• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan penanda kesantunan positif dalam novel The Host dan terjemahannya

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 60-66)

1. Penerapan penanda kesantunan positif dalam novel The Host dan terjemahannya.

Penelitian ini mengkaji kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif yang tuturanya dicuplik dari dialog-dialog pada novel The

Host dan terjemahannya. Pada subbab A ditemukan 275 data berupa kalimat

yang merepresentsasikan tuturan kesantunan positif, teridentifikasi bahwa jenis penanda strategi kesantunan positif yang muncul meliputi; 1) Memberi perhatian pada lawan tutur; 2) Membesar-besarkan minat, persetujuan, simpati terhadap lawan tutur; 3) Meningkatkan ketertarikan terhadap lawan tutur; 4) Menggunakan identitas kelompok; 5) Mencari dan mengusahakan persetujuan, 6) Menghindari ketidaksetujuan; 7) Menunjukkan hal-hal yang dianggap mempunyai kesamaan; 8) Menyatakan lelucon; 9) Mempresuposisikan bahwa penutur memahami keinginan lawan tuturnya; 10) Membuat penawaran atau janji, 11) Menunjukkan rasa optimisme, 12) Berusaha melibatkan lawan tutur dan penutur dalam suatu kegiatan tertentu, 13) Memberikan dan meminta alasan, 14) Mengharap atau menuntut timbal balik, 15) Memberikan penghargaan.

Penerapan strategi kesantunan positif pada tuturan di dalam penelitian ini diwujudkan dengan cara mendekatkan jarak sosial kepada lawan tutur. Jika dicermati, ujaran kesantunan positif dalam Bsu yang menggunakan penanda kesantunan, umumnya disampaikan dengan bentuk kalimat deklaratif. Tetapi juga terdapat penggunaan dalam bentuk kalimat imperatif maupun interogatif. Penerapan penanda kesantunan dalam masyarakat Bsu, membuat sebuah

tuturan yang memiliki tingkat kesantunan yang berbeda-beda, tergantung pada siapa tuturan itu ditujukan dan dalam situasi apa. Dari hasil subbab A, pendekatan yang paling dominan dilakukan penutur kepada mitra tutur melalui sebutan, sapaan, atau dikenal dengan penanda identitas kelompok. Sub-strategi penanda identitas kelompok muncul sebanyak 20 kali dalam varian tunggal, 33 kali dalam varian kuplet, dan 12 kali dalam varian triplet. Sebutan dominan yang diujarkan penutur adalah memanggil nama mitra tutur seperti “Wanda, Jeb, Jamie, Mag dan lain-lain” atau memanggil lawan tutur dengan sebutan, “Kids, Dear, Honey, Sweetheart, Sweetie, Guys, dan lain-lain”. Penanda kesantunan identitas kelompok dapat diterapkan dalam berbagai situasi informal maupun formal dan dapat ditujukan kepada lawan tutur baik yang dikenal maupun pada orang asing.

Penerapan penanda kesantunan memberi perhatian pada lawan tutur merupakan penerapan penanda kesantunan selanjutnya setelah penanda strategi kesantunan identitas kelompok. Penanda kesantunan ini untuk meredakan ancaman muka kepada lawan tutur. Sub-strategi ini diorientasikan pada perhatian penutur kepada lawan tutur. Biasanya menggunakan bentuk kalimat deklaratif. Penerapan penanda strategi kesantunan memberi perhatian penutur biasanya dengan memperhatikan dan menyetujui kondisi mitra tutur baik kondisi rohani maupun jasmani sehingga wajah positif lawan tutur terpenuhi karena lawan tutur merasa bahwa penutur menaruh perhatian kepada lawan tutur.

Kemudian, penerapan penanda strategi kesantunan melebih-lebihkan merupakan penanda kesantunan ketiga yang mendominasi. Penerapan penanda ini biasanya menggunakan aspek prosodic. Aspek prosodic yang digunakan yakni amazing, wonderful, extraordinary, real, so, too, dan lain-lain. Penerapan penanda kesantunan ini tidak mengalami perubahan bentuk pada penanda kesantunan di Bsa. Hal tersebut, membuat wajah positif lawan tutur terpenuhi karena penggunaan kata yang melebih-lebihkan menunjukkan bahwa penutur tertarik dengan cerita lawan tutur.

Selanjutnya, sub-strategi mencari dan mengusahakan persetujuan. Penanda kesantunan biasanya dengan digunakan dengan pengulangan sebagian atau seluruh ujaran yang dilakukan lawan tutur. Pengulangan sebagian atau seluruh ujaran menunjukkan bahwa penutur memberi perhatian kepada lawan tutur. Karena itu, wajah positif lawan tutur terpenuhi karena penutur menghargainya. Penerapan penanda kesantunan ini juga bisa menggunakan kata ‘yes’ untuk meyetujui sesuatu. Tetapi juga bisa digunakan untuk sub-strategi kesantunan menghindari ketidaksetujuan untuk mengurangi ancaman muka lawan tutur. Saat penggunaan penanda kesantunan menghindari ketidaksetujuan, biasanya akan menyetujui lawan tutur tetapi setelah persetujuan, baru penutur akan memberikan ketidaksetujuannya seperti berkata“ya, tapi...”. Hal tersebut dilakukan untuk memperhalus beda pendapat dengan lawan tutur.

Berikutnya, penanda kesantunan menunjukkan rasa optimisme. Penanda kesantunan ini merupakan strategi kerjasama antara keinginan penutur sama dengan keinginan lawan tutur maupun sebaliknya dan penutur inginmembantu supaya hal tersebut tercapai. Sehingga, penutur berasumsi bahwa lawan tutur akan berkerja sama dengan penutur untuk mencapai keinginan. Penerapan penanda menunjukkan rasa optimisme digunakan untuk menenangkan lawan tutur.

Selanjutnya, penerapan penanda kesantunan menggunakan bentuk inklusif kata ‘we’ dan ‘lets’. Penanda tersebut merupakan strategi kesantunan melibatkan lawan tutur dalam kegiatan tertentu. Penggunaan kata ‘we’ maupun ‘let’s’ dilakukan supaya lawan tutur terlibat interaksi walaupun maksudnya penutur melakukan untuk diri sendiri. Penggunaan sub-strategi ini untuk mengurangi FTA.

Kemudian, untuk sub-strategi membuat penawaran atau janji menggunakan penanda ‘will’ atau promise yang menunjukkan membuat penawaran atau janji. Strategi ini dilakukan untuk meredakan ancaman muka

terhadap lawan tutur dengan memuaskan muka positif lawan tutur maka digunakan sub-strategi ini.

Berikutnya, sub-strategi memberi dan meminta alasan. Penerapan penanda yang sering digunakan pada strategi ini adalah mengunakan kata tanya “why”. Penggunaan strategi ini biasanya digunakan ketika penutur memberikan alasan kenapa penutur meminta seseorang untuk melakukan sesuatu yang dinginkannya. Strategi ini cara menunjukkan bantuan apa yang dibutuhkan. Penggunaan strategi ini terlihat sebagai saran secara tidak langsung daripada memberikan alasan.

Selanjutnya, sub-strategi menunjukkan hal-hal yang dianggap mempunyai kesamaan ditandai dengan penggunaan personal-centre switch seperti penggunaan question tag, yakni, penggunaan frasa you know atau penggunaan kata inklusif“we” tetapi hanya mengarah kepada lawan tutur.

Kemudian, sub-strategi mempresuposisikan bahwa penutur memahami keinginan lawan tuturnya. Sub-strategi ini ditandai dengan ‘I know” dikarenakan seolah-olah penutur tahu keinginan lawan tutur. Lalu, pada strategi mengharap atau menuntut timbal balik. Penerapan penanda sub-strategi ini adalah saat lawan tutur melakukan X, maka penutur akan melakukan Y. Hal tersebut dilakukan untuk meredakan FTA dengan meniadakan aspek hutang budi antara lawan tutur dengan penutur

Yang terakhir, sub-strategi memberikan penghargaan. Sub-strategi ini ditandai memberikan hadiah seperti barang-barang yang dibutuhkan penutur. Tetapi tidak hanya barang, penerapan strategi ini bisa ditandai dengan keinginan lawan tutur untuk disukai, dimengerti atau didengarkan.

Berdasarkan hasil temuan penelitian pada sejumlah kalimat yang merepresentasikan tuturan yang mengandung kesantunan positif pada novel

The Host dan terjemahannya, menunjukkan bahwa para penutur dan lawan

tutur diketahui sudah mengenal satu dengan yang lain. Hal tersebut, diketahui dari konteks cerita. Namun, beberapa tidak memiliki hubungan dekat ataupun

kekeluargaan. Akan tetapi, terdapat juga kalimat yang merepresentasikan tuturan yang mengandung kesantunan positif yang menunjukkan bahwa penutur dan lawan tutur diketahui tidak mengenal satu dengan yang lain dan dari beberapa tuturan diketahui dari konteks cerita tidak memiliki hubungan dekat dan kekeluargaan. Dengan demikian, penerapan strategi kesantunan positif tidak hanya digunakan pada orang yang dikenal tetapi juga pada orang-orang yang tidak dikenal. Hal tersebut untuk mendekatkan jarak sosial antara penutur dan lawan tutur.

Dapat disimpulkan dari hasil di atas, bahwa kesantunan positif dapat memperbaiki secara langsung wajah positif lawan tutur. Dalam penggunaan strategi ini, kesantunan positif mencoba untuk meningkatkan keakraban, mempersempit kesenjangan pada kekekuasaan, dan penggunaannya lebih banyak menggunakan bahasa yang informal. Hal tersebut dapat terlihat pada dalam tuturan dalam suatu kelompok pertemanan atau pada situasi sosial dimana penutur dan lawan tutur sudah mengenal satu sama lain dengan baik. Penggunaan kesantunan positif biasanya mencoba untuk meminimalkan jarak antara penutur dan lawan tutur dengan mengekspresikan keramahan dan keinginan yang kuat pada penutur untuk memenuhi kebutuhan lawan tutur untuk dihormati.

Pada hasil temuan, penerapan penanda strategi kesantunan positif tidak hanya muncul dalam varian tunggal tetapi juga dapat diterapkan kombinasi dua penanda strategi kesantunan positif. Dalam hasil temuan, kombinasi dua penanda strategi kesantunan positif muncul sebanyak 16 kali meliputi kombinasi memberi perhatian pada lawan tutur dengan menggunakan identitas kelompok sebanyak 4 kali, kombinasi membesar-besarkan minat, persetujuan, simpati terhadap lawan tutur dengan menggunakan identitas kelompok sebanyak 3 kali, kombinasi mencari dan mengusahakan persetujuan dengan menggunakan identitas kelompok sebanyak 1 kali, kombinasi membuat penawaran atau janji dengan menggunakan identitas kelompok sebanyak 2 kali, kombinasi menunjukkan rasa optimisme dengan menggunakan identitas

kelompok sebanyak 2 kali, kombinasi berusaha melibatkan lawan tutur dan penutur dalam suatu kegiatan tertentu dengan menggunakan identitas kelompok sebanyak 1 kali, kombinasi memberi dan meminta alasan dengan menggunakan penanda identitas kelompok sebanyak 2 kali, dan kombinasi memberikan penghargaan dengan menggunakan identitas kelompok sebanyak 1 kali.

Penerapan penggunaan strategi kesantunan positif yang dilakukan dengan cara mendekatkan jarak sosial antara penutur dan lawan tutur, bertujuan agar potensi ancaman muka terhadap mitra tutur berkurang.

Berikut ini penerapan jenis penanda strategi kesantunan positif dalam novel The Host dan terjemahannya.

Tabel 4.10: Frekuensi Penerapan Jenis Penanda Strategi Kesantunan Positif dalam Novel The Host dan Terjemahannya.

No Penanda Strategi Kesantunan Positif

Varian Kemunculan Jumlah Persentase (%) Tunggal Kuplet Triplet Kwartet

1. Menggunakan identitas kelompok

20 33 12 - 65 22.49%

2. Memberi perhatian pada lawan tutur

21 21 5 - 47 16,26%

3. Membesar-besarkan minat, persetujuan, simpati terhadap lawan tutur 15 16 5 1 37 12,80% 4. Mencari dan mengusahakan persetujuan 15 11 2 - 28 9,69% 5. Menunjukkan rasa optimisme 10 13 3 - 26 9 % 6. Berusaha melibatkan lawan tutur dan penutur dalam suatu kegiatan tertentu 4 11 - - 15 5,19% 7. Membuat penawaran atau janji 5 7 1 - 13 4,50% 8. Menghindari ketidaksetujuan 2 4 4 - 10 3,46% 9. Memberikan dan meminta alasan 2 7 1 - 10 3,46%

10. Meningkatkan ketertarikan terhadap lawan tutur 3 4 1 - 8 2,77% 11. Menunjukkan hal-hal yang dianggap mempunyai Kesamaan 2 3 2 - 7 2,42% 12. Mempresuposisikan bahwa penutur memahami keinginan lawan tuturnya 2 5 - - 7 2,42% 13. Mengharap atau menuntut timbal balik

2 3 1 1 7 2,42% 14. Menyatakan lelucon 1 3 2 - 6 2,08% 15. Memberikan penghargaan 1 1 1 - 3 1,04% Total 105 142 40 2 289 100%

2. Penyebab dan Pengaruh Perubahan Derajat Strategi Kesantunan

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 60-66)

Dokumen terkait