• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern a Fungsi Kepatuhan

PENGELOLAAN RISIKO

1. Penerapan fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern a Fungsi Kepatuhan

Fungsi, tugas, tanggungjawab Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan

A. Fungsi Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan a. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada

semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank ; b. Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank ; c. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan

prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk

Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah; dan

d. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.

B. Tugas Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan Tugas dan tanggung jawab Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan, paling kurang mencakup :

a. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank ;

b. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi ;

c. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman in- ternal Bank ;

d. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank In- donesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah ;

e. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank ;

f. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi Bank atau pimpinan Kantor Cabang Bank Asing tidak menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

g. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.

Tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud di atas tidak menghilangkan hak dan kewajiban Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan sebagai anggota Direksi Bank sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, apabila untuk perbuatan-perbuatan tertentu tersebut diperlukan keputusan dari seluruh anggota Direksi Bank.

Tanggung jawab Direktur Kepatuhan

Tanggung jawab Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan a) Memastikan semua rancangan keputusan yang menjadi

cakupan tugasnya telah diketahui dan diuji, sepanjang rancangan keputusan tersebut disampaikan secara terbuka kepada Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan ;

b) Memastikan bahwa rancangan keputusan yang menurut pengkajian Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan mengandung unsur pelanggaran benar-benar dipatuhi untuk tidak dilaksanakan oleh forum atau pejabat pembuat keputusan; c) Memastikan bahwa Bank telah memenuhi seluruh peraturan Bank Indonesia, peraturan Perundang-undangan lainnya dan Kebijakan Intern Bank yang berlaku dalam rangka menjamin kepatuhan terhadap hukum dan prinsip kehati-hatian ;

d) Memastikan Good Corporate Governance telah dilaksanakan ; e) Memastikan penerapan prinsip mengenal nasabah telah

dilaksanakan ;

f) Memastikan Manajemen risiko Kepatuhan telah dilaksanakan.

Peran Direktur Kepatuhan dalam Pelaksanaan Penerapan

Good Corporate Governance (GCG).

Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan berkewajiban memastikan penerapan Good Corporate Governance (GCG) serta memantau pelaksanaannya.

Tugas Satuan Kerja Kepatuhan

Peran, Tanggung Jawab Divisi Kepatuhan

Tugas dan tanggung jawab Divisi Kepatuhan paling kurang mencakup:

a. Membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap jenjang organisasi;

b. Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring, dan pengendalian terhadap Risiko Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum ;

c. Menilai dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan, dan kesesuaian kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

d. Melakukan review dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan Bank In- donesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;

e. Melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan usaha Bank

telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

f. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.

Tanggung Jawab Utama

a. Terkait ke Strategi Perusahaan

1. Melakukan koordinasi dengan divisi lain dalam menyusun dan merumuskan Rencana Bisnis Divisi ;

2. Mengelola penerapan manajemen risiko bidang Kepatuhan; 3. Menyusun, merumuskan dan mengembangkan Buku Pedoman Perusahaan (BPP) dan Kebijakan Fungsi Kepatuhan ;

4. Menyusun, merumuskan dan mengembangkan arah, kebijakan, dan Standar Operasional Prosedur (SOP) serta dokumentasi Fungsi Kepatuhan.

b. Anggaran

1. Mempersiapkan, mengkoordinasikan, dan mengontrol anggaran Satuan Kerja Kepatuhan/Divisi Kepatuhan, sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun ;

2. Memanfaatkan anggaran yang ada se-efisien dan se-efektif mungkin, memastikan agar program dan sistem berjalan secara cost effective (efektif dari segi biaya).

c. Terkait ke Kepatuhan

a) Memastikan pelaksanaan Pedoman Kepatuhan yang berisi kerangka kerja, kebijakan dan proses yang tepat untuk memastikan terpenuhinya peraturan Bank Indonesia, Peraturan Bapepam LK dan perundang-undangan lainnya yang berlaku. Mengembangkan suatu program kepatuhan bagi Bank dan bekerjasama dengan divisi lain untuk memperjelas tanggung jawab masing-masing pihak ;

b) Mengembangkan prosedur kepatuhan pada setiap satuan kerja, dengan menginformasikan perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk disesuaikan ke dalam pedoman internal bank oleh Divisi terkait ;

c) Mengembangkan,melaksanakan dan mempertahankan kepatuhan bank dengan memberikan pandangan kepada pihak manajemen mengenai masalah hukum yang ditemukan ;

d) Mengembangkan, melaksanakan dan mempertahankan kepatuhan bank terhadap penerapan kebijakan, prosedur dan panduan mengenai anti tindak pencucian uang dan tindak pidana terorisme ;

e) Bertindak sebagai pihak yang dihubungi di Bank mengenai penanganan secara internal laporan transaksi yang mencurigakan dari staff dan juga pihak yang dapat dihubungi untuk Unit Anti-Money Laundring oleh instansi pemerintah yang berkepentingan terhadap tindak pencucian uang ini ;

f) Melakukan kajian atas kebijakan bank yang belum selaras dengan peraturan perundangan yang berlaku ;

g) Memberikan masukan kepada pihak manajemen mengenai masalah Kepatuhan dan potensi dampak, trend

serta perkembangan peraturan yang ada ;

h) Melaksanakan penyelidikan mandiri atas setiap transaksi yang mencurigakan, yang dilaporkan baik oleh staff Bank sendiri ataupun oleh nasabah Bank ;

i) Memastikan bahwa Bank selalu memenuhi persyaratan regulasi dalam waktu yang tepat ;

j) Mengkaji aspek kepatuhan atas usulan produk baru dan pengembangan bisnis baru ;

k) Mengkaji aspek kepatuhan atas dokumentasi publik mengenai Bank, termasuk data yang ditampilkan di web- site Bank ;

l) Menanggapi dokumen konsultatif ataupun diskusi terkait aspek hukum dan kepatuhan yang diterbitkan oleh badan regulasi perbankan atau keuangan ;

m) Meningkatkan kesadaran akan kepatuhan di antara para

staff dengan cara memberikan informasi, publikasi dan pelatihan mengenai Kepatuhan secara regular ;

n) Melaksanakan pemantauan Kepatuhan ;

o) Memastikan Bank selalu mematuhi peraturan yang berlaku;

d. Kajian

a) Melakukan kajian aspek kepatuhan dan penerapan prinsip kehati-hatian terhadap peraturan internal Bank antara lain berupa Surat Keputusan, Surat Edaran, dan bentuk surat lainnya sesuai tata naskah dinas Bank yang berlaku serta perjanjian atau dokumen hukum lainnya baik yang telah berjalan ataupun yang diajukan;

b) Mempertahankan operasional bisnis berjalan sesuai ketentuan.

e. Manajemen Divisi

Mempekerjakan, mengawasi pekerjaan, melatih, mendampingi, mengembangkan keterampilan, serta

mengevaluasi para staff kepatuhan guna mencapai tingkat efektivitas kinerja di Divisi ini.

f. Terkait Manajemen Krisis

Berperan aktif dalam Tim Manajemen Krisis (Bussiness Continuity Plan / BCP) sesuai dengan peran dan tanggung jawab sebagaimana tercantum di dalam Buku Manual/Panduan Manajemen Krisis.

g. Kerjasama Internal

Mengembangkan, mempertahankan lini kerja, dan memfasilitasi komunikasi dengan Divisi lain, Kantor Wilayah/ Kantor Cabang, dalam hal konsultasi dan pendapat serta pendampingan hukum. Tujuannya adalah untuk memastikan semua risiko kepatuhan telah tertangani dengan baik.

h. Pelaporan

a) Memastikan dilaksanakannya penyampaian laporan kepada Bank Indonesia tentang pelaksanaan Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan, meliputi:

1. Rencana kerja kepatuhan yang dimuat dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) ;

2. Laporan kepatuhan; dan

3. Laporan khusus mengenai kebijakan dan/atau keputusan Direksi yang menurut Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan telah menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf (b), wajib ditandatangani oleh Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan, dan disampaikan kepada Bank Indone- sia setiap semester dan diterima Bank Indonesia paling lambat 1 (satu) bulan setelah periode pelaporan berakhir dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama ;

c) Bank dianggap terlambat menyampaikan laporan kepatuhan apabila laporan diterima Bank Indonesia melampaui batas akhir waktu penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetapi belum melampaui 1 (satu) bulan setelah batas akhir waktu penyampaian laporan ;

d) Bank dianggap tidak menyampaikan laporan kepatuhan apabila laporan tersebut belum diterima Bank Indonesia hingga akhir batas waktu keterlambatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ;

disampaikan kepada Bank Indonesia paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak diketahui oleh Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan mengenai adanya penyimpangan.

i. Terkait Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)

a) Menyusun Pedoman dan SOP Program Pengendalian Gratifikasi, LHKPN, Sistem Pelaporan Pelanggaran ;

b) Membawahi Unit Pengendalian Gratifikasi yang berada di bawah Grup Kepatuhan dalam mengelola pelaksanaan Program Pengendalian Gratifikasi, Perluasan LHKPN dan Sistem Pelaporan Pelanggaran ;

c) Senantiasa bekerjasama dengan KPK dalam pelaksanaan Program Pengendalian Gratifikasi.

j. Lain-lain

a) Mengelola penerapan Manajemen Risiko di Divisi ;

b) Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan terhadap peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Perundang-undangan lainnya, serta Peraturan Internal Bank yang berlaku ;

c) Melakukan tindaklanjut temuan hasil pemeriksaan ;

d) Mengelola Buku Pedoman Perusahaan Divisi Kepatuhan; e) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh

Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan.

Kewenangan

Divisi Kepatuhan memiliki kewenangan untuk :

a. Menandatangani surat-surat, memorandum dan dokumen- dokumen yang berkaitan dengan tugas Divisi Kepatuhan, sesuai batas kewenangan yang diberikan oleh Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan ;

b. Melakukan kajian serta memberikan rekomendasi aspek hukum terhadap peraturan internal bank antara lain berupa Surat Keputusan, Surat Edaran, dan bentuk surat lainnya sesuai Tata Naskah Dinas yang berlaku serta perjanjian atau dokumen hukum lainnya baik yang telah berjalan ataupun yang diajukan ;

c. Melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia dan Lembaga terkait lainnya dalam rangka pengelolaan tugas Divisi Kepatuhan;

d. Menetapkan pembagian tugas serta penegakan disiplin kepada Pejabat/Pegawai yang menjadi tanggung jawab penyeliaannya ;

e. Memberikan penilaian kinerja terhadap Pejabat dan Pegawai bawahannya ;

f. Melakukan kunjungan pembinaan dan sosialisasi kepada seluruh unit kerja, untuk membangun budaya hukum ;

g. Menyampaikan rekomendasi untuk pengembangan Pejabat dan Pegawai Divisi Kepatuhan ;

h. Melakukan persetujuan/keputusan lainnya sesuai dengan BPP kewenangan dan/atau keputusan/kebijakan Direksi. Dalam mengimplementasikan Fungsi Kepatuhan, Direktur Kepatuhan dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan yang bertanggung jawab untuk membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha bank pada setiap jenjang organisasi, antara lain melalui pelaksanaan : 1. Melaksanakan penyempurnaan Compliance Sheet bagi bidang-

bidang operasional dan non operasional secara bertahap.

2. Melakukan pengkajian terhadap seluruh kebijakan dan prosedur terkait produk dan jasa Bank.

3. Melakukan review atas ketentuan-ketentuan internal yang telah diberlakukan.

4. Melakukan pemantauan kewajiban pelaporan Divisi dan Kantor Cabang.

5. Memantau pelaksanaan hasil pemeriksaan Bank Indonesia dan pemantauan terhadap komitmen Divisi dan Kantor Cabang atas hasil pemeriksaan Divisi Audit Internal.

6. Menginformasikan setiap ketentuan internal maupun eksternal Bank kepada unit terkait.

7. Mensosialisasikan Fungsi Kepatuhan, Ketentuan Internal & Eksternal Bank kepada segenap organisasi bank bjb.

8. Membuat Sistem Aplikasi Kodifikasi Ketentuan Internal bank bjb. 9. Pengembangan SDM Bagian Kepatuhan melalui program pendidikan dan pelatihan baik yang ditugaskan oleh Divisi Pendidikan dan Pelatihan maupun berdasarkan pengajuan/inisiatif dari Satuan Kerja Kepatuhan.

Dalam menjalankan kegiatan usaha, bank bjb telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang terkait dengan aspek kecukupan modal, pemenuhan ketentuan bidang perkreditan, pemeliharaan likuiditas, serta penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.

Namun untuk Kepatuhan terhadap ketentuan maupun system operasional prosedur di bidang pekreditan layanan, pengadaan barang dan jasa masih perlu ditingkatkan mengingat masih terdapat beberapa yang complai.

Aspek Kepatuhan Pemenuhan Bank*

Acuan (Ketentuan)

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

17.13% ≥8%

Pelampauan / Pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)

Tidak ada Tidak diperkenank

an Rasio Non Performing Loan

(NPL)

1.99% ≤ 5%

Rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Primer

8.00% ≥ 8%

Rasio GWM Sekunder 24.11% ≥ 2.5% Rasio GWM dalam Valuta Asing 8.68% ≥ 8% Rasio Posisi Devisa Neto (PDN) 1.25% ≤ 20% *Posisi per Desember 2012

Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (Program APUPPT)

Pelaksanaan Program Anti Pencucian uang dan Pencegahan pendanaan Terorisme merupakan program yang dilaksanakan secara berkesinambungan dalam rangka pemenuhan kewajiban berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012 tanggal 28 Desember 2012 Tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum. Selama Tahun 2012, sebagai langkah keseriusan dalam menerapkan Program APUPPT, bank bjb telah melaksanakan berbagai aktivitas sebagai berikut:

1. Melaksanakan pengembangan dan penyempurnaan sistem aplikasi sebagai alat bantu penerapan program APUPPT yang dapat digunakan untuk :

a. mendeteksi transaksi-transaksi keuangan yang memenuhi kriteria sebagai transaksi yang wajib dilaporkan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan,

b. mengidentifikasi pengelompokan risiko nasabah dari sisi APUPPT dan alat bantu dalam rangka pemantauan Pengkinian Data Nasabah bank bjb;

2. Melaksanakan pembenahan database CIF (Costumer Identification File) nasabah bank bjb dalam rangka penerapan ketentuan Single CIF;

3. Melaksanakan program pelatihan secara rutin baik pelatihan secara regular yang diterapkan kepada calon pegawai baru maupun pelatihan yang khusus kepada pegawai yang berhubungan langsung dengan nasabah atau pegawai yang posisisnya strategis dalam penerapan APUPPT;

4. Adapun statistik pelaksanaan program APUPPT selama tahun 2012 sebagai berikut :

Aktivitas Jumlah

Laporan Transaksi Keuangan Tunai

5337 Laporan

Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan

53 Laporan

Korespondensi dengan pihak Berwenang

67 Korespondensi

Pengkajian APUPPT 6 Kajian

Pengisian Kuisioner Cross Border Correspondent Banking

22 Korespondensi

b. Fungsi Audit Internal

Fungsi Audit internal Bank (SPFAIB) yang ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi Nomor 656/SK-DAI/2009 tanggal 30 Juni 2009 dan Piagam Audit Internal (Audit Charter) yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Direksi Nomor 657/SK/DIR-DAI/2009 tanggal 30 Juni 2009. Satuan kerja Audit Internal dalam tugasnya, wajib menjaga perkembangan Bank kearah yang dapat menunjang program dari

Stakeholders (Manajemen, Pemerintahan, Pemegang Saham dan Masyarakat). Dalam rangka menjaga independensi fungsi audit internal, Direksi bank bjb menempatkan Divisi Audit Internal (DAI) berada langsung dibawah supervisi Direktur Utama.

Pelaksanaan fungsi audit pada bank bjb dimulai dengan tahapan perencanaan audit, persiapan audit, penyusunan pre audit, penugasan auditor, pelaporan hasil audit (LHA) dan Monitoring Tindak Lanjut. Laporan hasil audit disampaikan kepada Direktur Utama, Dewan Komisaris dan Auditee atau unit kerja terkait sebagaimana prinsip

Good Corporate Governance (GCG).

Penerapan fungsi audit intern sebagaimana yang tercantum dalam piagam dan standar, audit intern telah melakukan pemeriksaan sepanjang tahun 2012 secara independen dengan cakupan audit terhadap unit operasional kantor cabang, divisi dan kantor wilayah serta proses teknologi informasi.

Proses pemeriksaan yang dilakukan oleh audit intern berdasarkan rencana kerja audit tahunan yang telah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris.

Pendekatan yang dipakai dalam pemeriksaan berdasarkan risiko (risk based audit) dengan melihat profil risiko auditee. Sumber profil risiko didapat dari laporan hasil pengukuran dan analisa risiko dari satuan kerja manajemen risiko. Pada saat dilakukan penyusunan rencana kerja, komposit bankwide tergolong Low. Oleh karena itu, untuk kepentingan fokus pemeriksaan terhadap risiko – risiko tersebut audit intern melakukan pengukuran dan analisis kembali dengan pendekatan menitik beratkan skala prioritas pada auditee yang memiliki risiko tinggi. Prioritas hasil pengukuran kembali pemeriksaan untuk tahun 2012 difokuskan pada risiko kredit dan risiko operasional.

Secara umum implementasi proses audit pada setiap penugasan yang dimulai dari tahap persiapan sampai dengan pengendalian mutu telah merujuk kepada Kebijakan SPFAIB bank bjb dan realisasinya telah sesuai dengan yang direncanakan dalam program kerja.

Selama tahun 2012, realisasi kegiatan audit yang dilaksanakan terhadap rencana audit yaitu sebagai berikut:

Aktifitas Audit Rencana Realisasi

Audit Umum Kantor Cabang 27 29

Audit Divisi 6 6

Audit Kantor Wilayah 1 1

Audit Proses Teknologi Sistem Informasi 8 8

Laporan Semester 2 2

Menjadi LO untuk Kegiatan Pemeriksaan BI 1 1 Laporan hasil audit disampaikan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan ditembuskan kepada Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko serta auditee. Temuan hasil pemeriksaan selama 2012 tersebut pada umumnya bersumber dari risiko operasional pada aspek internal proses dan aspek sumber daya manusia berupa kelemahan implementasi kebijakan dan prosedur internal dan fungsi pengendalian yang melekat pada proses bisnis dan operasional bank. Audit intern telah memberikan rekomendasi langkah perbaikan yang telah dilaksanakan oleh auditee. Rata – rata penyelesaian komitmen tindak lanjut sampai dengan akhir Desember 2012 sebesar 93%. Komitmen tindak lanjut yang belum selesai masih dalam batas waktu komitmen. Hal tersebut menunjukkan audit intern telah melakukan pemantauan, analisis, dan melaporkan perkembangan tindak lanjut yang dilakukan oleh auditee.

Bank telah melakukan kaji ulang secara berkala setiap 3 tahun sekali terhadap efektifitas pelaksanaan kerja audit intern dan kepatuhan terhadap SPFAIB oleh pihak ekternal. Kaji ulang terakhir dilaksanakan pada tahun 2011 oleh Auditor Independen Drs. J. Tanzil dan Rekan dengan pokok – pokok hasil audit Auditor Independent tersebut telah ditindaklanjuti sepenuhnya.

Terkait adanya kelemahan minor dalam tataran penyusunan kebijakan dan implementasi pada tahun 2011, sesuai ketentuan dan perundangan yang berlaku setiap 3 (tiga) tahun, pedoman serta sistem dan prosedur kerja yang dimiliki bank sedang dilakukan pengkinian oleh konsultan seiring perkembangan organisasi dan bisnis bank. Disamping itu, upaya peningkatan kompetensi terhadap sumber daya manusia audit intern terus dijalankan secara berkesinambungan untuk mendapatkan keahlian secara spesifik dengan bekerjasama dengan Divisi Pelatihan dan Pendidikan dengan cara mengikutsertakan pada workshop, seminar, dan pelatihan yang dilaksanakan oleh pihak ekternal. Setiap sumber daya manusia audit intern untuk tahun 2012 telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan sesuai alokasi anggaran hari pelatihan/pendidikan rata – rata 9 hari.

c. Fungsi Audit Eksternal

Sebagai pihak independen untuk menyampaikan laporan (transparansi kondisi) keuangan bank dalam rangka meningkatkan kualitas pelaporan dan akurasi penyajian kondisi keuangan bank.

Laporan Keuangan bank bjb setiap tahun diaudit oleh Akuntan Publik (KAP) independen sebagai pelaksana fungsi audit eksternal. Penunjukan KAP tersebut menunjuk pada hasil rekomendasi Komite Audit. Persyaratan lainnya yang harus dipenuhi KAP adalah terdaftar di Bank Indonesia sebagai kantor akuntan publik dan memiliki kriteria yang disyaratkan dalam Peraturan Bank Indonesia.

Auditor Independen melakukan audit sesuai dengan standar profesional akuntan publik untuk memastikan laporan keuangan bank disusun sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Sesuai dengan Rapat Dewan Komisaris dan Direksi tanggal 25 Juli 2011 bank bjb menunjuk Auditor Independen Ernst & Young (Indonesia Stock Exchange Building Tower 2,7th Floor Jl. Jend Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190, Indonesia) . Penunjukan Auditor Independen tersebut ditindaklanjuti dengan Perjanjian Nomor 05398/PSS-AS/2012.

Daftar kantor Akuntan Publik yang telah mengaudit Laporan bank bjb adalah sebagai berikut :

Tahun

Buku Kantor Akuntan Publik Akuntan

2012 Ernst & Young Benyanto Suherman 2011 Ernst & Young Drs. Hari Purwantono 2010 Ernst & Young Drs. Hari Purwantono 2009 Ernst & Young Drs. Hari Purwantono

2008 Pricewaterhousecoopers Lucy Luciana Suhenda, SE, Ak., CPA Laporan hasil pemeriksaan dilaporkan langsung oleh KAP ke Bank Indonesia

d. Kegiatan dan Sosialisasi Good Corporate Governance Tahun 2012

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) diawali dengan penerapan budaya perusahaan yang didalamnya terdapat tata nilai atau nilai-nilai utama yang menjadi corporate value bank bjb.

Dalam mewujudkan komitmen untuk melaksanakan praktik-praktik

Good Corporate Governance (GCG) maka corporate value bank bjb dijabarkan dalam bentuk code of conduct (etika usaha dana tata perilaku) untuk menjadi acuan perilaku bagi Komisaris, Direksi dan seluruh pegawai bank bjb dalam mengelola perusahaan guna mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan.

Salah satu etika perilaku yang terdapat pada code of conduct yaitu standar etika untuk menghindari benturan kepentingan dan penyalahgunaan jabatan serta etika untuk tidak menerima gratifikasi dalam bentuk apapun yang berhubungan dengan jabatan, dan sebagaimana diketahui salah satu cakupan dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) yaitu penanganan benturan kepentingan (conflict of interest).

Maka dalam rangka implementasi standar etika pada code of conduct

dan penanganan benturan kepentingan sebagai salah satu wujud penerapan Good Corporate Governance (GCG), bank bjb menerapkan Program Pengendalian Gratifikasi sebagaimana kesepakatan kerjasama dengan pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Program Pengendalian Gratifikasi adalah sekumpulan perangkat dan rangkaian kegiatan dan mekanisme pengendalian gratifikasi secara berkesinambungan guna menjaga integritas pegawai dari praktik gratifikasi yang dilarang.

Program pengendalian gratifikasi terdiri dari pembuatan perangkat aturan tentang pengendalian gratifikasi, pembentukan organisasi yang mengelola pengendalian gratifikasi, kegiatan sosialisasi/diseminasi

tentang aturan pengendalian gratifikasi dan peningkatan kesadaran individu dan organisasi tentang gratifikasi serta implementasi pengelolaan pelaporan penerimaan gratifikasi yang berkoordinasi dengan pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kegiatan sosialisasi/diseminasi Program Pengendalian Gratifikasi sebagai bagian dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada sepanjang tahun 2012 telah dilaksanakan kepada 2.624 pegawai bank bjb termasuk kepada Direksi.

Dalam kegiatan diseminasi aturan pengendalian gratifikasi tersebut telah dilaksanakan kegiatan Penandatangan Kontrak Komitmen untuk

Dokumen terkait