• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Peranan Kantor Pertanahan Kota Medan dalam

2. Penerapan Standar Pelayanan dan pengaturan tanah

Kali

Aturan-aturan yang berlaku dalam standar pelayanan merupakan aturan yang sangat mempengaruhi proses berjalannya pelayanan pendaftaran tanah pertama kali, sebab aturan tersebut mengatur adanya kelompok dan jenis pelayanan yang merupakan pendaftaran tanah pertama kali, kemudian adanya persyaratan, biaya, waktu, prosedur dan pelaporan. Oleh karena itu aturan tersebut sangatlah penting dan berpengaruh agar peranan Kantor Pertanahan Kota Medan dalam pelayanan pendaftaran tanah pertama kali dapat berjalan dengan seharusnya.

Penulis berkesempatan mewawacarai Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian Kantor Pertanahan Kota Medan, Inneke Tania Arsyad, S.H., M.Kn. Beliau menyatakan bahwa Kantor Pertanahan Kota Medan yang merupakan instansi vertikal dari Badan Pertanahan Nasional Kota Medan sampai dengan saat ini mengikuti standar pelayanan yang merujuk kepada peraturan Kepala BPN No. 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan. Dalam peraturan Kepala BPN tersebut mencakup semua aturan yang berlaku dalam standar pelayanan dan pengaturan tanah.

Aturan-aturan yang berlaku dalam standar pelayanan yang dimaksud disini tedapat dalam Pasal 4 Peraturan Kepala BPN No. 1 Tahu 2010, yaitu:

a. Kelompok dan jenis pelayanan b. Persyaratan

c. Biaya d. Waktu

e. Prosedur, dan f. Pelaporan.

Inneke Tania Arsyad menjelaskan lebih lanjut bahwa, aturan yang berlaku tersebut merupakan pedoman yang sangat penting bagi kantor pertanahan, sebab di dalamnya mencakup waktu, biaya, prosedurnya dan bagaimana pelaporannya. Peraturan ini juga menjadi tolak ukur Kantor Pertanahan Kota Medan dalam melakukan pelayanan pendaftaran tanah pertama kali. Maka dari itu, di Kantor Pertanahan Kota Medan wajib mengikuti aturan yang ada di dalam peraturan tersebut.3

Hasil wawancara yang dilakukan bersama Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian Kantor Pertanahan Kota Medan telah menjelaskan bagaimana standar pelayanan yang ada di Kantor Pertanahan tersebut dan menjalankannya sesuai dengan aturan-aturan yang tercantum dalam Peraturan Kepala BPN No.1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan dan juga bagaimana peraturan tersebut dilaksanakan

3 Hasil wawancara bersama Inneke Tania Arsyad (Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian)

Kantor Pertanahan Kota Medan untuk mendapatkan standar pelayanan yang baik. Adapun penjelasan dari aturan-aturan tersebut dan hasil wawancara sebagai berikut:

a. Kelompok dan Jenis Pelayanan

Peraturan Kepala BPN No. 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan, pada Bab II Pasal 5 diatur mengenai Kelompok dan Jenis yang terdiri dari:

1) Pendaftaran Tanah Pertama Kali; 2) Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah; 3) Pencatatan dan Informasi Pertanahan; 4) Pengukuran Bidang Tanah;

5) Pengaturan dan Penataan Pertanahan; 6) Pengelolaan Pengaduan

Kelompok dan jenis pelayanan, di kantor pertanahan yang akan diteliti penulis adalah pendaftaran tanah pertama kali dan implementasinya di lapangan untuk mengetahui apakah cukup mentaati aturan-aturan yang berlaku, dalam melaksanakan pelayanan pendaftaran tanah pertama kali. a. Persyaratan

Peraturan mengenai Persyaratan tercantum dalam Bab III Pasal 6 Peraturan Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2010 yaitu:

1) Persyaratan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b adalah persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon agar permohonannya dapat diproses lebih lanjut.

2) Persyaratan dimaksud pada ayat (1) adalah berupa dokumen pertanahan dan dokumen yang berkaitan dengan pertanahan

3) Apabila persyaratan dimaksud pada ayat (2) tidak lengkap maka Kantor Pertanahan, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional menolak berkas permohonan.

4) Penolakan dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan oleh Kepala Kantor Pertanahan, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional atau petugas yang ditunjuk.

Persyaratan yang dilakukan Kantor Pertanahan Kota Medan untuk melakukan pendaftaran tanah pertama kali, yaitu:

1) Mengisi sebuah formulir yang telah ditandatangani oleh pemohon 2) Fotocopy identitas berupa KTP serta KK dari pemohon

3) Menyerahkan fotocopy PBB tahun berjalan yang telah di cocokkan dengan aslinya

4) Serta pemasukan uang ke kas negara apabila ada.

Menurut penulis, persyaratan tersebut sudah sesuai dengan yang ada di dalam lampiran Peraturan Kepala BPN No.1 Tahun 2010.

b. Biaya

Biaya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Kepala BPN No. 1 Tahun 2010 adalah biaya pelayanan yang diwajibkan kepada

pemohon sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang jenis dan tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.

Kepala Urusan Umum dan Kepagawaian Kantor Pertanahan Kota Medan, Ibu Inneke Tania Arsyad, S.H., M.Kn. menyatakan bahwasanya biaya yang dikenakan dalam melakukan pendaftaran tanah pertama kali mengikuti aturan yang merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Pertanahan Nasional. Berikut merupakan rumus rincian biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pendaftaran tanah kali: 1) Non Pertanian L x 20.000 + 350.000 500 2) Pertanian L x 10.000 + 350.000 500

Untuk luas tanah kurang dari 10 hektar, maka akan dihitung dengan rumus: luas tanah dibagi 500 dikali dengan Harga Satuan Biaya Khusus Pengukuran (HSBKu), HSBKu untuk Non pertanian sebesar Rp. 20.000,

dan HSBKu untuk tanah pertanian sebesar Rp. 10.000. lalu ditambahkan dengan Rp. 350.000

d. Waktu

Waktu sebagaimana diatur dalam dalam Pasal 8 Peraturan Kepala BPN No. 1 Tahun 2010 adalah jangka waktu penyelesaian pelayanan pertanahan terhitung sejak penerimaan berkas lengkap dan telah lunas pembayaran biaya yang ditetapkan yang dihitung berdasar hari kerja. Untuk pelaksanaan pelayanan lebih dari satu jenis pelayanan, jangka waktu adalah penjumlahan secara kumulatif waktu yang diperlukan untuk masing-masing jenis pelayanan. Jangka waktu tidak berlaku bagi permohonan pelayanan pertanahan yang di dalam prosesnya diketahui terdapat sengketa, konflik, perkara, atau masalah hukum lainnya dan berkasnya dapat dikembalikan kepada pemohon.

Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan pendaftaran tanah pertama kali sesuai dengan peraturan yang ada di dalam lampiran peraturan Kepala BPN No.1 Tahun 2010 tersebut. Waktu yang dibutuhkan berbeda-beda tergantung pendaftaran tanah pertama kali yang mana akan didaftarkan. Rata-rata apabila dimulai dari awal pendaftaran hingga pengambilan produk, waktu yang dibutuhkan + 3 bulan, dan apabila hanya melakukan pendaftaran saja waktu yang dibutuhkan 14 hari masa kerja. Semakin luas dan semakin banyak unit yang akan diproses semakin lama waktu yang dibutuhkan.

e. Prosedur

Prosedur, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Peraturan Kepala BPN No. 1 Tahun 2010 adalah tahapan proses pelayanan untuk masing- masing jenis kegiatan. Prosedur yang dilakukan dalam melakukan pendaftaran tanah pertama kali sebagai berikut:

1) Pemohon memasukkan berkas permohonan ke Loket Pelayanan, disana petugas akan memeriksa kelengkapan berkas permohonan tersebut antara lain seperti KTP Pemohon, Kartu Keluarga, SPPT PBB Tahun Berjalan, asli Alas Hak secara berurut.

2) Apabila berkas tersebut telah dinyatakan lengkap, maka pemohon akan diberikan tanda terima berkas dan surat perintah setor (SPS);

3) Pemohon membawa surat perintah setor (SPS) tersebut ke Loket Pembayaran dan melakukan pembayaran yang meliputi biaya pengukuran, pemeriksaan tanah dan pendaftaran. Tarif masing masing biaya tersebut diatur sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional.

4) Setelah itu berkas permohonan tersebut diproses, Proses dimulai dari pengukuran ke lapangan yang dilakukan oleh petugas di Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan. Hasil dari pengukuran tersebut di tuangkan di dalam Peta Bidang Tanah/Surat Ukur.

5) Setelah pengukuran selesai, berkas permohonan dan Peta Bidang Tanah tersebut diserahkan ke Seksi Penetapan Hak Atas Tanah;

6) Di seksi ini dibentuk Panitia Pemeriksaan Tanah yang selanjutnya

disebut “Panitia A”. Panitia “A” sesuai dengan Peraturan Kepala BPN

Nomor 7 Tahun 2007 tentang Panitia Pemeriksaan Tanah adalah panitia yang bertugas melaksanakan pemeriksaan, penelitian dan pengkajian data fisik maupun data yuridis baik di lapangan maupun di kantor dalam rangka penyelesaian permohonan pemberian Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai atas tanah Negara, Hak Pengelolaan dan permohonan pengakuan hak atas tanah

7) Panitia “A” terdiri dari Ketua merangkap Anggota, Wakil Ketua merangkap Anggota, Anggota, dan Sekretaris bukan Anggota yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pertanahan, dalam hal ini Kepala Desa/Lurah merupakan anggota dari Panitia “A” tersebut;

8) Hasil dari pemeriksaan tanah tersebut dituangkan di dalam Risalah

Panitia “A” yang ditandatangani oleh masing masing anggotanya. Setelah Risalah Panitia” A” selesai ditandatangani, maka dilanjutkan ke

pembuatan Surat Keputusan Pemberian Hak.

9) Surat Keputusan Pemberian Hak tersebut ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan. Surat Keputusan Pemberian Hak merupakan dasar dari penerbitan Sertipikat Hak;

10) Surat Keputusan Pemberian Hak tersebut didaftarkan dengan melampirkan Surat Keputusan pemberian Hak, bukti alas-alas hak yang asli, dan bukti pembayaran BPHTB dan PPH.

Prosedur dalam melakukan Pendaftaran Tanah pertama kali di Kantor Pertanahan Kota Medan tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 jo. Peraturan Menteri Negara Agraria Nomor 3 Tahun 1997 dan Peraturan Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2010, prosedur diatas tersebut merupakan penjelasan dari Ibu Inneke Tania Arsyad, S.H., M.Kn. selaku Kepala Urusan Umum dan Kepagawaian Kantor Pertanahan Kota Medan.

f. Pelaporan

Diatur dalam Pasal 10 Peraturan Kepala BPN No. 1 Tahun 2010 yaitu: 1) Kepala Kantor Pertanahan setiap bulan melaporkan hasil pelaksanaan

pelayanan kepada Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional. 2) Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional setiap bulan melaporkan hasil pelaksanaan pelayanan yang menjadi tugasnya dan pelaksanaan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.

Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian Ibu Inneke Tania Arsyad, S.H., M.Kn., Pelaporan yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kota Medan sudah sangat maju, sebab setiap harinya laporan yang diberikan Kantor Pertanahan mengenai pelayanan yang dilakukan dapat dilaporkan langsung ke bagian pusat di

Jakarta. Hal tersebut dapat dilakukan karena adanya sistem online yang ada di kantor tersebut.4

Penjelasan diatas mengenai aturan-aturan yang berada di dalam standar pelayanan yang ada dalam peraturan Kepala BPN No.1 Tahun 2010 tersebut telah diterapkan oleh Kantor Pertanahan Kota Medan sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis saat berada di lapangan.

3. Penilaian Masyarakat terkait Pelaksanaan Standar Pelayanan dalam

Dokumen terkait