• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.5. Penentuan Isu – Isu Strategis

Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.

Berdasarkan kajian aspek-aspek sebagaimana tersebut di atas maka dapat disampaikan isu-isu strategis pembangunan pariwisata provinsi kalimantan selatan yang ditinjau dari gambaran pelayanan SKPD, kajian terhadap visi misi kepala daerah, kajian Renstra KL dan Kajian RTRW, sebagai berikut :

1. Permasalahan Kesejahteraan dan Kualitas Hidup Masyarakat

Rendahnya kesadaran masyarakat untuk turut berperan serta dalam pembangunan ataupun pariwisata sangat berpengaruh terhadap kesejahteraannya. memanfaatkan pariwisata untuk berpenghasilan melalui usaha dibidang pariwisata. Berkaitan dengan masalah turut serta masyarakat dalam pembangunan, hal ini juga berdampak terhadap indeks pembangunan gender sebagaimana diatur melalui Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Daerah dimana Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun kebijakan, program dan kegiatan pembangunan berprespektif gender yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD, Rencana Strategis dan Rencana Kerja SKPD. Dan Sebagai bentuk dukungan dalam pelaksanaan pengarusutamaan gender yang mencakup dibidang pembangunan sosial budaya, hal ini menjadi rujukan dan diterjemahkan

serta diserasikan secara operasional kedalam kebijakan / program kegiatan pada Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan.

2. Pengelolaan Destinasi Pariwisata

Lemahnya pengelolaan destinasi pariwisata turut menjadi faktor lemahnya kualitas destinasi pariwisata daerah untuk bersaing dengan provinsi lain bahkan provinsi tetangga, sebagaimana data terakhir dari 34 provinsi, Kalimatan Selatan menduduki peringkat ke 14 dari kunjungan wisata secara nasional, tentunya ini menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yaitu dengan dimasukkannya pariwisata sebagai salah satu prioritas pembangunan pada RPJMD 2016 – 2021. Dimana pada RPJMD periode ini pengembangan pariwisata lebih diarahkan kepada pembangunan destinasi pariwisatanya namun bukan berarti mengesampingkan peranan promosi melalui event ataupun media promosi lainnya, karena sudah tentu membangun destinasi pariwsata diharapkan agar dapat mendatangkan wisatawan dan promosi adalah alat untuk memasarkannya.

Disamping itu pengelolaan destinasi pariwisata bukan hanya berhubungan dengan aksesibilitas ataupun amenitas di obyek daya tarik wisata tersebut, hal penting lainnya adalah membangun SDM di sekitarnya, yaitu dengan cara melibatkan masyarakat disekitar ODTW untuk turut berperan melalui gerakan Sapta Pesona yang terdiri atas unsur aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah dan kenangan.

3. Efektifitas Promosi dan Publikasi

Meningkatkan kunjungan, lama tinggal dan pengeluaran wisatawan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap perekonomian daerah adalah tujuan dari promosi dan publikasi, sebagaimana diketahui pada periode ini pengembangan pariwisata lebih diarahkan kepada pembangunan destinasi maka dengan sumber daya yang tersisa sudah seharusnya pengoptimalan dalam penyusunan kegiatan harus dilakukan guna mencapai efektifitas promosi pariwisata.

BAB IV

TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan

Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja SKPD selama lima tahun. Tujuan adalah pernyataan - pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi. Sedangkan sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan.

Mengacu pada pernyataan visi dan misi pembangunan pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan, maka tujuan pembangunan yang hendak dicapai oleh Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 - 2021 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya jumlah kunjungan wisnus dan wisman.

2. Meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian daerah.

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tahunan. Dalam rencana pembangunan lima tahunan ini, sasarannya adalah :

1. Meningkatnya kesejahteraan perekonomian masyarakat disekitar ODTW (melalui usaha / industri pariwisata)

2. Meningkatnya kesadaran masyarakat dan wisatawan lokal terhadap sapta pesona

3. Meningkatnya pembangunan destinasi pariwisata di ODTW.

Secara lebih detail tujuan dan sasaran jangka menengah Pelayanan Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021 disajikan pada Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR

SASARAN

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-

1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian daerah

Meningkatnya kesejahteraan perekonomian masyarakat disekitar ODTW

(melalui usaha / industri pariwisata)

Persentase kenaikan jumlah wisnus

10 % 10 % 20 % 20 % 20 %

Persentase kenaikan jumlah wisman

5 % 5 % 10 % 10 % 10 %

Lama tinggal wisnus

3 3 4 4 5

Persentase peningkatan jumlah usaha dibidang wisata

5% 5% 7% 8% 10%

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-

1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

2 Meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata

Meningkatnya kesadaran masyarakat dan wisatawan lokal terhadap sapta pesona

Persentase peningkatan jumlah kelompok sadar wisata

20% 20% 20% 20% 20%

Meningkatnya pembangunan destinasi pariwisata di ODTW

Persentase pembangun-an jumlah objek / daya tarik

pariwisata

30 % 40 % 50 % 60 % 70 %

4.2. Strategi dan Kebijakan Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan

Strategi dan kebijakan dalam Renstra SKPD adalah strategi dan kebijakan SKPD untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD yang selaras dengan strategi dan kebijakan daerah serta rencana program prioritas dalam rancangan awal RPJMD. Strategi dan kebijakan jangka menengah SKPD menunjukkan bagaimana cara SKPD mencapai tujuan, sasaran jangka menengah SKPD, dan target kinerja hasil (outcome) program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi SKPD. Strategi dan kebijakan dalam Renstra SKPD selanjutnya menjadi dasar perumusan kegiatan SKPD bagi setiap program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi SKPD.

Rumusan strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan. Rumusan strategi juga harus menunjukkan keinginan yang kuat bagaimana SKPD menciptakan nilai tambah (value added) bagi stakeholder layanan. Di sini penting untuk mendapatkan parameter utama yang menunjukkan bagaimana strategi tersebut menciptakan nilai (strategic objective). Melalui parameter tersebut, dapat dikenali indikasi keberhasilan atau kegagalan suatu strategi sekaligus untuk menciptakan budaya

“berpikir strategik” dalam menjamin bahwa transformasi menuju pengelolaan pemerintah daerah yang lebih baik, transparan, akuntabel dan berkomitmen terhadap kinerja, strategi harus dikendalikan dan dievaluasi (learning process).

Berikut ini akan digambarkan secara singkat faktor - faktor lingkungan strategis yang mempengaruhi penyelengaraan pelayanan organisasi Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan, baik secara internal maupun eksternal sebagai berikut.

4.3. ANALISIS S W O T 4.3.1. Lingkungan Internal

A. Kekuatan (Strength)

1. Kalsel memiliki potensi dan daya tarik wisata yang khas dan unik untuk dipasarkan (Pasar Terapung, Industri batu Permata, Atraksi Bamboo Rafting) 2. Kalsel memiliki seni budaya tradisi yang unik beragam, dan peninggalan

sejarah yang dapat dipasarkan

3. Aspek Budaya dan Kondisi Alam Kalimantan Selatan lebih lengkap dari provinsi lain di Kalimantan.

4. ODTW yang bertumpu pada alam dan diperkuat oleh berbagai tata nilai seni dan budaya masyarakat memiliki preferensi untuk market overseas.

5. Investasi pengembangannya tidak sebesar untuk membangun ODTW buatan ( untuk menarik market domestik), tetapi diperlukan peran serta masyarakat (sebagai stake holder) dan konservasi dan rehabilitasi alam dan lingkungan sebagai penyangga.

6. Terdianya fasilitas jaringan pendukung pemasaran pariwisata seperti pihak Asita, PHRI, Airline, Restoran, Pramu Wisata, dan BPPD

7. Adanya alat transportasi yang memadai bagi wisatawan baik angkutan darat, udara maupun laut, sebagai pintu utama kedatangan wisatawan

8. Keramahtamahan penduduk Kalimantan Selatan dalam menyambut kedatangan wisatawan

9. Letak Provinsi Kalimantan Selatan yang berada di tengah wilayah Indonesia memudahkan pergerakan wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk datang

10. Secara geografis dekat dengan pulau Jawa, dan sudah terbuka akses darat ke Provinsi Kaltim, Kalteng, dan Kalbar.

11. Situasi keamanan dan stabilitas politik yang baik di Kalimantan Selatan 12. Pelayanan umum cukup tersedia seperti polisi wisata, kantor pos, rumah

sakit, dan sarana komunikasi dsb.

13. Tersedianya sarana promosi pariwisata yang beragam seperti media sosial, media elektronik, maupun media cetak.

14. Tersedia 298 layanan akomodasi ( hotel bintang dan non bintang )

B. Kelemahan (Weakness)

1. Aksesibilitas penerbangan yang masih tingkat domestik 2. Belum tersedia moda transportasi umum ke objek wisata.

3. Tidak ada penerbangan langsung dari destinasi wisata utama Indonesia Bali dan Lombok.

4. Kerusakan alam dan lingkungan akibat industri pertambangan dan kebakaran hutan

5. Belum gencarnya promosi pariwisata melalui berbagai media yang ada.

6. Mayoritas pelayanan akomodasi belum bersertifikat ijin usaha perhotelan 7. Mayoritas SDM industri Pariwisata belum bersertifikat.

8. Terbatasnya data potensi OW alam bawah laut, gua, air terjun dan lain lain.

9. Rendahnya progres pengembangan ODTW

10. Belum adanya kegiatan pemasaran pariwisata yang terpadu antar instansi pendukung pariwisata dan dukungan regulasi

Masih kurangnya Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) di Kalimantan Selatan.

11.

Belum optimalnya penyusunan kegiatan – kegiatan yang bersifat

prioritas dan berdampak banyak terhadap pencapaian prioritas

pembangunan daerah.

12. Paket wisata yang ditawarkan oleh pihak Biro Perjalanan Wisata masih dirasakan mahal oleh wisatawan

13. Belum semua obyek wisata di Kalimantan Selatan layak untuk dipasarkan 14. Jarak tempuh untuk menuju satu obyek wisata dengan obyek wisata lainnya

relative jauh

15. Masyarakat Kalimantan Selatan belum terbiasa berkomunikasi dengan wisatawan asing karena perbedaan bahasa.

16. Minim masyarakat sadar wisata

17.

Terbatasnya anggaran yang tersedia.

18. Terbatasnya sumber daya manusia profesional bidang pemasaran yang dapat memasarkan pariwisata Kalsel dengan baik.

19. Keberadaan habitat satwa dari ancaman kepunahan

20. Masih mahalnya biaya pembuatan dan pemasangan bahan promosi pariwisata melalui media elektronik, maupun media dalam dan luar ruangan.

21. Masih sedikitnya wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Selatan

4.3.2. Lingkungan Eksternal A. Peluang (Opportunity)

1) Nawacita Presiden Joko Widodo dalam pengembangan Pariwisata Nasional 2) Masuknya Kalimantan Selatan dalam KSPN dan KPPN

3) Misi ke 5 Program Prioritas No. 11 Menuju salah satu Destinasi Wisata Nasional

4) Tersedianya banyak pembiayaan dari Kementerian Pariwisata 5) CSR dari berbagai Perusahaan Unit Pengembangan ODTW

6) Adanya tawaran promosi pariwisata melalui majalah penerbangan, media sosial dan media elektronik untuk pariwisata kalsel.

7) Adanya dukungan pemerintah daerah kabupaten/kota di kalsel terhadap berbagai obyek wisata yang layak di pasarkan

8) Adanya berbagai event pariwisata yang setiap tahun dilaksanakan oleh Kab/Kota maupun kelompok masyarakat di Kalsel untuk siap dipromosikan.

9)

Adanya kebijakan pemerintah daerah Kalsel untuk mendukung kegiatan kepariwisataan

10)

Banyaknya tawaran untuk promosi pariwisata Kalsel baik lingkup nasional, regional, maupun mancanegara.

Lengkapnya Usaha Pariwisata di daerah seperti adanya Usaha Spa, MICE, Wisata Tirta, dll.

11) Ditetapkannya Peraturan Menteri yang dapat menjadi acuan dan payung hukum dalam pelaksanaan.

12) Adanya kewenangan masing – masing Kab/Kota dalam pengaturan pelaksanaan (dalam rangka peningkatan pembinaan pariwisata).

13) Banyaknya masyarakat Kalsel yang melaksanakan umroh ke tanah suci Mekkah dapat dijadikan duta pariwisata Kalsel di Timur Tengah.

14) Adanya kebijakan nasional peningkatan status Bandara Syamsudin nor menjadi Bandara Internasional

15) Adanya Fasilitasi Promosi oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia

B. Ancaman (Threat)

1. Perkembangan pariwisata di provinsi bila pengelolan obyek wisata yang tidak profesional akan mengurangi kepercayaan wisatawan untuk datang kedua kalinya.

2. Masyarakat Kalsel lebih senang berwisata ke luar daerah dari pada mengunjungi obyek wisata yang ada di daerah sendiri.

3. Adanya tanggapan miring sebagian masyarakat agamis terhadap wisatawan yang mengarah kepada prostitusi, perjudian, narkoba, dan pergaulan bebas.

4. Masyarakat belum banyak merasakan dampak positif secara ekonomi terhadap keberadaan obyek wisata.

5. Kurangnya pemanfaatan kelembagaan pariwisata oleh pengusaha untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

6. Rendahnya kesadaran pengusaha dalam menerapkan standarisasi kompetensi usaha dan profesi di dalam usaha pariwisata yang dijalankannya.

7. Kurangnya kesadaran pengusaha untuk mendaftarkan usahanya (TDUP) pada Pemerintah Daerah dan kewajiban pengusaha untuk memiliki sertifikasi usaha.

8. Gencarnya promosi pariwisata yang dilakukan oleh provinsi dan negara lain.

9. Kalimantan Selatan menjadi sasaran peredaran Narkoba dan Psikotropika

10. Potensi terorisme cenderung meluas

11. Pengaruh sikap – sikap intoleran dan radikalisme yang masuk Banua.

12. Industri pertambangan yang cenderung meninggalkan kerusakan lingkungan

13. Mitos “Wisa” atau racun pada ODTW pedalaman.

Dari formulasi seperti tersebut, maka dapat dijabarkan strategi kegiatan sebagaimana tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2

Formulasi Strategi Kegiatan Berdasarkan Analisis SWOT Faktor eksternal Peluang :

a. Lengkapnya potensi pariwisata didaerah seperti adanya wisata berbasis alam (seperti pantai, gunung, terumbu karang, sungai, dll), wisata

berbasis budaya

(seperti

religi, adat istiadat, dll), dan wisata berbasis buatan.

b. Dipersiapkannya bandara Syamsuddin Noor sebagai bandara internasional airport.

c. Ditetapkannya pelabuhan trisakti banjarmasin dan pelabuhan kotabaru sebagai Bebas Kunjungan

Ancaman :

a. Kurangnya pemanfaatan pariwisata oleh masyarakat sekitar untuk meningkatkan kesejahteraan (ekonomi).

b. Rendahnya kesadaran wisatawan lokal dalam menerapkan sapta pesona (ketertiban, kebersihan dan keamanan).

c. Perkembangan pariwisata di provinsi lain / tetangga cukup berkembang pesat.

Faktor Internal

Visa.

d. Dukungan SKPD terkait dalam pengembangan pariwisata.

e. Adanya kewenangan masing – masing kab/kota dalam mengembangkan kepariwisataan

didaerahnya (dalam rangka mempercepat

pembangunan destinasi pariwisata).

Kekuatan :

a. Tersedianya dasar hukum sebagai landasan operasional baik berupa perudang – undangan maupun peraturan daerah.

b. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang memadai untuk menunjang produktifitas kerja.

c. Tersedianya pendanaan yang memadai guna mendukung pencapaian program prioritas daerah.

d. Adanya PERDA No. 11 Tahun 2013 tentang Rencana Induk

Pembangunan Pariwisata Daerah Periode 2013 – 2038 menjadi pedoman untuk fokus

pembangunan pariwisata selama 15 (lima belas) tahun mendatang.

a. Meningkatkan kunjungan dan lama tinggal

wisatawan.

b. Memfokuskan

pembangunan destinasi pariwisata pada DPP dan KSPP yang sudah

ditetapkan melalui PERDA Kalsel No. 11 Tahun 2013 tentang RIPPARDA 2013 – 2028.

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaku usaha wisata / industri wisata di sekitar ODTW.

b. Meningkatkan jumlah kelompok sadar wisata yang berperan sebagai pelopor penerapan sapta pesona di ODTW.

c. Mengembangkan pariwisata yang dimiliki daerah dengan menonjolkan keunikan / khas yang tidak dimiliki daerah lain.

Kelemahan : a. Lemahnya

koordinasi dan sinkronisasi lintas sektoral.

b. Kurang maksimalnya publikasi dan promosi di bidang pariwisata. c. Belum optimalnya

penyusunan kegiatan – kegiatan yang bersifat prioritas dan berdampak banyak terhadap

pencapaian prioritas pembangunan daerah.

d. Belum optimalnya sinkronisasi program kegiatan SKPD dengan UPTD dalam pelaksanaan tugas fungsi yang bersifat teknis.

1. Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi

percepatan pembangunan pariwisata bersama SKPD Terkait.

2. Memaksimalkan antara pendanaan dan kegiatan bidang pariwisata dengan memperhatikan

pencapaian program prioritas daerah.

a. Mendorong kab / kota dalam pengembangan

kepariwisataan.

Berdasarkan hasil analisis SWOT diatas, selanjutnya perlu dilakukan analisis terhadap ketepatan korelasi antara visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan agar strategi dan kebijakan yang ditetapkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran. Adapun hasil dari analisis tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3

Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian daerah

Meningkatnya pemanfaatan pariwisata oleh masyarakat sekitar ODTW untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian

Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaku usaha wisata / industri wisata di sekitar ODTW

Meningkatkan kualitas pelaku usaha bidang pariwisata melalui pelatihan dan bimbingan teknis

Meningkatkan kunjungan dan lama tinggal wisatawan

Memasarkan destinasi pariwisata melalui promosi pariwisata pada event / kegiatan kepariwisataan

ataupun melalui media promosi

Memaksimalkan publikasi dan promosi dengan memanfaatkan media promosi baik melalui cetak ataupun

Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan elektronik Meningkatkan

kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata

Meningkatnya

kesadaran masyarakat dan wisatawan lokal terhadap sapta pesona

Meningkatkan jumlah kelompok sadar wisata yang berperan sebagai pelopor penerapan sapta pesona di ODTW

Pembinaan kelompok sadar wisata

Meningkatnya pembangunan

destinasi pariwisata di ODTW

Memfokuskan pembangunan destinasi pariwisata pada DPP dan KSPP yang sudah ditetapkan melalui PERDA Kalsel No.

11 Tahun 2013 tentang RIPPARDA 2013 – 2028

Menetapkan destinasi pariwisata prioritas

Membangun amenitas pariwisata di destinasi pariwisata prioritas

Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi percepatan pembangunan pariwisata bersama SKPD terkait

Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi percepatan pembangunan pariwisata bersama SKPD terkait

Mendorong kab/kota dalam pengembangan kepariwisataan terkait kewenangan di daerahnya masing – masing.

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Berdasarkan visi, misi serta tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan program dan kegiatan prioritas. Program yang disusun oleh Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan merupakan program prioritas RPJMD yang sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan yang selanjutnya dijabarkan kedalam beberapa kegiatan untuk masing-masing program tersebut. Pemilihan kegiatan untuk masing-masing program ini didasarkan atas strategi dan kebijakan jangka menengah.

Indikator keluaran program yang telah ditetapkan merupakan indikator kinerja program yang berisi outcome program. Outcome program merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah yang mencerminkan keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program. Sedangkan kelompok sasaran adalah pihak yang menerima manfaat langsung dari kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan. Pendanaan indikatif merupakan perkiraan kebutuhan anggaran pembiayaan/pendanaan untuk melaksanakan program/kegiatan pertahun.

Adapun secara rinci keterkaitan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan prioritas disajikan pada tabel 5.1, sebagai berikut:

Tabel 5.1

Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Dinas Pariwisata

Provinsi Kalimantan Selatan

Tujua

Indikator Kinerja Program (outcome) dan

Kegiatan (output)

Data

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Unit Kerja SKPD Penanggung

jawab

Lokasi Tahun2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra

SKPD kontribusi sektor pariwisata terhadap perekono mian daerah

Meningkatnya pemanfaatan pariwisata oleh masyarakat sekitar ODTW untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian

Pelayanan

Administrasi Perkantoran

Persentase jasa dan prasarana penunjang yang tersedia untuk pelayanan administrasi kantor

100% 100

Sekretariat

Penyediaan

Bahan Logistik Kantor

Persentase kendaraan operasional dinas dan genset yang bahan bakarnya terpenuhi selama setahun

100% 100

Sekretariat

Penyediaan jasa

kebersihan kantor

Persentase tersedianya petugas dan peralatan kebersihan kantor

100% 100

Sekretariat

Tujua

Indikator Kinerja Program (outcome) dan

Kegiatan (output)

Data

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Unit Kerja SKPD Penanggung

jawab

Lokasi Tahun2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra

SKPD

komunikasi, sumber daya air dan listrik

Persentase tersedianya jasa telepon, internet, air dan listrik yang memadai

100% 100

Sekretariat

Penyediaan

barang cetakan dan

penggandaan

Persentase ketersediaan barang cetakan dan penggandaan

100% 100

Sekretariat

Penyediaan

bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

Persentase ketersediaan bahan bacaan (koran) selama setahun

100% 100

Sekretariat

Penyediaan Makanan dan Minuman

Terpenuhinya makanan dan minuman

100% 100

00.000 Sekretariat

Rapat-rapat

Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah

Persentase rapat koordinasi luar daerah yang dapat terpenuhi

100% 100

Sekretariat

Tujua

Indikator Kinerja Program (outcome) dan

Kegiatan (output)

Data

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Unit Kerja SKPD Penanggung

jawab

Lokasi Tahun2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra

SKPD

surat menyurat

Persentase ketersediaan petugas pengantar surat dan bahan persuratan (perangko, materai, dll)

100% 100

713000 00

Sekretariat

Penyediaan jasa

peralatan dan perlengkapan kantor

Persentase peralatan kantor (AC, Komputer, Fotocopy, dll) yang terpelihara dengan baik

100% 100

Sekretariat

Penyediaan

makanan dan minuman

Persentase penyediaan makanan dan minuman harian bagi pegawai

100% 100

Sekretariat

Rapat-rapat

Koordinasi dan Konsultasi di Dalam Daerah

Persentase rapat koordinasi dalam daerah yang dapat terpenuhi

100% 100

Sekretariat

Tujua

Indikator Kinerja Program (outcome) dan

Kegiatan (output)

Data

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Unit Kerja SKPD Penanggung

jawab

Lokasi Tahun2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra

SKPD

tulis kantor

Persentase penyediaan alat tulis kantor

100% 100

Sekretariat

Penyediaan jasa

administrasi keuangan

Persentase tersedianya jasa administrasi keuangan

100% 100

Sekretariat

Penyediaan

komponen instalasi

listrik/penerangan bangunan kantor

Persentase penyediaan komponen listrik untuk penerangan kantor selama setahun

100

Sekretariat

Peningkatan

Sarana dan Prasarana Aparatur

Persentase pengelolaan sarana dan prasarana aparatur Dinas dengan

Sekretariat

Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasiona l

Tersedianya kendaraan dinas operasional kantor

100% 100

Sekretariat

Tujua

Indikator Kinerja Program (outcome) dan

Kegiatan (output)

Data

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Unit Kerja SKPD Penanggung

jawab

Lokasi Tahun2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra

SKPD

Pengadaan Peralatan Gedung Kantor

Terpenuhinya peralatan gedung kantor

100% 100

00.000 Sekretariat

Pemeliharaan

Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor

Persentase peralatan dan perlengkapan gedung kantor yang

terpelihara dengan baik

100% 100

Sekretariat

Pemeliharaan

rutin /berkala gedung kantor

Persentase kondisi gedung kantor yang

terpelihara dengan baik

100% 100

Sekretariat

Pemeliharaan

rutin/berkala kendaraan dinas operasional

Persentase kendaraan dinas yang kondisinya baik

Sekretariat

Peningkatan

Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Persentase pegawai yang mengikuti peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

0% 100

00.000 Sekretariat

Tujua

Indikator Kinerja Program (outcome) dan

Kegiatan (output)

Data

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Unit Kerja SKPD Penanggung

jawab

Lokasi Tahun2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra

SKPD

Pendidikan, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS

Persentase pegawai yang mengikuti kursus, pendidikan, pelatihan dan bimtek

0% 100

Sekretariat

Pengembangan

sistem perencanaan, pelaporan, capaian kinerja dan keuangan

Capaian Penilaian SAKIP

00.000 Sekretariat

Penyusunan

laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

Dokumen terkait