• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

3.3.15 Penentuan Kurva Absorpsi Asam Mefenamat dalam

3.3.14.1 Pembuatan Larutan Induk Baku I

Ditimbang seksama 10 mg asam mefenamat yang telah dikeringkan selama 4 jam pada suhu 1050C, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml, dilarutkan dengan kloroform jenuh dapar fosfat pH 7,4 lalu dicukupkan dengan kloroform jenuh dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda dan dikocok hingga homogen, sehingga diperoleh konsentrasi 1000 mcg/ml.

3.3.14.2 Pembuatan Larutan Induk Baku II

Dipipet 5,0 ml dari Larutan Induk Baku I, dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml. Lalu dicukupkan dengan kloroform jenuh dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda dan dikocok hingga homogen, sehingga diperoleh konsentrasi 100 mcg/ml.

3.3.15 Penentuan Kurva Absorpsi Asam Mefenamat dalam Kloroform Jenuh Dapar Fosfat pH 7,4

Dipipet 1,5 ml Larutan Induk Baku II asam mefenamat, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml lalu dicukupkan dengan kloroform jenuh dapar fosfat

pH 7,4 sampai garis tanda. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.3.16 Penentuan Kurva Kalibrasi Asam Mefenamat dalam Kloroform Jenuh Dapar Fosfat pH 7,4

Dipipet 0,7 ml; 1,0 ml; 1,2 ml; 1,5 ml; 1,8 ml; 2,0 ml dari Larutan Induk Baku II, lalu masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan dicukupkan dengan kloroform jenuh dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda, sehingga diperoleh konsentrasi 7 mcg/ml; 10 mcg/ml; 12 mcg/ml; 15 mcg/ml; 18 mcg/ml; 20 mcg/ml. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 359,0 nm.

3.3.17 Pembuatan Larutan Induk Baku Asam Mefenamat dalam Dapar Fosfat pH 7,4 Jenuh Kloroform

3.3.17.1 Pembuatan Larutan Induk Baku I

Ditimbang seksama 10 mg asam mefenamat yang telah dikeringkan selama 4 jam pada suhu 1050C, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml, dilarutkan dengan natrium hidroksida lalu dicukupkan dengan dapar fosfat pH 7,4 jenuh kloroform sampai garis tanda dan dikocok hingga homogen, sehingga diperoleh konsentrasi 1000 mcg/ml.

3.3.17.2 Pembuatan Larutan Induk Baku II

Dipipet 5,0 ml dari Larutan Induk Baku I, dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml. Lalu dicukupkan dengan dapar fosfat pH 7,4 jenuh kloroform sampai garis tanda dan dikocok hingga homogen, sehingga diperoleh konsentrasi 100 mcg/ml.

3.3.18 Penentuan Kurva Absorpsi Asam Mefenamat dalam Dapar Fosfat pH 7,4 Jenuh Kloroform

Dipipet 1,1 ml Larutan Induk Baku II asam mefenamat, dimasukkan dalam labu tentukur 10 ml lalu dicukupkan dengan dapar fosfat pH 7,4 jenuh kloroform sampai garis tanda. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.3.19 Penentuan Kurva Kalibrasi Asam Mefenamat dalam Dapar Fosfat pH 7,4 Jenuh Kloroform

Dipipet 0,7 ml; 0,9 ml; 1,1 ml; 1,3 ml; 1,5 ml; 1,7 ml dari Larutan Induk Baku II, lalu masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan dicukupkan dengan dapar fosfat pH 7,4 jenuh kloroform sampai garis tanda, sehingga diperoleh konsentrasi 7 mcg/ml; 9 mcg/ml; 11 mcg/ml; 13 mcg/ml; 15 mcg/ml; 17 mcg/ml. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 286,0 nm.

3.3.20 Pembuatan Larutan Induk Baku Ibuprofen dalam Kloroform Jenuh Dapar Fosfat pH 7,4

Ditimbang seksama 25 mg ibuprofen dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dengan kloroform jenuh dapar fosfat pH 7,4 lalu dicukupkan dengan kloroform jenuh dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda dan dikocok hingga homogen, sehingga diperoleh konsentrasi 500 mcg/ml.

3.3.21 Penentuan Kurva Absorpsi Ibuprofen dalam Kloroform Jenuh Dapar Fosfat pH 7,4

Dipipet 7,0 ml Larutan Induk Baku ibuprofen, dimasukkan dalam labu tentukur 10 ml lalu dicukupkan dengan kloroform jenuh dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.3.22 Penentuan Kurva Kalibrasi Ibuprofen dalam Kloroform Jenuh Dapar Fosfat pH 7,4

Dipipet 6,0 ml; 7,0 ml; 8,0 ml; 9,0 ml; 10,0 ml dari Larutan Induk Baku, lalu masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan dicukupkan dengan kloroform jenuh dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda, sehingga diperoleh konsentrasi 300 mcg/ml; 350 mcg/ml; 400 mcg/ml; 450 mcg/ml; 500 mcg/ml. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 263,5 nm. 3.3.23 Pembuatan Larutan Induk Baku Ibuprofen dalam Dapar Fosfat

pH 7,4 Jenuh Kloroform

3.3.23.1 Pembuatan Larutan Induk Baku I

Ditimbang seksama 10 mg ibuprofen dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml, dilarutkan dengan natrium hidroksida lalu dicukupkan dengan dapar fosfat pH 7,4 jenuh kloroform sampai garis tanda dan dikocok hingga homogen, sehingga diperoleh konsentrasi 1000 mcg/ml.

3.3.23.2 Pembuatan Larutan Induk Baku II

Dipipet 5,0 ml dari Larutan Induk Baku I, dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml. Lalu dicukupkan dengan dapar fosfat pH 7,4 jenuh kloroform sampai garis tanda dan dikocok hingga homogen, sehingga diperoleh konsentrasi 100 mcg/ml.

3.3.24 Penentuan Kurva Absorpsi Ibuprofen dalam Dapar Fosfat pH 7,4 Jenuh Kloroform

Dipipet 1,0 ml Larutan Induk Baku II ibuprofen, dimasukkan dalam labu tentukur 10 ml lalu dicukupkan dengan dapar fosfat pH 7,4 jenuh kloroform sampai garis tanda. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.3.25 Penentuan Kurva Kalibrasi Ibuprofen dalam Dapar Fosfat pH 7,4 Jenuh Kloroform

Dipipet 0,6 ml; 0,8 ml; 1,0 ml; 1,2 ml; 1,4 ml dari Larutan Induk Baku II, lalu masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan dicukupkan dengan dapar fosfat pH 7,4 jenuh kloroform sampai garis tanda, sehingga diperoleh konsentrasi 6 mcg/ml; 8 mcg/ml; 10 mcg/ml; 12 mcg/ml; 14 mcg/ml. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 222,5 nm.

3.3.26 Pembuatan Larutan Induk Baku Ketoprofen dalam Kloroform Jenuh Dapar Fosfat pH 7,4

3.3.26.1 Pembuatan Larutan Induk Baku I

Ditimbang seksama 10 mg ketoprofen dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml, dilarutkan dengan kloroform jenuh dapar fosfat pH 7,4 lalu dicukupkan dengan kloroform jenuh dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda dan dikocok hingga homogen, sehingga diperoleh konsentrasi 1000 mcg/ml.

3.3.26.2 Pembuatan Larutan Induk Baku II

Dipipet 5,0 ml dari Larutan Induk Baku I, dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml. Lalu dicukupkan dengan kloroform jenuh dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda dan dikocok hingga homogen, sehingga diperoleh konsentrasi 100 mcg/ml.

3.3.27 Penentuan Kurva Absorpsi Ketoprofen dalam Kloroform Jenuh Dapar Fosfat pH 7,4

Dipipet 0,6 ml Larutan Induk Baku II ketoprofen, dimasukkan dalam labu tentukur 10 ml lalu dicukupkan dengan kloroform jenuh dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.3.28 Penentuan Kurva Kalibrasi Ketoprofen dalam Kloroform Jenuh Dapar Fosfat pH 7,4

Dipipet 0,2 ml; 0,4 ml; 0,6 ml; 0,8 ml; 1,0 ml dari Larutan Induk Baku II, lalu masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan dicukupkan dengan kloroform jenuh dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda, sehingga diperoleh konsentrasi 2 mcg/ml; 4 mcg/ml; 6 mcg/ml; 8 mcg/ml; 10 mcg/ml. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 254,0 nm.

3.3.29 Pembuatan Larutan Induk Baku Ketoprofen dalam Dapar Fosfat pH 7,4 Jenuh Kloroform

3.3.29.1 Pembuatan Larutan Induk Baku I

Ditimbang seksama 10 mg ketoprofen dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml, dilarutkan dengan natrium hidroksida lalu dicukupkan dengan dapar fosfat pH 7,4 jenuh kloroform sampai garis tanda dan dikocok hingga homogen, sehingga diperoleh konsentrasi 1000 mcg/ml.

3.3.29.2 Pembuatan Larutan Induk Baku II

Dipipet 5,0 ml dari Larutan Induk Baku I, dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml. Lalu ditambahkan dapar fosfat pH 7,4 jenuh kloroform sampai garis tanda dan dikocok hingga homogen, sehingga diperoleh konsentrasi 100 mcg/ml.

3.3.30 Penentuan Kurva Absorpsi Ketoprofen dalam Dapar Fosfat pH 7,4 Jenuh Kloroform

Dipipet 0,7 ml Larutan Induk Baku II ketoprofen, dimasukkan dalam labu tentukur 10 ml lalu dicukupkan dengan dapar fosfat pH 7,4 jenuh kloroform sampai garis tanda. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.3.31 Penentuan Kurva Kalibrasi Ketoprofen dalam Dapar Fosfat pH 7,4 Jenuh Kloroform

Dipipet 0,3 ml; 0,5 ml; 0,7 ml; 0,9 ml; 1,1 ml dari Larutan Induk Baku II ketoprofen, lalu masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan dicukupkan dengan kloroform jenuh dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda, sehingga diperoleh konsentrasi 3 mcg/ml; 5 mcg/ml; 7 mcg/ml; 9 mcg/ml; 11 mcg/ml. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 260,0 nm.

3.3.32 Penetapan Log P

3.3.32.1 Pembuatan Larutan Obat

Ditimbang seksama masing-masing 48 mg asam mefenamat; 41 mg ibuprofen; 51 mg ketoprofen. Lalu masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan kloroform jenuh dapar fosfat pH 7,4 dan dicukupkan dengan kloroform jenuh dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda dan dikocok hingga homogen, sehingga diperoleh konsentrasi masing-masing larutan obat 0,002 M.

3.3.32.2 Percobaan

Diambil 10 ml larutan asam mefenamat dan dimasukkan kedalam corong pisah. Lalu dimasukkan 10 ml dapar fosfat pH 7,4 jenuh kloroform, digojog pada 250 goyangan per menit selama 3 jam. Kemudian didiamkan semalaman, dan dipisahkan antara fase kloroform jenuh dapar fosfat pH 7,4 dan dapar fosfat pH 7,4 jenuh kloroform dan ditetapkan kadar pada masing-masing fase dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet pada panjang gelombang maksimum. Dilakukan prosedur yang sama untuk Ibuprofen dan Ketoprofen (Sardjoko, 1993; Delgado and Remers, 1991).

3.3.33 Pembuatan Usus Halus yang Dihomogenkan

Hewan percobaan berupa kelinci jantan dipuasakan selama 20-24 jam. Setelah itu kelinci tersebut dianaestesi, kemudian dilakukan pembedahan pada bagian perut tetapi jangan sampai mengenai tulang dada. Setelah usus halus dikeluarkan dan dibersihkan bagian dalamnya dari kotoran dan bagian luar dari jaringan yang mengikat pembuluh darah halus, dan sebagainya dengan bantuan pinset dan gunting, dan dicuci dengan natrium klorida fisiologis dingin. Lalu usus halus ditimbang, dipotong kecil-kecil, dimasukkan kedalam alat homogenizer mixer dan ditambahkan dapar fosfat pH 7,4 sebanyak 5 kali berat usus halus lalu dihomogenkan. Dipipet 50 µl usus halus homogen dan dimasukkan kedalam politube lalu disimpan pada temperatur 0-4˚C dengan bantuan es.

3.3.34 Pembuatan Larutan Induk Baku Asam Mefenamat dalam Dapar Fosfat pH 7,4

Ditimbang seksama 50 mg asam mefenamat dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml, dilarutkan dengan natrium hidroksida lalu ditambahkan dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda dan dikocok hingga homogen, sehingga diperoleh konsentrasi 2000 mcg/ml.

3.3.35 Penentuan Kurva Absorpsi Asam Mefenamat dalam Dapar Fosfat pH 7,4

Dipipet 1,25 ml Larutan Induk Baku asam mefenamat, dimasukkan dalam labu tentukur 10 ml lalu dicukupkan dengan dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 200-400 nm. 3.3.36 Penentuan Kurva Kalibrasi Asam Mefenamat dalam Dapar Fosfat

pH 7,4

Dipipet 1,5 ml; 2,0 ml; 2,5 ml; 3,0 ml; 3,5 ml dari Larutan Induk Baku, lalu masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan dicukupkan

dengan dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda, sehingga diperoleh konsentrasi 300 mcg/ml; 400 mcg/ml; 500 mcg/ml; 600 mcg/ml; 700 mcg/ml. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 209,0 nm.

3.3.37 Penentuan Waktu Up take Asam Mefenamat dalam Usus Halus yang Dihomogenkan

Politube yang berisi 50 µl usus halus homogen disimpan pada temperatur 0-4˚C dengan bantuan es, kemudian diprainkubasikan selama 3 menit. Lalu dilakukan percobaan up take dengan cara memasukkan larutan Asam mefenamat dengan konsentrasi 0,002 M sebanyak 100 µl kedalam politube, dan dicampur homogen dengan bantuan vortex kemudian diinkubasi dengan variasi waktu 30 detik; 1 menit; 2 menit; 3 menit; 5 menit; 7 menit; 10 menit; 15 menit pada temperatur kamar. Lalu ditambahkan etanol sebanyak 4 kali volume sampel, dicampur homogen dengan bantuan vortex dan disentrifugasi selama 30 detik, 3000 rpm. Dipipet supernatan sebanyak 0,5 ml, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan ditambahkan dengan dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda. Kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer ultraviolet.

3.3.38 Penentuan Kurva Kalibrasi Asam Mefenamat dalam Usus Halus yang Dihomogenkan

Politube yang berisi 50 µl usus halus homogen disimpan pada temperatur 0-4˚C dengan bantuan es, kemudian diprainkubasikan selama 3 menit. Lalu dilakukan percobaan up take dengan cara memasukkan larutan asam mefenamat dengan konsentrasi 300 mcg/ml; 400 mcg/ml; 500 mcg/ml; 600 mcg/ml; 700 mcg/ml sebanyak 100 µl kedalam politube, dan dicampur homogen dengan bantuan vortex kemudian diinkubasi selama 4 menit (berdasarkan prosedur 3.3.37 dan lampiran 66) pada temperatur kamar. Lalu ditambahkan etanol sebanyak

4 kali volume sampel, dicampur homogen dengan bantuan vortex dan disentrifugasi selama 30 detik, 3000 rpm. Dipipet supernatan sebanyak 0,5 ml, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan ditambahkan dengan dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda. Kemudian ditetapkan absorbansinya dengan spektrofotometer ultraviolet pada panjang gelombang 209,0 nm.

3.3.39 Pembuatan Larutan Induk Baku Ibuprofen dalam Dapar Fosfat pH 7,4

Ditimbang seksama 75 mg ibuprofen dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml, dilarutkan dengan natrium hidroksida lalu ditambahkan dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda dan dikocok hingga homogen, sehingga diperoleh konsentrasi 3000 mcg/ml.

3.3.40 Penentuan Kurva Absorpsi Ibuprofen dalam Dapar Fosfat pH 7,4 Dipipet 5,0 ml Larutan Induk Baku ibuprofen, dimasukkan dalam labu tentukur 10 ml lalu dicukupkan dengan dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.3.41 Penentuan Kurva Kalibrasi Ibuprofen dalam Dapar Fosfat pH 7,4

Dipipet 2,5 ml; 3,5 ml; 4,5 ml; 5,5 ml; 6,5 ml dari Larutan Induk Baku lalu masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan dicukupkan dengan

dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda, sehingga diperoleh konsentrasi 750 mcg/ml; 1050 mcg/ml; 1350 mcg/ml; 1650 mcg/ml; 1950 mcg/ml. Kemudian

diukur absorbansinya pada panjang gelombang 222,0 nm.

3.3.42 Penentuan Waktu Up take Ibuprofen dalam Usus Halus yang Dihomogenkan

Politube yang berisi 50 µl usus halus homogen disimpan pada temperatur 0-4˚C dengan bantuan es, kemudian diprainkubasikan selama 3 menit. Lalu

dilakukan percobaan up take dengan cara memasukkan larutan ibuprofen dengan konsentrasi 0,002 M sebanyak 100 µl kedalam politube, dan dicampur homogen dengan bantuan vortex kemudian diinkubasi dengan variasi waktu 30 detik; 1 menit; 2 menit; 3 menit; 5 menit; 7 menit; 10 menit; 15 menit pada temperatur kamar. Lalu ditambahkan etanol sebanyak 4 kali volume sampel, lalu dicampur homogen dengan bantuan vortex dan disentrifugasi selama 30 detik, 3000 rpm. Dipipet supernatan sebanyak 0,5 ml, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan ditambahkan dengan dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda. Kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer ultraviolet.

3.3.43 Penentuan Kurva Kalibrasi Ibuprofen dalam Usus Halus yang Dihomogenkan

Politube yang berisi 50 µl usus halus homogen disimpan pada temperatur 0-4˚C dengan bantuan es, kemudian diprainkubasikan selama 3 menit. Lalu dilakukan percobaan up take dengan cara memasukkan larutan Ibuprofen dengan konsentrasi 750 mcg/ml; 1050 mcg/ml; 1350 mcg/ml; 1650 mcg/ml; 1950 mcg/ml sebanyak 100 µl kedalam politube, dan dicampur homogen dengan bantuan vortex kemudian diinkubasi selama 3 menit (berdasarkan prosedur 3.3.42 dan lampiran 68) pada temperatur kamar. Lalu ditambahkan etanol sebanyak 4 kali volume sampel, lalu dicampur homogen dengan bantuan vortex dan disentrifugasi selama 30 detik, 3000 rpm. Dipipet supernatan sebanyak 0,5 ml, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan ditambahkan dengan dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda. Kemudian ditetapkan absorbansinya dengan spektrofotometer ultraviolet pada panjang gelombang 222,0 nm.

3.3.44 Pembuatan Larutan Induk Baku Ketoprofen dalam Dapar Fosfat pH 7,4

Ditimbang seksama 50 mg ketoprofen dimasukkan kedalam labu tentukur 25 ml, dilarutkan dengan natrium hidroksida lalu ditambahkan dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda dan dikocok hingga homogen, sehingga diperoleh konsentrasi 2000 mcg/ml.

3.3.45 Penentuan Kurva Absorpsi Ketoprofen dalam Dapar Fosfat pH 7,4 Dipipet 0,5 ml Larutan Induk Baku ketoprofen, dimasukkan dalam labu tentukur 10 ml lalu dicukupkan dengan dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda. Kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 200-400 nm.

3.3.46 Penentuan Kurva Kalibrasi Ketoprofen dalam Dapar Fosfat pH 7,4

Dipipet 0,5 ml; 1,0 ml; 2,0 ml; 2,5 ml; 3,0 ml dari Larutan Induk Baku lalu masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan dicukupkan dengan

dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda, sehingga diperoleh konsentrasi 100 mcg/ml; 200 mcg/ml; 400 mcg/ml; 500 mcg/ml; 600 mcg/ml. Kemudian

diukur absorbansinya pada panjang gelombang 206,0 nm.

3.3.47 Penentuan Waktu Up take Ketoprofen dalam Usus Halus yang Dihomogenkan

Politube yang berisi 50 µl usus halus homogen disimpan pada temperatur 0-4˚C dengan bantuan es, kemudian diprainkubasikan selama 3 menit. Lalu dilakukan percobaan up take dengan cara memasukkan larutan Ketoprofen dengan konsentrasi 0,002 M sebanyak 100 µl kedalam politube, dan dicampur homogen dengan bantuan vortex kemudian diinkubasi dengan variasi waktu 30 detik; 1 menit; 2 menit; 3 menit; 5 menit; 7 menit; 10 menit; 15 menit pada temperatur kamar. Lalu ditambahkan etanol sebanyak 4 kali volume sampel, lalu dicampur

homogen dengan bantuan vortex dan disentrifugasi selama 30 detik, 3000 rpm. Dipipet supernatan sebanyak 0,5 ml, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan ditambahkan dengan dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda. Kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer ultraviolet.

3.3.48 Penentuan Kurva Kalibrasi Ketoprofen dalam Usus Halus yang Dihomogenkan

Politube yang berisi 50 µl usus halus homogen disimpan pada temperatur 0-4˚C dengan bantuan es, kemudian diprainkubasikan selama 3 menit. Lalu dilakukan percobaan up take dengan cara memasukkan larutan Ketoprofen dengan konsentrasi 100 mcg/ml; 200 mcg/ml; 400 mcg/ml; 500 mcg/ml; 600 mcg/ml sebanyak 100 µl kedalam politube, dan dicampur homogen dengan bantuan vortex kemudian diinkubasi selama 5 menit (berdasarkan prosedur 3.3.47 dan lampiran 70) pada temperatur kamar. Lalu ditambahkan etanol sebanyak 4 kali volume sampel, lalu dicampur homogen dengan bantuan vortex dan disentrifugasi selama 30 detik, 3000 rpm. Dipipet supernatan sebanyak 0,5 ml, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan ditambahkan dengan dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda. Kemudian ditetapkan absorbansinya dengan spektrofotometer ultraviolet pada panjang gelombang 206,0 nm.

3.3.49 Penentuan Laju Absorpsi 3.3.49.1 Penyiapan Larutan Obat

Ditimbang seksama masing-masing 24 mg asam mefenamat; 21 mg ibuprofen; 25 mg ketoprofen. Lalu masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dengan natrium hidroksida lalu dicukupkan dengan dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda dan dikocok hingga homogen, sehingga diperoleh konsentrasi masing-masing larutan obat 0,002 M.

3.3.49.2 Percobaan

Politube yang berisi 50 µl usus halus homogen disimpan pada temperatur 0-4˚C dengan bantuan es, kemudian diprainkubasikan selama 3 menit. Lalu dilakukan percobaan up take dengan cara memasukkan larutan obat sebanyak 100 µl kedalam politube, dan dicampur homogen dengan bantuan vortex kemudian diinkubasi dengan variasi waktu 1 menit dan 5 menit pada temperatur kamar. Lalu ditambahkan etanol sebanyak 4 kali volume sampel, lalu dicampur homogen dengan bantuan vortex dan disentrifugasi selama 30 detik, 3000 rpm. Dipipet supernatan sebanyak 0,5 ml, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml dan ditambahkan dengan dapar fosfat pH 7,4 sampai garis tanda. Kemudian ditetapkan absorbansinya dengan spektrofotometer ultraviolet.

Dokumen terkait