• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.8. Penerimaan Kembali Piutang yang Telah Dihapus

Kadang-kadang perusahaan berhasil menerima pembayaran dari piutang yang telah dihapus karena dianggap sudah tidak mungkin dapat ditagih. Hal semacam ini disebut penerimaan kembali piutang. Apabila terjadi penerimaan kembali suatu piutang yang telah dihapus, maka perusahaan harus membuat dua ayat jurnal, yaitu: (1) ayat jurnal untuk mencatat balik piutang yang telah dihapus sehingga tercatat kembali dalam pembukuan sebagai piutang, dan (2) jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus. Adapun jurnal-jurnal tersebut dicatat sebagai berikut

Tgl Akun Ref Debit Kredit

Piutang Usaha

Cadangan Kerugian Piutang

(Untuk mencatat balik piutang yang telah dihapus)

XXX

XXX

Kas

Piutang Dagang

(Untuk mencatat penerimaan kas atas pelunasan piutang usaha)

XXX

XXX

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Metodologi Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yaitu customer tetap PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo, sebagian customer ada yang melakukan transaksi penjualan tunai, sehingga kemungkinan timbulnya piutang tak tertagih sangat kecil, sesuai data dari PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo, customer tetap terdiri dari 8 (delapan) perusahaan, namun hanya 6 (enam) perusahaan yang melakukan transaksi penjualan secara kredit kepada PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo, sehingga pada perusahaan tersebut yang memiliki piutang usaha, oleh karena itu masalah pada penelitian ini dibatasi pada persentase piutang tak tertagih pada customer PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo berdasarkan umur piutang.

3.1.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi (Observation)

Yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diteliti untuk memungkinkan peneliti memperoleh data yang lebih jelas dari perusahaan, dengan cara mendatangi perusahaan secara langsung untuk

25

mencari informasi tentang penelitian untuk mengetahui perhitungan cadangan persentase piutang tak tertagih berdasarkan umur piutang dan perhitungan cadangan piutang tak tertagih berdasarkan umur piutang.

b. Wawancara (Interview)

Yaitu suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung terhadap objek dengan cara melakukan tanya jawab langsung kepada bagian keuangan/accounting yang berkaitan dengan piutang usaha.

3.1.3 Metode Analisis Data

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian analisis deskriftif yaitu suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan dan menguraikan sifat atau karakteristik dari suatu fenomena tertentu dengan mengumpulkan fakta dan menguraikannya secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan (Umar: 1998).

3.2 Gambaran Umum Perusahaan

3.2.1 Latar Belakang Berdirinya Perusahaan

PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo adalah anak perusahaan cabang dari perusahaan pusat yaitu PT Swakarsa Bhakti Mandiri yang beralamat di JL. Yos Sudarso No.1 Blok B/6 Tanjung Priok Jakarta, yang didirikan oleh Sam Moningka sejak tahun 1990 dan bergerak dibidang Document Handling (Pengurusan Dokumen) dan Custome Clearence/PPJK (Pengusaha Pengurusan

26

Jasa Kepabeanan), pada tahun 2002 didirikan oleh Sam Moningka yang mempercayai Nova Sofia Walangare sebagai Kepala Cabang Batam.

Perusahaan ini menempati satu ruko yang beralamat di Komplek Wijaya Kusuma Blok A6 lt 2 Lubuk Baja Batam. Walaupun perusahaan cabang ini tergolong masih “muda“ tetapi relasi dalam berbinis cukup banyak yang menggunakan jasa dokumen oleh perusahaan-perusahaan yang ada di Batam.

Beberapa dari mereka menjadikan PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo sebagai supplier utama mereka.

3.2.2 Peraturan Perusahaan

Untuk mendukung disiplin kerja dalam sebuah perusahaan maka diperlukan aturan-aturan yang mengikat karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. Adapaun aturan-aturan yang berlaku di PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo adalah:

1. Tata Tertib Karyawan

a. Setiap karyawan wajib menaati semua ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh perusahaan.

b. Setiap karyawan wajib berpakaian seragam, yang telah ditentukan oleh perusahaan.

c. Setiap karyawan wajib menjaga dan merawat semua peralatan kerja dan kendaraan yang telah dipercayakan perusahaan, dan mempergunakannya sesuai prosedur yang telah disetujui perusahaan.

d. Setiap karyawan wajib mengikuti semua prosedur kerja yang telah ditetapkan perusahaan, dan dilarang menyalahgunakan prosedur tersebut dalam bentuk apapun.

27

e. Setiap karyawan dilarang menggunakan peralatan kerja dan kendaraan untuk kepentingan pribadi kecuali atas ijin perusahaan.

f. Setiap karyawan dilarang keluar lokasi kerja pada saat jam kerja kecuali atas ijin perusahaan.

g. Setiap karyawan wajib memegang rahasia perusahaan yang diketahui dalam melaksanakan pekerjaan dan dilarang membocorkannya kepada pihak lain atau memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi.

h. Setiap karyawan wajib menjaga hubungan baik dengan atasan maupun sesama karyawan di lokasi kerja.

2. Jam Kerja Perusahaan

Adapun jam kerja yang diterapkan oleh PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo adalah sebagai berikut:

a. Jam Kerja Office

• Senin-Kamis : 08.00-17.00

Istirahat :.12.00-13.00

• Jumat :.08.00-17.00

Istirahat : 11.30-13.00

• Sabtu : 08.00-13.00

Istirahat :.12.00-13.00

b. Jam Kerja Operasional

• Senin-Kamis : 08.00-17.00

stirahat :.12.00-13.00

• Jumat :.08.00-17.00

Istirahat : 11.30-13.30

28

• Sabtu : 08.00-13.00

Istirahat :.12.00-13.00

3.2.3 Visi dan Misi Perusahaan

• Adapun Visi PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo adalah Pengelolaan Customs Clearance/PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan) terpadu.

• Adapun Misi PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo adalah Memperlancar pengurusan dokumen dan pengelolaan Customs Clearance/PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan).

3.2.4 Bidang Kegiatan dan Produk Perusahaan

PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang Document Handling (Pengurusan dokumen) dan Customs Clearance / PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan) yang menangani jasa pengurusan dokumen Pabean Bea Cukai untuk keperluan impor, ekspor, pengiriman antar pulau , seperti:

• Document PPFTZ 01 (PEB)- Dokument Ekspor

• Document PPFTZ 01 (PIB) - Dokumen Impor

• Document PPFTZ 01 (Bayar)- Dokuemn Impor

Saat ini PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo memperkerjakan karyawan sebanyak 10 orang karyawan, yang merupakan karyawan tetap perusahaan dan 2 orang karyawan kontrak.

29

3.2.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Pada dasarnya, setiap perusahaan baik kecil maupun besar memiliki sistem manajemen dan sruktur organisasi. Struktur organisasi merupakan pola formal yang didasarkan pada keputusan manajerial guna menyusun suatu susunan yang skematis dari setiap bagian organisasi. Sruktur organisasi terdiri dari penyatuan tugas menjadi satuan kerja (departementalisasi), standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan dan jumlah tentang kendali dalam setiap unit kerja.

Adapun struktur organisasi PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo adalah sebagai berikut:

PT SWAKARYA BHAKTI MANDIRI CARGO Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo

DIREKTUR UTAMA

KEPALA CABANG

PERSONALIA (HRD) MARKETING ACCOUNTING FINANCE

ADMINISTRASI ASST. ACCOUNTING

OPERASIONAL LAPANGAN

HELPER OPERASIONAL

OFFICE BOY

30

3.2.6 Job Description

a. Accounting Departement

1. Membuat laporan keuangan setiap bulannya.

2. Membuat laporan pajak setiap bulan.

3. Mencatat semua transaksi ekonomi yang terjadi diperusahaan, seperti menjurnal, posting ke buku besar dan lain-lain.

4. Bertanggung jawab menyimpan semua dokumen hasil pencatatan tersebut.

5. Menyiapkan gaji seluruh karyawan setiap bulan.

b. Administration and Finance Departement

• Personalia (HRD)

1. Membuat serta mengawasi semua tata tertib dan prosedur perusahaan.

2. Menyeleksi, menerima dan mengangkat karyawan sesuai dengan kebutuhan.

3. Melakukan pelatihan terhadap karyawan.

4. Menghitung lembur karyawan.

5. Membuat laporan karyawan tentang kehadiran, cuti, pengunduran diri,

• Finance

1. Mengawasi keuangan perusahaan, baik yang ada di bank, maupun kas di perusahaan.

2. Melakukan semua transaksi yang menyangkut keuangan perusahaan, seperti menyetor pemasukan dana perusahaan ke bank.

3. Melakukan pembayaran utang kepada supplier.

4. Menyiapkan voucher atas penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan.

5. Menyiapkan semua cek yang akan dikeluarkan setiap bulannya oleh perusahaan.

31

6. Membuat laporan rekonsiliasi bank setiap bulannya.

7. Membuat laporan kas harian dan bulanan.

c. Marketing

1. Mencari customer baru untuk perusahaan.

2. Memberikan laporan atas perkembangan penagihan piutang usaha.

3. Bertanggung jawab mengantar invoice/tagihan dan atas penagihan hutang customer.

d. Administrasi

Menangani semua urusan administrasi marketing, antara lain membuat penawaran harga untuk customer.

e. Operational

1. Bertanggung jawab atas pengetikan/entry dokumen PPFTZ 2. Bertanggung jawab atas kelancaran proses dokumen di lapangan.

3.2.7 Kebijakan Perusahaan Terkait Penjualan Kredit dan Piutang Usaha Dalam menjalankan usahanya, PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo telah menetapkan beberapa kebijakan terkait dengan penjualan kredit dan piutang usaha yang dimiliki perusahaan. Kebijakan-kebijakan ini diharapakan dapat meningkatkan tingkat penjualan jasa dan memperkecil risiko tidak tertagihnya piutang usaha yang timbul akibat penjualan kredit. Adapun kebijakan-kebijakan tersebut antara lain:

1. Semua penjualan jasa dari pelanggan harus melalui marketing

2. Setiap customer harus menerbitkan PO (Purchase Order) atau surat pernyataan tertulis bahwa melakukan pemesanan atas jasa perusahaan.

32

3. Persyaratan kredit yang diberikan kepada pelanggan net 30.

4. Persyaratan kredit yang diberikan kepada pelanggan harus melalui persetujuan direktur perusahaan.

5. Setelah direktur perusahaan menyetujui penjualan kredit yang akan dilakukan calon customer maka pihak perusahaan akan membuat surat penawaran harga yang akan dikirim kepada calon customer melalui fax, surat tersebut harus ditanda tangani oleh pihak calon customer dan di fax kembali ke perusahaan.

6. Setelah direktur perusahaan menyetujui penjualan kredit yang akan dilakukan calon customer maka pihak perusahaan akan membuat surat perjanjian kerjasama kepada calon customer.

7. Semua hal yang menyangkut customer, mulai dari pengajuan penjualan jasa kredit, mengantar tagihan (invoice), sampai dengan menagih merupakan tanggung jawab dari marketing.

8. Semua risiko pekerjaan yang terjadi dilapangan merupakan tanggung jawab importir, perusahaan berkewajiban membuat document ekspor – impor sampai barang tersebut sampai ketujuan atau gudang penyimpanan customer.

9. Semua penjualan jasa menggunakan mata uang Dollar Singapura (SGD).

10. Penjualan dengan mata uang Rupiah (IDR) harus melalui persetujuan direktur perusahaan.

11. Apabila pembayaran oleh pelanggan dilakukan dalam bentuk rupiah, maka kurs yang dipakai adalah kurs jual money changer pada saat pencairan dana.

12. Keterlambatan atas pembayaran dari tanggal jatuh tempo akan dikenakan

33

claim tunggakan pembayaran sebesar 0.1 % per hari.

13. Perusahaan melarang semua karyawan untuk menerima ucapan terima kasih dalam bentuk apapun yang diberikan oleh pihak customer dengan maksud tertentu.

34

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Penjualan Jasa pada PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo 4.1.1. Proses Awal Terjadinya Piutang Usaha

Pada umumnya praktik aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan elemen piutang terutama piutang usaha adalah penjualan kredit. PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo merupakan perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan jasa PPJK (Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan) sebagai sumber pendapatan perusahaan.

Penjualan yang terjadi di PT Swakarya Bhakti Madiri Cargo sebagian besar dilakukan secara kredit.

Pelanggan yang akan melakukan pembelian jasa diawali dengan mengajukan pesanan kepada pihak perusahaan dengan cara menerbitkan Purchase Order (PO) yang sebelumnya telah menyetujui persyaratan pembelian yang ditawarkan perusahaan dalam surat penawaran. Pengiriman barang yang dilakukan perusahaan harus sampai custome clearance dan pihak customer harus mempersiapkan invoice document, packing list, manifest, BC 1.1, profil perusahaan, surat kuasa atas pembuatan document setelah itu pihak perusahaan akan memproses document PIB (Persetujuan Impor Barang) ke Bea dan Cukai dan sampai custome clearance sampai dikeluarkannya surat SPPB (Surat Persetujuan Pengeluaran Barang) yang terdiri dari 3 lembar dari pihak Bea dan cukai. Setelah barang sampai di lokasi, maka pihak customer berhak mendapatkan satu lembar copy asli document SPPB (Surat

35

Persetujuan Pengeluaran Barang) dalam kondisi sesuai dengan pesanan yang telah dilakukan.

Setelah itu document PIB (Persetujuan Impor Barang) dan SPPB (Surat Persetujuan Pengeluaran Barang) dikumpulkan sesuai dengan tanggal dan diserahkan kepada bagian accounting untuk kemudian digunakan sebagai dasar pembuatan faktur tagihan atau invoice. Setelah invoice dibuat kemudian invoice tersebut dikirim atau diantar kepada masing-masing customer dengan melampirkan fotocopy document PIB (Persetujuan Impor Barang) dan SPPB (Surat Persetujuan Pengeluaran Barang) agar pelanggan dapat segera memproses tagihan tersebut dan membayar sesuai dengan persyaratan kredit yang telah disepakati.

4.1.2. Kebijaksanaan Pengumpulan Piutang Usaha

Sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan, persyaratan kredit yang perusahaan berikan atau credit term, yaitu net 30. Tetapi tidak tertutup kemungkinan perusahaan akan merubah kebijaksanaan pemberian persyaratan kredit tersebut, hal ini tergantung pada pelanggan dalam hal memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan pembayaran sesuai dengan perjanjian awal.

Dalam hal pengumpulan piutang usaha, perusahaan biasanya melakukan dengan cara mengirimkan statement atau surat tagihan yang disertai rekap dari piutang masing-masing pelanggan dengan menggunakan mesin fax setiap awal bulan.

Surat tagihan ini kemudian diterima oleh pelanggan dan setelah ditandatangi oleh pihak pelanggan, surat tagihan ini di fax kembali kepada perusahaan untuk menandakan bahwa surat tagihan sudah diterima oleh customer. Apabila setelah jatuh

36

tempo piutang masih belum dilunasi oleh pihak customer maka perusahaan akan langsung menelepon pihak customer untuk menanyakan langsung perihal pembayaran atas piutang tersebut. Jika dari pihak customer tidak dapat memberikan kepastian pembayaran maka perusahaan untuk sementara tidak melayani pesanan dari customer tersebut.

Perusahaan sendiri mempunyai peraturan untuk keterlambatan atas pembayaran dari tanggal jatuh tempo pelanggan akan dikenakan klaim tunggakan pembayaran sebesar 0,1% per hari. Namun pada kenyataannya klaim ini hanya merupakan persyaratan tertulis dalam penawaran harga yang diberikan perusahaan kepada customer. Praktek perusahaan, claim ini tidak dijalankan sebagaimana semestinya.

Dari data yang didapat penulis dari perusahaan, masih terdapat pelanggan yang tidak dapat melunasi piutang kepada perusahaan sampai berbulan-bulan bahkan dalam hitungan tahun tetapi tidak dikenakan klaim atas kelerlambatan pembayaran tersebut sesuai dengan perjanjian dalam surat penawaran. Pihak perusahaan menyatakan hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain dikarenakan adanya perjanjian tertentu antara perusahaan dengan pelanggan, selain itu dikarenakan adanya masalah tertentu yang masih belum dapat diselesaikan antara perusahaan dan pelanggan.

Namun dalam beberapa kasus, pelanggan yang tidak mempunyai itikad baik untuk segera melunasi piutang tersebut, pihak perusahaan akan mengambil jalan hukum melalui pihak ketiga.

37

4.2. Analisis Penentuan Persentase Cadangan Piutang Tak Tertagih

Berdasarkan Umur Piutang Pada PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo Di PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo, dalam penentuan persentase piutang tak tertagih berdasarkan umur piutang biasanya menggunakan pengalaman- pengalaman perusahaan pada periode-periode yang lalu, dengan itu dapat diketahui persentase piutang yang diperkirakan kemungkinan tak tertagih. Perhitungan penentuan persentase cadangan piutang tak tertagih ini dibuat oleh kepala bagian accounting dan disajikan dalam format yang telah ditetapkan perusahaan dengan menggunakan program Microsoft Exel. Analisis ini dibuat dalam dalam bentuk tabel, dimana tabel tersebut memiliki lima kolom, yaitu klasifikasi umur piutang, total invoice, total invoice yang diterima, selisih invoice yang diterima, dan persentase tak tertagih.

Dalam perhitungan cadangan piutang tak tertagih, perusahaan membuat analisis umur piutang yang dibuat setiap akhir bulan oleh kepala bagian accounting dan disajikan dengan menggunakan format yang telah ditetapkan perusahaan melalui program komputer yaitu Microsoft Excel, di mana tabel tersebut memiliki delapan kolom, yaitu nomor, nama customer (pelanggan), saldo akhir dan lima kolom yang merupakan analisis umur piutang masing-masing pelanggan. Setiap kelompok pelanggan dianalisis berdasarkan lamanya jangka waktu piutang yang belum dilunasi sejak jatuh tempo sampai tanggal analisis umur piutang dibuat. Masing pelanggan dibuat menjadi lima kelompok, yaitu belum jatuh tempo, jatuh tempo 1-30 hari, jatuh tempo 31-60 hari, jatuh tempo 61-90 hari, dan jatuh tempo lebih dari 90 hari.

38

Saldo akhir masing-masing pelanggan didapat dari tabel Acount Receivable dan di posting kedalam ledger account receivable atau buku besar pembantu piutang yang dibuat oleh salah satu staf accounting perusahaan melalui program Excel. Di mana tabel Account Receivable dan buku besar pembantu tersebut memuat data piutang usaha masing-masing customer secara up-date. Data yang terdapat dalam Accoun Receivable antara lain nomor, nama customer, debet, kredit dan saldo akhir piutang, dalam buku besar pembantu antara lain nomor invoice, tanggal invoice, tanggal jatuh tempo, debet, kredit, tanggal pembayaran, saldo akhir piutang, akhir periode dan lama jatuh tempo. Data-data tersebut merupakan dasar pembuatan laporan piutang, yaitu analisis umur piutang perusahaa untuk mengetahui perhitungan cadangan piutang tak tertagih berdasarkan umur piutang

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data analisis umur piutang selama tiga bulan (Februari 2010 – April 2010) yang didapat dari pihak perusahaan. Di mana analisis tersebut disajikan oleh penulis dengan tidak menggunakan nama asli pelanggan.

Selanjutnya atas dasar jumlah bagian-bagian piutang tersebut menurut kelompok umur piutang, berdasarkan hasil wawancara dan observasi untuk memperoleh data pengalaman perusahaan sebelumnya, dapat diketahui persentase piutang yang diperkirakan akan tidak dapat ditagih semakin lama piutang itu beredar maka semakin besar kemungkinan piutang tak tertagih. Menurut pengalaman sebelumnya oleh perusahaan diyakini masih akan berlanjut dalam tahun-tahun berikutnya diperkirakan jumlah piutang yang akan tidak tertagih, berikut persentase piutang tak tertagih berdasarkan umur piutang pada PT Swakarya Bhakti mandiri

39

Cargo, pihak perusahaan menetapkan bahwa umur piutang yang berumur belum jatuh tempo (0%), 1 hari – 30 hari (10%), 30 hari-60 hari (16%), 61 hari – 90 hari (18%), >

90 hari (20%). Dalam menetukan persentase dari piutang yang tak tertagih perusahaan menggunakan data perhitungan dasar penentuan persentase piutang tak tertagih pada pengalaman perusahaan sebelumnya tahun 2009, berikut perhitungan penentuan persentase piutang pada tahun 2009 PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo:

Tabel 4.1 Perhitungan Penentuan Persentase Piutang Tahun 2009 Perhitungan Penentuan Persentase Piutang Tahun 2009

PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo

Klasifikasi Total Invoice Total diterima Selisih Invoice Persentase Yang Diterima Tak tertagih

Dari data di atas dapat dilihat untuk mengetahui persentase piutang tak tertagih yaitu jumlah nilai total invoice pada setiap umur piutang dikurangi dengan total yang diterima, menjadi hasil total selisih invoice yang diterima dan untuk melihat persentase tak tertagih yaitu total selisih invoice yang diterima di bagi dengan total invoice, sehingga dapat di ketahui berapa persentase tak tertagih berdasarkan umur piutang.

Selama bulan Februari 2010 sampai April 2010, PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo memiliki total penjualan kredit sebesar $ 21,160.00 Total tersebut merupakan

40

total penjualan kredit perusahaan kepada 6 customer tetap, dengan credit term net 30 (n/30). Selama periode tersebut terdapat pembayaran atas penjualan kredit tersebut sebesar $ 8,210.00. Sehingga saldo piutang usaha akhir periode (30/04/10) didapat sebesar $ 12,950.00 Adapun rinciannya disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Account Receivable PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo Periode 01 Februari s/d 30 April 2010

Dalam (SGD) dilihat kemampuan masing-masing pelanggan untuk memenuhi kewajibannya kepada perusahaan. Dalam membuat analisis umur piutang usaha, perusahaan menggunakan saldo akhir piutang pada akhir periode pada saat analisis umur piutang tersebut dibuat, dengan menelusuri buku besar pembantu piutang masing-masing customer.

41

Berikut ini dapat kita lihat secara rinci Buku Besar Pembantu Piutang periode 01 Februari 2010 s/d 30 April 2010:

Tabel 4.3 Buku Besar Pembatu Piutang PT SWAKARYA BHAKTI MANDIRI CARGO

PER 01 FEBRUARI S/D 30 APRIL 2010 Buku besar Pembatu Piutang

007/SBMC/III/10 31/03/10 30/04/10 600,00 1.200,00 30/04/10 0

001/SBMC/IV/10 16/04/10 16/05/10 550,00 1.750,00 30/04/10 -16

007/SBMC/IV/10 30/04/10 30/05/10 550,00 2.300,00 30/04/10 -30

3.500,00 1.200,00 2.300,00

008/SBMC/III/10 31/03/10 30/04/10 600,00 1.490,00 30/04/10 0

002/SBMC/IV/10 16/04/10 16/05/10 450,00 450,00 26/04/10 1.490,00 30/04/10 -16

008/SBMC/IV/10 30/04/10 30/05/10 510,00 2.000,00 30/04/10 -30

2.960,00 960,00 2.000,00

Sumber : PT SBMC

42

009/SBMC/II/10 26/02/10 28/03/10 600,00 1.200,00 30/04/10 33

003/SBMC/III/10 19/03/10 18/04/10 1.000,00 1.000,00 05/03/10 1.200,00 30/04/10 12

009/SBMC/III/10 31/03/10 30/04/10 800,00 2.000,00 30/04/10 0

003/SBMC/IV/10 16/04/10 16/05/10 600,00 2.600,00 30/04/10 -16

009/SBMC/IV/10 30/04/10 30/05/10 600,00 600,00 25/04/10 2.600,00 30/04/10 -30

004/SBMC/II/10 12/02/10 14/03/10 1.500,00 1.000,00 27/02/10 500,00 30/04/10 47

010/SBMC/II/10 26/02/10 28/03/10 1.300,00 1.800,00 30/04/10 33

004/SBMC/III/10 19/03/10 18/04/10 700,00 700,00 27/03/10 1.800,00 30/04/10 12

010/SBMC/III/10 31/03/10 30/04/10 700,00 2.500,00 30/04/10 0

004/SBMC/IV/10 16/04/10 16/05/10 1.500,00 1.500,00 23/04/10 2.500,00 30/04/10 -16

010/SBMC/IV/10 30/04/10 30/05/10 600,00 3.100,00 30/04/10 -30

6.300,00 3.200,00 3.100,00

005/SBMC/III/10 19/03/10 18/04/10 400,00 700,00 30/04/10 12

011/SBMC/III/10 31/03/10 30/04/10 200,00 900,00 30/04/10 0

005/SBMC/IV/10 16/04/10 16/05/10 350,00 350,00 24/04/10 900,00 30/04/10 -16

011/SBMC/IV/10 30/04/10 30/05/10 550,00 1.450,00 30/04/10 -30

2.100,00 650,00 1.450,00

Sumber : PT SBMC

43

PT XY-6

Invoice

Debet Kredit

Tgl Saldo Akhir Lama

No Tgl Tgg

JTP Bayar Akhir Periode JTP

006/SBMC/II/10 12/02/10 14/03/10 400,00 400,00 30/04/10 47

012/SBMC/II/10 26/02/10 28/03/10 500,00 400,00 05/03/10 500,00 30/04/10 33

006/SBMC/III/10 19/03/10 18/04/10 300,00 800,00 30/04/10 12

008/SBMC/III/10 31/03/10 30/04/10 300,00 1.100,00 30/04/10 0

006/SBMC/IV/10 16/04/10 16/05/10 200,00 200,00 26/04/10 1.100,00 30/04/10 -16

012/SBMC/IV/10 30/04/10 30/05/10 400,00 1.500,00 30/04/10 -30

2.100,00 600,00 1.500,00

Sumber : PT SBMC

Dari data di atas dapat diketahui jumlah piutang yang belum dan sudah jatuh tempo, kemudian jumlah tersebut dimasukkan ke dalam analisis umur piutang. Dari analisis umur piutang tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata pengembalian piutang masing-masing pelanggan masih kurang baik, karena dari penjualan kredit selama 3 bulan tersebut hanya beberapa pelanggan yang mampu memenuhi kewajibannya tepat waktu kepada perusahaan, berikut ini adalah analisis umur piutang PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo:

44

Tabel 4.4 Analisis Umur Piutang PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo PT SWAKARYA BHAKTI MANDIRI CARGO

$12,950.00, saldo piutang yang belum jatuh tempo sebesar $3,760.00, saldo piutang yang berumur 1 sampai 30 hari sebesar $3,830.00, saldo piutang yang berumur 30 sampai 60 hari sebesar $0.00 karena berdasarkan tabel buku besar pembantu piutang lama jatuh tempo nya tidak meleihi dari 61 hari.

Dengan demikian dapat kita ketahui dalam menentukan perhitungan cadangan piutang tak tertagih periode 01 Februari 2010 s/d 30 April 2010 dapat dilihat dari tabel Cadangan Piutang Tak Tertagih PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo sebagai berikut:

45

Tabel 4.5 Cadangan Piutang Tak Tertagih Berdasarkan Umur Piutang PT Swakarya Bhakti Mandiri Cargo

PT.SWAKARYA BHAKTI MANDIRI CARGO CADANGAN PIUTANG TAK TERTAGIH

PERIODE 01 FEB 2010 - 30 APRIL 2010

KLASIFIKASI SALDO PERSENTASE TIDAK TAKSIRAN

TERTAGIH TAK TERTAGIH

Dengan demikian dapat kita lihat bahwa saldo yang belum jatuh tempo sebesar

$3,760.00 dengan persentase 0% sehingga taksiran tak tertagih $0.00, saldo yang berumur 1 sampai 30 hari sebesar $3,830.00 dengan persentase 10% sehingga taksiran tak tertagih $383.00, saldo yang berumur 30 sampai 60 hari $5.360.00 dengan persentase 16% sehingga taksiran tak tertagih $857.60, saldo piutang yang berumur 60 sampai 90 hari dan >90 hari di nyatakan tidak ada, karena berdasarkan tabel analisis umur piutang dan buku besar pembantu piutang lama jatuh temponya tidak melebihi 61 hari.

Dari perhitungan di atas diperoleh kerugian piutang sebesar $1,240.60, tetapi jumlah tersebut bukan nya jumlah kerugian piutang yang dibebankan dalam periode 30 April 2010. Dalam Buku besar rekening cadangan kerugian piutang menunjukkan saldo kredit sebesar $960,00, maka kerugian piutangnya sebesar $1,240.60 – $960.00

46

= $280.60. Jurnal untuk mencatat kerugian piutang pada tanggal 30 April 2010 dan rekening Cadangan Kerugian Piutang adalah sebagai berikut:

Tgl Akun Ref Debit Kredit

30/04/10 Kerugian piutang

Cadangan Kerugian Piutang (Mencatat transaksi penjualan

Cadangan Kerugian Piutang (Mencatat transaksi penjualan

Dokumen terkait