• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas Pokok, Fungsi

3.3 Penentuan Isu-Isu Strategis

Isu-isu strategis yang akan dihadapi pada rentang waktu 2014 - 2019 antara lain :

1. Implementasi e-Government

Implementasi e-Government yang mulai berkembang di Jawa Timur dalam lima tahun terakhir dinilai oleh pihak pusat sebagai Provinsi yang berhasil dengan baik. Namun secara substantif masíh banyak hal yang perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, perlu didorong terus agar implementasi e-Government semakin mengarah pada substansi yang semestinya khususnya mencakup infrastruktur, konten, aplikasi dan sumber daya manusia.

Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan (e-government) akan meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Konsep Jawa Timur Smart Province menjadi solusi untuk menciptakan pemerintahan yang efektif, efisien dan akuntable serta masyarakat yang semakin cerdas dalam hal ekonomi maupun kehidupan sosialnya. Jatim Smart Province dibagi menjadi 6 (enam) dimensi yaitu :

1. Smart Economy, meliputi opportunity, produktivity serta lokal dan global

interconnectedness. Pelibatan masyarakat (UMKM) dalam even

internasional, pembangunan dan penelitian, serta perkembangan startup baru.

2. Smart Mobility, meliputi mixed modal access, clean & non motorized

mobility dan integrated ICT. Penggunaan transportasi publik harus

digalakkan, kenyamanan warga untuk menggunakan angkutan umum adalah hal yang harus dijamin misalnya dengan menyediakan moda transportasi yang aman, cepat, dan terjamin ketepatan waktunya serta penggunaan kendaraan yang hemat energi.

3. Smart Environment, meliputi smart buildings, resource management dan

urbanplanning. Lingkungan hidup harus dikelola secara pintar antara lain

dengan ketersediaan ruang hijau yang memadai, pengelolaan sampah yang bijak, dan meminimalkan jejak karbon untuk menguragi efek global

warming.

4. Smart people, meliputi education, inclusive society dan creativity. Terbukanya akses untuk mendapatkan layanan pendidikan, membangun komunitas yang terbuka sehingga memunculkan masyarakat yang kreatif. 5. Smart Living, meliputi culture and happyness, safety dan health.

Penunjang terwujudnya pilar smart living adalah lingkungan hidup yang sehat, keamanan, serta kebahagiaan yang terjamin.

6. Smart governance, hal penting yang menjadi perhatian adalah online

services, infrastruktur dan open government. Keterbukaan informasi dan

kemudahan akses data-data pemerintahan oleh publik menjadi sangat penting sehingga komunikasi yang baik bisa terjalin antara pemerintah dengan masyarakat, sehingga penyediaan akses internet yang baik sangat diperlukan oleh masyarakat. Sumber daya aparatur juga kunci penting untuk mewujudkan smart governance. Layanan-layanan publik harus bisa diakses secara online sehingga memudahkan masyarakat untuk mengaksesnya.

Konsep Jatim Smart Province sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang ingin diwujudkan pada periode 2014 - 2019 adalah “Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak”.Jawa Timur Lebih Sejahtera mempunyai makna terwujudnya peningkatan lebih lanjut dari kondisi makmur, yang tidak hanya berdimensi material atau jasmani, tetapi juga spiritual atau rohani, yang memungkinkan rakyat menjadi manusia yang utuh dalam menggapai cita-cita. Jawa Timur lebih berkeadilan bermakna terwujudnya kesejahteraan yang merata bagi semua orang, bukan kesejahteraan seseorang maupun sekelompok orang.

Jawa Timur lebih mandiri mempunyai makna terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang dapat membangun, dan memelihara kelangsungan hidup berlandaskan kekuatannya sendiri. Jawa Timur Lebih Berdaya Saing

bukan hanya berdasarkan keunggulan komparatif (comparative advantage), tetapi juga keunggulan kompetitif (competitive advantage), menyangkut peningkatan kualitas produk, manajemen produksi, pemasaran, dan akses permodalan, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Jawa Timur Lebih Berakhlak bermakna terwujudnya peningkatan akhlak mulia, baik secara individual maupun sosial, dalam konteks rohaniah maupun spiritual, karena kesejahteraan tanpa akhlak dan moral akan membawa manusia ke dalam jurang kehancuran.

Dalam rangka mewujudkan Visi Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Smart Province faktor yang mempengaruhi keberhasilannya adalah :

1) Faktor Teknologi 2) Faktor Manusia 3) Faktor Kelembagaan

Dari sisi teknologi maka diperlukan sistem informasi/aplikasi dan infrastruktur data center serta jaringan internet maupun intranet. Penguatan Sumber Daya Manusia baik aparatur pemerintah maupun masyarakat perlu terus dilakukan sehingga aplikasi yang tersedia bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kelembagaan menjadi faktor penting karena masing-masing dimensi Smart Province harus jelas siapa yang bertanggungjawab untuk mewujudkannya.

Keamanan informasi menjadi isu strategis yang perlu segera direspon mengingatserangan siber saat ini semakin masif serta menyerang critical

resource (sumber daya sangat penting). Permenkominfo Nomor 4 tahun 2016

tentang Sistem Manajemen Pengamanan Informasi Pasal 7 mengatur :

1. Penyelenggara Sistem Elektronik yang menyelenggarakan Sistem Elektronik strategis harus menerapkan standar SNI ISO/IEC 27001 dan ketentuan pengamanan yang ditetapkan oleh Instansi Pengawas dan Pengatur Sektornya.

2. Penyelenggara Sistem Elektronik yang menyelenggarakan Sistem Elektronik tinggi harus menerapkan standar SNI ISO/IEC 27001.

3. Penyelenggara Sistem Elektronik yang menyelenggarakan Sistem Elektronik rendah harus menerapkan pedoman Indeks Keamanan Informasi.

Berdasarkan peraturan ini maka sudah menjadi kewajiban Penyelenggara Sistem Elektronik strategis untuk mensertifikasian SNI ISO/IEC 27001 layanannya, dan bagi Penyelenggara Sistem Elektronik rendah harus menerapkan pedoman Indeks Keamanan Informasi.

2. Data Center

Telah terbangunan data center yang baik dan terintegrasi diharuskan mempunyai beberapa sarana penunjang yang dapat diintegrasikan antara peralatan satu dengan peralatan yang lainnya dan berfungsi sesuai dengan standarisasi yang berlaku. Manfaat data center sebagai upaya mendorong percepatan pelaksanaan e-government di Jawa Timur yang semakin berkembang, serta memberikan akses data dan informasi bagi aparatur dan masyarakat yang mudah, cepat, efektif dan efisien. Pada tahun 2015 Dinas Kominfo Prov. Jatim telah membangun data center secara terintegrasi antara data dan informasi yang memberikan rasa aman bagi jajaran pemerintah Provinsi Jawa Timur yang telah melakukan hosting sebanyak 416 account dan

3 collocation yaitu Dinas Pu Pengairan Provinsi Jawa Timur, Kabupaten

Ponorogo dan Kabupaten Madiun tahun 2015. Pada tahun 2016 telah melakukan hosting yaitu P2T dan ITS.

3. Tuntutan Publik pada Keterbukaan Informasi dan Transparansi

Pola pikir masyarakat yang semakin maju dan berkembang akan semakin menuntut berbagai informasi yang dibutuhkan. Saat ini masyarakat semakin kritis dan berani untuk menyampaikan pendapat, akan terus berupaya untuk mencari informasi yang relevan dengan situasi kondisi yang dihadapinya. Dengan diberlakukannya Undang-Undang nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menjadikan tantangan besar bagi jajaran pemerintah dan masyarakat untuk mampu melaksanakannya serta menjadi wajib hukumnya bagi badan publik untuk menyediakan informasi yang

Dalam kegiatan Penyebarluasan Informasi dengan Media Elektronik dalam bentuk dialog interaktif dan sosialisasi melalui program Ajang Wadul, Mi-GILA (Melek IT Gaul Informasi Luar Biasa), Obrolan Isu Publik,. siaran langsung wayang kulit dan Iklan layanan masyarakat. Sedangkan media Radio dengan program Waroeng Pakde dan Gus Ipul. Sementara media luar ruang , berebentuk baliho, Spanduk, Backdrop dan Umbul-umbul,

Ajang Wadul merupakan salah satu program unggulan yang berhubungan langsung dengan masyarakat dan sebagai wadah untuk menyampaikan keluhan masyarakat secara interaktif, dimana dapat mengadukan, melaporkan, mengkritisi, ataupun memberikan masukan tentang berbagai hal yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di Jawa Timur.

Serta kegiatan pemberitaan/penyebarluasan informasi melalui media online/website beralih pada kegiatan penanganan pengaduan masyarakat dengan nama kegiatan baru yaitu Pengelolaan Informasi Publik.

1. Penanganan pengaduan masyarakat dipergunakan untuk melakukan penanganan pengaduan melalui media sosial (twiter dan Facebook); memfasilitasi berita-berita atau isu-isu aktual tentang program dan kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Jatim melalui Media Online dan Majalah Potensi yang bisa diakses melalui website : www.jatimprov.go.id dan kominfo.jatimprov.go.id.

2. Penguatan PPID dipergunakan untuk memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat dengan mengoptimalkan peran dan fungsi PPID di Badan Publik SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi maupun Badan Publik Pemerintah Kabupaten dan Kota di Jawa Timur.

3. Penyebarluasan informasi yang positif untuk menangkal informasi hoax yang berkembang di tengah-tengah masyarakat akibat semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan media sosial guna menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat pada pemerintah daerah.

4. Penyebarluasan informasi yang positif pada masyarakat menyongsong pemilukada serentak di Jawa Timur

4. Konsolidasi Distribusi Bandwith di lingkungan SKPD Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Perkembangan di bidang TIK yang semakin maju, dan kebutuhan data dan informasi PD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur memerlukan sarana prasarana yang lebih efisiensi dan dijamin keamanannya (security) guna melakukan penyimpanan yang aman dari segala gangguan dalam lalu lintas data. Dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, hampir semua PD telah memiliki dukungan jaringan TIK guna menunjang kegiatan operasional sehari-hari, meski demikian, inisiatif keberadaan fasilitas infrastruktur tersebut tidak serupa karena masing-masing instansi memiliki latar belakang yang berbeda-beda dalam mengembangkan system TIK-nya. Hal ini telah menyebabkan beberapa permasalahan antara lain :

 Pengembangan infrastruktur khususnya untuk sistem jaringan kurang memperhatikan efektivitas dan efisiensi yang berskala nasional

 Standar konfigurasi sistem jaringan di PD yang aman belum ada, sehingga masing-masing PD menyelenggarakan sistem jaringan TIK nya sendiri.

Dalam menilai keberadaan sebuah sistem jaringan TIK yang dimiliki institusi dapat dikategorikan :

 Telah memiliki jaringan intra untuk kepentingan internal. Kategori yang pertama adalah merupakan requirement dasar yaitu telah terbangunnya jaringan intra, yang menjadi prasarat dari penyelenggaraan jaringan di PD yang bersangkutan.

 Terhubung kejaringan eksternal/internet. Dengan mulai terhubungnya jaringan tersebut kedunia luar, baik itu untuk kepentingan yang spesifikatau hanya sekedar untuk mengakses jaringan internet.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, dan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 30 Tahun 2016 tentang Rencana Induk Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur tahun 2016-2017 serta untuk melakukan upaya Peningkatan kualitas layanan pemerintahan berbasis TIK (e-government) maka Dinas Kominfo Provinsi Jatim berencana melakukan peningkatan Konsolidasi dan

Konsolidasi Distribusi Bandwidth di lingkungan PD Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah dilakukan di tahun 2016 ini dengan melakukan pengadaan dan pendistribusian bandwidth sebesar 347 Mbps dan intranet sebesar 110 Mbps yang didistribusikan kepada 52 dari 58 SKPD, dimana rata-rata SKPD mendapat kisaran besaran bandwidth internet sebesar 2 Mbps s/d. 10 Mbps dan bandwith intranet sebesar 1 Mbps.

Mengingat besaran bandwidth ini masih kurang dan dalam rangka memenuhi kecukupan bandwidth, sehingga untuk tahun 2018 besaran bandwidth yang harus dikelola dan didstrbusikan oleh Dinas Kominfo sebesar 700 Mbps yang akan didistribusikan kepada 58 PD.

Dengan meningkatnya kapasitas besaran bandwidth yang dikelola dan didistribusikan, maka perlu direncanakan pembangunan dan pemeliharaan serta perawatan infrastruktur utama maupun pendukung agar bandwidth yang dikelola dan didistribusikan agar bermanfaat secara optimal.

5. Komunikasi Publik

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sedemikian pesat membuat masyarakat kini tak lagi hanya sekedar konsumen informasi yang disampaikan oleh pemerintah. Namun masyarakat kini adalah sumber

(source), saluran (channel) dan penerima (receiver) informasi itu sendiri. Hal

ini kemudian menjadikan paradigma penyampaian informasi yang top-down tidak lagi relevan untuk diterapkan. Sebab pola komunikasi sosial yang kini hadir tidak lagi bersifat singular tapi sudah berbentuk sirkuler. Dengan demikian, masyarakat harus dipandang sebagai khalayak aktif yang mampu memproduksi, menyampaikan dan mengkonsumsi informasi sekaligus. Hal ini mau tidak mau menjadikan paradigma penyampaian informasi yang bottom-up adalah yang paling relevan untuk diterapkan saat ini.

Paradigma baru komunikasi publik ini mengandung konsekuensi logis yaitu masyarakat harus difasilitasi agar mampu menjadi agen penyebarluasan informasi tepat sasaran, produsen informasi yang sehat dan konsumen informasi yang cerdas. Disinilah peran stategis pemerintah untuk menjalankan program pemberdayaan masyarakat (empowering) tersebut dengan menggali

potensi masyarakat, penyediaan fasilitas komunikasi dan menghimpun serta menciptakan jejaring antar kelompok-kelompok komunikasi publik yang tersebar di masyarakat.

Berbagai bentuk fasilitasi kelompok-kelompok komunikasi publik di masyarakat mutlak dilakukan agar proses pengikutsertaan masyarakat dalam pembangunan dapat berjalan dengan baik. Kelompok-kelompok komunikasi publik dimaksud dapat digolongkan dalam berbagai bentuk seperti Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), Kelompok Pertunjukan Rakyat (Pertura), Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah (Bakohumas), Lembaga Konsumen Media (LKM) dan Media Massa.

Semua kelompok komunikasi publik tersebut memiliki tantangan dan problematika masing-masing berkenaan dengan karakteristik yang berbeda dari tiap kelompok komunikasi publik. Tantangan dan problematika yang berbeda tersebut tentu membutuhkan bentuk fasilitasi yang berbeda untuk setiap kelompok komunikasi publik yang ada.

6. Pengelolaan Data dan Statistik

Dengan adanya UU no. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, daerah membuat Peraturan Daerah Provinsi Jatim No. 11 Tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan perangkat daerah. Dinas Komunikasi dan Informatika mendapat tambahan urusan statistik dan persandian. Untuk bidang Pengelolaan Data Statistik merupakan bidang baru yang memiliki indikator meningkatnya ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas.

Data Sektoral merupakan produk dari administrasi setiap OPD yang bisa digali, dikumpulkan, dianalisa dan dievaluasi yang hasilnya digunakan sebagai pendukung perencanaan pembangunan.

Agar terwujud layanan informasi yang akurat dan akuntabel melalui analisis data sektoral perlu dilakukan pemetaan data yang ada di OPD Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Hasil dari pemetaan tersebut akan menghasilkan item-item data yang dimiliki oleh setiap OPD yang selanjutnya

verifikasi, item-item data tersebut selanjutnya diklasifikasi berdasarkan sektor. Proses pengumpulan data dilakukan berdasarkan peta data yang sudah disusun sebelumnya, yang selanjutnya dapat dilakukan analisa statistik sesuai kebutuhan.

Adapun kondisi dan persoalan di wilayah Provinsi Jatim khususnya di bidang kominfo antara lain :

1. Tingkat heterogenitas masyarakat Jawa Timur yang tinggi.

2. Masih adanya kesenjangan (digital device) dalam bidang komunikasi dan informatika antara masyarakat yang tinggal di kota dan pedesaan, karena media massa tidak menjangkau sampai pelosok desa (terpencil) khususnya wilayah miskin/blank spot teknologi informasi komunikasi (TIK).

3. Belum optimalnya kabupaten/kota dalam pembinaan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di Jawa Timur sebagai fungsi penyebarluasan informasi di wilayahnya secara mandiri.

4. Masih banyak masyarakat yang belum sadar terhadap pemanfaatan TIK sehingga masih gagap teknologi (gaptek).

5. Belum adanya persepsi yang sama terhadap masalah pengelolaan dan arti penting komunikasi dan informatika.

6. Sarana dan prasarana komunikasi dan informatika yang masih terbatas.

Solusi / Pemecahan Masalah :

1. Pengembangan data center di Dinas Kominfo Prov. Jatim

2. Menyediakan layanan informasi publik berupa data dan informasi yang terus di up date melalui website jatimprov.go.id, layanan pengaduan melalui Ajang Wadul, dan Ngobrol Pinter Bareng Pakde Karwo dan Gus Ipul;

3. Melayani kebutuhan informasi tentang potensi Jatim dari segi sosial, ekonomi, politik dan pemerintahan melalui penyebarluasan informasi melalui media cetak (Majalah Potensi), distribusi Majalah Derap Desa, Majalah Galeria dalam rangka penyebarluasan informasi UKM;

4. Mendorong Kabupaten/Kota untuk memberdayakan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dan penyebarluasan informasi melalui festival media pertunjukan rakyat;

5. Menampung dan mengevaluasi pendapat masyarakat/opini publik sebagai masukan bagi kebijakan pemerintah dalam pembangunan melalui kajian isu aktual “Timbangan”;

6. Menyediakan layanan dokumentasi dan audio visual, web PPID;

7. Mengembangkan infrastruktur TIK melalui pengembangan aplikasi, layanan keliling Network Operation Centre (NOC), data center, standardisasi dan pemanfaatan jaringan TIK dalam rangka peningkatan pelayanan publik;

8. Mengoptimalkan sumber daya yang ada melalui sarana prasarana, pembinaan aparatur dan meningkatkan kualitas SDM melalui bimbingan teknis TIK, tata naskah dan arsip, pengelolaan keuangan daerah dan lain-lain.

9. E-Leadership : prioritas dan inisiatif pemangku kepentingan di dalam mengantisipasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi.

10. Infrastruktur Jaringan TIK : kondisi infrastruktur telekomunikasi serta akses, kualitas, lingkup, dan biaya jasa akses.

11. Pengelolaan Informasi : kualitas dan keamanan pengelolaan informasi. 12. Lingkungan Bisnis : kondisi pasar, sistem perdagangan, dan regulasi yang

membentuk konteks perkembangan bisnis teknologi informasi

13. Masyarakat dan Sumber Daya Manusia : difusi teknologi informasi di dalam kegiatan PD, serta sejauhmana teknologi informasi disosialisasikan kepada masyarakat melalui proses pendidikan. Dari hasil evaluasi

e-government dibutuhkan agar dapat menilai perkembangan yang terjadi

dalam pelaksanaan e-government di Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 14. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi

pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi

serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Konsep

Smart Province menjadi solusi untuk menciptakan pemerintahan yang

efektif, efisien dan akuntable serta masyarakat yang semakin cerdas dalam hal ekonomi maupun kehidupan sosialnya serta melakukan penerapan dan pengembangan e-New budgeting di Pemprov. Jatim.

BAB IV

TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dan sasaran Perubahan Renstra Dinas Kominfo Prov. Jatim tahun 2014 – 2019 sebagai perumusan fokus program dan kegiatan strategis yang menunjukkan tingkat prioritas dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah, yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan Rencana Kerja setiap tahunnya. Adapun tujuannya dimaksud meliputi :

1. Meningkatkan pemanfaataan TIK dalam layanan informasi publik 2. Meningkatkan layanan dan pemanfaatan infrastruktur TIK

3. Meningkatkan layanan data statistik

Adapun indikator tujuan Perubahan Renstra Dinas Kominfo Prov. Jatim tahun 2014 – 2019 yaitu :

1. Hasil evaluasi terhadap implementasi keterbukaan informasi publik 2. Persentase informasi persandian yang diamankan

3. Persentase release data statistik akurat yang tepat waktu

Sedangkan sasaran Perubahan Renstra Dinas Kominfo Prov. Jatim tahun 2014 – 2019 sebagai berikut :

1. Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan infrastruktur TIK dan layanan informasi publik

2. Meningkatnya manajemen TIK menuju East Java Smart Province

3. Meningkatnya ketersediaan data statistik pembangunan provinsi yang dipublikasikan

Indikator sasaran Perubahan Renstra Dinas Kominfo Prov. Jatim tahun 2014 – 2019 sebagai berikut :

Sasaran 1 memiliki 2 indikator :

1. Prosentase OPD Prov. Jatim dan Kab/Kota di Jawa Timur yang memenuhi standart layanan informasi

2. Persentase Partisipasi Aktif Lembaga Komunikasi Publik dalam Pengelolaan Komunikasi Publik

Sasaran 2 memiliki 2 indikator :

1. Persentase aplikasi yang memenuhi standar keamanan informasi

2. Persentase pemanfaatan hosting dan collocation data center Pemprov. Jatim

Sasaran 3 memiliki 1 indikator :

1. Persentase data statistik pembangunan yang dipublikasikan

Adapun tujuan dan sasaran jangka menengah pelayanan Dinas Kominfo Prov. Jatim beserta indikator kinerjanya disajikan dalam tabel 4.2 sebagaimana berikut :

Tabel 4.2.1 Tujuan dan Sasaran

Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kominfo Prov. Jatim

Target Kinerja Sasaran Pada

Tahun ke-No. Tujuan Indikator

tujuan Sasaran Indikator sasaran

2018 2019 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Meningkatkan pemanfaataan TIK dalam layanan informasi publik Hasil evaluasi terhadap implementasi keterbukaan informasi publik Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan infrastruktur TIK dan layanan informasi publik

Prosentase OPD Prov. Jatim dan Kab/Kota di Jawa Timur yang memenuhi standart layanan informasi 91,94 92 Persentase Partisipasi Aktif Lembaga Komunikasi Publik dalam Pengelolaan Komunikasi Publik 71% 73% 2 Meningkatkan layanan dan pemanfaatan infrastruktur TIK Persentase informasi persandian yang diamankan Meningkatnya manajemen TIK menuju East Java Smart Province Persentase aplikasi yang memenuhi standar keamanan informasi 20% 30% Persentase pemanfaatan hosting dan collocation data center Pemprov. Jatim

55% 60% 3 Meningkatkan layanan data statistik Persentase release data statistik akurat yang tepat waktu Meningkatnya ketersediaan data statistik pembangunan provinsi yang dipublikasikan Persentase data statistik pembangunan yang dipublikasikan 55% 60%

Target kinerja yang hendak dicapai tahun 2018 s/d 2019 terkait :

1. Untuk sasaran satu dari tujuan satu adalah Hasil Penilaian layanan informasi OPD dan Kab/Kota di Jawa Timur yang ditargetkan sebesar 91,94 s/d 92% dan Persentase Partisipasi Aktif Lembaga Komunikasi Publik dalam Pengelolaan Komunikasi Publik yang ditargetkan sebesar 71% s/d 73%. 2. Untuk sasaran dua dari tujuan dua adalah Persentase aplikasi yang

30% dan Persentase pemanfaatan hosting dan collocation data center Pemprov. Jatim yang ditargetkan sebesar 55% s/d 60%.

3. Untuk sasaran tiga dari tujuan tiga adalah Persentase data statistik pembangunan yang dipublikasikan yang ditargetkan sebesar 55% s/d 60%.

4.2 STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan, diperlukan penetapan mengenai upaya mencapai tujuan dan sasaran misi tersebut dalam bentuk strategi dan arah kebijakan yang mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Timur tahun 2014 - 2019. Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan tentang bagaimana mencapai tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien. Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai dengan dipertegas adanya arah kebijakan.

Untuk mewujudkan misi ke 4 (empat) RPJMD “Meningkatkan Reformasi Birokrasi Dan Pelayanan Publik”, maka dilakukan berlandaskan 4 (empat) strategi sebagai berikut :

1. Meningkatkan diseminasi informasi melalui pendayagunaan media informasi untuk mengurangi kesenjangan informasi

2. Meningkatkan pemberdayaan potensi dan lembaga komunikasi masyarakat dalam menghadapi globalisasi dan keterbukaan informasi

3. Membangun smart province melalui penyusunan kluster-kluster smart governance, smart economy, smart environment

4. Menyajikan layanan informasi yang akurat dan akuntabel melalui analisis data sektoral

Dari ke empat strategi di atas menjadi rumusan untuk mencapai keberhasilan dari suatu program dan kegiatan yang berlandaskan dan berpedoman pada arah kebijakan sebagai berikut :

1. Pengembangan konsep reformasi birokrasi sebagai reformasi administrasi yang terdiri dari elemen regulasi, sumber daya manusia, teknologi informasi

dan kontrol masyarakat, untuk menghasilkan pelayanan publik yang lebih jelas tolok ukurnya.

Dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dengan

Dokumen terkait