembimbing.

Kota Tebing Tinggi dikenal sebagai wilayah yang mengandalkan industri dan perdagangan. Sebagai penyumbang kegiatan ekonomi terbesar, sektor industri tidak bisa mengenyampingkan keberadaan industri-industri kecil dan rumahan. Sejak sekitar tahun 2005 di Kota Tebing Tinggi muncul makanan baru, yakni Roti Kacang (di kota lain disebut Bakpia). Roti kacang kini menjadi oleh – oleh kuliner khas Tebing Tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada pemasaran kue kacang di Kota Tebing Tinggi serta untuk menentukan strategi pemasaran kue kacang di Kota Tebing Tinggi. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif yaitu matriks SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kekuatan (variasi produk, modal dan harga jual), kelemahan (promosi dan tenaga kerja), peluang (permintaan pasar, teknologi dan dukungan pemerintah), ancaman (perusahaan pesaing dan bahan baku). (2) Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi adalah strategi agresif atau strategi SO (Strength Oppurtunities) yaitu ada kekuatan yang dimanfaatkan untuk meraih peluang yang menguntungkan dengan melakukan kegiatan sebagai berikut: meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi roti kacang untuk pemasaran yang lebih luasbaik domestik maupun luar negeri, meningkatkan penggunaan teknologi modern guna menghasilkan produk roti kacang dengan harga terjangkau dan pemanfaatan bantuan dana dari pemerintah untuk meningkatkan produksi roti kacang siap jual

(4)

RIWAYAT HIDUP

Futri Medwina lahir di Medanpada tanggal 5 Juni 1993. Anak dari Bapak Drs. H. Pardamean Siregar, MAP dan Ibu Hj. Nora Sibarani, MM.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1998 masuk Taman Kanak-kanak di TK Swasta Eria Medan dan tamat pada tahun 1999.

2. Tahun 1999 masuk Sekolah Dasar di SD Swasta Eria Medandan tamat pada tahun 2005.

3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Tebing Tinggidan tamat pada tahun 2008.

4. Tahun 2008 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1Tebing Tinggidan tamat pada tahun 2011.

5. Tahun 2011 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Ujian Masuk Bersama.

6. Bulan Agustus hingga September 2014 Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di KecamatanSecanggang, Desa Selotong, Kabupaten Langkat.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, Tuhan Yang Maha Kuasa atas anugrah dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul dari skripsi ini adalah “Strategi Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi”

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, MEcselaku Ketua Komisi pembimbing. 2. Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, MSisebagai Anggota Komisi pembimbing. 3. Ayahanda tercinta Drs. H. Pardamean Siregar, MAP dan Ibunda tercinta Hj.

Nora Sibarani, MM serta kakak tersayang Dewi Lestari Siregar, ST dan adik tersayang Andino Hamutur Siregaryang telah memberikan doa dan dukungan baik secara moril maupun materil bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh Dosen Departemen Agribisnis dan Kakak Bagian Tata Usaha dan Bagian Perpustakaan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

5. Kawan-Kawan Seperjuangan, Nelfita Rizka, Sri Wahyuni, Meinia, Fadli, Fitrah dan Fadil.

(6)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis ucapkan terima kasih dan berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan.

Medan, Agustus 2015

(7)

DAFTAR ISI

1.3 Tujuan Penelitian ...4

1.4Kegunaan Penelitian ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Pustaka ...5

2.2 Peneliti Terdahulu...6

2.3Landasan Teori ...7

2.3.1 Konsep Dasar Pemasaran ...7

2.3.2 Teori Strategi Pemasaran Pemasaran ...8

2.3.3 Bauran Pemasaran ...11

2.3.4 SWOT ...12

2.3.5 Matriks SWOT ...15

2.4 Kerangka Pemikiran ...16

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Metode Penentuan Daerah Penelitian...18

3.2Metode Pengambilan Sampel ...19

3.3Metode Pengumpulan Data ...19

3.4Metode Analisis Data ...19

3.5Defenisi dan Batasan Operasional ...23

3.5.1 Defenisi ...23

(8)

BAB IV DESKRIPTIF DAERAH PENELITIAN DAN KARATERISTIK

INDUSTRI ROTI KACANG

4.1Deskripsi Daerah Penelitian ...25

4.1.1 Kecamatan Tebing Tinggi Kota ...26

4.2.1 Kecamatan Padang Hulu ...27

4.2 Karakteristik Industri Roti Kacang Tebing Tinggi ...28

4.2.1 Karateristik sampel...28

4.2.2 Tenaga Kerja...29

4.2.3 Permodalan ...29

4.2.4 Bahan Baku...29

4.2.5 Fasilitas Perusahaan ...30

4.3 Proses Pembuatan Roti Kacang ...31

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancamandalam Mempengaruhi Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi ...33

5.1.1 Kekuatan dalam Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi ...33

5.1.2 Kelemahan dalam Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi...35

5.1.3 Peluang dalam Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi 37 5.1.4 Ancaman dalam Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi ...38

5.2Strategi Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi ...40

5.2.1 Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi ...40

5.2.2 Pembobotan Faktor Internal dan Faktor Eksternal...43

5.2.3 Penentuan Strategi Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi ...45

(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ...55 6.2Saran ...56

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

No. JUDUL HALAMAN

1. Matriks SWOT 16

2. Jumlah Industri Pembuatan Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

18

3. Skala Penilaian Perbandingan 20

4. Matriks SWOT 22

5. Karakteristik Sampel 28

6. Kebutuhan bahan baku pada industri roti kacang di Kota Tebing Tinggi

30

7. Skor Rata – Rata Faktor Internal dan Faktor Eksternal 39 8. Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan Faktor

Eksternal (Peluang dan Ancaman) Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

42

9. Pembobotan Faktor – Faktor Internal 44

10. Pembobotan Faktor – Faktor Eksternal 45 11. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal (IFAS) 46 12. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Eksternal (EFAS) 47 13. Gabungan Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal dan

Eksternal Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

48

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. JUDUL HALAMAN

1. Matriks Posisi SWOT 14

2. Skema Kerangka Pemikiran 17

3. Skema Pembuatan Roti Kacang 31

4. Matriks Posisi Strategi Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. JUDUL

1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

2. Parameter Penilaian Faktor Kekuatan. Kelemahan, Peluang, dan Ancaman Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

3. Penilaian Tingkat Kepentingan Faktor Internal (IFAS) 4. Penilaian Tingkat Kepentingan Faktor Eksternal (EFAS) 5. Hasil Penilaian Faktor Internal (IFAS)

6. Hasil Penilaian Faktor Eksternal (EFAS)

7. Hasil Perhitungan Nilai Rata – Rata Geometris Faktor Internal (IFAS) 8. Hasil Perhitungan Nilai Rata – Rata Geometris Faktor Eksternal (EFAS) 9. Normalisasi Faktor Internal (IFAS)

10. Normalisasi Faktor Eksternal (EFAS)

11. Penentuan Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

12. Penentuan Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

13. Pembobotan Faktor Internal (IFAS) 14. Pembobotan Faktor Eksternal (EFAS)

(13)

ABSTRAK

Futri Medwina (110304119) dengan judul skripsi “Strategi Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi” dibawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, MEcsebagai Ketua Komisi pembimbing dan Bapak Dr. Ir. Rahmanta Ginting, MSi sebagai Anggota Komisi pembimbing.

Kota Tebing Tinggi dikenal sebagai wilayah yang mengandalkan industri dan perdagangan. Sebagai penyumbang kegiatan ekonomi terbesar, sektor industri tidak bisa mengenyampingkan keberadaan industri-industri kecil dan rumahan. Sejak sekitar tahun 2005 di Kota Tebing Tinggi muncul makanan baru, yakni Roti Kacang (di kota lain disebut Bakpia). Roti kacang kini menjadi oleh – oleh kuliner khas Tebing Tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada pemasaran kue kacang di Kota Tebing Tinggi serta untuk menentukan strategi pemasaran kue kacang di Kota Tebing Tinggi. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif yaitu matriks SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kekuatan (variasi produk, modal dan harga jual), kelemahan (promosi dan tenaga kerja), peluang (permintaan pasar, teknologi dan dukungan pemerintah), ancaman (perusahaan pesaing dan bahan baku). (2) Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi adalah strategi agresif atau strategi SO (Strength Oppurtunities) yaitu ada kekuatan yang dimanfaatkan untuk meraih peluang yang menguntungkan dengan melakukan kegiatan sebagai berikut: meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi roti kacang untuk pemasaran yang lebih luasbaik domestik maupun luar negeri, meningkatkan penggunaan teknologi modern guna menghasilkan produk roti kacang dengan harga terjangkau dan pemanfaatan bantuan dana dari pemerintah untuk meningkatkan produksi roti kacang siap jual

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dewasa ini peran agroindustri dirasakan sangat penting dan memiliki nilai strategis dalam upaya peningkatan dan percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di pedesaan. Sektor agroindustri telah memberikan nilai tambah bagi hasil pertanian dan merupakan pembeli yang berkelanjutan dari produk pertanian. Agroindustri memperkaya keragaman lapangan kerja petani, membangun industri hilir dan hulu untuk mendapatkan nilai tambah dan membawa pemerataan pembangunan dan kesejahteraan sosial masyarakat, terutama pedesaan(Surahman, 2007).

(15)

Lemang. Bahan baku dari pembuatan roti kacang di Kota Tebing Tinggi adalah aneka kacang – kacangan. Diantaranya kacang hijau dan kacang hitam.

Kacang hijau dan aneka kacang merupakan komoditas strategis sebagai sumber pendapatan bagi petani yang memiliki arti dan peran dalam peningkatan kesejahteraan petani. Kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang selain dapat dijadikan bahan pangan dimanfaatkan juga sebagai bahan baku industri dan pakan ternak dalam bentuk bungkil. Pentingnya peran tersebut terlihat dengan semakin meningkatnya permintaan di dalam negeri dan semakin beragamnya produk – produk olahan berbahan baku kacang tanah, kacang hijau dan aneka kacang yang dihasilkan oleh industri berskala rumah tangga maupun oleh industri besar (Anonimous, 2010).

Aspek pemasaran merupakan kegiatan pendistribusian hasil produksi ke tangan konsumen dengan harga yang layak. Untuk melakukan pemasaran diperlukan manajemen yang baik agar pengusaha mendapatkan keuntungan yang diharapkan (Rahardi dkk, 2001).

Untuk roti kacang di Kota Tebing Tinggi, pihak yang memiliki peranan penting dalam pemasaran roti kacang adalah pedagang pengecer. Sebab, konsumen dapat memperoleh roti kacang melalui dua cara, yaitu langsung dari produsen dan melalui pedagang pengecer.

Para pemasar yang waspada sepertinya mampu melihat peluang yang menarik ke manapun mereka menoleh. Hal ini tentu saja masuk akal jika disadari bahwa kebanyakan orang memiliki kebutuhan yang tidak terpuaskan. Sayangnya, kebanyakan peluang terlihat “jelas” hanya setelah orang lain menemukannya.

(16)

para pemasar untuk memiliki kerangka berpikir dalam mempertimbangkan peluang yang mereka temukan (Cannon dkk, 2008).

Strategi pemasaran merupakan kunci dari suatu keberhasilan suatu produk. Meskipun banyak peluang yang terdapat dalam memasarkan roti kacang namun ancaman juga terdapat dalam usaha roti kacang. sebab tidak hanya satu usaha saja yang memasarkan, sehingga persaingan pasti terjadi.

Dari uraian yang dijelaskan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai menjadi alasan peneliti untuk meneliti analisis strategi pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apakah faktor internal dan eksternal pada pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi?

2. Bagaimanakah strategi pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal pada pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi.

2. Untuk menentukan strategi pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi.

1.4Kegunaan Penelitian

(17)

1. Sebagai bahan informasi bagi pengusaha roti kacang dalam peningkatan proses pemasaran produknya.

2. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak – pihak yang berkaitan terhadap pengembangan agroindustri.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Salah satu produk olahan kacang adalah roti kacang. Tekstur kuenya yang lembut merupakan khas roti kacang Tebing Tinggi. Roti kacang ini terbuat dari tepung roti dan tentu saja kacang. Sehingga roti kacang dijadikan makanan khas oleh – oleh dari Kota Tebing Tinggi. Varian rasa favorit pada roti kacang di Kota Tebing Tinggi adalah kacang hijau dan kacang hitam.

Kacang – kacangan merupakan sumber protein yang baik, dengan kandungan protein berkisar antara 20 – 35%. Selain itu, kacang – kacangan juga merupakan sumber lemak, vitamin, mineral dan serat pangan (dietary fiber). Protein kacang – kacangan umumnya kaya akan lisin, leusin dan isoleusin, tetapi terbatas dalam hal kandungan asam amino sulfur, yaitu metionin dan sistein. Kadar serat dalam kacang – kacangan mempunyai peran yang sangat penting, yaitu untuk mencegah berbagai penyakit akibat rendahnya serat di dalam makanan – makanan ala Barat (Astawan, 2009).

(19)

Kacang hitam tinggi protein. Kelebihannya dibanding kacang pada umumnya adalah kandungan antioksidan kacang hitam yang lebih tinggi dibandingkan kacang lainnya. Kelebihan lain dari kacang hitam adalah molybdenum yang sangat berlimpah dalam kacang hitam. Molybdenum adalah mineral yang berperan penting dalam penguraian dan detoks sulfit yang terdapat pada makanan.Kacang hitam bisa dikonsumsi seperti halnya kacang lain. Diolah sebagai aneka macam camilan, hingga menjadi bahan kue dan sup, kacang hitam memberikan cita rasa yang enak (Anonimous, 2012).

Roti kacang Tebing Tinggi hampir sama dengan bakpia dari Yogyakarta. Hanya kulitnya lebih tebal dengan taburan wijen di atasnya. Rasa roti kacang Tebing Tinggi enak dan sehat. Roti kacang Tebing Tinggi tanpa bahan pengawet dan diproduksi dalam industri rumah tangga yang bersih.Gula murni sudah jadi bahan pengawet. Jadi tak perlu pengawet lagi. Roti kacang ini bisa tahan 22 hari.

Roti kacang Tebing Tinggi dikemas dalam bentuk kotak. Kemasan besar berisi 27 roti, sedangkan kemasan kecil berisi 15 roti. Roti kacang dijual di pasar – pasar kota Tebing Tinggi dan sepanjang jalan lintas Tebing Tinggi.

2.2 Penelitian Terdahulu

(20)

agroindustri pancake durian, jumlah tenaga kerja pada agroindustri pancake durian dan promosi/sistem penjualan produk pancake durian. Peluang agroindustri pancake durian di daerah penelitian adalah ketersediaan bahan baku dalam agroindustri pancake durian, pangsa pasar produk pancake durian dan tingkat selera masyarakat terhadap produk pancake durian. Ancaman agroindustri pancake durian di daerah penelitian adalah perusahaan pesaing agroindustri pancake durian, pengeruh pergantian musim/cuacaterhadap agroindustri pancake durian dan daya beli masyarakat terhadap produk pancake durian. Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran agroindustri pancake durian di daerah penelitian adalah strategi agresif atau strategi SO (Strengths Oppurtunities) yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada dengan kegiatan sebagai berikut: 1) Meningkatkan modal usaha dengan ketersediaan bahan baku 2) Memanfaatkan peluang pasar dengan harga jual produk 3) Memanfaatkan peluang pada tingkat selera masyarakat dengan meningkatkan jumlah produksi.

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Konsep Dasar Pemasaran

(21)

Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan – kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu dan Hani, 2004).

Menurut Philip Kotler (2005), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk memperoleh yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.

2.3.2 Teori Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah sebuah keseluruhan, program perusahaan untuk menentukan target pasar dan memuaskan konsumen dengan membangun kombinasi elemen dari bauran pemasaran, produk distribusi, promosi dan harga (Kurtz, 2008).

Menurut Kotler & Amstrong (2008), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk menciptakan nilai dan mendapatkan keuntungan dari hubungannya dengan konsumen.

Menurut Kotler (2008), dalam upaya untuk mendapatkan kepuasan konsumen di tengah persaingan, perusahaan harus mengerti terlebih dahulu apa kebutuhan dan keinginan konsumennya. Sebuah perusahaan menyadari bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan konsumen yang sangat berbeda-beda. Perusahaan menyiapkan strategi pemasaran dengan memilih segmen konsumen terbaik yang dapat menciptakan keuntungan yang sebesarnya. Proses ini meliputi market segmentation, market targeting, positioning, dan differentiation.

(22)

Menurut Kotler & Amstrong (2008), segmentasi pasar adalah membagi sebuah pasar menjadi grup-grup pembeli dengan keinginan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda-beda. Pembagian pasar menurut Kotler:

a. Geografik

Segmentasi geografik adalah membagi keseluruhan pasar menjadi kelompok homogeneous berdasarkan lokasi. Lokasi geografis tidak menjamin bahwa semua konsumen di lokasi tersebut mempunyai keputusan pembelian yang sama, namun pendekatan ini dapat membantu mengidentifikasi secara umum akan kebutuhan konsumen di suatu lokasi.

b. Demografis

Segmentasi dari demografis dibagi menjadi :

1. Usia: Kebutuhan dan keinginan konsumen berubah seiring usia. 2. Jenis kelamin: Membagi pasar sesuai jenis kelamin.

3. Pendapatan: Membagi pasar sesuai kelompok pendapatan yang berbeda c. Psychographic

Membagi pasar berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan karakteristik pribadi. d. Tingkah Laku

Membagi pasar berdasarkan pengetahuan konsumen, sikap, dan respon terhadap sebuah produk.

2. Market Targeting

(23)

setiap segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk dimasuki. Pada umumnya market targeting dapat dibedakan menjadi beberapa level :

a. Undifferentiated Marketing (mass)

Sebuah strategi pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen dan masuk ke dalam sebuah pasar dengan hanya satu penawaran

b. Differentiated Marketing (Segmented)

Sebuah strategi pasar dimana perusahaan memutuskan untuk menargetkan beberapa segmen pasar dan merancang beberapa penawaran untuk setiap pasarnya.

c. Concentrated Marketing(Niche)

Sebuah strategi pasar dimana sebuah perusahaan masuk ke dalam sebuah pasar yang memiliki segmen sedikit dan sempit.

d. Micromarketing

Sebuah penyesuaian produk terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen dan konsumen lokal termasuk marketing lokal dan marketing individual.

3. Positioning

Positioning adalah memposisikan suatu produk dengan jelas, tepat, dan berbeda untuk bersaing di pikiran target konsumen

4. Differentiation

Membuat suatu perbedaan kepada target konsumen dengan menciptakan nilai yang berbeda di pikiran konsumen.

(24)

Setelah memutuskan target pasarnya, perusahaan memutuskan rencana detail untuk bauran pemasaran. Menurut Kotler (2008), bauran pemasaran adalah seperangkat taktik pemasaran yang dapat dikontrol meliputi produk, harga, tempat, dan promosi yang dipadukan perusahaan untuk menciptakan respon dari target marketnya. Bauran pemasaran juga dikenal dengan 4P. Menurut Kotler & Amstrong, 4P didefinisikan:

1. Produk (Product)

Produk adalah kombinasi benda atau jasa dari perusahaan yang ditawarkan ke target pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Produk secara luas meliputi desain, merek, hak paten, positioning, dan pengembangan produk baru 2. Harga (Price)

Harga adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Harga juga merupakan pesan yang menunjukkan bagaimana suatu brandmemposisikan dirinya di pasar.

3. Distribusi (Place)

Distribusi meliputi aktivitas perusahaan dalam membuat produknya tersedia di target pasar. Strategi pemilihan tempat meliputi transportasi, pergudangan, pengaturan persediaan, dan cara pemesanan bagi konsumen.

4. Promosi (Promotion)

Promosi adalah aktivitas perusahaan untuk mengkomunikasikan produk dan jasanya dan mempengaruhi target konsumen untuk membeli. Kegiatan promosi antara lain, iklan, personal selling, promosi penjualan, dan public relation.

(25)

Analisa SWOT menurut Kotler & Amstrong (2008) analisa SWOT adalah evaluasi secara keseluruhan terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan harus menganalisa kekuatan perusahaan dan mengidentifikasi kelemahan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga menganalisa pasar dan lingkungan pemasaran untuk mencari kesempatan yang atraktif dan mengidentifikasi ancaman. Tujuannya adalah untuk mencocokan kekuatan perusahaan dengan kesempatan yang ada dalam lingkungan disamping mengurangi kelemahan dan meminimalisasi ancaman yang datang.

Analisa SWOT menurut Thompson (2008), adalah analisa dengan menilai kondisi intern perusahaan seperti daya kekuatan (strength) dan kelemahan maupun kondisi eksternal yang berupa kesempatan dan ancaman, yang diharapkan dapat member informasi kepada perusahaan situasi yang dihadapi perusahaan dan sebagai tindak lanjut perusahaan dalam menentukan strateginya. Konsep analisa SWOT dapat membantu mengklarifikasi situasi yang akan terjadi, isu-isu penting. a. Strength adalah daya kekuatan atau kemampuan perusahaan yang tidak

dimiliki oleh pesaing. Kekuatan dapat digunakan sebagai dasar perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetisi.

b. Weakness adalah suatu hal yang menjadi kelemahan atau kekurangan.

c. Kesempatan (Opportunities) adalah faktor eksternal dimana kondisi-kondisi tersebut dapat membuka kesempatan baru yang dapat menciptakan keuntungan bagi perusahaan.

(26)

Menurut Rangkuti (20008), hasil analisis pada tabel matriks faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal dipetakan pada matriks posisi dengan cara sebagai berikut:

1. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman

2. Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut:

a. Kalau peluang lebih besar daripada ancaman, maka nilai y>0 dan sebaliknya kalau ancaman lebih besar daripada peluang maka nilainya y<0 b. Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan, maka nilai x>0 dan sebaliknya kalau kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x<0

Gambar 1. Matriks Posisi SWOT

Kuadran III

Strategi Turn - Around

Kuadran I Strategi Agresif

Kuadran IV Strategi Defensif

Kuadran II

Strategi Diversifikasi

Y (-) Y (+)

(27)

a. Posisi menguntungkan

b. Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang secara maksimal

Kuadran II

a. Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumber daya.

b. Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.

Kuadran III

Perusahaan menghadapi peluang besar tetapi sumber dayanya lemah, karena itu dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal fokus strategi perusahaan pada posisi seperti inilah dapat meminimalkan kendala-kendala internal perusahaan.

Kuadran IV

a. Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan

b. Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumberdaya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan

2.3.5 Matriks SWOT

Dengan memetakan 4 variabel yaitu, kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman, dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi :

(28)

2. Strategi ST Stratpegi (Strength-Threats) dibuat dengan dasar bahwa perusahaan dapat menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menahan atau mengatasi ancaman yang dapat mengganggu jalannya perusahaan

3. Strategi WO Strategi WO (Weakness-Opportunity) dibuat berdasarkan adanya kesempatan-kesempatan yang ada untuk digunakan dalam rangka mengatasi kelemahan yang ada.

4. Strategi WT Strategi WT (Weakness-Threats) adalah strategi dimana perusahaan dihadapkan pada ancaman dari luar dan juga kelemahan di dalam perusahaan. Strategi yang dibuat bersifat defensive dengan meminimalkan kelemahan yang ada, serta menghindari ancaman

Tabel 1. Matriks SWOT

(29)

Dari faktor eksternal maupun internal tersebut akan diperoleh faktor – faktor yang akan dianalisis dengan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Oportunies, Threats) dalam bentuk matriks. Sehingga, dapat diketahui strategi yang tepat dalam pemasaran roti Kacang di Kota Tebing Tinggi.

Keterangan :

: Ada Hubungan

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

Ancaman (T) E k sternal

Usaha Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

Kegiatan Pemasaran Roti Kacang

Peluang (O)

Eksternal Kekuatan (S) Internal

Kelemahan (W) Internal

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Tebing Tinggi, Provinsi Sumatera Utara. Pemilihan

lokasi penelitian ditentukan secara purposive (sengaja) yakni kota Tebing Tinggi sebagai pusat produsen roti kacang di Sumatera Utara. Berikut data mengenai

produsen roti kacang di Tebing Tinggi:

Tabel 2. Jumlah Industri Pembuatan Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

No Kecamatan Jumlah

1 Tebing Tinggi Kota 1

2 Padang Hulu 2

Total 3

Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tebing Tinggi

Berdasarkan Tabel 1 diperoleh informasi bahwa jumlah industri pembuatan roti

kacamg di Tebing Tinggi berada di dua kecamatan, yaitu satu industri di

Kecamatan Tebing Tinggi Kota dan dua industri di Kecamatan Padang Hulu.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara metode sensus.

Dimana seluruh populasi yang menjadi produsen dijadikan sampel. Produsen roti

kacang di Kota Tebing Tinggi sebanyak tiga produsen.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan

(31)

kepada produsen dan pedagang pengecer. Sedangkan data sekunder diperoleh dari

instansi terkait yang memberi informasi pada penelitian ini yaitu Dinas Koperasi

dan UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Tebing Tinggi.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk menyelesaikan masalah 1 digunakan analisis deskriptif dan masalah 2

digunakan analisis SWOT. Dengan analisis SWOT dapat ditunjukkan peluang dan

ancaman yang dihadapi perusahaan roti kacang di Kota Tebing Tinggi dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks SWOT bertujuan untuk

memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan

ancaman.

Adapun langkah – langkah dalam pembuatan matriks SWOT yaitu:

1. Tahap pengambilan data evaluasi faktor eksternal dan internal

2. Tahap penentuan skor (rating) pada tiap faktor yang akan ditentukan, mana

yang termasuk internal (kekuatan dan kelemahan) atau eksternal (peluang dan

ancaman). Tahap ini dapat dilakukan dengan cara:

a. Pemberian skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai skor untuk faktor peluang diberi skor +4 dengan kategori sangat besar sampai dengan skor +1 dengan kategori sangat kecil, serta sebaliknya untuk nilai skor ancaman. Sementara itu untuk faktor kekuatan diberi skor +1 dengan kategori sangat kecil sampai dengan +4 dengan kategori sangat besar, serta sebaliknya untuk nilai skor kelemahan.

(32)

sedangkan pada faktor eksternal skala 1 dan 2 menunjukkan ancaman, skala 3 dan 4 menunjukkan peluang.

3. Tahap pembobotan pada tiap faktor.

Setelah diperoleh skor tiap faktor, kemudian dilakukan pembobotan dalam tiap faktor. Pembobotan ini dilakukan degan menggunakan metode perbandingan berpasangan (pairwaise comparison ) yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty.skala penilaian perbandingan berpasangan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Skala Penilaian Perbandingan

Tingkat Kepentingan

Defenisi Keterangan

1 Sama pentingnya Kedua faktor mempunyai pengaruh yang sama

2 Sedikit lebih penting Diberikan bila terdapat keraguan penilaian diantara dua tingkat kepentingan yang berdekatan

3 Mutlak lebih penting Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu faktor dibandingkan dengan pasangannya

Sumber: Saaty, 1988

4. Tahap pembuatan matriks

Setelah didapatkan tingkat kepentingan masing – masing faktor tiap sampel,

selanjutnya dibuat matriks penilaian tiap sampel yang akan menjadi bobot dari

tiap faktor.

5. Mencari nilai rata – rata geometris

Setelah didapat penilaian tiap faktor dari seluruh sampel, tahap selanjutnya

adalah mencari rata – rata perbandingan dari seluruh sampel yang disebut dengan

rata – rata geometris. Rumus mencari rata – rata geometris adalah :

(33)

Keterangan: x1 = Nilai sel i untuk sampel 1 x2 = Nilai sel i untuk sampel 2 x3 = Nilai sel i untuk sampel 3 xn = Nilai sel i untuk sampel n 6. Normalisasi nilai rata – rata geometris

Setelah didapatkan nilai rata – rata geometris, kemudian dinormalisasikan untuk

mendapatkan nilai rata – rata dari masing – masing faktor. Selanjutnya nilai rata –

rata akan menjadi bobot faktor – faktor strategis.

7. Pembuatan Matriks Evaluasi Strategi Pemasaran

Setelah diperoleh bobot tiap faktor strategis, hal selanjutnya dilakukan matriks

evaluasi strategi pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi, yaitu dengan

mengalikan skor dengan bobot yang diperoleh dari tiap faktor, agar diperoleh

hasil skor tersebut. Nilai skor terbobot bertujuan untuk mengetahui bagaimana

perkembangan industri roti kacang di Kota Tebing Tinggi terhadap faktor – faktor

strategis internal dan faktor – faktor strategis eksternal.

8. Penyusunan faktor – faktor strategis dengan matriks SWOT

Matriks SWOT akan menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis,

yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT. Matriks SWOT dapat

(34)

Tabel 4. Matriks SWOT

memanfaatkan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mendapatkan

keuntungan atas kesempatan-kesempatan yang tersedia di kondisi eksternal.

b. Strategi ST Strategi (Strength-Threats) dibuat dengan dasar bahwa perusahaan

dapat menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk menahan atau mengatasi

ancaman yang dapat mengganggu jalannya perusahaan

c. Strategi WO Strategi WO (Weakness-Opportunity) dibuat berdasarkan adanya kesempatan-kesempatan yang ada untuk digunakan dalam rangka mengatasi

kelemahan yang ada.

(35)

perusahaan. Strategi yang dibuat bersifat defensive dengan meminimalkan

kelemahan yang ada, serta menghindari ancaman.

3.5Definisi dan Batasan Operasional

Dalam penelitian seringkali terjadi kesalahpahaman. Untuk menghindari

kesalahpahaman dibuat suatu defenisi batasan operasional.

3.5.1 Definisi

1. Roti kacang adalah makanan khas kuliner Kota Tebing Tinggi yang terbuat

dari kacang dilapisi tepung dan ditaburi wijen diatasnya.

2. Strategi pemasaran adalah rencana tindakan yang hendak diikuti oleh manajer

pemasaran yang berdasarkan atas analisa situasi dan tujuan perusahaan.

3. Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dimiiliki perusahaan

roti kacang di Kota Tebing Tinggi

4. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan

roti kacang di Kota Tebing Tinggi.

5. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal, lingkungan eksternal,

peluang dan ancaman yang dihadapi di dunia bisnis.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kota Tebing Tinggi, Provinsi Sumatera Utara

2. Sampel penelitian adalah produsen yang mengusahakan roti kacang

(36)

BAB IV

DESKRIPTIF DAERAH PENELITIAN DAN KARATERISTIK

INDUSTRI ROTI KACANG

4.1 Deskriptif Daerah Penelitian

Kota Tebing Tinggi adalah salah satu dari tujuh kota yang ada di Provinsi

Sumatera Utara, yang berjarak sekitar 78 kilometer dari Kota Medan. Kota Tebing

Tinggi terletak pada 3o 19’00” - 3o 21’00” Lintang Utara dan 98o 11’ - 98o21’

Bujur Timur. Kota Tebing Tinggi berada di bagian tengah Kecamatan Tebing

Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai yang dibatasi oleh PTPN III Rambutan di

sebelah Utara, PT. Socfindo Kebun Tanah Bersih di sebelah Timur, PTPN III

Kebun Pabatu di sebelah Selatan, dan PTPN III Kebun Gunung Pamela Bandar

Bejambu di sebelah Barat.

Hingga Desember 2013, Kota Tebing Tinggi terdiri dari 5 kecamatan dan 35

kelurahan dengan luas wilayah 38,438 km2. Kecamatan Padang Hilir merupakan

kecamatan yang terluas dengan luas 11,441 km2 atau 29,76 persen dari luas Kota

Tebing Tinggi. Kota Tebing Tinggi terletak di dataran rendah Pulau Sumatera

dengan ketinggian 18 – 34 m di atas permukaan laut.

Berikut merupakan deskripsi kecamatan di Kota Tebing Tinggi yang merupakan

lokasi penelitian industri roti kacang, yakni Kecamatan Tebing Tinggi Kota dan

Kecamatan Padang Hulu.

4.1.1 Kecamatan Tebing Tinggi Kota

Kecamatan Tebing Tinggi Kota adalah salah satu dari dua kecamatan baru hasil

pemekaran berdasarkan PERDA Kota Tebing Tinggi nomor 15 tahun 2006

(37)

Secara geografis Kecamatan Tebing Tinggi Kota terletak pada posisi tengah dari

wilayah kota Tebing Tinggi. Sesuai dengan namanya pusat perkotaan dan juga

pusat perekonomian seperti pertokoan dan lainnya banyak terdapat di wilayah

kecamatan ini.

Keadaan topografi kecamatan Tebing Tinggi sedikit lebih rendah dibandingkan

dengan beberapa kecamatan lainnya yang ada di Kota Tebing Tinggi. Batas –

batas Kecamatan Tebing Tinggi Kota:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Rambutan.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Hulu.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bajenis.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Padang Hilir.

Berdasarkan proyeksi penduduk pertengahan tahun 2013, jumlah penduduk

Kecamatan Tebing Tinggi Kota sebanyak 24.352 jiwa. Jumlah penduduk laki –

laki 11.862 jiwa dan penduduk perempuan 12.490 jiwa, dan jumlah rumahtangga

sebanyak 6.026 rumahtangga. Pada umumnya penduduk Kecamatan Tebing

Tinggi Kota mengantungkan hidup dari sektor perdagangan dan jasa. Jumlah

industri kecil pada tahun 2013 sebanyak 19 unit yakni di Pasar Gambir, Rambung,

dan Badak Bejuang, dan industri rumah tangga sebanyak 15 unit.

4.1.2 Kecamatan Padang Hulu

Kecamatan Padang Hulu merupakan salah satu dari lima kecamatan yang ada di

wilayah Kota Tebing Tinggi. Secara Geografis Kecamatan Padang Hulu terletak

pada bagian selatan wilayah Kota Tebing Tinggi dengan luas wilayah 8,5110 km2,

(38)

Siantar, membuat udara di Kecamatan ini lebih sejuk dibandingkan Kecamatan

lain yang ada di Kota Tebing Tinggi.

Keadaan topografi Kecamatan Padang Hulu sedikit bergelombang dibandingkan

Kecamatan lainnya dimana Kecamatan ini berbatasan langsung dengan

Perkebunan Pabatu. Kecamatan Padang Hulu mempunyai batas – batas wilayah

sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi Kota dan

Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Perkebunan Bahilang

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Perkebunan Pabatu

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Padang Hilir

Jumlah penduduk Kecamatan Padang Hulu berdasarkan proyeksi penduduk

pertengahan tahun 2013 sebanyak 27.490 jiwa dan jumlah rumah tangga sebanyak

6.702 rumah tangga. Jumlah industri besar/sedang (tenaga kerja 20 orang ke atas)

yang tercatat pada tahun 2013 sebanyak dua unit, industri kecil sebanyak 21 unit,

dan industri rumah tangga sebanyak 25 unit.

4.2 Karakteristik Industri Roti Kacang Tebing Tinggi

4.2.1 Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel dalam penelitian dapat dijelaskan secara rinci dalam Tabel

xx di bawah ini.

(39)

No Karakteristik Sampel Satuan Sampel

I II III

1 Luas Bangunan Usaha m2 50 16 30

2 Luas Lahan Usaha m2 50 16 30

3 Lama Usaha Tahun 7 5 40

4 Umur Tahun 55 56 60

5 Tingkat Pendidikan Tahun 12 12 -

Sumber: Analisis data primer

Dari Tabel 3 diketahui bahwa usaha industri roti kacang di Kota Tebing Tinggi

merupakan usaha home industry. Luas bangunan usaha pada sampel I yaitu 50 m2 , sampel II yaitu 16 m2dan sampel III yaitu 30 m2. Luas Lahan Usaha merupakan

Luas Bangunan Usaha bagi semua sampel pengusaha roti kacang di Kota Tebing

Tinggi. Lama Usaha yang didirikan pada sampel I adalah 7 tahun, pada sampel II

selama 5 tahun dan pada sampel III adalah 40 tahun. Umur pengusaha roti kacang

pada sampel I adalah 55 tahun, pada sampel II adalah 56 tahun dan sampel III

berumur 60 tahun. Tingkat pendidikan pada sampel I dan II adalah 12 tahun, yaitu

pengusaha mengemban pendidikan hanya sampai tingkat SMA. Namun, pada

sampel III, tidak bersekolah.

4.2.2 Tenaga Kerja

Tenaga kerja diperlukan dalam proses produksi, dimulai dari perendaman kacang

hingga pengemasan. Adapun jam kerja yang diberlakukan terhadap tenaga kerja

tergantung terhadap jumlah permintaan roti kacang. Apabila permintaan sedang

meningkat maka tenaga kerja bisa bekerja selama 10 jam dengan upah Rp. 50.000

(40)

setengah hari dengan upah Rp. 25.000 – Rp. 30.000. Pada sampel I dan II

memiliki sebanyak 15 tenaga kerja sedangkan pada sampel III memiliki sebanyak

40 tenaga kerja.

4.2.3 Permodalan

Modal merupakan hal yang penting guna keberlangsungan usaha. Dalam

membangun usaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi, pengusaha memperoleh

modal dari modal sendiri maupun pinjaman dari bank. Modal awal yang

diperlukan pengusaha untuk mendirikan usaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi

rata – rata berkisar Rp. 38.000.000.

4.2.4 Bahan Baku

Bahan baku utama dalam pembuatan roti kacang adalah kacang. Kacang yang

dipilih merupakan kacang bermutu baik dan tidak rusak. Pengusaha memperoleh

kacang dari pasar yang tersedia di kota Tebing Tinggi. Adapun kebutuhan kacang

hijau pada tiap sampel dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Kebutuhan bahan baku pada industri roti kacang di Kota Tebing Tinggi

Sampel Kebutuhan Kacang per hari

I 15 kg

II 20 kg

III 20 kg

Sumber: Analisis data primer, 2015

4.2.5 Fasilitas Perusahaan

Fasilitas perusahaan dapat terbagi dalam fasilitas produksi guna menunjang

keberlangsungan proses produksi. Adapun fasilitas produksi yang dimiliki,

(41)

a. Mesin Penggiling Kacang untuk menghaluskan kacang

b. Mixer untuk mengaduk adonan tepung terigu dan telur sebagai kulit roti kacang

c. Oven untuk memanggang roti kacang

d. Kipas angin untuk mendinginkan roti kacang yang baru masak sebelum

dikemas

e. Meja untuk tempat tenaga kerja mencetak roti kacang sebelum dimasukkan di

dalam oven

f. Kotak kemasaran untuk mengemas roti kacang agar siap dijual

g. Ember untuk merendam kacang sebelum digiling

h. Kuali untuk memasak kacang setelah digiling

i. Roller untuk memipihkan adonan kulit luar

Fasilitas penyimpanan hanya berupa rak meja berfungsi sebagai penyimpanan roti

kacang yang telah dikemas menjadi bentuk kemasan kotak berlabel nama

perusahaan. Roti kacang di Kota Tebing Tinggi hanya dapat bertahan selama 10

hari. Sedangkan fasilias pengangkutan, pada perusahaan belum memiliki sarana

transportasi milik perusahaan, perusahaan masih menggunakan kendaraan pribadi

dalam menyalurkan produk roti kacang.

(42)

4.3 Proses Pembuatan Roti Kacang

Gambar 3. Skema Pembuatan Roti Kacang

Proses pembuatan roti kacang terdiri dari 3 tahapan, yaitu pembuatan isi roti

kacang, pembuatan kulit roti kacang serta pengemasan.

1. Pembuatan ntii roti kacang

Kacang direndam sebelumnya pada sore hari hingga kulitnya kembang.

Kemudian, dikukus hingga matang. Setelah dikukus, kacang digiling di mesin

penggiling hingga halus. Kacang yang halus kemudian dimasak dikuali untuk

ditambahkan dengan gula.

2. Pembuatan kulit luar roti kacang

Kacang Hijau / Hitam

Direndam semalaman kemudian ditiriskan

Dikukus kemudian digiling dengan mesin penggiling

Dibuat adonan kulit luar dari campuran gandum, telur, tepung, gula dan garam ke dalam mixer

Adonan dicetak berbentuk bulat lalu dipipih menggunakan roller

Dimasukkan inti kacang ke dalam adonan kulit luar kemudian dicetak

Dioleskan kuning telur di atas permukaan kulit luar roti kacang

Roti kacang dibakar hingga matang

(43)

Campur gandum, telur, tepung, gula, dan garam ke dalam mixer sehingga menjadi adonan. Setelah adonan selesai, roti kacang siap dicetak.

3. Pengemasan

Pencetakan roti kacang dimulai dengan membungkus isi roti kacang yaitu kacang

halus dengan adonan kulit roti kacang. Sebelum dimasukkan dalam oven, bagian permukaan roti kacang dioles dengan telur kemudian ditaburi wijen. Setelah

(44)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Dalam Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

5.1.1 Kekuatan dalam Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

Adapun kekuatan dalam pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi adalah:

1. Keunggulan produk memiliki berbagai cita rasa dan ukuran kemasan

Produk roti kacang di Kota Tebing Tinggi memiliki berbagai cita rasa dan ukuran

kemasan. Pada umumnya roti kacang yang populer dan sering dikonsumsi

masyarakat adalah roti kacang rasa kacang hijau. Berdasarkan hasil pengamatan

dan wawancara dengan pengusaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi, pengusaha

roti kacang memproduksi roti kacang rasa kacang hitam. Seiring dengan

perkembangan waktu, pengusaha roti kacang melakukan inovasi. Yaitu dengan

memproduksi berbagai varian rasa, yakni rasa nenas, strawberry dan cappucino. Adapun ukuran kemasan yang dijual pengusaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi

adalah kotak besar dan kotak kecil. Kotak besar berisi 27 roti kacang, sedangkan

kotak kecil berisi 15 roti kacang. Penciptaan berbagai cita rasa yang beraneka

ragam akan menjadi salah satu daya tarik perusahaan agar konsumen semakin

tertarik untuk membeli produknya. Hal ini menjadi kekuatan bagi industri roti

kacang di Kota Tebing Tinggi karena semakin besar niat pengusaha untuk lebih

berkreasi mengenai cita rasa dan ukuran kemasan maka akan semakin menjadi

salah satu daya tarik untuk membeli roti kacang di Kota Tebing Tinggi.

(45)

Dari segi keuangan, sumber modalusaha roti kacangberasal dari modal sendiri

maupun modal berupa pinjaman, misalnya dari bank. Semakin besar modal yang

ditanamkan dalam suatu usaha menunjukkan bahwa usaha tersebut semakin

potensial untuk dikembangkan agar memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pengusaha roti kacang di

Kota Tebing Tinggi, rata – rata modal yang digunakan untuk mendirikan usaha

adalah modal sendiri dan modal awal yang diperlukan pengusaha untuk

mendirikan usaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi rata – rata berkisar Rp.

38.000.000. Tersedianya modal pada tiap usaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi

menjadikan produksi dapat terlaksana secara berkesinambungan. Hal ini

memberikan kekuatan bagi usaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi dikarenakan

memiliki modal untuk mengembangkan usaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi

sehingga kestabilan dari segi keuangan / finansial tercapai. Usaha roti kacang di

Kota Tebing Tinggi masih tergolong homeindustry sehingga rata – rata pengusaha menjadikan rumahnya sebagai tempat proses produksi atau dengan kata lain,

pabrik roti kacang di Kota Tebing Tinggi berlokasi di rumah pengusaha itu

sendiri.

3. Harga jual produk terjangkau

Pengusaha menetapkan harga jual berdasarkan harga produk pesaing agar

pelanggan tetap terjaga dan keuntungan didapatkan. Berdasarkan hasil

pengamatan dan wawancara dengan pengusaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi

setiap produk roti kacang di Kota Tebing Tinggi menetapkan harga yang berbeda

– beda. Harga jual yang ditetapkakan pengusaha roti kacang di Kota Tebing

(46)

perusahaan roti kacang, maka pembeli dapat menentukan pilihannya berdasarkan

harga yang ditawarkan oleh pengusaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi.Hal ini

perlu diperhatikan oleh pengusaha roti kacang karena dengan harga yang

terjangkau merupakan suatu sumber kekuatan bagi pengusaha roti kacang, dengan

begitu akan dapat memenuhi ekspetasi dari segmentasi pasar.

4. Jumlah output produksi siap jual

Jumlah output produksi per hari menjadi indikator dalam perkembangan usaha,

semakin banyak permintaan, berarti semakin banyak roti kacang yang diproduksi.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pengusaha roti kacang di

Kota Tebing Tinggi, rata – rata perusahaan memproduksi roti kacang sebanyak

200 kotak per hari. Namun, pada saat weekend permintaan akan meningkat, sehingga pengusaha roti kacang bisa memproduksi sebanyak 300 kotak per

hari.Hal ini dapat menjadi kekuatan bagi usaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi,

dengan memproduksi lebih banyak dibandingkan dengan hari biasa, maka

keuntungan yang diperoleh akan lebih besar dan dengan meningkatnya produksi

per hari akan meningkatkan potensi untuk memasarkan roti kacang ke luar daerah

Tebing Tinggi.

5.1.2 Kelemahan dalam Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

Adapun kelemahan dalam pemasaran roti kacang kota Tebing Tinggi adalah:

1. Minimnya upaya promosi yang dilakukan

Tujuan kegiatan promosi dilakukan untuk memperkenalkan produk lebih luas

sehingga terjadi peningkatan jumlah produksi dan perusahaan makin berkembang.

Promosi perlu dilakukan agar calon konsumen tertarik untuk membeli produk

(47)

pengusaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi hanya ada satu perusahaan yang

melakukan promosi terhadap produknya. Promosi yang dilakukan melalui media

online, yaitu berupa website dan pernah melakukan promosi di televisi. Untuk perusahaan lain tidak melalukan promosi, mereka memperkenalkan produknya

secara langsung. Pengusaha roti kacang yang tidak melakukan promosi

menganggap bahwa pembeli akan bertambah sepanjang kualitas produknya

terjaga sehingga konsumen baru akan datang dengan sendirinya. Hal ini dirasakan

menjadi kelemahan dalam pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi, jika

upaya promosi dilakukan, konsumen lebih tertarik untuk membeli dengan begitu

terjadi peningkatan jumlah produksi.

2. Jumlah tenaga kerja tergolong rendah

Usaha besar/sedang adalah usaha dengan tenaga kerja 20 orang ke atas (Tebing

Tinggi Dalam Angka, 2014). Usaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi terdiri dari

dua usaha kecil dan satu usaha sedang. Dua usaha roti kacang di Kota Tebing

Tinggi termasuk usaha kecil karena hanya memperkerjakan 15 pekerja, dimana

upah yang diberikan pun berbeda – beda untuk tiap pekerjaan, upah diberikan

berdasarkan jam kerja per harinya. Untuk usaha kecil, upah yang diberikan

sebesar Rp. 25.000 – Rp. 75.000, upah tertinggi diberikan kepada jam kerja

selama 10 jam.Sehingga, usaha roti kacang di Kota Tebing kurang mampu

menyerap tenaga kerja bagi Kota Tebing Tinggi, karena kebutuhan akan tenaga

kerja masih kurang bagi usaha yang tergolong kecil.

(48)

Adapun peluang dalam pemasaran roti kacang kota Tebing Tinggi adalah:

1. Adanya permintaan pasar dari luar daerah sentra produksi

Perusahaan perlu mengetahui berapa permintaan pasar saat ini dan permintaan

pasar pada masa depan. Permintaan pasar dapat dilihat dengan melihat

kecenderungan permintaan pasar pada masa lalu, untuk mengukur besarnya

permintaan saat ini dan masa yang akan datang. Permintaan pasar terhadap roti

kacang di Kota Tebing Tinggi dapat bersumber dari dalam Tebing Tinggi itu

sendiri dan dari luar Kota Tebing Tinggi. Dengan meningkatnya permintaan pasar

dapat menjadi peluang bagi perusahaan roti kacang di Kota Tebing Tinggi.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan pengusaha roti kacang di

Kota Tebing Tinggi, rata – rata perusahaan mengekspor produk roti kacang di luar

daerah Kota Tebing Tinggi diantaranya Kota Kisaran, Kota Medan, Kota

Pematang Siantar dan Kabupaten Serdang Bedagai.Dengan adanya peningkatan

permintaan pasar dari luar daerah sentra produksi menjadi suatu peluang maka

pemasaran roti kacang dapat dikembangkan ke daerah – daerah lain di kota – kota

Sumatera Utara ataupun di kota – kota luar Sumatera Utara atau bahkan sampai ke

luar negeri.

2. Penggunaan teknologi tergolong modern

Setiap perusahaan roti kacang di Kota Tebing Tinggi dalam penggunaan teknologi

termasuk ke kategori modern karena sudah menggunakan mesin giling, mesin

mixer dan oven. Penggunaan teknologi pada usaha roti kacang dikategorikan modern hal ini dikarenakan usaha tersebut sudah menggunakan teknologi mesin

(49)

produksi akan semakin singkat dan ini merupakan suatu peluang untuk

memproduksi roti kacang dalam jumlah besar.

3. Adanya bantuan dari pihak pemerintah

Dukungan pemerintah sangat diperlukan dalam usaha roti kacang di Kota Tebing

Tinggi. Program bantuan dana sangat diperlukan untuk menambah jumlah modal

usaha. Salah satu program bantuan pemerintah adalah pemberian oven kepada usaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi. Secara tidak langsung aturan mengenai

pembuatan logo Kota Tebing Tinggi dapat meningkatkan penjualan, hal ini

menjadi peluang bagi pengusaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi karena adanya

dukungan pemerintah terhadap pengusaha roti kacang sebagai ikon kuliner Tebing

Tinggi dan menjadi makanan khas oleh – oleh kota Tebing Tinggi.

5.1.4 Ancaman dalam Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

Adapun ancaman dalam pemasaran roti kacang kota Tebing Tinggi adalah:

1. Adanya produk pesaing

Kota Tebing Tinggi tidak hanya identik dengan roti kacang yang dijadikan

sebagai oleh – oleh / buah tangan ataupun ikon. Terdapat produk – produk olahan

lain yang juga dijadikan sebagai oleh – oleh khas kuliner Kota Tebing Tinggi,

contohnya lemang. Masing – masing dari produk olahan tersebut memiliki

keunggulan. Dengan adanya produk lain, menjadi ancaman bagi usaha roti kacang

di Kota Tebing Tinggi.

2. Bahan baku kurang tersedia

Bahan baku kacang di kota Tebing Tinggi kurang tersedia, dikarenakan Kota

Tebing Tinggi tidak termasuk dalam produsen kacang di Sumatera Utara. Dengan

(50)

memproduksi roti kacang, Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan

pengusaha roti kacang di Kota Tebing Tinggi, pengusaha memperoleh bahan baku

dari pasar – pasar yang ada di Kota Tebing Tinggi, namun jika bahan baku tidak

tersedia, perusahaan memperoleh bahan baku dari Kota Medan. Salah satu saran

yang diberikan pengusaha kepada pemerintah adalah dengan pembentukan

koperasi, agar petani dapat mengumpulkan hasil panen di koperasi dengan begitu

(51)

2.2 Strategi Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

2.2.1 Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

Pemberian nilai skor 4 dan 3 pada faktor internal yaitu kekuatan dan pada faktor

internal yaitu peluang. Sedangkan untuk faktor internal yakni kelemahan

diberikan skor 2 dan 1, hal ini berlaku juga pada faktor eksternal yakni ancaman.

Tabel 7. Skor Rata – Rata Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Faktor Strategis Skor Rata – Rata

Distribusi Skor

1 2 3 4

Faktor Strategis Internal 1. Keunggulan produk

(52)

5. Bahan baku kurang tersedia

2 0% 100% 0% 0%

Sumber: Lampiran 1 dan 2

Berdasarkan Tabel 7, faktor internal memiliki kekuatan yan paling dominan untuk

strategi pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi adalah keunggulan produk

berdasarkan cita rasa dan ukuran kemasan serta harga jual produk terjangkau

dengan skor rata – rata sebesar 3,3. Stabilnya usaha roti kacang dari segi

keuangan/finansial dan jumlah output produksiap jual berskor rata – rata sebesar

3. Sehingga faktor strategis internal yang merupakan kekuatan adalah keunggulan

produk berdasarkan cita rasa dan ukuran kemasan , harga jual produk terjangkau,

stabilnya usaha roti kacang dari segi keuangan/finansial dan jumlah output produk

siap jual . Faktor strategis intermal yang termasuk dalam kelemahan adalah

minimnya upaya promosi yang dilakukan dan jumlah tenaga kerja yang rendah,

karena masing- masing faktor berskor rata – rata 1,6 dan 1,3.

Faktor Eksternal memiliki peluang yang paling dominan untuk strategi pemasaran

roti kacang di Kota Tebing Tinggi adalah adanya bantuan dari pihak pemerintah

dengan skor rata – rata senilai 3,3 dan skor rata – rata 3 pada adanya permintaan

pasar dari luar sentra produksi dan penggunaan teknologi modern. Faktor strategis

eksternal yang termasuk dalam ancaman adalah adanya produk pesaing. Adanya

produk pesaing dengan skor rata – rata 1 dan skor 2 terdapat pada bahan baku

yang kurang tersedia. Dengan ini, yang menjadi ancaman dalam strategi

pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi adalah adanya produk pesaing dan

bahan baku kurang tersedia.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh melalui kusioner yang

(53)

kekuatan dan kelemahan, faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman

yang disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 8. Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

Faktor – Faktor Strategis Parameter Faktor Internal

1. Kekuatan

2. Kelemahan

1. Keunggulan produk memiliki berbagai cita rasa dan ukuran kemasan

2. Stabilnya usaha roti kacang dari segi keuangan / finansial

3. Harga jual produk terjangkau 4. Jumlah output produksi siap jual

1. Minimnya upaya promosi yang dilakukan 2. Jumlah tenaga kerja tergolong rendah Faktor Eksternal

1. Peluang

2. Ancaman

1. Adanya permintaan pasar dari luar daerah sentra produksi

2. Penggunaan teknologi tergolong modern 3. Adanya bantuan dari pihak pemerintah

1. Adanya produk pesaing 2. Bahan baku kurang tersedia Sumber: Lampiran 2, 11 dan 12

Tabel 8 menunjukkan bahwa faktor internal yang menjadi kekuatan lebih banyak

daripada kelemahan, sehingga hal ini dapat menjadi kekuatan untuk menutupi

kelemahan. Faktor internal yang menjadi kekuatan terdiri dari 4 faktor diantaranya

keunggulan produk memiliki berbagai cita rasa dan ukuran kemasan, stabilnya

usaha roti kacang dari segi keuangan / finansial, harga jual produk terjangkau dan

jumlah output produksi siap jual. Faktor internal yang menjadi kelemahan terdiri

dari 2 faktor yakni minimnya upaya promosi yang dilakukan dan jumlah tenaga

kerja tergolong rendah.

Begitu pula dengan faktor eksternal dimana faktor peluang lebih banyak daripada

(54)

tercipta. Faktor eksternal yang menjadi peluang terdiri atas 3 faktor yakni adanya

permintaan pasar dari luar daerah sentra produksi, penggunaan teknologi

tergolong modern dan adanya bantuan dari pihak pemerintah. Sedangkan faktor

eksternal yang menjadi amcaman terdiri dari 2 faktor yakni adanya produk

pesaing dan bahan baku kurang tersedia.

5.2.2 Pembobotan Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Setelah diperoleh skor tiap faktor internal dan faktor eksternal maka selanjutnya

dilkakukan pembobotan pada tiap faktor internal dan eksternal. Teknik komparasi

adalah pembobotan yang dilakukan dengan tingkat kepentingan 1, 2 dan 3 serta

dilakukan berpasangan. Setelah diperoleh tingkat kepentingan masing – masing

faktor pada setiap sampel, kemudian dibuat matriks penilaian setiap faktor dari

seluruh sampel. Selanjutnya nilai rata – rata perbandingan dari seluruh sampel

dicari dan disebut dengan rata – rata geomteris dengan menggunakan rumus

geometris. Kemudian, nilai rata – rata setiap faktiryang diperoleh

dinormalisasikan untuk mendapatkan nilai rata – rata dari masing – masing faktor.

Nilai rata – rata ini akan menjadi bobot dari setiap faktor. Pembobotan faktor –

faktor internal dan faktor – faktor eskternal disajikan dalam Tabel 9 dan Tabel 10

(55)

Tabel 9. Pembobotan Faktor – Faktor Internal

Faktor – Faktor Internal Bobot

Kekuatan

1. Keunggulan produk memiliki berbagai cita rasa dan ukuran kemasan

2. Stabilnya usaha roti kacang dari segi keuangan/finansial 3. Harga Jual per produk terjangkau

4. Jumlah output produksi siap jual Kelemahan

5. Minimnya upaya promosi yang dilakukan 6. Jumlah tenaga kerja masih tergolong rendah

0,24

Minimnya upaya promosi yang dilakukan memiliki nilai bobot yang paling besar

yaitu 0,26. Hal ini berarti promosi merupakan faktor internal yang dianggap

sangat penting dalam pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi. Kemudian

diikuti oleh keunggulan produk memiliki berbagai cita rasa dan ukuran kemasan

memiliki bobot sebesar 0,24; kestabilan usaha roti kacang dari segi

keuangan/finansial memiliki bobot sebesar 0,17; jumlah output produksi siap jual

memiliki bobot sebesar 0,13;jumlah tenaga kerja tergolongrendah memiliki bobot

0,12; harga jual yang terjangkau memiliki nilai bobot paling kecil yaitu 0,08. Hal

ini berarti harga jual yang terjangkau merupakan faktor internal yang dianggap

kurang penting dalam pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi karena harga

jual per produk tidak terlalu berpengaruh disebabkan harga jual yang cenderung

(56)

Tabel 10. Pembobotan Faktor – Faktor Eksternal

Faktor – Faktor Eksternal Bobot

Peluang

1. Adanya permintaan pasar dari luar daerah sentra produksi

2. Penggunaan teknologi tergolong modern 3. Adanya bantuan dari pihak pemerintah

Ancaman

1. Adanya produk pesaing 2. Bahan baku kurang tersedia

0,34

Sumber: Lampiran 4, 6, 8, dan 10

Adanya permintaan pasar dari luar daerah sentra produksi memiliki bobot yang

paling besar yaitu 0,34. Hal ini berarti adanya permintaan pasar dari luar daerah

sentra produksi merupakan faktor eksternal yang dianggap sangat penting dalam

pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi. Kemudian diikuti oleh adanya

produk pesaing memiliki bobot sebesar 0,26; penggunaan teknologi memiliki

bobot sebesar 0,17; adanya bantuan dari pihak pemerintah memiliki bobot sebesar

0,13; kurang tersedianya bahan baku memiliki nilai bobot paling kecil yaitu 0,10.

5.2.3 Penentuan Strategi Pemasaran Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi

Tahap berikutnya dilakukan matriks evaluasi strategi pemasaran roti kacang di

Kota Tebing Tinggi dengan mengkalikan skor dan bobot pada faktor internal

agar diperoleh hasil skor terbobot. Hasil perkalian skor dan bobot pada faktor

internal dalam pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi disajikan dalam

(57)

Tabel 11. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Internal (IFAS)

Faktor – Faktor Strategis Internal Bobot Skor Bobot x Skor Kekuatan

1. Keunggulan produk memiliki berbagai cita rasa dan ukuran kemasan

5. Minimnya upaya promosi yang dilakukan

Hasil pembobotan faktor internal yang paling tinggi adalah keunggulan produk

memiliki berbagai cita rasa dan ukuran kemasan (kekuatan) dan minimnya upaya

promosi yang dilakukan (kelemahan). Hasil analisis menunjukkan bahwa

pengaruh faktor internal yang paling dominan terjadi pada keunggulan produk

berdasarkan cita rasa dan ukuran kemasan. Adanya keunggulan produk

berdasarkan cita rasa dan ukuran kemasan yang mendukung pemasaran roti

kacang di Kota Tebing Tinggi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan minimnya

upaya promosi roti kacang di Kota Tebing Tnggi. Jumlah tenaga kerja merupakan

salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan pemasaran. Banyak atau

rendahnya jumlah tenaga kerja dapat menunjukkan seberapa berkembang suatu

perusaahan. Perusahaan roti kacang di Kota Tebing Tinggi masih tergolong usaha

kecil, sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan masih rendah, dan penyerapan

(58)

besar, maka banyak tenaga kerja terserap sehingga produk yang dihasilkapun

lebih banyak jumlahnya.

Tabel 12. Matriks Evaluasi Faktor Strategis Eksternal (EFAS)

Faktor – Faktor Strategis Eksternal Bobot Skor Bobot x Skor Peluang

1. Adanya permintaan pasar dari luar daerah sentra produksi

2. Penggunaan teknologi tergolong modern 3. Adanya bantuan dari

pihak pemerintah

Ancaman

4. Adanya produk pesaing 5. Bahan baku kurang tersedia

0,34

Hasil pembobotan faktor eksternal yang paling tinggi adalah adanya permintaan

pasar dari luar daerah sentra produksi (peluang) dan adanya produk pesaing

(ancaman). Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh faktor eksternal yang

paling dominan adalah adanya permintaan pasar dari luar daerah sentra produksi.

Faktor penggunaan teknologi modern dan adanya bantuan dari pihak pemerintah

merupakan peluang yang dapat diraih. Dengan adanya permintaan pasar dari luar

daerah sentra produksi sehingga pasokan bahan baku terbagi bagi dan ini

merupakan ancaman bagi pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi. Namun

adanya produk pesaing merupakan ancaman terbesar yang harus diatasi oleh

perusahaan yang ada dalam pemasaran roti kacang di Kota Tebing Tinggi.

Selanjutnya pengabungan antara faktor strategis internal dan faktor strategis

Gambar

Gambar 1. Matriks Posisi SWOT
Tabel 1. Matriks SWOT
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 2. Jumlah Industri Pembuatan Roti Kacang di Kota Tebing Tinggi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Strategi Pemasaran Roti Unyil Pada Perusahaan Roti Venus, Kota Bogor, Jawa Barat.. IWAN

Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran jamur tiram (Pleurotus sp) di daerah penelitian adalah strategi SO (Strengths – Opportunities) yaitu

Dari uraian yang dijelaskan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai menjadi alasan peneliti untuk meneliti analisis strategi

Seperti dapat kita lihat pada tabel 1.1, bahwasannya sektor industri pengolahan memberikan kontribusi cukup besar di kota Tebing Tinggi setelah sektor perdagangan,

SMK Al Washliyah 13 Kota Tebing Tinggi dalam strategi pertama yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah meningkatkan kualitas guru, baik itu dalam

Strategi pemasaran yang sudah dilakukan usaha industri di daerah penelitian adalah Strategi agresif dengan lebih fokus kepada strategi SO ( Strength- Opportunities ),

Judul :Aplikasi Goal Programming Dalam Optimasi Produksi Roti Kacang (Studi Kasus: UD.. UMEGA Roti

Kebijakan pengembangan Kota Tebing Tinggi dalam penyusunan program investasi Bidang Cipta Karya dalam kurun waktu tahun 2015-2019 berisikan keterpaduan strategi pengembangan