• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Bab ini berisi dua bagian utama, yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Subbab yang pertama, yakni hasil penelitian, memaparkan jawaban atas rumusan masalah yang telah disebutkan pada Bab I. Hasil penelitian yang dipaparkan antara lain:

1. Jenis penanda strategi kesantunan positif (positive politeness) dalam novel

The Host dan terjemahannya.

2. Jenis teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif pada novel The Host. 3. Penilaian kualitas terjemahan kalimat yang merepresentasikan tuturan

kesantunan positif dalam novel The Host dan terjemahannya, dipandang dari sisi keakuratan dan keberterimaan.

Subbab kedua, yakni pembahasan berdasarkan hasil penelitian pada subbab pertama. Pembahasan tersebut meliputi:

1. Penerapan penanda kesantunan positif dalam novel The Host dan terjemahannya.

2. Penyebab dan pengaruh perubahan derajat strategi kesantunan positif. 3. Penerapan teknik penerjemahan dalam menerjemahkan kalimat yang

merepresentasikan tuturan kesantunan positif.

4. Dampak penerapan teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahan kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif.

5. Hubungan kesantunan positif, teknik penerjemahan dan kualitas terjemahan.

(2)

A. Hasil Penelitian

1. Jenis-Jenis penanda strategi kesantunan positif

Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis novel The Host dalam bahasa Inggris (Bsu) dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia (Bsa). Analisis dilakukan berdasarkan kriteria pemilihan data yakni kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif yang dianalisis. Berdasarkan kriteria tersebut, ditemukanlah 275 data kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif dalam novel The Host dan terjemahannya. Dari 275 data, penulis menemukan bahwa terdapat dua kombinasi strategi penanda kesantunan positif, yakni satu penanda kesantunan positif (94,18%) dan dua penanda kesantunan positif (5,82%). Persentase temuan masing-masing kombinasi strategi penanda kesantunan positif adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1: Temuan Kombinasi Penanda Strategi Kesantunan Positif

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan tuturan yang mengandung kesantunan positif banyak digunakan oleh karakter-karakter pada novel The

Host. Penulis menemukan bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi jumlah

data kesantunan positif yang banyak, yaitu tema novel dan hubungan sosial tokoh dalam novel.

Tema novel termasuk novel percintaan dan tema ini mempengaruhi dialog-dialog dalam novel. Kisah dalam novel adalah percintaan yang dibumbui konflik, dan dialog-dialog sangat didominasi oleh percakapan yang menggunakan panggilan keakraban. Faktor ini mempengaruhi jumlah dialog yang mengandung unsur kesantunan positif.

No Kombinasi Strategi Penanda Kesantunan Positif

Jumlah Persentase (%) 1. Satu Penanda Kesantunan Positif 259 94,18% 2. Dua Penanda Kesantunan Positif 16 5,82%

(3)

Faktor kedua yang mempengaruhi banyaknya jumlah penggunaan tuturan kesantunan positif adalah hubungan sosial para tokoh. Karakter-karakter yang ada dalam novel didominasi oleh status sosial yang setara (equal) karena rata-rata penutur dan lawan tutur sudah saling mengenal dengan baik sekaligus memiliki tingkat kedekatan yang akrab (intimate). Hal tersebut disebabkan oleh penggunaan strategi kesantunan positif pada umumnya menekankan segi kedekatan, keakraban, solidaritas, persahabatan, dan hubungan baik antara penutur dan petutur.

a. Satu Penanda Kesantunan Positif

Dalam 259 data kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif, penulis mengidentifikasi jenis-jenis penanda strategi kesantunan positif yang digunakan. Teori kesantunan yang digunakan sebagai landasan analisis adalah strategi kesantunan positif yang dikemukakan oleh Brown dan Levinson (1987). Berdasarkan analisis penanda strategi kesantunan positif bahasa sumber (Bsu), penulis menemukan 15 penanda strategi kesantunan positif, yaitu 1) Memberi perhatian pada lawan tutur, 2) Membesar-besarkan minat, persetujuan, simpati terhadap lawan tutur, 3) Meningkatkan ketertarikan terhadap lawan tutur, 4) Menggunakan identitas kelompok, 5) Mencari dan mengusahakan persetujuan, 6) Menghindari ketidaksetujuan, 7) Menunjukkan hal-hal yang dianggap mempunyai kesamaan, 8) Menyatakan lelucon, 9) Mempresuposisikan bahwa penutur memahami keinginan lawan tuturnya, 10) Membuat penawaran atau janji, 11) Menunjukkan rasa optimisme, 12) Berusaha melibatkan lawan tutur dan penutur dalam suatu kegiatan tertentu, 13) Memberikan dan meminta alasan, 14) Mengharap atau menuntut timbal balik, dan 15) Memberikan penghargaan. Berikut temuan jenis-jenis penanda strategi kesantunan positif dalam kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif pada novel The Host dan terjemahannya yang disajikan dalam bentuk tabel.

(4)

Tabel 4.2 Temuan Satu Penanda Strategi Kesantunan Positif

No Strategi Kesantunan Positif Jumlah Persentase (%) 1. Memberi perhatian pada lawan tutur 43 16,60% 2. Membesar-besarkan minat, persetujuan, simpati

terhadap lawan tutur

34 13,13%

3. Meningkatkan ketertarikan terhadap lawan tutur 8 3,09% 4. Menggunakan identitas kelompok 50 19,31% 5. Mencari dan mengusahakan persetujuan 27 10,42%

6. Menghindari ketidaksetujuan 10 3,86%

7. Menunjukkan hal-hal yang dianggap mempunyai kesamaan

7 2,70%

8. Menyatakan lelucon 6 2,32%

9. Mempresuposisikan bahwa penutur memahami keinginan lawan tuturnya

7 2,70%

10. Membuat penawaran atau janji 11 4,25%

11. Menunjukkan rasa optimisme 25 9,65%

12. Berusaha melibatkan lawan tutur dan penutur dalam suatu kegiatan tertentu

14 5,41%

13. Memberikan dan meminta alasan 8 3,09%

14. Mengharap atau menuntut timbal balik 7 2,70%

15. Memberikan penghargaan 2 0,77%

Total 259 100%

Berdasarkan uraian di atas, penggunaan satu penanda strategi kesantunan positif didominasi pada sub-strategi ke 4 yaitu sub-strategi menggunakan penanda identitas kelompok. Pendominasian penggunaan

(5)

sub-strategi menggunakan penanda identitas kelompok disebabkan oleh mayoritas data yang muncul berkaitan dengan tema novel The Host yakni novel yang bertemakan percintaan, baik cinta kasih antar sesama manusia maupun cinta kasih antar sepasang kekasih atau keluarga. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang ada dimana sangat didominasi oleh percakapan yang menggunakan panggilan keakraban yang menunjukkan kedekatan antar partisipan.

Sementara itu, pada data kesantunan positif juga ditemukan perubahan derajat kesantunan positif dalam analisis data.

1. Sub-strategi 1: Memberi Perhatian Pada Lawan Tutur

Sub-strategi ini merupakan sub-strategi pertama pada kesantunan positif. Prinsip dasar sub-strategi ini adalah penutur harus memperhatikan aspek-aspek yang terjadi pada lawan tutur seperti, memperhatikan perubahan diri yang terjadi pada lawan tutur, kepemilikan atas barang-barang yang dimiliki lawan tutur, dan segala hal yang membuat penutur memperhatikan dan mengakui hal yang diinginkan lawan tutur. Ditemukan sebanyak 43 (16,60%) data baik data dari Bsu maupun Bsa yang menggunakan sub-strategi ini. Sub-strategi ini dapat dilihat pada contoh data Bsu/039/Bsa/039.

Konteks Situasi: Melanie merasa tidak enak hati mengambil tempat tidur Jared. Sehingga ia menawarkan tempat tidur tersebut.

Bsu: “I feel bad. This couch is much too short for you. Maybe you should

take the bed with Jamie.”

Bsa: “Aku merasa tidak enak. Sofa ini terlalu pendek untukmu. Mungkin sebaiknya kau tidur bersama Jamie.”

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa penutur memperhatikan keadaan kondisi lawan tutur yaitu dengan bermaksud menawarkan tempat tidur yang dipakai penutur dan adiknya kepada lawan tutur. Penutur merasa bahwa kondisi tempat tidur yang kecil dan sempit akan membuat lawan tutur tidak nyaman saat menggunakannya, karena lawan tutur memiliki badan yang tinggi besar. Dalam bahasa sasaran, tuturan di atas masih menyampaikan maksudnya yaitu memperhatikan keadaan lawan tutur. Tidak terjadi

(6)

pelepasan ekspresi kesantunan positif tetapi terjadi penurunan derajat kesantunannya.

Kesantunan dalam tuturan Melanie di atas, menunjukkan perhatian akan keadaan lawan tuturnya walaupun merugikan dirinya sendiri. Semakin tuturan tersebut memaksimalkan kerugian penutur, akan dianggap semakin santun tuturan itu. Tuturan menggunakan skala peringkat status sosial antara penutur dan lawan tutur. Semakin jauh jarak peringkat status sosial antara penutur dengan lawan tutur, tuturan yang digunakan akan cenderung semakin santun. Melanie merupakan orang yang menumpang untuk tinggal di rumah Jared, sedangkan Jared sebagai tuan rumah sehingga jelas menunjukkan jarak peringkat sosial. Penggunaan strategi ini untuk meredakan FTA terhadap lawan tutur.

2. Sub-strategi 2: Membesar-Besarkan Minat, Persetujuan, Simpati Terhadap Lawan Tutur

Sub-strategi ini merupakan sub-strategi kedua pada kesantunan positif. Ditemukan sebanyak 34 (13,13%) unit data. Pada dasarnya sub-strategi ini membuat penutur bermaksud untuk memenuhi wajah positif lawan tutur dengan melebih-lebihkan ketertarikan terhadap keadaan lawan tutur yang dilakukan dengan menyatakan pujian, persetujuan, simpati serta ketertarikan kepada lawan tutur. Dalam strategi ini, penutur biasanya menggunakan intonasi yang melebih-lebihkan, memberi tekanan pada tuturan, dan aspek lainya dari prosodic saat bertuturan dengan lawan tutur seperti, penggunaan

intensifying modifiers (amazing, wonderful, real, too, so,dan lain-lain). Contoh

sub-strategi ini dapat dilihat pada data Bsu/091/Bsa/091.

Konteks situasi: Jeb menanyakan nama Wanderer. Dan memuji nama yang Wanderer dapatkan.

Bsu: “That's a real interesting name you've got there.” Bsa: “Kau mempunyai nama yang sangat menarik.”

(7)

Pada data di atas, terdapat penekanan “ a real interesting” dimana penutur membesar-besarkan persetujuan atas nama yang dipakai lawan tuturnya. Data di atas menunjukkan bahwa penutur telah memenuhi wajah positif lawan tutur dengan menunjukkan bahwa penutur memuji nama lawan tutur karena penutur tahu bahwa kebiasaan orang-orang seperti lawan tutur menggunakan nama yang tidak lazim digunakan. Kata “a real interesting” menunjukkan bahwa tuturan tersebut menyelamatkan muka positif lawan tutur. Tuturan tersebut meminimalkan ancaman muka karena nama yang digunakan lawan tutur tidak lazim digunakan manusia.

Tuturan di atas menggunakan skala peringkat status sosial antara penutur dan lawan tutur. Kedudukan asimetrik penutur dan lawan tutur yang mana Jeb memiliki kedudukan yang lebih tinggi karena memiliki peringkat kekuasaan lebih tinggi daripada Wanderer yang seorang tahanan. Penutur ingin membuat senang wajah positif lawan tuturnya dengan dia membesar-besarkan persetujuan.

3. Sub-Strategi 3: Meningkatkan Ketertarikan Terhadap Lawan Tutur Sub-strategi merupakan sub-strategi ketiga dalam kesantunan positif. Ditemukan data sebanyak 8 (3,09%) unit data yang merupakan kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif. Sub-strategi ini meningkatkan ketertarikan terhadap lawan tutur dengan mendramatisir peristiwa atau fakta. Prinsip dasar sub-strategi ini membuat penutur ingin membagi beberapa keinginannya sehingga dapat memperkuat minat yang dimiliki penutur pada saat terjadi percakapan antara lawan tutur dengan cara menciptakan suatu cerita yang bagus. Penggunaan sub-strategi ini terkadang menyelipkan sisipan ungkapan dan pertanyaan menggunakan question tag seperti, you know, isn’t it dan lain-lain untuk membuat lawan tutur ikut berpartisipan dengan percakapan.Contoh sub-strategi ini dapat dilihat pada data Bsu/025/Bsa/025. Konteks situasi: Melihat Wanderer yang rendah hati tentang pengalamannya, penghibur memberi tahu Wanderer bahwa kehadiran Profesor sejarah sangat jarang ada di bumi.

(8)

Bsu: “Do you know how rare it is for a Professor of History to have

experienced even two planets in the curriculum? Yet you've lived a term on almost all of them. And the Origin, to boot! There isn't a school on this planet that wouldn't love to steal you away from us. Curt plots ways to keep you busy so you have no time to consider moving.”

Bsa: “Tahukah kau, betapa langkanya kehadiran seorang Profesor Sejarah yang pernah hidup di dua planet di dalam kurikulum itu? Tapi kau pernah tinggal selama satu masa di dalam hampir semua planet. Juga The Origin! Tak ada sekolah di planet ini yang tidak ingin menculikmu dari kita. Curt merencanakan banyak hal agar kau tetap sibuk sehingga tidak punya waktu untuk memikirkan pindah.”

Berdasarkan tuturan di atas, penggunaan tuturan “do you know” berfungsi untuk menimbulkan keterlibatan agar lawan tutur memperhatikan tuturan penutur. Penutur menggunakan strategi ini dengan menyisipkan ungkapan yang dapat membuat lawan tuturnya tertarik untuk lebih terlibat pada interaksi yang diciptakan oleh penutur yang berhubungan dengan lawan tutur. Selain itu, penutur juga ingin memberi kepuasan terhadap muka positif lawan tutur. Dalam bahasa sasaran, tuturan di atas masih menyampaikan maksudnya yaitu meningkatkan ketertarikan pada lawan tutur. Tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun terjadi perubahan derajat kesantunannya.

4. Sub-strategi 4: Mengunakan Identitas Kelompok

Sub-strategi ini menggunakan penanda identintas kelompok yang merupakan sub-strategi ke empat dari kesantunan positif. Ditemukan sebanyak 50 (19,31%) data baik dalam Bsu dan Bsa yang menggunakan sub-strategi ini. Prinsip dasar sub-strategi ini adalah penutur menggunakan penanda identitas kelompok seperti, sapaan nama lawan tutur, sapaan khusus yang menunjukkan usaha penutur dalam rangka mendekatkan diri dengan lawan tutur, dan sapaan yang ditujukan kepada khalayak. Sub-strategi ini dapat dilihat pada contoh data Bsu/087/Bsa/087.

Konteks situasi: Saat Wanderer berada di ruang kesehatan, Doc bertanya tentang obat-obatan tetapi Wanderer tidak menjawab. Melihat hal tersebut Ian kesal dan menyindir Wanderer

(9)

Bsu: “Are you, sweetheart?” Bsa: “Benar, kan, Sayang?”

Dari data di atas, penutur menggunakan bentuk sapaan yang intim yaitu “sweetheart” sehingga mencirikan kedekatan personal. Sapaan khusus yang digunakan penutur adalah upaya penutur mendekatkan hubungan dengan lawan tutur. Dengan penutur menggunakan penanda identitas kelompok berupa bentuk sapaan yang menunjukan keakraban maka penutur berusaha untuk tidak mengancam wajah negatif lawan tutur dengan meminta jawaban atas pertanyaan yang diberikan penutur. Strategi ini dilakukan penutur karena penutur ingin mengurangi daya ancaman terhadap muka positif lawan tuturnya. Dalam bahasa sasaran, tuturan di atas masih menyampaikan maksudnya yaitu menggunakan penanda identitas kelompok. Tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun terjadi perubahan derajat kesantunannya. Selain sapaan “sweetheart” ditemukan pula sapaan sejenis seperti, guys,honey, dear, boy, kid, ma’am, ladies, dan miss.

5. Sub-Strategi 5: mencari dan mengusahakan persetujuan

Sub-strategi merupakan sub-strategi ke lima dari kesantunan positif. Ditemukan sebanyak 27 (10,42%) data baik dalam Bsu dan Bsa yang menggunakan sub-strategi ini. Pada dasarnya strategi ini dilakukan dengan perulangan sebagian atau seluruh tuturan apa yang dimaksud oleh lawan tutur dalam suatu percakapan untuk menunjukkan bahwa penutur telah mendengar secara tepat apa yang diucapkan lawan tutur. Strategi ini biasanya membuat penutur membicarkan hal-hal yang menjadi topiknya ketertarikan dan aman bagi lawan tutur. Sub-strategi ini dapat diluhat pada contoh data Bsu/020/Bsa/020.

Konteks situasi: Penghibur meminta Wanderer langsung memanggil namanya saja.

Bsu:

(10)

Wanderer: “Yes… Kathy”

Bsa:

Penghibur: “Rasanya aku sudah memintamu untuk memanggilku Kathy.” Wanderer: “Ya....Kathy”

Dari data di atas, kata “Kathy” merupakan pengulangan dari tuturan sebelumnya. Lawan tutur meminta penutur untuk memanggil namanya untuk membuat hubungan mereka menjadi lebih dekat. Penutur setuju dengan permintaan lawan tutur dengan melakukan pengulangan apa yang lawan tutur minta. Tuturan tersebut menunjukkan bahwa penutur berkerja sama dengan lawan tuturnya dan lawan tutur pun puas karena penutur mendengarkannya. Sementara itu, dalam bahasa sasaran tuturan di atas masih menyampaikan maksudnya yaitu mencari dan mengusahakan persetujuan. Tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun terjadi perubahan derajat kesantunannya.

6. Sub-Strategi 6: menghindari ketidaksetujuan

Sub-strategi merupakan sub-strategi ke enam dari kesantunan positif. Ditemukan sebanyak 10 (3,86%) data baik dalam Bsu dan Bsa yang menggunakan sub-strategi ini. Pada dasarnya strategi ini, penutur menghindari ketidaksetujuan pendapat dan berusaha menunjukkan ketidaksetujuan pendapat dengan cara sehalus mungkin agar tidak mengintimidasi lawan tutur. Pada strategi ini ada beberapa cara untuk menghindari ketidaksetujuan seperti, persetujuan pura-pura, persetujuan yang semu, berbohong untuk kebaikan, dan kata berpagar. Sub-strategi ini dapat dilihat pada contoh data Bsu/041/Bsa/041.

Konteks situasi: Jared merasa Melanie sudah lelah terus melarikan diri dan Melanie menyepakatinya tetapi jika Jared pergi Melanie ingin ikut.

Bsu:

Jared : “We scavenged enough on our way up that we're set for a few months. I can do a few short raids if you want to stay in one place for a while. I'm sure you're tired of running.”

(11)

Melanie : “Yes, I am.But if you go, I go”

Bsa:

Jared: “Cukup banyak yang kita kumpulkan dalam perjalanan ke atas sini, sehingga kita aman untuk beberapa bulan. Aku bisa melakukan beberapa penjarahan kecil, jika kau ingin menetap di suatu tempat selama beberapa waktu. Aku yakin kau lelah terus menerus lari.”

Melanie: “Ya memang, tapi jika kau pergi, aku pergi.”

Berdasarkan data di atas, kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif menggunakan sub-strategi menghindari ketidaksetujuan dengan melakukan persetujuan pura-pura untuk menunjukkan kesepakatan dengan lawan tutur walaupun penutur tidak sependapat dengan lawan tutur. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan bahwa penutur menghindari ketidaksepakatan. Pada tuturan di atas penutur tidak setuju dengan keinginan lawan tutur. Tetapi, untuk memuaskan wajah positif lawan tutur, penutur menyetujui pendapat lawan tutur untuk mengurangi FTA terhadap lawan tutur dan dalam bahasa sasaran, tuturan di atas masih menyampaikan maksudnya yaitu menghindari ketidaksetujuan. Tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun terjadi perubahan derajat kesantunannya.

7. Sub-Strategi 7: menunjukkan hal-hal yang dianggap mempunyai kesamaan

Sub-strategi ini merupakan strategi ke tujuh dalam kesantunan positif. Strategi ini pada dasarnya, mempresuposisikan sejumlah persamaan antara penutur dan lawan tutur dengan mengurangi FTA ketika membicarakan topik yang tidak terkait sebelum menuju topik utama melalui sebuah percakapan yang menarik minat lawan tutur terhadap tuturan penutur. Penggunaan basa-basi saat melakukan percakapan yang dilakukan oleh penutur dengan lawan tutur adalah sebagai upaya penutur untuk menghabiskan waktu, sedangkan bagi lawan tutur sebagai upaya tanda persahabatan atau ketertarikan akan dirinya. Penutur menekankan minat umumnya atas lawan tutur, dan menunjukkan kepada lawan tutur bahwa penutur belum ingin melihat lawan tutur melakukan FTA (misal, membuat permintaan) bahkan keinginan hal

(12)

tersebut tampak jelas dilakukan dengan membawa sebuah hadiah. Dalam strategi ini ditemukan sebanyak 7 (2,70%) data baik dari Bsu dan Bsa. Sub-strategi ini dapat dilihat pada contoh data Bsu/027/Bsa/027.

Konteks situasi: Melihat Wanderer merasa tertekan dengan keadaannya yang tidak bisa mengontrol inangnya, Penghibur mencoba menenangkan Wanderer.

Bsu: “Everybody cries their first year. These emotions are so impossible.

We're all children for a bit, whether we intended that or not. I used to tear up every time I saw a pretty sunset. The taste of peanut butter would sometimes do that, too.”

Bsa: “Semua jiwa menangis pada tahun pertama mereka. Emosi-emosi ini begitu tak masuk akal. Ada sedikit kanak-kanak dalam diri kita semua, tak peduli kita menghendakinya atau tidak. Dulu aku suka berurai air mata setiap kali melihat keindahan matahari terbenam. Rasa selai kacang terkadang juga membuatku menangis.”

Berdasarkan data di atas, klausa “we’re all children for bit” menunjukkan penutur melakukan sub-strategi menunjukkan hal-hal yang dianggap mempunyai kesamaan karena bermaksud untuk menimbulkan persepsi bahwa penutur pernah mengalami hal yang sama seperti yang terjadi pada lawan tutur. Strategi ini digunakan oleh penutur karena penutur ingin menyelamatkan muka positif lawan tuturnya. Dalam bahasa sasaran, tuturan di atas masih menyampaikan maksudnya yaitu menunjukkan hal-hal yang dianggap mempunyai kesamaan. Tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun terjadi perubahan derajat kesantunannya.

8. Sub-strategi 8: Menyatakan Lelucon

Sub-strategi ini merupakan strategi ke delapan dalam kesantunan positif. Pada strategi ini lelucon terjadi karena latar belakang pengetahuan dan nilai-nilai timbal balik antara penutur dan lawan tutur maka lelucon dapat digunakan untuk menekan latar belakang yang dibagikan atau nilai-nilai yang dibagikan. Lelucon merupakan salah satu teknik dasar kesantunan positif. Lelucon dapat meminimalkan FTA atas dasar permintaan. Dalam strategi ini

(13)

ditemukan sebanyak 6 (2,32%) data baik dari Bsu dan Bsa. Contoh dari bentuk sub-strategi ini pada data Bsu/043/Bsa/043.

Konteks situasi: Melanie ingin berhubungan dengan Jared. Tetapi Jared mempermasalahkan usia Melanie yang terpaut jauh darinya.

Bsu: “No one's young anymore. Anyone who's survived this long is

ancient.”

Bsa: “Tak seorang pun masih belia. Siapa pun yang bertahan hidup selama ini, berarti dia sudah tua bangka.”

Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa penutur meminta lawan tutur untuk melakukan sesuatu. Penutur menggunakan lelucon untuk menghaluskan permintaannya. Penutur menggunakan lelucon untuk membuat lawan tutur menjadi nyaman saat penutur melakukan tuturan permintaan karena lelucon dapat meminimalkan FTA atas dasar permintaan. Dalam bahasa sasaran, tuturan di atas masih menyampaikan maksudnya yaitu menyatakan lelucon. Tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun terjadi perubahan derajat kesantunannya.

9. Sub-Strategi 9: Mempresuposisikan Bahwa Penutur Memahami Keinginan Lawan Tuturnya.

Sub-strategi ini merupakan strategi ke sembilan dalam kesantunan positif. Strategi ini merupakan satu-satunya cara menunjukkan bahwa penutur dan lawan tutur bekerja sama sehingga secara potensial meletakkan tekanan pada lawan tutur untuk bekerja sama dengan penutur dengan menegaskan atau menyiratkan pengetahuan akan keinginan lawan tutur dan kemauan untuk mencocokkan keinginan seseorang dengan mereka. Dalam strategi ini ditemukan sebanyak 7 (2,70%) data baik dari Bsu dan Bsa. Contoh dari bentuk sub-strategi ini pada data Bsu/013/Bsa/013.

Konteks situasi: Fords menjelaskan bahwa persediaan akan inang dewasa sedikit sekali. Melihat pengalaman-pengalaman yang telah dilewati Wanderer, Fords berpikir bahwa Wanderer lebih menyukai inang dewasa.

(14)

Bsu: “We have so few full-grown hosts available anymore. The immature

hosts are entirely pliable. But you indicated that you preferred to begin as an adult....”

Bsa: “Kami hanya punya sedikit sekali persedian inang dewasa. Inang-inang yang belum dewasa sangat mudah dikendalikan.Tapi kau mengindikasikan bahwa kau lebih suka memulai sebagai mahluk dewasa...”

Tuturan di atas tersebut menyatakan bahwa penutur dan lawan tutur adalah kooperator. Penutur menegaskan atau mengimplikasikan pengetahuan tentang keinginan dan kemauan lawan tutur sebagai suatu keinginan bersama. Strategi ini digunakan oleh penutur karena penutur ingin memberikan kepuasan terhadap muka lawan tuturnya. Dalam bahasa sasaran, tuturan di atas masih menyampaikan maksudnya yaitu mempresuposisikan bahwa penutur memahami keinginan lawan tuturnya. Tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun terjadi perubahan derajat kesantunannya.

10. Sub-Strategi 10: Membuat Penawaran Atau Janji

Sub-strategi ini merupakan strategi ke sepuluh dalam kesantunan positif. Pada strategi ini, penutur memilih untuk menekankan kerja sama dengan lawan tutur dengan cara lain dikarenakan untuk meredam ancaman potensial dari beberapa FTA. Penutur dapat mengakui bahwa (dalam keadaan tertentu yang relavan) apapun yang diinginkan lawan tutur yang diinginkan penutur juga dan penutur akan membantu lawan tutur untuk mendapatkannya. Penawaran dan janji merupakan akibat alami dari pemilihan strategi ini. Dalam strategi ini ditemukan sebanyak 11 (4,25%) data baik dari Bsu dan Bsa. Contoh dari bentuk sub-strategi ini pada data Bsu/068/Bsa/068

Konteks situasi: Saat Jeb mengantar Wanderer ke kamar kecil. Wanderer mendengar suara-suara manusia di sekitarnya yang membuatnya takut. Sehingga Jeb menjanjikan bahwa ia akan melindungi Wanderer dari mereka. Bsu: “I won't let anybody hurt you”

(15)

Contoh tuturan di atas menunjukkan strategi kesantunan positif berjanji. Penutur ingin memuaskan keinginan lawan tuturnya disebabkan lawan tutur takut pada manusia. Pada tuturan di atas menunjukkan bahwa penutur mengetahui dan peka terdapat keinginan lawan tutur. Tuturan “I won't let

anybody hurt you” mengindikasikan sebagai strategi kesantunan positif

berjanji karena meminimalisir beban Wanderer agar membuatnya tenang. Penutur menggunakan strategi ini supaya penutur bisa mendekatkan hubungan dengan Wanderer. Walaupun penutur mempunyai peringkat kekuasaan yang lebih tinggi daripada Wanderer, penutur tetap menggunakan strategi kesantunan positif berjanji untuk memenangkan Wanderer karena penutur ingin memiliki hubungan yang baik dengan Wanderer. Dalam tuturan di atas, tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun perubahan derajat kesantunannya.

11. Sub-strategi 11: menunjukkan rasa optimisme

Sub-strategi ini merupakan strategi ke 11 dalam kesantunan positif. Pada strategi ini, penutur menganggap keinginan lawan tutur sama dengan keinginan penutur dan penutur akan membantu lawan tutur untuk memperolehnya. Oleh karena itu, melalui asumsi penutur bahwa lawan tutur akan bekerja sama dengan penutur dikarenakan hal tersebut merupakan kepentingan yang saling menguntungkan. Dalam strategi ini ditemukan sebanyak 25 (9,65%) data baik dari Bsu dan Bsa. Contoh dari bentuk sub-strategi ini pada data Bsu/048/Bsa/048.

Konteks situasi: Melanie pergi untuk mencari Sharon, sepupunya. Ia merasa cemas tidak dapat bertemu Jared dan Jamie lagi. Sehingga Jared menyemangatinya.

Bsu: “Nothing's going to happen. Don't worry.” Bsa: “Tak akan terjadi apa-apa. Jangan khawatir.”

Tuturan di atas menunjukkan strategi kesantunan positif yang menunjukkan rasa optimisme. Pada tuturan di atas, penutur berasumsi bahwa

(16)

lawan tutur akan baik-baik saja dalam perjalanan dan dapat melakukan tujuannya dengan berhasil. Penutur menganggap jika lawan tutur berkerja sama, mereka dapat mencapai tujuan. Tuturan yang di atas memuaskan muka positif lawan tutur. Jared ingin memuaskan muka positif Melanie dengan menyemangati Melanie bahwa Melanie bisa mencari sepupunya itu. Dalam tuturan di atas, tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun perubahan derajat kesantunannya.

12. Sub-strategi 12: berusaha melibatkan lawan tutur dan penutur dalam suatu kegiatan tertentu

Sub-strategi ini merupakan strategi ke dua belas dalam kesantunan positif. Dalam strategi ini ditemukan sebanyak 14 (5,41%) data baik dari Bsu dan Bsa Pada strategi ini, dimaksudkan bahwa penutur melibatkan lawan tutur dalam suatu kegiatan yang awalnya akan dilakukan oleh penutur sendiri. Contoh dari bentuk sub-strategi ini pada contoh data Bsu/065/Bsa/065.

Konteks situasi: Saat melihat Wanderer, Doc ingin menelitinya. Akan tetapi, Jared tidak setuju kalau tubuh Melanie dijadikan subjek penelitian Doc.

Bsu: “We learn so much each time. Maybe this will be the time –.”

Bsa: “Kita belajar begitu banyak setiap kalinya. Mungkin ini saatnya...”

Pada data di atas, penutur bermaksud melibatkan lawan tutur dalam suatu eksperimen dilakukan penutur. Penutur ingin bereksperimen dengan tubuh Wanderer akan tetapi lawan tutur tidak menyetujuinya. Untuk meredakan FTA dengan lawan tutur, sehingga penutur melibatkan lawan tutur untuk mengasumsikan suatu kerja sama antara penutur dan lawan tutur dan dapat meredakan FTA. Biasanya, pada strategi ini menggunakan kata we atau let’s. Dengan menggunakan suatu bentuk inklusif “we” atau “kita” ketika saat penutur memaksudkan “saya” atau “kamu” maka penutur dapat mengasumsikan suatu kerja sama antara penutur dan lawan tutur dan dapat meredakan FTA. Tuturan tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa lawan tutur adalah bagian dari penutur. Dalam tuturan di atas, tidak terjadi

(17)

pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun perubahan derajat kesantunannya.

13. Sub-strategi 13: memberikan dan meminta alasan

Sub-strategi ini merupakan strategi ke tiga belas dalam kesantunan positif. Pada strategi ini, biasanya digunakan saat mengeluh dan mengkritik dengan menuntut alasan kepada lawan tutur karena diasumsikan jika tidak ada alasan yang bagus antara lawan tutur dan penutur tidak seharusnya berkerja sama. Pada aspek ini, penutur memberikan alasan mengapa dia menginginkan apa yang dia inginkan dengan menyertakan lawan tutur. Ditemukan sebanyak 8 (3,09%) data baik dalam Bsu dan Bsa yang menggunakan sub-strategi ini. Contoh dari bentuk sub-strategi ini pada data Bsu/015/Bsa/015.

Konteks situasi: Saat Melanie bertemu pertama kali, Melanie meminta jared memperlihatkan lehernya. Tanda kalau Jared belum di sisipi.

Bsu: “Why won't you show me your neck?” Bsa: “Kenapa tidak kau tunjukkan lehermu?”

Pada data di atas termasuk dalam sub-strategi ke 13 dalam kesantunan positif yaitu meminta alasan. Tuturan di atas, dimana penutur meminta alasan kepada lawan tutur supaya penutur bisa mempercayai lawan tutur. Penutur membutuhkan bukti bahwa lawan tutur adalah teman bukan musuh. Penutur memilih strategi ini karena ingin melakukan FTA melalui kritikan karena lawan tutur tidak mau berkerja sama dengan keinginan penutur. Dengan cara meminta alasan ini penutur optimis bahwa lawan tutur dapat melakukan kooperator yang baik. Dalam tuturan di atas, tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun perubahan derajat kesantunannya.

14. Sub-strategi 14: mengharap atau menuntut timbal balik

Sub-strategi ini merupakan strategi ke empat belas dalam kesantunan positif. Dalam strategi ini ditemukan sebanyak 7 (2,70%) data baik dari Bsu dan Bsa Pada strategi ini, jika lawan tutur melakukan X, maka penutur akan

(18)

melakukan Y. Strategi ini akan meredakan FTA dengan meniadakan aspek hutang budi antara lawan tutur dengan penutur. Contoh dari bentuk sub-strategi ini pada data Bsu/231/Bsa/231.

Konteks situasi: Wanderer berencana memberitahu Doc bagaimana cara mengeluarkan Jiwa dari tubuh inangnnya. Tetapi dengan syarat yang harus disetujui Doc.

Bsu: “She'll be the first, the test. I want to make sure, while I'm still here, that

you're going to follow through. I will do the separation myself. When she is safe, I'll teach you how it's done.”

Bsa: “Dia akan yang menjadi pertama. Percobaan. Aku ingin memastikan, saat aku masih di sini, bahwa kau akan memenuhi janjimu. Aku akan melakukan pemisahan itu sendiri. Ketika Pencari sudah aman, akan kuajarkan kepadamu bagaimana caranya melakukannya.”

Tuturan di atas menyelamatkan muka positif lawan tutur karena penutur ingin lawan tutur melakukan sesuatu untuknya maka untuk meredakan FTA kepada lawan tutur, penutur mengabulkan permintaan lawan tutur. Pada strategi ini, penutur membuat kesepakatan dengan lawan tutur. Hal tersebut dilakukan dengan menyatakan permintaan yang timbal balik sehingga antara lawan tutur dan penutur melakukan FTA bersama-sama. Dalam tuturan di atas, tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun perubahan derajat kesantunannya.

15. Sub-strategi 15: memberikan penghargaan tidak hanya benda nyata tetapi juga keinginan berinteraksi, keinginan untuk disukai, diakui, diperhatikan, dipahami, didengarkan, dan sebagainya

Sub-strategi ini merupakan strategi terakhir dalam kesantunan positif. Dalam strategi ini ditemukan sebanyak 2 (0,77%) data baik dari Bsu dan Bsa. Pada strategi ini, biasanya penutur bermaksud memuaskan muka positif lawan tutur dengan cara apa yang diinginkan lawan tutur juga diinginkan penutur,

(19)

yaitu dengan benar-benar memuaskan beberapa keinginan lawan tutur. Contoh dari bentuk sub-strategi ini pada contoh data Bsu/071/Bsa/071.

Konteks situasi: Gua yang menjadi kamar mandi tersebut gelap gulita. Bagi orang-orang di sini hal tersebut sudah biasa. Akan tetapi, karena Wanderer belum terbiasa. Jeb menawarkan senternya.

Bsu: “We don't like to waste batteries, and most of us know the floor here by

heart, but since it's your first time, you can find your way with this.”

Bsa: “Kami tidak suka memboroskan baterei, dan sebagian besar dari kami sudah hafal lantai di sini. Tapi karena ini pengalaman pertamamu, kau bisa mencari jalanmu dengan ini.”

Pada data di atas termasuk dalam sub-strategi terakhir dalam kesantunan positif yaitu memberikan penghargaan berupa memberikan hadiah di mana penutur tahu bahwa lawan tutur membutuhkan alat penerangan supaya lawan tutur dapat menerangi jalannya saat berada di toilet. Data di atas menunjukan bahwa penutur mengakui lawan tutur sebagai bagian dari kelompoknya. Walaupun status lawan tutur merupakan tahanan di sana. Tuturan di atas memuaskan muka positif lawan tutur bahwa apa yang diinginkan lawan tutur merupakan juga yang diinginkan penutur. Dalam tuturan di atas, tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun perubahan derajat kesantunannya.

b. Dua Penanda Kesantunan Positif

Pada penelitian ini, ditemukan 16 data kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif yang menggunakan lebih dari satu jenis penanda strategi kesantunan positif yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

(20)

Tabel 4.3: Kombinasi Dua Penanda Staregi Kesantunan Positif No Kombinasi Dua Penanda Kesantunan

Positif

Jumlah Persentase (%) 1. Memberi perhatian pada lawan tutur

+ Menggunakan identitas kelompok

4 25%

2. Membesar-besarkan minat,

persetujuan, simpati terhadap lawan tutur +Menggunakan identitas kelompok

3 18,75%

3. Membuat penawaran atau janji + Menggunakan identitas kelompok

2 12,5%

4. Menunjukkan rasa optimisme+ Menggunakan identitas kelompok

2 12,5%

5. Memberikan dan meminta alasan+ Menggunakan identitas kelompok

2 125%

6. Mencari dan mengusahakan

persetujuan+ Menggunakan identitas kelompok

1 6,25%

7. berusaha melibatkan lawan tutur dan penutur dalam suatu kegiatan tertentu + menggunakan identitas kelompok

1 6,25%

8. memberikan penghargaan+ Menggunakan identitas kelompok

1 6,25%

Total 16 100%

1. Sub-strategi memberi perhatian pada lawan tutur + sub-strategi menggunakan identitas kelompok

Ditemukan 4 (25%) unit data yang menggunakan sub-strategi memberi perhatian pada lawan tutur + sub-strategi menggunakan identitas kelompok sekaligus pada kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif. Salah satu bentuk kalimat yang menggunakan bentuk kombinasi strategi ini pada data Bsu/123/Bsa/123.

Konteks situasi:. Saat Wanderer sedang bercerita di ruang makan, Jared dan para penjarah yang lain kembali dari menjarah. Melihat Wanderer di ruang makan membuat Jared dan Kyle marah. Jared ingin membunuh Wanderer tetapi Jeb menghalanginya

(21)

Bsu: “That was close. Nice thinking, Jeb.”

Bsa: “Nyaris sekali. Pemikiran yang bagus, Jeb.”

Berdasarkan cuplikan data di atas, sub-strategi penanda memberi perhatian pada lawan tutur ditunjukkan pada saat penutur memuji tindakan yang dilakukan lawan tutur dengan mengatakan “nice thinking” sedangkan sub-strategi penanda menggunakan identitas kelompok tampak pada saat penutur memanggil lawan tuturnya yang lebih tua dengan menyebut namanya langsung “Jeb”. Pada data di atas, tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun perubahan derajat kesantunannya.

Dalam tuturan seperti di atas, penutur memanggil lawan tuturnya dengan langsung menyebut namanya untuk meminimalkan jarak (distance) antara dirinya dengan lawan tutur. Hal tersebut dilakukan karena ingin menunjukkan hubungan kedekatan di antara mereka.

2. Sub-strategi membesar-besarkan minat, persetujuan, simpati terhadap lawan tutur +menggunakan identitas kelompok

Ditemukan 3 (18,75%) unit data yang menggunakan sub-strategi membesar-besarkan minat, persetujuan, simpati terhadap lawan tutur dengan sub-strategi menggunakan identitas kelompok pada kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif. Salah satu bentuk kalimat yang menggunakan bentuk kombinasi strategi ini pada data Bsu/263/Bsa/263.

Konteks situasi:. Wanderer mengucapkan salam perpisahan kepada Ian. Bsu: “I truly love you, Ian.”

Bsa: “Aku benar-benar mencintaimu, Ian.”

Berdasarkan cuplikan data di atas, sub-strategi penanda membesar-besarkan minat, persetujuan, simpati terhadap lawan tutur ditunjukkan pada penekanan kata truly yang menunjukkan bahwa penutur telah memenuhi wajah positif lawan tutur dengan memberi tekanan pada tuturan sedangkan sub-strategi penanda menggunakan identitas kelompok tampak pada saat penutur memanggil lawan tuturnya dengan menyebut namanya langsung “Ian”.

(22)

Dalam tuturan seperti di atas, tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun perubahan derajat kesantunannya. Pada data di atas, penutur memanggil lawan tuturnya dengan langsung menyebut namanya untuk meminimalkan jarak (distance) antara dirinya dengan lawan tutur. Hal tersebut dilakukan karena ingin menunjukkan hubungan kedekatan di antara mereka. 3. Sub-strategi membuat penawaran atau janji +menggunakan identitas

kelompok

Ditemukan data sejumlah 2 (12,5%) unit data yang tuturannya menggunakan kombinasi strategi antara sub-strategi membuat penawaran atau janji dengan sub-strategi menggunakan identitas kelompok seperti yang terdapat pada data Bsu/239/Bsa/239.

Konteks situasi: Wanderer akan menunjukkan bagaimana cara mengeluarkan Para jiwa. Tetapi Ia meminta mereka yang mengetahuinya berjanji untuk memenuhi semua perjanjian.

Bsu: “I do. I will meet all of your terms, Wanda. I swear it.”

Bsa: “Ya. Aku akan memenuhi semua persyaratanmu, Wanda. Aku bersumpah.”

Tuturan di atas yang diungkapkan oleh Jeb kepada Wanderer. Sub-strategi pertama ditunjukkan dengan kata I will yang dituturkan penutur merupakan sebuah janji untuk diberikan kepada lawan tutur. Tuturan di atas mengindikasikan sebagai strategi kesantunan positif berjanji untuk memuaskan wajah positif Wanderer. Jeb menggunakan strategi ini untuk menenangkan dan meyakinkan Wanderer. Walaupun Jeb mempunyai peringkat kekuasaan yang lebih tinggi daripada Wanderer, Jeb tetap menggunakan strategi kesantunan positif berjanji untuk memuaskan wajah positif Wandarer. Kemudian, sub-strategi selanjutnya ditunjukkan penutur dengan memanggil lawan tutur langsung menggunakan nama panggilanya “ Wanda” dengan tujuan untuk menjaga wajah positif lawan tuturnya yang prinsipnya ingin diakui dan dihargai, yang dalam hal ini merupakan

(23)

temannya. Hal tersebut dilakukan karena ingin menunjukkan hubungan kedekatan di antara mereka Dalam tuturan di atas, tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun perubahan derajat kesantunannya.

4. Sub-strategi menunjukkan rasa optimisme + menggunakan identitas kelompok

Ditemukan data sejumlah 2 (12,5%) unit data yang tuturannya menggunakan kombinasi strategi antara strategi menunjukkan rasa optimisme dengan sub-strategi menggunakan identitas kelompok seperti yang terdapat pada data Bsu/122/Bsa/122.

Konteks situasi: Saat Wanderer sedang bercerita di ruang makan, Jared dan para penjarah yang lain kembali dari menjarah. Melihat Wanderer di ruang makan membuat Jared dan Kyle marah sehingga Ian berusaha menenangkan Wanderer.

Bsu: “It's going to be okay, Wanda.” Bsa: “Tidak apa-apa, Wanda.”

Berdasarkan cuplikan data di atas, tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun perubahan derajat kesantunannya. Untuk sub-strategi penanda menunjukkan rasa optimisme ditunjukkan pada saat penutur mencoba menenangkan lawan tutur dengan mengatakan It's going to be okay supaya lawan tutur tidak merasa khawatir sedangkan sub-strategi penanda menggunakan identitas kelompok tampak pada saat penutur memanggil lawan tuturnya dengan menyebut nama panggilan “Wanda”.

5. Sub-strategi menggunakan identitas kelompok+ memberikan dan meminta alasan

Ditemukan data sejumlah 2 (12,5%) unit data yang tuturannya menggunakan kombinasi strategi antara sub-strategi menggunakan identitas kelompok dengan sub-strategi memberikan dan meminta alasan seperti yang terdapat pada data Bsu/253/Bsa/253.

(24)

Konteks situasi: Saat di pengadilan tentang rencana Wanderer membebaskan Melanie, Jeb tidak menyetujui rencana tersebut.

Bsu: “That's a tricky one. Wanda, why should I agree with you?”

Bsa: Benar-benar pelik, Wanda, mengapa aku harus setuju denganmu?” Berdasarkan tuturan di atas, tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun perubahan derajat kesantunannya. Untuk sub-strategi pertama ditunjukkan penutur dengan memanggil lawan tutur langsung menggunakan nama panggilanya “ Wanda” dengan tujuan untuk menjaga wajah positif lawan tuturnya yang prinsipnya ingin diakui dan dihargai, yang dalam hal ini merupakan temannya. Hal tersebut, dilakukan karena ingin menunjukkan hubungan kedekatan di antara mereka. Kemudian, sub-strategi memberikan dan meminta alasan ditunjukkan penutur dengan mengatakan “why should I agree

with you?”. Tuturan tersebut dimana penutur meminta alasan kenapa penutur

harus setuju dengan kemauan lawan tutur karena bagi penutur permintaan lawan tutur hanya menguntungkan satu orang saja daripada orang banyak. Penutur memilih strategi ini karena ingin melakukan FTA melalui kritikan. Dengan cara meminta alasan ini penutur optimis bahwa lawan tutur dapat melakukan kooperator yang baik.

6. Sub-strategi mencari dan mengusahakan persetujuan+ menggunakan identitas kelompok

Ditemukan data sejumlah 1 (6,25%) unit data yang tuturannya menggunakan kombinasi strategi antara sub-strategi mencari dan mengusahakan persetujuan dengan sub-strategi menggunakan identitas kelompok seperti yang terdapat pada data Bsu/115/Bsa/115.

Konteks situasi:. Wanderer heran kenapa sekarang Jeb tidak membawa senjatanya untuk melindunginya, maka Wanderer mencoba bertanya pada Jeb.

(25)

Bsu:

Wanderer: “I… well, maybe it's stupid of me, but I sort of thought we were friends.”

Jeb: “Of course we are, Wanda.”

Bsa:

Wanderer: “Aku...well, mungkin aku tolol, tapi menurutku kita berteman.” Jeb: “Tentu saja, Wanda.”

Tuturan di atas yang diungkapkan oleh Jeb kepada Wanderer. Sub-strategi pertama yaitu sub-strategi mencari dan mengusahakan persetujuan ditunjukkan dengan kata “of course we are” yang dituturkan penutur merupakan sebagian kata pengulangan dari tuturan sebelumnya. Penggulangan tersebut dimaksudkan bahwa penutur sepakat dengan pernyataan lawan tutur. Konteks situasi dalam tuturan tersebut lawan tutur beranggapan bahwa penutur dan lawan tutur sudah berteman. Tuturan yang diucapkan penutur tersebut menunjukkan bahwa penutur setuju dengan lawan tuturnya. Kemudian, sub-strategi menggunakan identitas kelompok ditunjukkan penutur dengan memanggil mitra tutur dengan menggunakan nama pangilannya “Wanda” dengan tujuan untuk meminimalkan jarak (distance) di antara mereka. Hal tersebut dilakukan karena ingin menunjukkan hubungan kedekatan di antara mereka. Dalam tuturan di atas, tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun perubahan derajat kesantunannya.

7. Sub-strategi berusaha melibatkan lawan tutur penutur dalam suatu kegiatan tertentu + menggunakan identitas kelompok

Ditemukan data sejumlah 1 (6,25%) unit data yang tuturannya menggunakan kombinasi strategi antara sub-strategi berusaha melibatkan lawan tutur penutur dalam suatu kegiatan tertentu dengan menggunakan identitas kelompok seperti yang terdapat pada data Bsu/107/Bsa/107.

Konteks situasi: Jeb mengajak Wanderer untuk bercocok tanam. Bsu: “C'mon, Wanda. Day's wasting.”

(26)

Bsa: “Ayo, Wanda. Jangan menyia-nyiakan hari.”

Berdasarkan cuplikan data di atas, tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun perubahan derajat kesantunannya. Untuk sub-strategi penanda berusaha melibatkan lawan tutur penutur dalam suatu kegiatan tertentu ditunjukkan pada saat penutur mencoba melibatkan lawan tutur dengan mengatakan C'mon sehingga memuaskan wajah positif lawan tutur. Tuturan tersebut membuat lawan tutur diterima sebagai bagian kelompok. Sementara itu, sub-strategi penanda menggunakan identitas kelompok tampak pada saat penutur memanggil lawan tuturnya dengan menyebut nama panggilan “Wanda”.

Dalam tuturan seperti di atas, penutur memanggil lawan tuturnya dengan langsung menyebut namanya untuk meminimalkan jarak (distance) antara dirinya dengan lawan tutur. Hal tersebut dilakukan karena ingin menunjukkan hubungan kedekatan di antara mereka

8. Sub-strategi memberikan penghargaan+ Menggunakan identitas kelompok

Ditemukan data sejumlah 1 (6,25%) unit data yang tuturannya menggunakan kombinasi strategi antara strategi memberikan penghargaan dengan sub-strategi menggunakan identitas kelompok seperti yang terdapat pada data Bsu/189/Bsa/189.

Konteks situasi: Jeb membujuk Wanderer agar tidak membunuh dirinya.

Bsu: “The way you are valued here… Well, that don't make much sense when

you look at it from humanity's perspective, either. But there's some who would value you above a human stranger. Have to admit, I put myself in that group. I count you as a friend, Wanda. Course, that's not gonna work well if you hate me.”

Bsa: “Bagaimana kau dihargai di sini...Well, itu juga tidak terlalu masuk akal jika kau memandangnya dari sudut pandang manusia. Tapi beberapa manusia menghargaimu lebih daripada penghargaan mereka terhadap

(27)

manusia asing. Harus kuakui, aku termasuk kelompok itu. Aku menganggapmu teman, Wanda. Tentu saja ini takkan berjalan baik jika kau membenciku.”

Berdasarkan tuturan di atas, penutur mengakui lawan tutur sebagai temannya bukan lagi sebagai musuh. Hal tersebut menunjukan bahwa penutur mengakui lawan tutur sebagai bagian dari kelompoknya. Walaupun status lawan tutur merupakan tahanan di sana. Tuturan di atas memuaskan muka positif lawan tutur bahwa apa yang diinginkan lawan tutur merupakan juga yang diinginkan penutur. Sub-strategi pertama ditujukkan pada klausa I count you as a friend. Sementara itu, sub-strategi kedua ditunjukkan penutur dengan memanggil lawan tutur langsung menggunakan nama panggilanya “ Wanda” dengan tujuan untuk menjaga wajah positif lawan tuturnya yang prinsipnya ingin diakui dan dihargai, yang dalam hal ini merupakan temannya. Hal tersebut dilakukan karena ingin menunjukkan hubungan kedekatan di antara mereka. Pada tuturan di atas, tidak terjadi pelepasan ekspresi kesantunan positif maupun perubahan derajat kesantunannya.

2. Teknik Penerjemahan dalam Terjemahan Kalimat yang Merepresentasikan Kesantunan Positif

Dari 275 data yang dianalisis, ditemukan bahwa terjemahan kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif dalam novel The Host karya Stephenie Meyer menggunakan 12 jenis teknik penerjemahan dengan frekuensi penerapan empat varian teknik. Penerapan satu teknik penerjemahan disebut varian teknik tunggal yang teridentifikasi sebanyak 102 data atau 37,45%. Sementara itu, untuk penerapan teknik penerjemahan menggunakan dua teknik sekaligus dalam satu data tuturan disebut teknik kuplet yang teridentifikasi sebanyak 136 data atau 49,45%. Berikutnya yaitu, penerapan teknik penerjemahan menggunakan tiga teknik penerjemahan disebut teknik triplet yang teridentifikasi sebanyak 34 data atau 12,36% dan terakhir yaitu

(28)

varian kwartet yang menggunakan empat teknik penerjemahan teridentifikasi sebanyak 2 data 0,73%.

a. Varian Tunggal

Varian tunggal merupakan penggunaan satu jenis teknik penerjemahan dalam menerjemahkan satu kalimat yang merepresentasikan tuturan yang mengandung kesantunan positif. Sebanyak 103 data menggunakan varian tunggal ini ditemukan 2 jenis teknik penerjemahan yaitu: Kesepadanan lazim dan kompresi linguistik. Persentase temuan teknik penerjemahan pada varian tunggal disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4 : Temuan Teknik Penerjemahan Varian Tunggal No Teknik Penerjemahan Frekuensi

Penggunaan Dalam Varian Tunggal Persentase (%) 1. Kesepadanan lazim 102 99,03% 2. Kompresi Linguistik 1 0,97% Total 103 100% 1. Kesepadanan Lazim

Teknik kesepadanan lazim biasa dipakai untuk menerjemahkan ekspresi maupun istilah sehari-hari yang tidak dapat diterjemahkan kata per kata. Teknik ini memakai istilah yang dipakai secara resmi (berdasarkan kamus bahasa Indonesia atau penggunaan sehari-hari) atau istilah teknis. Ada yang berpendapat juga, bahwa teknik kesepadanan lazim mirip dengan teknik harfiah, yang membedakannya adalah adanya konteks dalam penggunaan teknik kesepadanan lazim tersebut. Sebagai gambarannya adalah kata demi kata diterjemahkan kemudian disesuaikan susunannya sesuai dengan kaidah ataupun struktur dalam bahasa sasarannya dengan disesuaikan konteksnya.

Tidak terdapat perubahan derajat kesantunan karena penerapan teknik kesepadanan lazim dalam varian tunggal. Dalam varian tunggal, hasil analisis

(29)

menunjukkan bahwa teknik ini dipakai sebanyak 101 kali. Berikut beberapa contoh temuan penggunaan teknik kesepadanan lazim,

No data Bsu Bsa

Bsu/033/Bsa/033 “Human hosts need interaction. You're not used to solitude, dear. You shared an entire planet's thoughts –“

“Inang manausia memerlukan interaksi. Kau tidak terbiasa dengan kesendirian, Sayang. Kau dulu berbagi pikiran dengan seluruh planet--.”

Bsu/056/Bsa/056 “Let's get going! It will be dark soon.” “Ayo, cepat! Sebentar lagi gelap.”

Pada data Bsu/033/Bsa/033, menggunakan teknik kesepadanan lazim. Kalimat You're not used to solitude diterjemahkan dengan menggunakan teknik kesepadanan lazim karena terjemahannya terikat konteks dan jika diterjemahkan secara harfiah menjadi tidak berterima. Penerjemah mencari padanan kata yang dirasa sesuai, kemudian menyesuaikan kaidah atau strukturnya dalam bahasa sasaran dengan tetap memperhatikan konteksnya. Teknik kesepadanan lazim digunakan contohnya dalam menerjemahkan kata

dear yang tidak dapat diterjemahkan secara harfiah, harus disepadankan

dengan kata sapaan yang sesuai dengan budaya sasaran. Dengan demikian, diperlukan pemadanan dengan istilah yang biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari yang maknanya sesuai dengan bahasa sumber. Dengan menggunakan teknik kesepadanan lazim, dipilihlah diksi Sayang yang memiliki makna sama dengan bahasa sumber. Hal yang sama juga terjadi pada data Bsu/056/Bsa/056, menggunakan teknik kesepadanan lazim. Klausa Let's

get going! diterjemahkan menjadi Ayo, cepat!. Penerjemah memberikan

padanan yang lazim digunakan dalam bahasa sasaran dibanding menerjemahkan secarah harfiah karena dikhawatirkan akan tidak berterima. 2. Kompresi Linguistik

Kompresi linguistik merupakan teknik penerjemahan yang mensintesa unsur-unsur linguistik dalam teks Bsa. Teknik kompresi linguistik diterapkan

(30)

sebanyak 1 kali. Kompresi linguistik bertujuan memadatkan pesan bahasa sumber dengan cara mengurangi unsur-unsur linguistik yang ada. Dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya perubahan derajat kesantunan positif karena penerapan teknik kompresi linguistik. Salah satu contoh penerapan teknik ini adalah:

No data Bsu Bsa

Bsu/037/Bsa/037 “It's like an old movie. It's perfect.”

“Seperti film-film kuno. Sempurna .”

Pada data di atas, kata It's perfect diterjemahkan menjadi sempurna. Sebenarnya apabila diterjemahkan secara harfiah kata It's perfect adalah itu

sempurna, tetapi penerjemah mensintesa informasinya menjadi sempurna saja.

Kompresi linguistik dilakukan dengan pertimbangan bahwa pengurangan unsur lingusitik tidak mengubah informasi yang terkandung dalam bahasa sumber dan sudah mampu menyampaikan pesan.

b. Varian Kuplet

Selain varian tunggal, ditemukan pula varian kuplet yaitu penerapan dua jenis teknik penerjemahan dalam menerjemahkan kalimat merepresentasikan tuturan yang mengandung kesantunan positif. Dibandingkan dengan varian tunggal, penggunaan varian kuplet tergolong lebih banyak yakni ditemukan 137 data. Berikut temuan varian kuplet yang disajikan dalam bentuk tabel;

Tabel 4.5 Teknik Penerjemahan Varian Kuplet No Teknik Penerjemahan Frekuensi

Penggunaan dalam Varian Kuplet Persentase (%) 1. Kesepadanan Lazim + Peminjaman 39 28,47 %

2. Kesepadanan Lazim + Modulasi 22 16,06%

(31)

Amplifikasi linguistik 4. Kesepadanan Lazim +

Amplifikasi

15 10,95%

5. Kesepadanan Lazim + Reduksi 13 9,49% 6. Kesepadanan Lazim + Kompresi Linguistik 13 9,49% 7. Kesepadanan Lazim + Kompensasi 7 5,11%

8. Kesepadanan Lazim + Adaptasi 4 2,92% 9. Kesepadanan Lazim + Transposisi 3 2,19% 10. Kesepadanan Lazim + Partikulasi 2 1,46%

11. Kesepadanan Lazim + Variasi 1 0,73%

12. Kompresi linguistik + Peminjaman

1 0,73%

Total 137 100%

1. Kesepadanan Lazim + Peminjaman

Pada penelitian ini menemukan sebanyak 39 data kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif dengan dua teknik sekaligus, teknik kesepadanan lazim dan peminjaman. Dalam penelitian ini ditemukan satu data yang berubah derajat kesantunannya karena penerapan teknik kesepadanan lazim. Berikut beberapa temuan data tersebut:

No data Bsu Bsa

Bsu/001/Bsa/001 “They're just curious, Fords.” “Mereka hanya penasaran, Fords.”

Bsu/039/Bsa/039 “I feel bad. This couch is much too

short for you. Maybe you should

take the bed with Jamie.”

“Aku mersa tidak enak. Sofa ini terlalu pendek untukmu.

Mungkin sebaiknya kau

(32)

Selain varian tunggal, kesepadanan lazim juga diterapkan pada varian kuplet yang diterjemahkan sesuai dengan konteks cerita yang ada di dalam novel. Seperti data Bsu/001/Bsa/001, data tersebut terikat pada konteks cerita, sehingga kata curious diterjemahkan menjadi penasaran daripada diterjemahkan menjadi ingin tahu. Sementara itu, pada data Bsu/039/Bsa/039 terjadi penurunan derajat kesantunan yang terjadi pada kata should yang diterjemahkan menjadi sebaiknya. Penggunaan kata should digunakan untuk mengekspresikan sesuatu yang memiliki keharusan untuk dilakukan (duty or

obligation) dan penggunaan should merupakan kalimat perintah tak langsung

tetapi berubah bentuk menjadi kalimat permintaan saat diterjemahkan. Kemudian, untuk teknik peminjaman meminjam nama karakter yang ada seperti, Ford dan Jamie agar karakter yang ada pada Bsu tersebut tidak berubah pada Bsa.

2. Kesepadanan Lazim + Modulasi

Dalam varian teknik kuplet, kesepadanan lazim dan modulasi digunakan sebanyak 22 kali. Penggunaan kombinansi teknik kesepadanan lazim dan modulasi dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya perubahan derajat kesantunan. Berikut beberapa temuan data tersebut:

No data Bsu Bsa

Bsu/004/Bsa/004 “She is exceptional among our

kind–braver than most. Her lives speak for themselves. I think she

would volunteer, if it were possible to ask her.”

“Dia luar biasa di antara bangsa kita—lebih berani daripada sebagian besar kita. Kehidupan-kehidupan yang pernah dijalaninya membuktikan hal itu. Kurasa

dia akan menawarkan diri,

seandainya kita bisa

menanyainya.”

Bsu/070/Bsa/070 “Don't worry. Just watch your step and you'll be fine.”

“Jangan khawatir.

Berhati-hati saja saat kau

melangkah, dan kau akan selamat. Nah.”

(33)

Pada data di atas, kesepadanan lazim juga digunakan karena terjemahan yang dilakukan terikat dari konteks cerita. Penggunaan kesepadanan lazim terlihat dalam menerjemahkan kata volunteer menjadi menawarkan diri. Sementara itu, untuk teknik modulasi pada data nomor Bsu/004/Bsa/004 dalam frasa I think di bahasa sumber berbentuk Subjek-predikat dan yang menjadi fokus bahasa sumber adalah kata I. Akan tetapi, dalam bahasa sasaran terjadi perubahan struktur dan fokus berubah menjadi kurasa dan pada data nomor Bsu/070/Bsa/070 klausa Just watch your step diterjemahkan dengan mengubah kategori kognitifnya menjadiBerhati-hati saja saat kau melangkah.

Penerapan teknik modulasi menyebabkan hilangnya makna Just watch your

step yang diterjemahkan menjadi Berhati-hati saja saat kau melangkah.

Makna tuturan tersebut hilang karena sudut pandang berubah. 3. Kesepadanan Lazim + Amplifikasi linguistik

Pada penelitian ini menemukan sebanyak 17 data kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif dengan dua teknik sekaligus, teknik kesepadanan lazim dan amplifikasi linguistik. Dalam penelitian ini ditemukan satu data yang berubah derajat kesantunan karena penerapan teknik kesepadanan lazim. Berikut beberapa temuan data tersebut:

No data Bsu Bsa

Bsu/066/Bsa/066 “I was raised in a polite time, kid. I

can't help myself.”

“Aku dibesarkan di zaman yanglebih2 sopan, Nak. Tidak

bisa tidak.” Bsu/163/Bsa/163 “Ian is… Ian believes me. He

watches over me. He can be so very

kind… for a human.”

“Ian..Ian mempercayaiku. Dia menjagaku. Dia teramat sangat baik..untuk ukuran2

manusia.”

Pada data di atas, penggunaan teknik kesepadanan lazim dipakai karena terjemahan yang dilakukan tidak lepas dari konteks cerita. Teknik kesepadanan lazim dipakai untuk menerjemahkan kata sapaan kid menjadi

Nak dan penggunaan teknik kesepadanan lazim pada data nomor

(34)

teramat sangat baik membuat penaikkan derajat kesantunan karena

penambahan imbuhan ter- pada dari kata amat menjadi kata teramat merupakan kata penguat yang lebih tinggi dari kata so. Sementara itu, penggunaan teknik amplifikasi linguistik dipakai dengan menambah unsur linguistik seperti kemunculan kata lebih pada data Bsu/066/Bsa/066 dan kata

ukuran pada data Bsu/163/Bsa/163.

4. Kesepadanan Lazim + Amplifikasi

Dalam varian teknik kuplet, kesepadanan lazim dan amplifikasi digunakan sebanyak 15 kali. Penggunaan kombinansi teknik kesepadanan lazim dan amplifikasi dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya perubahan derajat kesantunan. Berikut beberapa temuan data tersebut:

No data Bsu Bsa

Bsu/032/Bsa/032 “I didn't say that to comfort you,

dear.”

“Aku tidak mengucapkan perkataan itu untuk menghiburmu, Sayang.” Bsu/064/Bsa/064 “Let's get out of here before it heats

up.”

“Ayo, pergi dari sini sebelum udaramemanas.”

Pada data di atas, teknik kesepadanan lazim dipakai dalam kalimat I didn't

say that to comfort you, dear dan Let's get out of here before it heats up.

Kesepadanan lazim juga digunakan karena terjemahan yang dilakukan terikat dengan konteks cerita. Seperti yang terlihat pada kata dear yang diterjemahkan menjadi kata sapaan Sayang dan get out terjemahkan menjadi

pergi. Sementara itu, untuk teknik amplifikasi dalam data di atas terjadi

penambahan pada kata perkataan dan udara yang merupakan aplikasi dari teknik amplifikasi.

5. Kesepadanan Lazim + Reduksi

Pada penelitian ini menemukan sebanyak 13 data kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif dengan dua teknik sekaligus, teknik kesepadanan lazim dan reduksi. Dalam penelitian ini ditemukan satu

(35)

data yang berubah derajat kesantunan karena penerapan teknik reduksi. Berikut beberapa temuan data tersebut:

No data Bsu Bsa

Bsu/016/Bsa/016 “I'll be very quick. Let2 me get us

some more food.”

“Aku akan sangat cepat. Aku

akan mengambil lebih banyak makanan untuk kita.”

Bsu/045/Bsa/045 “I have eyes in the back of my2

head.”

“Aku punya mata di belakang kepala.”

Pada data di atas, kesepadanan lazim juga dipakai karena terjemahan yang dilakukan terikat dengan konteks cerita. Teknik kesepadanan lazim terlihat pada pemakaian kata some yang diterjemahkan menjadi banyak. Sementara itu, untuk teknik reduksi pada data nomor Bsu/016/Bsa/016 penggunaan teknik reduksi dalam kata let. Penghilangan kata tersebut membuat penurunan derajat kesantunan. Kata let digunakan untuk menawarkan pilihan kepada lawan tutur sehingga penggunaan kata tersebut membuat tuturan menjadi lebih santun karena terdengar tindakan tidak memaksa lawan tutur. Tetapi dengan dihilangkan menjadi kalimat pernyataan atau deklaratif. Hal tersebut membuat derajat kesantunannya menurun karena penghilangan kata let membuat penutur tidak memberikan pilihan tindakan kepada lawan tutur dan pada data Bsu/045/Bsa/045, teknik reduksi dipakai untuk menghilangkan kata my. 6. Kesepadanan Lazim + Kompresi Linguistik

Pada penelitian ini menemukan sebanyak 13 data kalimat yang merepresentasikan tuturan kesantunan positif dengan dua teknik sekaligus, teknik kesepadanan lazim dan kompresi linguistik. Dalam penelitian ini ditemukan satu data yang berubah derajat kesantunan karena penerapan teknik kesepadanan lazim. Berikut beberapa temuan data tersebut:

No data Bsu Bsa

Bsu/058/Bsa/058 “Head down before it gets dark, sweetie. You don't want to get lost.”

“Turunlah sebelum gelap, Sayang. Kau tidak ingin

tersesat, bukan?” Bsu/201/Bsa/201 “Of course. Would you like some

water?”

(36)

Pada data di atas, kesepadanan lazim dipakai karena terjemahan yang dilakukan tidak lepas dari konteks cerita. Teknik kesepadanan lazim terlihat pada terjemahan frasa head down menjadi turunlah dan kata sapaan sweetie menjadi Sayang. Sementara itu, untuk teknik kompresi linguistik pada data nomor Bsu/058/Bsa/058 penggunaan teknik kompresi linguistik dipakai dengan meniadakan frasa it gets dalam bahasa sasaran dan pada data Bsu/201/Bsa/201, teknik kompresi linguistik dipakai dengan memadatkan frasa would you like sehingga membuat penurunan derajat kesantunan karena kata would you like digunakan dalam kalimat pertanyaan dan merupakan ungkapan penawaran yang lebih formal/resmi.

7. Kesepadanan Lazim + Kompensasi

Sebanyak 8 data kalimat yang mengandung tuturan kesantunan positif diterjemahkan teknik penerjemahan kesepadanan lazim dan kompensasi. Berikut beberapa temuan data tersebut:

No data Bsu Bsa

Bsu/077/Bsa/077 “I'll take over here, then. Have

a safe trip.”

“Kalau begitu2 aku akan

menggantikanmu disini. Selamat

jalan.”

Pada contoh data di atas, terjadi penerapan kombinasi teknik kesepadanan lazim dan kompensasi. Teknik kesepadanan lazim digunakan karena terjemahan terikat dengan konteks cerita seperti kata take over diterjemahkan menjadi menggantikanmu. Terjemahan tersebut lebih sesuai dengan dengan konteks cerita dimana dalam konteks cerita penutur hanya menggantikan sementara tugas lawan tuturnya, sedangkan penggunaan teknik kompensasi terjadi pada kata then karena jika diterjemahkan di akhir kalimat menjadi tidak berterima sehingga kata then diterjemahkan di awal kalimat.

(37)

8. Kesepadanan Lazim + Adaptasi

Kombinasi teknik kesepadanan lazim dan adaptasi digunakan pada 4 data. Data yang menunjukkan penggunaan teknik ini ada pada data nomor Bsu/155/Bsa/155. Penggunaan kombinansi teknik kesepadanan lazim dan adaptasi dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya perubahan derajat kesantunan. Teknik kesepadanan lazim dipakai karena terjemahan yang dilakukan tidak lepas dari konteks situasi yang ada. Sementara itu, untuk teknik adaptasi dipakai untuk menerjemahkan kata nice menjadi harum yang disesuaikan dengan bahasa sasaran.

No data Bsu Bsa

Bsu/220/Bsa/220 Seeker: “Nice, don't you think?”

Wanderer: “Very nice.”

Penceri: “Harum, kan?” Wanderer: “Sangat harum.” 9. Kesepadanan Lazim + Transposisi

Kombinasi teknik kesepadanan lazim dan transposisi digunakan pada 3 data. Data yang menunjukkan penggunaan teknik ini ada pada data nomor Bsu/030/Bsa/030. Penggunaan kombinansi teknik kesepadanan lazim dan transposisi dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya perubahan derajat kesantunan. Teknik kesepadanan lazim dipakai karena terjemahan yang dilakukan tidak lepas dari konteks cerita walaupun diterjemahkan kata perkata seperti terjemahan kata astonishes yang diterjemahkan menjadi takjub bukan diterjemahkan menjadi heran. Kata heran lebih bermakna negatif daripada positif sebab terjemahan disesuaikan dengan konteks cerita dimana penutur sedang memuji lawan tuturnya. Sementara itu, untuk teknik transposisi yaitu perubahan kata prounon it di bahasa sumber menjadi konjungsi sehingga di bahasa sasaran.

No data Bsu Bsa

Bsu/030/Bsa/030 “Listen to me. You are strong.

Surprisingly strong. Our kind are always so much the same, but you

“Dengarlah. Kau kuat. Amat sangat kuat. Bangsa kita selalu sama, tapi kau

Gambar

Tabel 4.2 Temuan Satu Penanda Strategi Kesantunan Positif
Tabel 4.11: Frekuensi Penerapan Teknik Penerjemahan pada Kalimat  yang Merepresentasikan Tuturan Kesantunan Positif
Tabel 4.13: Penerapan Teknik Penerjemahan dan Tingkat  Keberterimaan Pesan Pada Kesantunan Positif

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrak batang pepaya pada konsentrasi 1% memiliki aktivitas antibakteri paling efektif terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dengan diameter zona hambat sebesar 12 mm

Laju transmisi uap air didefinisikan laju konstan dimana uap air merembes melalui edible film pada suhu dan kelembaban relatif tertentu. 66 Laju transmisi uap

Oleh karena itu, menurut penulis penghapusan kewajiban pajak kenderaan sepeda motor ini jika diterapkan tidaklah sesuai dengan kaidah ma‫܈‬la‫ۊ‬ah mursalah yang

Dengan adanya jumlah Infak yang ditetapkan bagi calon jemaah Haji kota Palopo, maka timbullah keinginan penulis untuk mengkaji dan meneliti mengenai Infak Haji yang diputuskan

The findings concerning the concept of a model to assist with the social hypothesis of inter-generational knowledge transmission, applied a philosophical approach of well used

Untuk mengetahui pengaruh campuran pasir sungai Lumajang terhadap kualitas batu bata lumpur Lapindo dilakukan dengan cara memberikan penambahan pada bahan baku

[r]

Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta dapat memperkaya khazanah pengetahuan dalam bidang ilmu sosial serta dapat dijadikan sebagai