B. METODOLOGI
2. Penentuan Formulasi Tablet Effervescent
Penentuan formulasi tablet effervescent yang digunakan dalam penelitian merupakan modifikasi formulasi dari Juniawan (2004). Modifikasi dilakukan terhadap jenis ekstrak dan jumlah asam sitrat, asam tartarat dan kalium bikarbonat (effervescentmix). Ekstrak yang digunakan berdasarkan perhitungan :
30 mg/kg BB kucing dikonversi terhadap BB manusia = 13 (Lampiran 21) 30 x 2 = 60 mg x 13 = 780 mg : 70 kg = 11 mg/kg BB manusia
Rata-rata BB manusia adalah 50 kg.
11 mg/ kg BB manusia x 50 kg = 550 mg = 0.55 g ≈ 0.5 g ekstrak
Perlakuan yang dicobakan pada penelitian ini adalah konsentrasi
effervescent mix terhadap berat total tablet. Perbandingan asam sitrat : asam tartarat : kalium bikarbonat yang digunakan pada formulasi adalah 18 : 28 : 54. Ada empat taraf formulasi yang dicobakan dengan formulasi terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Formulasi tablet effervescent daun belimbing wuluh.
Bahan F1 (%) F2 (%) F3 (%) F4 (%) Ekstrak 3,4 3,4 3,4 3,4 Laktosa 55,3 50,3 45,3 40,3 Asam sitrat 7,2 8,1 9 9,9 Asam tartarat 11,2 12,6 14 15,4 Kalium bikarbonat 21,6 24,3 27 29,7 Mg stearat 0,1 0,1 0,1 0,1 Aspartam 1 1 1 1 PVP 0,2 0,2 0,2 0,2
Keterangan : F1 = konsentrasi effervescent mix 40% F2 = konsentrasi effervescent mix 45% F3 = konsentrasi effervescent mix 50% F4 = konsentrasi effervescent mix 55%
3. Pembuatan Tablet Effervescent
Pembuatan tablet effervescent dari ekstrak daun belimbing wuluh dimulai dengan pembuatan granul terlebih dahulu sebelum dikempa. Tablet effervescent dalam penelitian ini dibuat dengan menggunakan metode granulasi basah yang meliputi tahapan penimbangan, pencampuran
awal, penambahan larutan pengikat, pengayakan I, pengeringan, pengayakan II, pencampuran lubrikan dan pencetakan tablet. Proses pembuatan tablet effervescent dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram alir proses pembuatan tablet effervescent
(Said, 2005)
Pengujian yang dilakukan meliputi analisis granul dan analisis tablet
effervescent. Oleh karena belum adanya standar untuk tablet effervescent, maka untuk menentukan formulasi terbaik digunakan kontrol tablet
effervescent komersial. Kontrol yang digunakan adalah tablet effervescent
komersial dengan merek ”A” untuk obat panas dalam (tahun 2006).
Ekstrak kering PVP Granul kering Granul effervescent Tablet effervescent Laktosa, aspartam, kalium bikarbonat Asam sitrat, asam tartarat Pencampuran Pengayakan ayakan no.12 Pencetakan tablet Pengeringan (oven, 50oC, 18 jam) Pengayakan ayakan no.14
a. Analisis granul
1) Uji Waktu Alir (Wells, 1987)
Granul seberat 25 g dituang pelan-pelan ke dalam corong pengukur lewat tepi corong. Tutup corong dibuka pelan-pelan, granul dibiarkan mengalir keluar. Waktu dicatat dengan stopwatch
sampai semua granul mengalir keluar. Waktu alir dihitung dengan satuan g/dtk. Pengukuran waktu alir menggunakan flowmeter. Waktu alir yang baik adalah kurang dari 10 g/dtk.
2) Sudut Diam (Wells, 1987)
Granul yang jatuh dari sifat alir dan diukur tinggi kerucut yang terbentuk dan panjang dari granul kemudian diukur sudut diamnya dengan rumus :
h tg a = r a = inv tg a = sudut diam h = tinggi kerucut r = jari-jari kerucut
Tabel 3. Hubungan antara sudut diam dan sifat alir
Sudut Diam Sifat Alir
<25o Sangat baik 25-30o Baik 30-40o Cukup >40o Buruk Sumber : Wells (1987) 3) Kompresibilitas Granul(Wells, 1987)
Granul seberat 50 g dituang pelan-pelan ke dalam gelas ukur dan dicatat sebagai Vo (ml). Gelas ukur dipasang pada alat bulk density tester dan motor dihidupkan. Perubahan volum dicatat setelah pengetapan (Vt) dengan t = 10, 50 dan 100 ketukan. Pengurangan volume granul akibat pengetapan dinyatakan dengan rumus :
(Vo - Vk)
Kompresibilitas Granul = x 100% Vo
Vo = Volume awal
Vk = Volume setelah ketukan Tabel 4. Kriteria Kompresibilitas granul
Nilai (%) Kriteria 5-15 Istimewa 12-16 Baik 18-21 Sedang 23-35 Jelek 33-38 Sangat jelek
> 40 Sangat jelek sekali
Sumber : Wells (1987)
b. Analisis tablet effervescent
1) Nilai pH (Modifikasi Khairani, 2002)
Sebuah tablet dilarutkan dalam 200 ml air kemudian diambil 100 ml untuk diukur pH-nya menggunakan pH-meter.
2) Kadar Air Metode Oven (Apriyantono, et al, 1989)
Bahan sebanyak 2 g yang telah digerus dan ditimbang, dimasukkan dalam cawan porselin yang telah ditera kemudian diratakan. Cawan kemudian dimasukkan dalam oven suhu 105oC selama 3 jam, ulangi pengerjaan sampai didapat bobot tetap. Kadar air dihitung terhadap sampel.
berat awal – berat akhir
Kadar Air = x 100% berat awal
3) Kadar Abu (Depkes, 1989)
Bahan sebanyak 2 g atau 3 g yang telah digerus dan ditimbang, dimasukkan dalam cawan porselin yang telah dipijarkan dan ditera kemudian diratakan. Zat kemudian dipijarkan perlahan- lahan sampai arang habis kemudian didinginkan dan ditimbang. Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan, maka ditambahkan air panas dan disaring melalui kertas saring bebas abu. Sisa zat dan kertas saring dipijarkan kembali dalam cawan
yang sama. Filtrat dimasukkan dalam cawan dan diuapkan kemudian dipijarkan hingga bobot tetap dan ditimbang. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.
berat abu (g)
Kadar Abu = x 100% berat sampel (g)
4) Penampakan Tablet
Sebuah tablet diukur diameter dan tebalnya menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan 3 kali di tempat yang berbeda.
5) Kekerasan tablet (Kailaku, 2002)
Pengukuran kekerasan dilakukan dengan menggunakan
pnetrometer. Sebuah tablet diletakkan di bawah jarum pnetro kemudian ditekan selama 10 detik dan dibaca hasilnya dalam skala. 6) Waktu Larut (Said, 2005)
Sebuah tablet dimasukkan dalam air dengan volume 200 ml dalam gelas piala 500 ml. Waktu melarut tablet dicatat dengan
stopwatch sampai tablet hancur dan larut. 7) Warna (Colorimeter) (Febriyanti, 2003)
Pengukuran warna dilakukan dengan menggunakan
colorimeter. Pengukuran warna dilakukan dua kali di tempat yang berbeda. Hasil yang didapat adalah nilai L, a, b dan oHue. Nilai
o
Hue diperoleh dari rumus :
o
Hue = arc tg (b/a)
Tabel 5. Kriteria warna berdasarkan oHue
Warna oHue Red purple 342-18 Yellow red 54-90 Yellow green 126-162 Green 162-198 Blue green 198-234 Blue 234-270 Blue purple 270-306 Purple 306-342 Sumber : Huntching (1999)
c. Uji Organoleptik
Uji organoleptik yang akan dilakukan adalah uji penerimaan dimana setiap panelis diharuskan mengemukakan tanggapan pribadinya terhadap produk yang disajikan. Uji penerimaan yang dilakukan adalah uji hedonik dengan menggunakan 30 panelis.
Pada uji ini, panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya terhadap warna, aroma dan rasa dari sampel tablet
effervescent yang diberikan. Tanggapan tersebut dapat berupa tanggapan suka maupun tidak suka. Skala kesukaan yang digunakan adalah 1-7, dimana angka 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = agak tidak suka, 4 = netral, 5 = agak suka, 6 = suka, 7 = sangat suka (Rahayu, 1998). Data yang diperoleh, ditabulasikan dan dianalisis dengan analisis statistik non-parametik Friedman.