• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Unit Kantin

4.6. Penerapan Sistem Akuntansi

Setelah sistem akuntansi dibuat, sistem tersebut diterapkan di Koperasi Mitra Karsa. Nomor dan nama akun terlebih dahulu telah dibuat dengan menyesuaikan aktivitas transaksi yang terjadi di Koperasi Mitra Karsa. Kegiatan transaksi yang terjadi didapat dari hasil wawancara dengan pihak manajemen Koperasi Mitra Karsa. Setelah itu, akun-akun yang telah ada diklasifikasikan ke dalam sheet neraca dan laporan laba rugi.

Setelah semua yang harus diisi secara manual terisi, yang dilakukan selanjutnya adalah mengisi saldo awal. Pada penelitian ini, yang akan menjadi contoh penerapan adalah transaksi bulan Januari 2009. Hal ini dikarenakan informasi saldo awal diperoleh dari saldo Akhir bulan Desember 2008 yang terdapat pada laporan keuangan Koperasi Mitra Karsa pada Rapat Anggota Tahunan Tahun Buku 2008. Data Saldo Awal akun disertai nomor dan nama akun untuk bulan Januari 2009 dapat dilihat pada Lampiran 2.

Selanjutnya adalah pencatatan transaksi yang terjadi pada bulan Januari 2009. Data ini diambil berdasarkan buku harian kas masuk dan buku harian kas keluar yang dibuat oleh pihak manajemen Koperasi Mitra Karsa. Akan tetapi, terdapat beberapa kendala dalam pencatatan transaksi pada jurnal umum karena transaksi yang dicatat tidak rinci. Data pemasukan yang dimiliki oleh Koperasi Mitra Karsa hanya sebatas jumlah uang yang masuk dan keterangan yang singkat dari mana uang tersebut masuk. Contohnya penjualan dari toko tidak disebutkan barang-barang apa yang terjual hanya dicatat jumlah dari penjualan toko saja secara tunai, sehingga untuk perhitungan harga pokoknya pun tidak dapat dihitung secara akurat. Selain itu pula ada transaksi kas keluar yang belum tercatat pada buku harian kas keluar. Hal yang menyebabkan data tersebut tidak rinci dan akurat adalah kuitansi transaksi yang tidak disimpan rapi. Pada aktiva tetap pun belum ada beban penyusutan sehingga dilakukan terlebih dahulu perhitungan penyusutan secara manual. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah beban penyusutan setiap periode adalah biaya awal aktiva tetap, estimasi nilai sisa pada akhir umur manfaat dan umur manfaat yang diperkirakan. Yang dimaksud estimasi nilai sisa adalah nilai sisa aktiva tetap pada akhir umur manfaatnya yang harus diestimasi pada saat aktiva tersebut mulai dipakai sedangkan umur manfaat adalah umur manfaat yang harus dietsimasi pada saat aktiva tersebut mulai digunakan. Perhitungan akumulasi penyusutan pada aktiva tetap ini menggunakan metode garis lurus (straight line method). Rumusnya adalah sebagai berikut :

Biaya Penyusutan = Biaya Awal – Estimasi Nilai Sisa

Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Hasil perhitungan beban penyusutan aktiva tetap Koperasi Mitra Karsa pada bulan Januari 2009 dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Koperasi Mitra Karsa Bulan Januari 2009

Keterangan Biaya Awal Estimasi Nilai Sisa Umur Manfaat (Bulan) Beban Penyusutan (Bulan) Kendaraan Bermotor Rp. 200.000 Rp. 50.000 24 Rp. 6.250 Peralatan : 1. Komputer 2. Etalase 3. Mesin Pendingin 4. Meja dan Kursi Rp. 4.200.000 Rp. 600.000 Rp. 1.000.000 Rp. 910.930 Rp. 1.500.000 Rp. 100.000 Rp. 400.000 Rp. 300.000 24 24 24 24 Rp. 112.500 Rp. 20.833,33 Rp. 16.666,67 Rp. 25.455,42 Jumlah Rp. 6.910.930 Rp. 181.705,42

Sumber : Data yang diolah, 2009.

Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa biaya penyusutan aktiva tetap Koperasi Mitra Karsa bulan Januari 2009 adalah sebesar Rp. 181.705,42. Bila biaya penyusutan ini dijurnal akan mempengaruhi laba rugi yang akan mengurangi nilai pendapatan usaha. Jurnal umum bulan Januari 2009 untuk Koperasi Mitra Karsa dapat dilihat pada Lampiran 3. Di bawah ini beberapa transaksi yang terjadi dan akun yang dipengaruhinya.

Tabel 7. Jenis-jenis Transaksi

Keterangan Debet Kredit

Penjualan Kas

HPP

Penjualan barang dagang Persediaan barang dagang Pembelian barang dagang Persediaan barang

dagang

Kas

Pinjaman anggota Piutang Pinjaman Kas Setoran simpanan pokok

dan wajib

Kas Simpanan Pokok

Simpanan Wajib

Setelah semua transaksi dimasukkan di Jurnal Umum maka akan secara otomatis semua data yang dibutuhkan pada masing-masing sheet (buku besar, neraca, laporan laba rugi) akan terisi. Dari penerapan ini maka dihasilkan data pada bulan Januari 2009 sebagai berikut :

1. Total pada jurnal umum baik dari sisi kredit dan debet adalah Rp. 353.683.176,42.

2. Pada buku besar, kita dapat melihat lebih rinci transaksi yang terjadi dan mempengaruhi suatu akun. Buku besar untuk akun kas pada Koperasi Mitra Karsa di bulan Januari 2009 dapat dilihat pada Lampiran 4.

3. Pada laporan laba rugi jumlah pendapatan usaha yang diperoleh pada bulan Januari 2009 adalah Rp. 63.531.291 Sedangkan jumlah harga pokok penjualan senilai Rp. 40.513.885 dan total biaya yang ada senilai Rp. 3.275.233,42. Maka total laba yang diperoleh pada Januari 2009 adalah Rp. 19.742.172,58. Untuk bulan Januari 2009 tidak terdapat nilai pajak. Laporan laba rugi Koperasi Mitra Karsa untuk bulan Januari 2009 dapat dilihat pada Lampiran 5.

4. Nilai neraca pada awal periode (1 Januari 2009) baik dari sisi aktiva dan passiva berjumlah Rp. 698.216.613. Jumlah itu terdiri dari aktiva lancar yang berjumlah Rp. 646.479.777 aktiva lain-lain berjumlah Rp. 45.125.906 dan aktiva tetapnya senilai Rp. 6.910.930 serta pada sisi passiva terdiri dari jumlah hutang senilai Rp. 184.458.714 dan jumlah ekuitas yang ada senilai Rp. 513.757.899. Neraca saldo awal (1 Januari 2009) dapat dilihat pada Lampiran 6. Untuk neraca pada akhir periode berjalan (31 Januari 2009) nilai neraca baik aktiva dan passiva senilai Rp. 748.545.885,58. Jumlah itu terdiri dari aktiva lancar yang berjumlah Rp. 696.690.755 aktiva lain-lain berjumlah Rp. 45.125.906 dan aktiva tetapnya senilai Rp. 6.729.224,58. Pada sisi passiva terdiri dari jumlah hutang senilai Rp. 212.755.314 dan jumlah ekuitas senilai Rp. 535.790.571.

Hasil penerapan sistem yang ada dapat dilihat pada neraca akhir bulan Januari 2009 terjadi peningkatan. Hal ini dapat dibandingkan dari data pada awal periode (1 Januari 2009) dengan periode akhir (31 Januari 2009). Pada awal periode total yang diperoleh adalah Rp. 698.216.613 dan pada akhir periode nilai neraca adalah Rp. 748.545.885,58. Terjadi peningkatan senilai Rp. 50.329.272,58. Dapat dilihat bahwa kas terjadi peningkatan dari Rp. 454.493 menjadi Rp. 1.117.507 ada peningkatan sebesar Rp. 663.014

(selisihnya). Nilai neraca bertambah karena jumlah anggota bertambah sehingga simpanan anggota yang berupa simpanan pokok dan wajib pun meningkat dan menambah modal dan otomatis meningkatkan nilai kas. Piutang anggota juga naik secara signifikan terutama piutang pinjaman dan piutang barang sehingga mengurangi persediaan barang dagangan. Neraca Koperasi Mitra Karsa per 31 Januari 2009 dapat dilihat pada Lampiran 7.

Dokumen terkait