• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

4.6. Penentuan Tarif

Dalam menentukan harga jual pulsa maupun kartu perdana dan segala aksesoris yang dijual sebaiknya kompetitif, dengan kata lain masih dalam rentang harga wajar serta relative berimbang dari pesaing terdekat. Karena berbisnis pulsa merupakan bisnis dengan persaingan yang sangat ketat. Dalam berbisnis pulsa lebih baik mengutamakan perputaran modal daripada margin keuntungan yang artinya, lebih mengutamakan frekuensi transaksi tinggi dengan keuntungan yang tipis daripada mempunyai keuntungan yang besar namun jarang pembeli. Pengusaha counter menetukan tariff harga yaitu dengan mengikuti harga pasar counter pulsa lainnya yang relative sama. Berikut pemaparannya :

Bapak Hariyadi:

“lihat harga pasar dan juga promo-promo tertentu”

Bapak Hariyanto:

“ngambil kadar (keuntungan) Rp. 1,000 – Rp. 2,000 , pasaran”

Bapak Ghoffar:

“lihat harga pasaran”

Dalam hal penentuan harga counter pulsa tidak terlalu bingung dalam menentukan harga, karena usaha counter pulsa terlalu banyak pesaing sehingga mudah untuk mengetahui harga pasar.

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Pemahaman Pemilik Counter Pulsa Mengenai Pencatatan Keuangan Sub bab ini merupakan jawaban dari mini research question mengenai pemahaman pencatatan keuangan pada counter pulsa. Dalam penelitian ini pencatatan keuangan sangatlah penting bagi pemilik counter pulsa.

Berikut pemaparan yang diungkapkan oleh Bapak Hariyadi, tanggal 18-03-201,3 pukul 00:30, dengan pertanyaan apakah pemilik counter memahami pencatatan keuangan? Kemudian diikuti dengan peranyaan seberapa penting pencatatan keuangan perlu dilakukan?

“kurang memahami”

“sangat perlu dilakukan”

Bapak Hariyadi kurang memahami pencatatan keuangan di karenakan latar belakang pendidikan STM jurusan mesin. Tetapi bapak Hariyadi juga menunjukkan bahwa pencatatan keuangan sangat penting meskipun pada pertanyaan pertama Bapak Hariyadi kurang paham arti pencatatan keuangan itu sendiri.

Berikut pemaparan Bapak Ghoffar, tanggal 04-04-2013, pukul 00:30 masih dengan pertanyaan yang sama dan diikuti dengan pertanyaan yang sama.

“cukup paham”

“sangat penting”

Bapak Ghoffar cukup memahami pencatatan keuangan di karenakan latar belakang pendidikannya memang kurang lebih sama dengan peneliti yaitu ekonomi manajemen UPN 2007. Bapak Ghofar juga menyatakan pencatatan keuangan sangat penting dilakukan untuk kelangsungan usahanya.

Masih dengan pertanyaan yang sama, berikut pemaparan Bapak Hariyanto, tanggal 04-03-2013, pukul 14:30.

“kurang mengerti”

“penting”

Bapak hariyanto kurang mengerti arti pencatatan keuangan karena latar belakangnya hanya lulusan SMP. Tetapi Bapak Harianto juga menyatakan bahwa pencatatan keuangan itu penting untuk kelangsungan usahanaya.

Berdasarkan pemaparan tersebut banyak pelaku UKM yang tidak atau kurang mengerti tentang arti pencatatan keuangan dalam artian sebenarnya. Mereka menjalankan usahanya hanya dengan berbekal pemahaman mereka sendiri, yang penting mereka mendapatkan untung dan bagaimana usaha mereka dapat berkembang.

5.2 Pencatatan Keuangan yang Dilakukan Counter Pulsa

Pencatatan keuangan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam kelangsungan suatu kegiatan usaha. Peranan pencatatan keuangan tidak hanya untuk usaha yang besar saja namun juga untuk usaha yang kecil. Bagi para pelaku usaha besar pencatatan keuangan yang sesuai standar akuntansi keuangan mutlak dilakukan, sedangkan untuk usaha yang berskala kecil pencatatan keuangan yang baik dan benar akan sangat berperan di dalam perkembangan dan kelangsungan usahanya. Disini peneliti ingin mengetahui bagaimana pencatatan keuangan dilakukan UKM.

Berikut pemaparan Bapak Hariyadi, tanggal 18-03-2013, pukul 00:30, dengan pertanyaan apakah tujuan counter pulsa membuat pencatatan keuangan tersebut?

Kemudian diikuti dengan pertanyaan yang peneliti berikan bagaimana pemilik counter pulsa menghitung laba atau rugi usaha? Dan kapan perhitungan laba rugi di lakukan?

Berikut pemaparannya :

“pencatatan kasar (kurang lebih tau atau setaunya aja)”

“setiap hari dilakukan perhitungan, tiap bulan diakumulasi”

Berdasarkan pemaparan diatas Bapak Hariyadi menunjukkan pentingnya pencatatan keuangan dilakukan dengan menghitung laba yang didapat setiap harinya kemudian diakumulasi tiap minggu dan kemudian diakumulasi lagi tiap bulan. Berikut cara pencatatan atau penghitungan laba penjualan yang dilakukan oleh Bapak Hariyadi :

M Kios Aw al Akhir Jual Nominal

5 10 20 25 50 Tot al

Masih dengan pertanyaan yang sama dengan diikuti pertanyaan yang sama lainnya, berikut pemaparan Bapak Ghoffar, tanggal 04-04- 2013, pukul 00:30.

“untuk mengetahui cash flow keuangan”

“membuat laporan keuangan secara kasar sepengetahuan saya”

“pencatatan keuangan dibuat tiap minggu”

Berdasarkan pemaparan diatas, Bapak Ghoffar mengatakan bahwa pencatatan keuangan dilakukan untuk mengetahui perputaran arus kas. Bapak ghofar juga mebuat laporan keuangannya tiap minggu meski hanya laporan keuangan secara kasar. Penghitungan laba (penjualan) dilakukan tiap hari kemudian diakumlasi tiap minggu. Berikut cara penghitungan Bapak Ghofar :

Penjualan Perdana A xxx B xxx C xxx Voucher A xxx B xxx C xxx

Saldo A xxx

B xxx

C xxx

Total xxx

Stock awal Stock Akhir

Perdana A xxx Perdana A xxx B xxx B xxx C xxx C xxx Voucher A xxx Voucher A xxx B xxx B xxx C xxx C xxx Saldo A xxx Saldo A xxx B xxx B xxx C xxx C xxx Accessories A xxx Accessories A xxx B xxx B xxx C xxx C xxx Total xxx xxx Harga Pokok xxx

Masih dengan pertanyaan yang sama, berikut pemaparan Bapak Hariyanto, tanggal 04-03-2013, pukul 14:30.

“untuk mengetahui beberapa hasil penjualan”

“dari penjualan dikurangi saldo–saldo”

“sak bendino (setiap hari)”

Berdasarkan pemaparan Bapak Hariyanto pencatatan keuangan dilakukan untuk mengetahui hasil penjualan. Yang dimaksud disini adalah laba dari hasil penjualan hari itu juga. Bapak hariyanto membuat laporan atau menghitung laba penjualan. Berikut cara penghitungan Bapak Hariyanto :

Total Penjualan (pasti) – Harga Beli/Pokok (kasar) = Laba Penjulan

Total Penjualan didapat dengan menjumlahkan tiap penjualan yang ada

di buku penjualan (uang yang diterima)

Harga Beli = saldo/stock yang dikeluarkan dalam sehari. Intinya sama

dengan harga pokok penjualan

Maksudnya uang yang diterima dikurangi harga pokok/harga beli yang

Berdasarkan informan-informan tersebut peneliti menangkap bahwa para pemilik counter pulsa mengerti arti pentingnya pencatatan keuangan, meski mereka hanya mengerti dalam artian sepengertian mereka sendiri. Para pemilik counter pulsa juga membuat atau menghitung laba penjualan tiap hari.

Counter pulsa sama seperti unit usaha yang bersifat profit lainnya, di dalamnya terdapat transaksi jual beli. Transaksi tersebut terdiri dari berbagai macam, transaksi tersebut adalah biaya pembelian dan transaksi penjualan pulsa elektrik, pulsa gesek, kartu perdana, dan accessories handphone, berikut pemaparan yang dikemukakan oleh pemilik counter dengan diajukan pertanyaan “apakah anda cukup mengerti transaksi yang terjadi di dalam counter pulsa dan bagaimana anda mencatatnya?”:

Penuturan Bapak hariyadi:

“cukup faham, seperti transaksi penjualan pulsa (elektrik dan

gesek), perdana, dan accessories, pencatatan pulsa elektrik juga saya

bedakan melalui provider, kecuali pulsa gesek, kartu perdana, dan

accessories”

“faham, pencatannya saya jadikan satu, penjualan pulsa

elektrik, pulsa gesek, perdana, dan accessories”

Sebelumnya pencatatannya dibedakan jadi dua, penjualan pulsa elektrik, pulsa gesek, kartu perdana, dan accessories. Satunya catatan pendapatan jasa service, tetapi sekarang sudah tidak melayani jasa sevice.

Sedangkan penuturan Bapak Hariyanto:

“faham, catet dadi siji nang buku kabeh”

(catet jadi satu di buku)

Menurut penuturan di atas peneliti mengangkap bahwa yang dimaksud transaksi di dalam benak mereka yaitu transaksi-transaksi penjualan, ada beberapa jenis transaksi (penjualan) yang terjadi di dalam counter pulsa dan dibedakan menjadi pulsa elektrik, para pemilik counter mencatat tiap penjualan untuk mengetahui hasil penjualan tiap harinya di counter mereka, selain itu untuk memudahkan pengecekan jika terjadi sebuah kesalahan. Sedangkan di dalam ilmu akuntansi masih terdapat transaksi-transaksi lain yang seharusnya diakui sebagai transaksi, misalnya ada biaya sewa tempat, utility, dan upah. Sehingga para pemilik counter hanya melakukan pencatatan yang ssederhana.

Unit usaha (counter pulsa) yang menjadi objek penelitian masih tergolong usaha kecil (UKM), jadi transaksi yang terjadi masih tergolong mudah, tidak serumit transaksi yang terjadi di perusahaan besar. Peneliti melihat dari catatan transaksi penjualan dan penuturan–penuturan pemilik dalam menghitung laba tiap hari atau mingguan atau juga bulanan.

5.3 Pembahasan

1. Menurut pemaparan informan dan juga hasil observasi yang dilakukan peneliti, peneliti menangkap bahwa masih banyak pelaku UKM yang tidak atau kurang mengerti tentang arti pencatatan keuangan dalam artian sebenarnya. Mereka menjalankan usahanya hanya dengan berbekal pemahaman mereka sendiri, yang penting mereka mendapatkan untung dan bagaimana usaha mereka dapat berkembang. Padahal penyelenggaraan dan penggunaan akuntansi terbukti secara empiris mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi (Margani Pinasti : 2007). Hal ini juga dikarenakan pendidikan para pelaku UKM yang kurang memadai seperti yang dinyatakan Marbun (1986 : 86), salah satu kelemahan usaha kecil yaitu tidak memiliki pendidikan yang relevan.

2. Berdasarkan keterangan para informan dan juga hasil observasi peneliti menangkap bahwa para pemilik counter pulsa melakukan pencatatan keuangan, meski hanya laporan sederhana semampu dan sepengertian

mereka sendiri. Para pemilik counter pulsa juga membuat atau menghitung laba penjualan tiap hari. Dalam menjalankan sebuah usaha pencatatan keuangan sangatlah penting dilakukan, selain untuk informasi akuntansi, Laporan Keuangan penting untuk mendukung perkembangan usahanya, terutama di sektor permodalan. Menurut Herri, Irda (2005) Modal dasar pendirian UKM umumnya berasal dari uang pribadi, hal ini menunjukkan terbatasnya modal usaha UKM. Tidak dapat dipungkiri, pencatatan keuangan memegang peranan penting bagi dunia usaha yang dinamis karena laporan keuangan yang dapat dipertanggung–jawabkan (accountability) mutlak diperlukan. Usaha yang pada awalnya tergolong kecil tidak menutup kemungkinan akan menjadi besar di saat mendatang, salah satu cara yang ditempuh adalah pengajuan kredit bank namun sering kali proposal yang diajukan tidak memnuhi persyaratan dari pihak bank. (Nugraha, 2008)

5.4 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan menggunakan sumber data yang diawali dari keterangan para informan di lapangan. Penelitian ini bersifat local, terkini dan unik, sehingga tidak bisa di generalisasikan. Perbedaan waktu dan tempat sangat berpengaruh, karena apa yang terjadi di lapangan saat ini tidak bisa dijadikan patokan bahwa akan terjadi juga di waktu dan tempat yang berbeda. Sehubungan dengan

keterbatasan tersebut maka peneliti mengaharapkan bahwa segala sesuatu yang dihasilkan melalui penelitian ini, dapat dijadikan masukan bagi penelitian yang akan diadakan selanjutnya.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

1. Pengusaha counter pulsa belum sepenuhnya memahami pencatatan atas laporan keuangan yang sesuai akuntansi. Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya pencatatan keuangan yang dimiliki pengusaha counter pulsa tersebut. Tetapi pengusaha counter pulsa cukup mengerti arti pentingnya pencatatan keuangan bagi usaha mereka.

2. Pengusaha counter pulsa membuat catatan keuangan meski hanya pencatatan sederhana, setidaknya mereka membuat catatan untuk menghitung laba penjualan.

6.2Sar an

Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan :

1. Bagi pengusaha counter pulsa

Bagi pengusaha counter pulsa diharapkan dapat menerapkan pencatatan keuangan yang lebih baik dan bila perlu yang sesuai dengan prinsip– prinsip akuntansi yang ada. Karena dengan melakukan pencatatan keuangan yang baik dan benar maka pengusaha counter pulsa akan dapat

mengoptimalkan modal usaha. Pencatatan yang baik dan benar (Pembuatan Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus kas) akan sangat membantu pengusaha dalam mengajukan pinjaman ke kreditur, dalam hal ini yaitu Bank. Dalam hal ini ada beberapa hal yang mungkin bisa dilakukan terkait membuat pencatatan keuangan yang baik dan benar yaitu belajar ilmu akuntansi sederhana, meminta jasa konsultan tapi terkait biaya, meminta jasa keluarga/kenalan yang pintar, atau kembali ke bangku belajar. Dalam usaha juga harus ada pemisahan pencatatan keuangan antar usaha counter pulsa dengan usaha yang lain.

2. Bagi peneliti yang akan datang

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, akan banyak peneliti–peneliti yang lain yang tertarik untuk menggunakan metode penelitian kualitatif dalam melakukan penelitian, untuk penelitian selanjutnya akan lebih baik lagi apabila penelitian tidak hanya dilakukan pada usaha counter pulsa tapi juga pada usaha lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam mengenai sejauh mana pencatatan keuangan pada unit usaha tersebut.

Surabaya.

Choiriyah, Reni Ristiana, 2010, “Penerapan Pencatatan Keuangan Pada Industri Kecil Rumahan (Studi Kasus Pada Pengusaha Counter Pulsa

Bedjo Cell di Tuban)”, Skripsi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa

Timur.

Chusing, Barry E, 1989, “Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan”, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Herri dan Irda, 2005, “Sifat Kewirausahaan dan Prestasi Usaha Kecil dan Menengah Sumatra Barat”, Jurnal Widya Manajemen dan Akuntansi, Vol 5 No 2, Agustus 2005, Hal 198-215.

Kao, Jhon,2001,”Enterpreneurship, Creativity and Organization”, New Jersey : Practice Hall.

Marbun, B N, 1986, “Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Kecil”, Penerbit PT Pestaka Binaman Presindo.

Miles, Matthew B, dan Huberman, A Michael, 2007, “Analisa Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode – Metode Baru”, Cetakan Pertama, Penerbit Universitas Indonesia (UI – PRESS).

Mulyadi, 2001, “Sistem Akuntansi”, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Nugraha, Silvester Surya, 2008, “Makna Penerapan Pencatatan Keuangan Bagi Pelaku Usaha Kecil Menegah (UKM )(Studi Kasus Pada Surya Pijar di Surabaya)”, Skripsi Fakultas Ekonomi, UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Nuryati, Maya Suci, 2010, “Makna Penerapan Pencatatan Keuangan Bagi Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) (Sudi Kasus Pada Pecel Ponorogo Bu Tari)”, Skripsi Fakultas Ekonomi, UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Pinasti, Margani 2007, “Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan

Informasi Akuntansi Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil atas Informasi Akuntansi : Suatu Riset Eksperimen”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (JRAI).

Widjajanto, Nugroho, 1989, “Sistem Informasi Akuntansi”, Penerbit Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Wilkinson, Joseph W, 1993, “Sistem Akuntansi dan Informasi”. Edisi Ketiga, Penerbit Binaruka Aksara, Jakarta.

Yadiati, Winwin, 2007, “Teori Akuntansi Suatu Pengantar”, Edisi Pertama, Penerbit Kencana Prenada Group, Jakarta.

www.wordprees.com (h3r1y4d1’s Blog)

hartfay.blog.binusian.org www.suaramedia.com

Dokumen terkait