• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Alternatif Strategi Peningkatan Pemasaran Sayuran hidroponik

Tahapan terakhir adalah penentuan alternatif strategi pemasaran sayuran hidroponik di Kota Medan. Strategi peningkatan pemasaran sayuran hidroponik dilakukan dengan membuat matriks SWOT. Matriks SWOT dibangun berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) pada gambar 5.1, maka dapat ditentukan alternatif strategi yang disusun atas 4 (empat) strategi utama, yaitu Strengths-Opportunities (SO), Weakness-Opportunities (WO), Strengths-Threats (ST), dan Weakness-Threats (WT). Penentuan alternatif strategi pemasaran sayuran hidroponik di Kota Medan disajikan dalam tabel 5.7.

Tabel 5.7 Penentuan Alternatif Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik

IFAS

EFAS

Kekuatan (Strength) 1.Sudah diperkenalkan

GAP dan SOP

2.Adanya dukungan pemerintah 3.Pembinaan tenaga penyuluh baik Kelemahan (Weakness) 1. Pengawasan pelaksanaan

GAP dan SOP kurang terlaksana

2. Promosi melalui leaflet (selebaran) kurang efektif 3. Pameran kurang tersedia 4. Fasilitas penelitian tidak

tersedia Peluang (Opportunity)

1. Lokasi pasar yang mudah dijangkau

2. Harga yang diterima petani sama dengan harga di pasar

3. Pelaksanaan GAP dan SOP baik 4. Jaringan pemasaran cukup berkembang 5. Permodalan usaha pribadi 6. Pengalaman produsen cukup baik 7. Keahlian pascapanen 1.Memacu pembinaan tenaga penyuluh dan mengoptimalkan

dukungan pemerintah dalam memanfaatkan jaringan pemasaran dan online marketing system (S2, S3, O4)

Strategi SO

2.Memanfaatkan

semaksimal mungkin, lokasi yang strategis bagi pengembangan promosi

yang didukung sepenuhnya oleh

1. Melakukan promosi melalui leaflet dan pameran di lokasi pasar yang cukup strategis (W2, W3, O1)

Strategi WO

2. Melakukan pengawasan pelaksanaan GAP dan SOP dengan rutin sehingga pelaksanaan GAP dan SOP maksimal serta keahlian pascapanen semakin baik (W1, O3, O7)

baik

8. Pesaing sedikit

pemerintah (S2, O1) 3.Mengoptimalkan

pemanfaatan tenaga penyuluh yang sudah dibina dalam memahami GAP dan SOP untuk memacu pelaksanaan GAP dan SOP oleh produsen (S1, S3, O3) 4.Mengoptimalkan pengalaman produsen dan memanfaatkan dukungan tenaga penyuluh semaksimal mungkin untuk menggalakkan

pemasaran produk pada

berbagai jaringan pemasaran (S3, O4, O6)

dengan memanfaatkan jaringan pemasaran yang ada, misalnya selebaran secara online (W2, O4)

4. Memanfaatkan modal yang ada untuk meningkatkan promosi dengan melaksanakan pameran (W2, W3, O5)

Ancaman (Threats)

1. Pelanggan tetap masih sedikit

2. Jadwal tanam belum mengikuti pangsa pasar 3. Peran

asosiasi/kelembagaan tani kurang baik

4. Keragaman sayuran hidroponik yang dipasarkan masih sedikit

1.Pemerintah mendukung usaha produsen dengan membantu penyediaan bibit sayuran yang lebih beragam (S2, T4)

Strategi ST

2.Pemerintah mendukung dalam membentuk asosiasi tani yang lebih terstruktur (S2, T3)

3.Dengan memanfaatkan tenaga penyuluh yang telah dibina untuk memberi pemahaman kepada produsen agar menanam sayuran mengikuti pangsa pasar

untuk memenuhi permintaan (S3, T2)

4.Memanfaatkan tenaga penyuluh yang sudah dibina dan memahami GAP dan SOP untuk menerapkannya pada berbagai komoditi sesuai dengan tuntutan global, sehingga menambah pelanggan (S1, S3, T1, T4)

1. Meningkatkan kegiatan pameran dan promosi untuk memperluas pemasaran pada berbagai lapisan masyarakat sehingga menambah pelanggan (W2, W3, T1) Strategi WT 2. Meningkatkan peran asosiasi, agar

bersama-sama anggota melakukan pameran yang lebih rutin untuk menambah pelanggan dan meningkatkan permintaan (W3, T1, T3)

3. Meningkatkan peran asosiasi, agar

bersama-sama anggota menambah keragaman sayuran hidroponik sehingga dapat menambah permintaan dan pelanggan (T1, T3, T4)

65

Tabel 5.7 menggambarkan strategi peningkatan pemasaran sayuran hidroponik yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Strategi S-O

Adapun strategi yang dijelaskan untuk meningkatkan pemasaran sayuran hidroponik dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada adalah sebagai berikut:

1. Memacu pembinaan tenaga penyuluh dan mengoptimalkan dukungan pemerintah dalam memanfaatkan jaringan pemasaran dan online marketing system (S2, S3, O4)

2. Memanfaatkan semaksimal mungkin lokasi yang strategis bagi pengembangan promosi yang didukung sepenuhnya oleh pemerintah (S2, O1)

3. Mengoptimalkan pemanfaatan tenaga penyuluh yang sudah dibina dalam memahami GAP dan SOP untuk memacu pelaksanaan GAP dan SOP oleh produsen (S1, S3, O3)

4. Mengoptimalkan pengalaman produsen dan memanfaatkan dukungan tenaga penyuluh semaksimal mungkin untuk menggalakkan pemasaran produk pada berbagai jaringan pemasaran (S3, O4, O6)

Strategi ini perlu dilakukan agar dapat menjaga keberlanjutan usaha sayuran hidroponik melalui pemanfaataan dukungan pemerintah dan pembinaan tenaga penyuluh yang akan membantu untuk meningkatkan kualitas dan produksi serta pemasaran sayuran hidroponik.

Strategi yang dapat dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan dalam memasarkan sayuran hidroponik dengan meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada, sebagai berikut:

1. Melakukan promosi melalui leaflet dan pameran di lokasi pasar yang cukup strategis (W2, W3, O1).

2. Melakukan pengawasan pelaksanaan GAP dan SOP dengan rutin sehingga pelaksanaan GAP dan SOP maksimal serta keahlian pascapanen semakin baik (W1, O3, O7).

3. Melakukan promosi dengan memanfaatkan jaringan pemasaran yang ada, misalnya selebaran secara online (W2, O4).

4. Memanfaatkan modal yang ada untuk meningkatkan promosi dengan melaksanakan pameran (W2, W3, O5).

Strategi di atas perlu dilakukan untuk memanfaatkan penggunaan modal dengan tepat, sehingga dialokasikan untuk meningkatkan promosi dan pemasaran dengan cara pelaksanaan pameran di lokasi pasar.

Strategi S-T

Adapun strategi peningkatan pemasaran sayuran hidroponik dengan melihat kekuatan dan ancaman adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah mendukung usaha produsen dengan membantu penyediaan bibit sayuran yang lebih beragam (S2, T4).

2.Pemerintah mendukung dalam membentuk asosiasi tani yang lebih terstruktur (S2, T3).

67

3.Dengan memanfaatkan tenaga penyuluh yang telah dibina untuk memberi pemahaman kepada produsen agar menanam sayuran mengikuti pangsa pasar untuk memenuhi permintaan (S3, T2).

4.Memanfaatkan tenaga penyuluh yang sudah dibina dan memahami GAP dan SOP untuk menerapkannya pada berbagai komoditi sesuai dengan tuntutan global, sehingga menambah pelanggan (S1, S3, T1, T4).

Strategi ini perlu dilakukan karena dengan dukungan pemerintah, dapat menciptakan asosiasi tani sayuran hidroponik yang jelas. Sehingga melalui asosiasi yang sudah tercipta, nantinya dapat memudahkan pemerintah dalam mendukung pemasaran sayuran hidroponik. Oleh karena itu, strategi di atas diperlukan dengan mengoptimalkan beberapa kekuatan dalam mengatasi ancaman dan memanfaatkan peluang jangka panjang.

Strategi W-T

Adapuun strategi peningkatan pemasaran sayuran hidroponik dengan melihat kelemahan dan ancaman sebagai berikut:

1. Meningkatkan kegiatan pameran dan promosi untuk memperluas pemasaran pada berbagai lapisan masyarakat sehingga menambah pelanggan (W2, W3, T1).

2. Meningkatkan peran asosiasi, agar bersama-sama anggota melakukan pameran yang lebih rutin untuk menambah pelanggan dan meningkatkan permintaan (W3, T1, T3).

3. Meningkatkan peran asosiasi, agar bersama-sama anggota menambah keragaman sayuran hidroponik sehingga dapat menambah permintaan dan pelanggan (T1, T3, T4).

Dengan meningkatkan peran asosiasi, maka dapat meningkatkan kegiatan promosi dan pameran untuk menambah permintaan dan meningkatkan pemasaran sayuran hidroponik di Kota Medan.

BAB VI

Dokumen terkait