• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2.2.3. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kecelakaan kerja tidak dapat dielakkan secara menyeluruh. Namun demikian setiap perencanaan, keputusan, organisasi harus mempertimbangkan aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan. Berikut merupakan beberapa pedoman penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

1. Komitmen dan kebijaksanaan

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja haris memiliki komitmen dan kebijaksanaan. Komitmen keselamatan dan kesehatan kerja dapat membantu perusahaan dalam bekerja sama dengan pekerja. Tinjauan awal keselamatan dan kesehatan kerja merupakan kerja sama yang dilakukan yaitu yang berkaitaan dengan:

a. Identifikasi kondisi dan sumber daya

b. Pengetahuan dan peraturan perundangan K3 c. Membandingkan penerapan

d. Meninjau sebab-akibat e. Efisiensi dan efektifitas

Perusahaan harus menunjukkan komitmen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja yang diwujudkan dalam (PER. 05/MEN/1996):

a) Menempatkan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja K3 pada posisi yang dapat menentukan keputusan perusahaan.

b) Menyediakan anggaran, tenaga kerjaa yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang diperlukan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.

c) Menetapkan personel yang mempunyai tanggung jawab, wewenang, dan kewajiban yang jelas dalam penanganan keselamatan dan kesehatan kerja.

d) Perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang terkoordinasi

e) Melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja.

Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh pengusaha dan atau pengurus yang memuat keseluruhan visi dan tujuan perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan keselamataan dan kesehatan kerja, kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan atau operasional.

2. Perencanaan

Dalam perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan susunan system keselamatan dan kesehatan kerja yang terkoordinasi dengan baik. Perencanaan K3 meliputi beberapa komponen yaitu:

a. Menentukan tingkat resiko untuk setiap bagian tertentu yang mempunyai potensi kecelakaan atau gangguan kesehatan.

b. Meneliti setiap peraturan pemerintah dan standar industri yang dapat dilaksanakan.

c. Menetapkan tujuan yang hendak dicapai dan sasaran K3 secara jelas.

Perusahaan yang memiliki perencanaan yang efektif maka akan mencapai keberhasilan dalam penerapan K3. Tujuan dari pencegahan kecelakaan kerja adalah untuk melindungi para pekerja, masyarakat dan lingkungaan dari bencana kecelakaan yaitu dengan(Simajuntak, 1994):

a) Mempersiapkan, menyediakan dan memasang sarana pencegahan kecelakaan dan alat-alat pelindung diri.

b) Mengadakan pemeriksaan dan inspeksi dini untuk mengetahui potensi atau kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja sehingga dapat dicegah.

c) Menyusun organisasi sistem pencegahan bencana kecelakaan, termasuk menyediakan tenaga ahli keselamatan kerja.

d) Meminimumkan dampak bencana kecelakaan terhadap masyarakat, antara lain dengan menempatkan instalasi berisiko tinggi terpisah dengan perumahan dan tempat-tempat konsentrasi penduduk seperti rumah sakit, sekolah-sekolah, dan pasar.

e) Menyusun rencana penyelamatan darurat. 3. Penerapan

Kegiatan yang dilakukan dalam menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja adalah mengaudit sistem keselamatan dan kesehatan kerja pada perusahaan sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 05/1996. Dalam menerapkan terdapat kegiatan yang mendukung yaitu komunikasi, pelaporan, pendokumentasian, dan pengendalian dokumentasi. Penerapan yang dilakukan tidak hanya meliputi pengauditan melainkan juga mengidentifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian resiko.

Penerapan K3 memiliki 5 komponen yang perlu dibentuk yaitu:

a. Struktur organisasi dan pembagian tanggung jawab. Struktur organisasi harus ditetapkan secara jelas dengan setiap posisi di dalam organisasi.

b. Pemberian pelatihan K3 yaitu pelatihan secara umum yang diberikan kepada seluruh karyawan dan pelatihan keahlian secara khusus yang diberikan kepada karyawan yang bekerja di lokasi kerja yang memiliki potensi bahaya yang tinggi atau karyawan yang memiliki tugas khusus di bidang K3.

c. Komunikasi K3 yang dilakukan dalam kelompok besar maupun kelompok kecil ditujukan untuk meningkatkan kesadaran K3 pada seluruh karyawan dan memotivasi penerapan K3.

d. Sistem dokumentasi dan pengontrolan dokumen e. Tenaga ahli K3

4. Pengukuran dan evaluasi penerapan K3

Pemantauan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung kegiatan selanjutnya yaitu evaluasi. Pemantauan dapat berupa memantau apakah terjadi pertimpangan dalam melaksanakan prosedur kerja. Setelah dilakukan pemantauan, dievaluasi dengan mengukur hasil yang telah dicapai dari pelaksanaan prosedur kerja.

Hasil pemantauan dan evaluasi menghasilkan catatan dan penyimpanan data yang merupakan tindakan untuk perbaikan dan pencegahan. Pencatatan dan penyimpanan data berguna sebagai bahan untuk membuat perencanaan selanjutnya. 5. Tinjauan ulang terhadap penerapan K3

Kegiatan untuk meninjau ulang penerapan K3 biasanya dilakukan untuk menilai kesesuaian dan keefektifitasan penerapan K3 secara keseluruhan. Peninjauan yang dilakukan berdasarkan hasil akhir evaluasi penerapan K3. Apabila hasil akhir tidak sesuai dengan target K3 maka perlu dilakukan tinjauan ulang K3.

Tinjauan ulang Sistem Manajemen K3 meliputi (PER. 05/MEN/1996): a) Evaluasi terhadap penerapan kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja b) Tujuan, sasaran, dan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja

c) Hasil temuan audit Sistem Manajemen K3

d) Evaluasi efektivitas penerapan Ssistem Manajemen K3 dan kebutuhan untuk mengubah Sistem Manajemen K3 sesuai dengan:

1. Perubahan peraturan perundangan

2. Tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar 3. Perubahan produk dan kegiatan perusahaan 4. Perubahan struktur organisasi perusahaan

5. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk epidemiologi. 6. Pengalaman yang didapat dari insiden keselamatan dan kesehatan kerja 7. Pelaporan

8. Umpan balik khususnya dari tenaga kerja.

2.2.3.2. Tujuan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu mengungkapkan sebab-akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak.

Tujuan dari penerapan keselamatan dan kesehatan kerja adalah (Direktorat Pengawasan Norma K3, 2006):

1) Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia

2) Meningkatkan komitmen pimpinan perusahaan dalam melindungi tenaga kerja 3) Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja untuk menghadapi kompetisi

perdagangan global

4) Proteksi terhadap industri dalam negeri

5) Perlunya upaya pencegahan terhadap masalah sosial dan ekonomi yang terkait dengan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

2.3. Minyak dan Gas Bumi (Migas)

Dokumen terkait