• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Nama Pengarang dan Kata Utama Arab

TINJAUAN LITERATUR A. Pengertian Pengolahan Bahan Pustaka

C. Penentuan Bentuk Tajuk Pengarang

2. Penentuan Nama Pengarang dan Kata Utama Arab

Bangsa Arab adalah suatu bangsa yang berbahasa Arab, tempat tinggal mereka meliputi seluruh daerahantara Maroko dan Irak, yaitu daerah-daerah yang terletak di tepi laut Merah dan merupakan daerah-daerah penghubung antara benua Asia, Afrika dan Eropa. Di sana terdapat sumber-sumber minyak yang kaya. Mayoritas penduduk bangsa Arab memeluk Agama Islam. Pengaruh Islam sangat kuat dalam kehidupan bangsa Arab. Agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad S.A.W. tahun 610 M membawa perubahan besar bagi bangsa Arab. Yaitu perubahan dari zaman ”Jahiliyyah” kebodohan kebodohan ke zaman kemajuan dan melahirkan peradaban yang tinggi. Pemberian nama pada setiap anak yang dilahirkan akan disesuaikan dengan bahasa dan kebudayaan ia lahir. Setiap bangsa akan memiliki pola yang berbeda dalam memberikan nama. Begitu pula yang terjadi pada nama-nama Arab. Pengaruh bahasa dan agama dangat

34

dominan dalam memberikan pola dan corak nama setiap anak yang dilahirkan. Ini dapat dilihat dari pola nama Arab.35

a. Asal Usul Nama Arab

Dalam tata bahasa Arab36 sering dikenal dengan istilah , kata yang menunjukkan nama orang disebut al-’Alam ( ), dapat terbagi kepada tiga unsur, yaitu: ism (nama diri), kunyah (nama yang menunjukan hubungan kekeluargaan), dan laqab (gelar bagi seseorang, adakalanya bersifat pujian atau celaan)

1). ‘Alam Isim ( ) tau sering dikenal dengan sebutan Ism atau nama diri selain kunyah dan laqab. Unsur nama Ism sangat berbeda sebelum dan sesudah kedatangan Islam. Menurut Littman, nama Arab sebelum Islam ialah : “Arabic proper names in the pre-islamic period were varied and highly individualized. Most of the names were taken from names of goods worshipped be the Arabs at that period or had some religius application”. “Nama diri Arab sebelum Islam beraneka ragam dan sangat pribadi (individual) sifatnya, kebanyakan nama-nama diambil dari nama-nama Tuhan yang disembah oleh orang Arab pada masa itu atau yang bersifat keagamaan”.

Sebelum datang agama Islam, Ism juga bermacam-macam bentuknya ada kalanya hanya berdasarkan hayalan semata. Pada masa itu Ism kadang-kadang diambil dari nama binatang seperti Asad (Singa), dari tumbuh-tumbuhan seperti Hanzalah (sejenis labu), nama waktu Layla (Malam), kemudian agama Islam menyuruh pemeluknya untuk memberikan nama yang baik dan melarang memberikan nama yang bersifat celaan, semenjak itu mulailah unsur-unsur Islam masuk ke dalam nama-nama Arab37. Di antara nama-nama unsur yang digunakan ialah :

a. Nama Nabi Muhammad S.A.W.

Nama Muhammad adalah sosok manusia yang menjadi tauladan bagi umat Islam, karena dalam al-Qur’an dijelaskan bahwa Nabi Muhammad itu sebagai suri tauladan bagi umatnya. Sebagai mana dijelaskan dalam surat al-Ahzab ayat 21 :

! "#$ %&'( ) * $ $+ , -$. / ! 01 2 $3! ! $4 5 6 7(8 9 :; < 35

Darusman, Permasalahan Katalogisasi Deskriptif , h. 45-46.

36

Eryono, Masalah Penentuan Kata Utama Nama Arab, h.10. See also Al-Mawsu’at al Arabiyat al-Muyassarat. Cairo: Daar al-Qalam, 1965. p. 1225

37

“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah: (QS. Al-Ahzab : 21)

Maka nama Nabi Muhammad disebut dalam al-Qur’an paling banyak dan sangat populer. Sehingga nama-nama yang sering dipakai adalah Muhammad atau Ahmad. Adakalanya, unsur nama tersebut ditambah dengan unsur lain, seperti Muhammad Nur dan sebagainya. Kenyataan sampai saat ini pun hal ini masih tetap digunakan oleh orang-orang Islam di mana pun berada38.

b. Nama-nama Nabi Lainnya.

Orang Islam selain mempercayai Nabi Muhammad S.A.W. sebagai utusan Allah, mereka juga diwajibkan mempercayai nabi-nabi yang diturunkan Allah S.W.T. sebelum Nabi Muhammad S.A.W. yang wajib dipercayai adalah 25 orang nabi dan rasul. Jumlah nabi sebenarnya lebih dari 25, ada yang menyebutkan jumlah nabi 114. adapun diantara nabi dan rasul tersebut adalah Nabi Adam A.S., Nabi Idris A.S., Nabi Nuh A.S., Nabi Hud A.S., Nabi Sholeh A.S., Nabi Ibrahim A.s., Nabi Luth A.S., Nabi Ismail A.S., Nabi Ishaq A.S., Nabi Ya’qub A.S., Nabi Yusuf A.S., Nabi Ayub A.S., Nabi Dzulkifli A.S., Nabi Syuaib A.S., Nabi Musa A.S., Nabi Harun A.S., Nabi Daud A.S., Nabi Sulaiman A.S., Nabi Ilyas.a.S., Nabi Ilyasa A.S., Nabi Yunus A.S., Nabi Zakaria A.S., Nabi Yahya A.S., dan Nabi Muhammad S.A.W., nama-nama tersebut sampai pada saat ini banyak digunakan oleh pemeluk Agama Islam39.

38

Zen, Penyusunan Daftar Nama Pengarang . h. 15

39

c. Nama-nama Tuhan (al-Asmaal-Husna)

Nama Qur’an terdapat lebih kurang dari 99 nama-nama Tuhan, arti al-Asma al-Husna itu sendiri adalah nama-nama yang baik dan mulia. Nama-nama Tuhan ini sering dijadikan nama oleh orang-orang Islam. Unsur nama Tuhan tersebut ditambah dengan nama unsur lainnya seperti ‘Abdullah yang merupakan kombinasi dari ‘Abd (artinya hamba) dan Allah (artinya nama Tuhan). ‘Abd ar- Rahman merupakan kombinasi dari ‘Abd dan Rahman. ‘Abd al-Razak merupakan kombinasi ‘Abd dan al-Razak dan lain sebagainya40.

d. Nama Istri, anak, keluarga dan pengikut Nabi Muhammad lainnya.

Karena orang-orang dekat dengan Nabi Muhammad S.A.W. umumnya menjadi contoh karena mereka itu adalah orang-orang yang baik dan shaleh juga. Maka nama-nama mereka pun banyak digunakan oleh orang-orang Islam. Antara lain seperti nama Khadijah (istri Nabi Muhammad Pertama), Fatimah (Anak Nabi), ‘Aisyah (Istri Nabi Muhammad), Aminah (ibu Nabi Muhammad), Abu Bakr, Ali bin Abi Thalib, Umar dan Usman41.

2). Kunyah ( % &! )

yaitu nama yang diawali dengan kata Abu (6*), ummu (*) yang menunjukkan hubungan kekeluargaan. Kunyah ialah nama tambahan yang menunjukkan hubungan kekeluargaan diawali dengan kata Abu (ayah), ummu (Ibu), ibn (anak laki-laki), bint (anak perempuan), dan lain sebagainya42.

3). Laqab

Laqab (=1) yaitu merupakan gelar bagi seseorang adakalanya bersifat pujian atau celaan. Dalam kamus Munjid disebutkan bahwa Laqab ialah nama yang diberikan kepada seseorang selain dari nama dirinya. Adakalnya mengandung arti pujian atau celaan. Contoh yang mengandung pujian as-Siddiq (orang yang jujur), dan yang mengandung celaan seperti al-Kazzab (orang yang berdusta). Setelah agama Islam datang Laqab yang merupakan celaan tidak boleh digunakan43.

Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an Surat 49 ayat 11, surat 104 ayat 1, Surat 4 ayat 148, sebagai berikut:

40

Zen, Penyusunan Daftar Nama Pengarang . h. 15.

41

Zen, Penyusunan Daftar Nama Pengarang . h. 16.

42

Zen, Penyusunan Daftar Nama Pengarang . h. 16.

43

2 4 >"/ * -' ?@ '$ﻥ "$ﻡ C@ '$ﻥ D E&$ﻡ 2 4 ﻥ / * -' ? F "$ﻡ C F G' D &ﻡH " $I EJK 8$L 7L &M D /'Nﻥ* 7$#OM D >"E&$ﻡ P QR S. =T "ﻡ $ # U 0VL W 'N U XRL $6 1 #$ Y 5 Z [\ 9 ;; <

“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka(yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang Seburuk-buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujarat : 11) ?)7# ?)7#P ]^/ C^ 5 )7#E 9 ; <

“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.” ( QS. Al-humazah:1)

2# $O 2V $# ! $O_ "ﻡ >D` $+ 1 "$ﻡ $@ J' $L E[ J=$\ D 5 @ '& 9 ;ab <

“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha mengetahui”.(QS. An-Nisa:148).

Unsur nama yang merupakan Laqab ini sangat banyak macam dan bentuknya. Mahmud Sheniti memperincinya kepada beberapa bagian yaitu44: laqab julukan, laqab pekerjaan atau profesi, na’at, khitab, dan nisbah.

44

2. Pola Umum Nama Arab.

Dalam membicarakan pola umum nama Arab, terdapat dua kelompok pola umum nama Arab, yaitu: nama Arab klasik (kuno), dan nama Arab Modern sebagaimana dikatakan Zulfikar Zen45 berikut ini:

1. Nama Arab Klasik (kuno)

Sebagai pembatas antara pola nama Arab klasik(kuno) dengan pola nama arab modern adalah tahun 1800 M. Bentuk nama arab sebelum tahun 1800 M, dimasukan kedalam bentuk atau pola klasik (kuno), sedangkan pola nama arab sesudah tahun 1800 M, dimasukan kedalam pola nama arab modern.

Pola nama arab klasik menurut Tibbetts ialah:

“ The classical Arabic name is made up of several distinc element which generally have a definite order. The first name is usually khitab (honofific) ... the second element is the kunyah (surname of relationship) ... Then comes the ism (proper name), followed by the proper names of the father and grandfather, each proceded by ibn “son of” ... After these comes the nisba ... the laqab or nick name, maybe formed like any the these element and may appear anywhere in the name.

“ Nama arab klasik terdiri dari beberapa unsur tertentu yang pada umumnya tetap urutannya. Nama pertama biasanya adalah khitab (nama gelar atau kehormatan) ... Unsur kedua ialah Kunyah (nama yang menunjukan hubungan kekeluargaan) ... kemudian ism (nama diri), diikuti nama ayah dan kakek, masing-masing didahului ibn (anak dari) ... setelah unsur ini mendapat nisbah ... laqab atau julukan dapat dibentuk seperti unsur-unsur terdahulu dan bisa terdapat di bag ian mana saja dari nama itu.”

2. Nama Arab Modern

Setelah abad ke-18 Masehi negara-negara Arab mulai berhubungan dengan kebudayaan asing terutama Inggris dan Prancis serta negara asing lainnya. Kontak dengan kebudayaan asing ini menyebabkan pertukaran budaya, di sisi lain sangat besar pengaruhnya terhadap pola nama Arab . Mahmud Sheniti mengatakan pola nama Arab modern adalah sebagai berikut:

45

“The structure of names varies in diferrent Arabic speaking countries. Often the traditional structure of the Arabic abondoned and names consist of a personal name followed by one or two others elemets, the first of which is usually the father’s name, while the second may be the name of the grandfather or may be a nisba.

“Pola nama di negara-negara yang berbahasa Arab berbeda-beda. Seringkali pola nama Arab tradisional ditinggalkan dan nama-nama itu hanya terdiri dari nama diri diikuti satu atau dua unsur lain, yang pertama biasanya nama ayah, dan yang kedua mungkin nama kakek, atau mungkin juga nisba.”

Selaras dengan perkembangan kebudayaan Arab serta pengaruh kebudayaaan asing, pola nama arab modern sudah mulai disederhanakan seperti halnya nama barat, walaupun belum menggunakan nama keluarga. Namun hanya terdiri dari ism yang diikuti oleh nasab dan kadang-kadang diikuti pula dengan nisba. Bahkan ada nama Arab modern yang hanya terdiri dari beberapa ism.

Berdasarkan kajian unsur-unsur nama Arab dan pengalaman sebagai pustakawan yang banyak mengkatalog buku-buku berbahasa Arab, Kailani mengelompokkan pola nama Arab dalam 4 bagian sebagaimana dikatakan Zulfikar Zen46, yaitu:

a. Nama yang menggunakan nasab tanpa laqab dan nisba. Nama ini berasal dari zaman tradisi Islam, yang menghendaki orang menghafal silsilah keturunan yang menunjukan tingkat kekerabatan yang lebih tinggi.

b. Nama yang menggunakan nisba tanpa laqab. Nama ini telah dipakai pada zaman kuno, dan masih terdapat pada nama Arab modern.

c. Nama yang menggunakan laqab. Unsur nama laqab telah digunakan pada zaman Arab kuno dan masih digunakan pada zaman Arab modern.

46

d. Nama tanpa nasab, nisbah, dan laqab. Pola nama seperti ini banyak berkembang pada nama Arab modern.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada umumnya pola nama Arab itu adakalanya terdiri dari banyak unsur dan adakalanya disederhanakan. Walaupun demikian agar mudah dalam mengkatalogisasi buku-buku berbahasa arab, unsur-unsur nama arab tersebut dapat diurut sebagai berikut: unsur na’at, khitab dan kunyah biasanya terdapat sebelum unsur nama ism. Sedangkan unsur nama nasab, nisbah dan laqab biasanya terletak setelah unsur nama ism.

Dokumen terkait