• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Prinsip Keterbukaan dalam Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)

TINJUAN HUKUM HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU (HMETD)/ RIGHT ISSUE DALAM PASAR MODAL

G. Penerapan Prinsip Keterbukaan dalam Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)

Menurut Bismar Nasution, setidak-tidaknya ada 3 (tiga) fungsi keterbukaan dalam pasar modal yaitu :217

1. Prinsip keterbukaan berfungsi memelihara kepercayaan publik terhadap pasar.

Tidak adanya keterbukaan dalam pasar modal membuat investor tidak percaya terhadap mekanisme pasar. Sebab prinsip prinsip keterbukaan mempunyai peranan penting bagi investor sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi karena melalui keterbukaan bisa terbentuk suatu penilaian (judgement) terhadap investasi.

2. Prinsip keterbukaan berfungsi untuk menciptakan mekanisme pasar yang efisien.

Filosofi ini didasarkan pada konstruksi pemberian informasi secara penuh sehingga menciptakan pasar modal yang efisien, yaitu harga saham sepenuhnya merupakan refleksi dari seluruh informasi yang tersedia.

3. Prinsip keterbukaan penting untuk mencegah penipuan (fraud).

Fungsi prinsip keterbukaan untuk mencegah terjadinya penipuan tersebut adalah pendapat yang paling tua.

Kepentingan dari pemegang saham dalam prinsip keterbukaan adalah kepentingan untuk mendapatkan keterbukaan informasi material

217

suatu perusahaan. Hal ini akan berkaitan dengan 2 (dua) permasalahan yaitu :218

1. Pemenuhan informasi penting yang berkaitan dengan kinerja suatu perusahaan sebagai bahan pertimbangan bagi para pemegang saham atau calon investor untuk menanamkan modalnya.

2. Perlindungan terhadap kedudukan pemegang saham dari penyalahgunaan wewenang dan penipuan yang dilakukan oleh direksi perusahaan.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM) memuat peraturan yang berkaitan dengan GCG, terutama dalam kaitannya dengan prinsip disclosure (keterbukaan). Pengaturan tersebut terutama temuat dalam Bagian Kelima, Pasal 82-84, yakni mengenai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, Benturan Kepentingan, Penawaran Tender, Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan.219

Dalam Peraturan Bapepam Nomor IX. D. 1 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) prinsip keterbukaan terlihat dalam angka 14, 15 dan 26. Angka 14 menyatakan informasi penting penawaran Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang wajib diumumkan sebelum Rapat Umum Pemegang Saham adalah meliputi antara lain :220 a. nama lengkap Emiten atau Perusahaan Publik, alamat kantor pusat,

telepon, teleks, faksimili, E-mail dan kotak pos;

218

Bismar Nasution, Prinsip Keterbukaan dalam Good Corporate Governance, Jurnal Hukum Bisnis (Volume 22 No. 6 Tahun 2003), Hal. 6.

219

Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, op. cit., Hal. 119. 220

b. uraian mengenai Efek yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;

c. tanggal Rapat Umum Pemegang Saham;

d. tanggal pencatatan pemegang saham yang mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu pada Daftar Pemegang Saham atau nomor kupon untuk menentukan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;

e. tanggal terakhir dari pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan pemberitahuan bahwa hak yang tidak dilaksanakan pada tanggal tersebut tidak berlaku lagi dan tanggal terakhir pembayaran; f. periode perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;

g. harga pelaksanaan Efek;

h. rasio Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atas saham yang ada;

i. tata cara pemesanan Efek;

j. uraian mengenai perlakuan Efek yang tidak dibeli oleh yang berhak dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dalam bentuk pecahan;

k. pernyataan mengenai tata cara pengalihan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;

l. tata cara penerbitan dan penyampaian bukti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu serta Efek;

m.nama Bursa Efek tempat diperdagangkannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan saham yang mendasarinya tercatat (jika ada);

n. rencana Emiten atau Perusahaan Publik untuk mengeluarkan atau tidak mengeluarkan saham atau Efek lain yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal efektif;

o. nama lengkap Pihak yang bertindak sebagai pembeli siaga (jika ada); p. dampak dilusi dari penerbitan Efek baru;

q. penggunaan dana hasil Penawaran Umum dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;

r. ringkasan analisis dan pembahasan oleh manajemen; dan s. informasi tentang tempat Prospektus dapat diperoleh.

Selain itu, dalam Pasal 15 juga mensyaratkan prinsip keterbukaan dalam hal penerbitan hak untuk Efek utang konversi. Emiten atau Perusahaan Publik wajin pula menyajikan hal-hal sebagai berikut :221 a. hak para pemegang Efek;

b. sifat Efek yang dapat dikonversikan ke jenis Efek lain;

c. sifat Efek utang konversi yang memungkinkan pelunasan lebih dini atas pilihan Emiten atau pemegang Efek;

d. harga dan tingkat suku bunga dari Efek utang konversi. Dalam hal suku bunga ditetapkan mengambang, wajib diuraikan cara penentuan tingkat suku bunga yang mengambang tersebut;

e. jadwal pelunasan atau cicilan termasuk jumlahnya; f. jadwal pembayaran bunga;

g. jadwal konversi;

221

h. ketentuan tentang dana pelunasan atau sinking fund (jika ada);

i. denominasi mata uang yang menjadi denominasi utang dan mata uang lain yang menjadi alternatif (jika ada) digunakan dalam penerbitan Efek utang bersangkutan (jika ada); dan

j. nama, alamat kantor pusat dan uraian mengenai Pihak-pihak yang bertindak sebagai Wali Amanat dan Penanggung (jika ada).

Selain itu, angka 15 juga mesyaratkan bahwa setiap perubahan atau penambahan informasi mengenai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu di atas dan sebagaimana dimaksud pada angka 14 wajib diumumkan selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sebelum Rapat Umum Pemegang Saham dilaksanakan.222

Angka 26 mensyaratkan keterbukaan total bagi informasi yang disyaratkan untuk diumumkan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional. Selain dari pengumuman tersebut wajib disampaikan kepada Bapepam selambat- lambatnya pada hari akhir kerja ke-2 (kedua) setelah pengumuman dimaksud. Pengumuman tersebut dapat digantikan dengan cara lain yang disetujui oleh Bapepam.223

Banyak sekali trik bisnis dilakukan di pasar modal, bahkan banyak yang menjurus ke tindak pidana, sehingga untuk mencegah kerugian dan ketidakadilan bagi pihak masyarakat atau bagi pihak tertentu, sektor hukum harus menyediakan perangkatnya yang jelas dan

222 Ibid. 223

komprehensif.224Dengan demikian, dengan dijalankannya prinsip keterbukaan keterbukaan khususnya dalam rangka dalam Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, diharapkan pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu akan berjalan baik dan memberi keadilan dengan cara menghormati keterbukaan informasi terhadap pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders), khususnya terhadap para pemegang saham.

224

Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, cet 3 (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2008), Hal. 63.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN