• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerimaan Setelah PP 46

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.2 Penerimaan Pajak

Berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh dari KPP Malang Utara menunjukkan bahwa baru diefektifkan Peraturan Pemerintah No. 46 pada bulan Agustus 2013. Hal ini dikarenakan pada bulan Juli pihak KPP Pratama Malang Utara masih mengadakan atau melakukan sosialisasi terhadap Wajib Pajak. Sosialisasi terkait Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 di KPP Pratama Malang Utara membuka forum dalam satu ruangan dengan mengundang para Wajib Pajak. KPP Pratama Malang Utara melibatkan Wajib Pajak dalam mensosialisasikan adanya peraturan baru dengan harapan Wajib Pajak memahami dan mereka akan merasa dihargai.

Berdasarkan pengamatan peneliti, dalam pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tersebut cukup efektif. Hal ini dikarenakan KPP Pratama Malang Utara memberlakukan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 pada bulan Agustus dimana peraturan yang baru di terbitkan pada bulan Juni 2013 disitu pihak KPP Pratama Malang Utara dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 baru diefektifkannya peraturan baru tersebut hanya memiliki jangka waktu satu bulan dari tanggal diterbitkannya. Dalam waktu satu bulan tersebut masi kurang cukup untuk mensosialisasikan peraturan baru tersebut yang mengakibatkan Wajib Pajak masi ada yang belum mengerti. Pemerintah seharusnya memberikan jangka waktu untuk mensosialisasikan peraturan baru tersebut dengan jangka waktu minimal 6 (enam) bulan untuk sosialisasi. Sehingga dalam hal ini Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 akan lebih efektif dan terlaksana dengan baik jika peraturan tersebut

disosialisasikan pada 6 (enam) bulan setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tersebut.

Peraturan Pemerintah No. 46 tidak mengatur secara spesifik mengenai pajak UMKM. Dalam Peraturan Pemerintah No. 46 mengatur tentang usaha yang memiliki peredaran Bruto tidak melebihi Rp. 4.800.000.000,00 ( empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam satu tahun. Sumber data menunjukan bahwah Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Hasan (2013), mengatakan jumlah usaha UKM di Indonesia mencapai sekitar 56,5 juta, 99,8% (sembilan puluh sembilan koma delapan persen) adalah UMKM, Jumlah tersebut meningkat dari tahun ke tahun seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia. Diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 agar potensi pajak dari sektor UMKM bisa tergali dengan maksimal. Hal ini juga dapat meningkatkan UMKM agar mempermudah memperoleh akses keuangan, permodalan, maupun kridit perbankan.

Berdasarkan pengamatan peneliti, Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tersebut tidak menyebutkan secara jelas untuk sasaran perpajakannya utamanya sasaran terhadap pengenaan perpajakan untuk UMKM. Peraturan Pemerintah no. 46 tahun 2013 di dalamnya hanya menyebutkan subjek pajak dengan menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak. Akan tetapi lebih baik jika peraturan baru tersebut menjelaskan secara jelas untuk sasaran perpajakannya. Akan lebih efektif jika Wajib Pajak mengetahui akan kewajibannya atas Peraturan

Pemerintah no. 46 Tahun 2013 tersebut, sebagai Wajib Pajak akan lebih mudah dan tidak diberatkan dengan kewajiban yang harus dibayarnya dengan prosedur/target yang diinginkan oleh KPP Pratama Malang Utara.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari KPP Pratama Malang Utara pada (tabel 4.3) menunjukkan penerimaan dari periode Juli 2012 sampai dengan Juni 2014 mengalami naik turun setiap bulannya, dan mengalami kenaikan yang signifikan pada bulan Maret karena pada bulan Maret itu adalah jatuh tempo jika terjadi kurang bayar untuk Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dan untuk Wajib Pajak Badan jatuh tempo penyetoran Pada bulan April. Sedangkan penerimaan untuk Wajib Pajak Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 dari periode Juli 2013 sampai dengan Juni 2014 mengalami naik turun. Tetapi hal ini untuk peraturan baru sudah berjalan dengan baik, meskipun sosialisasi dimulai dan dalam kurun waktu satu bulan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 pada KPP Pratama Malang Utara sudah ada Penerimaan.

Sedangkan dari pengamatan peneliti, data penerimaan tersebut pada (tabel 4.3) dibandingkan dengan tingkat penerimaan pajak atas PPh Pasal 25 dan dengan tingkat penerimaan pajak atas Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tersebut lebih tinggi tingkat penerimaan pajak dengan menggunakan PPh Pasal 25 dibandingkan denga Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013. Hal ini adanya peraturan baru yaitu Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tersebut sebagai awal menunjukkan adanya peningkatan yang baik.

Kewajiban wajib pajak sebaiknya melakukan sebagai berikut: 1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP. 2. Melaporkan usahanya untuk dilakukan sebagai PKP. 3. Menghitung dan membayar sendiri pajak yang benar.

4. Mengisi dengan benar SPT ( SPT diambil sendiri), dan memasukkan ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas waktu yang ditentukan. 5. Menyelenggarakan pembukuan/ pencatatan.

6. Jika diperiksa wajib:

a. Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasanya dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak.

b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dipandang perlu dan member bantuan guna melancarkan pemeriksaan. 7. Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau

dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan, maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh pemerintah untuk keperluan pemeriksaan.

Berdasarkan pengamatan peneliti, dari data penerimaan sesuai dengan tabel (4.3) bahwa penerimaan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tingkat kepatuhan dari Wajib Pajak berkurang. Dilihat pada hasil tersebut pada bulan Agustus 2013 KPP Pratama Malang Utara menerima penerimaan atas PP No. 46 yang cukup tinggi

yaitu sebesar Rp. 193,468,763,00 akan tetapi pada bulan selanjutnya Penerimaan atas PP No. 46 tersebut semakin menurun. Sedangkan pada bulan November dan Desember ada penerimaan yang mulai stabil dari pada masa sebelumnya. Untuk Penerimaan atas Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 di KPP Pratama Malang Utara pada masa Januari, Februari, April, Mei dan Juni tidak mendapatkan setoran atau penerimaan dari Wajib Pajak.

Berdasarkan gambar grafik 4.3 di atas penerimaan untuk PPh Pasal 29 lebih tinggi dibandingkan dengan penerimaan PPh Pasal 25. Kenaikan penerimaan atas PPh Pasal 25 sebelum di terapkannya Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 sangat terlihat tinggi kenaikannya pada bulan Maret karena waktunya penyetoran SPT.

Sedangkan dari pengamatan peneliti, penelitian terdahulu oleh Laili (2014) menyebutkan untuk penerimaan pajak PP No. 46 dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan penerimaan pajak PP No. 46 pada kurun waktu Juli sampai dengan kurun waktu Desember 2013 di KPP Pratama Malang Selatan. Dibuktikan pada kurun waktu Januari sampai dengan Desember 2013 diperoleh tingkat penerimaan pajak sebesar 79.61 % dengan rincian pada bulan Juli masih sebesar 0 %, bulan Agustus memperoleh peningkatan penerimaan pajak sebesar 0.87 %, kemudian pada bulan September tingkat penerimaan pajak naik sebesar 2.34 %, pada bulan Oktober tingkat penerimaan pajak naik sebesar 2.91 %, bulan November naik sebesar 3.64 %, sehingga pada bulan Desember tingkat penerimaan pajak di KPP Pratama Malang Selatan meningkat sebesar 10.63 %, dengan jumlah keseluruhan tingkat penerimaan

pajak di KPP Pratama Malang Selatan sebesar 20.39 %. Hal ini menunjukkan dengan adanya PP No. 46 mengalami peningkatan penerimaan pajak setiap bulannya.

Berdasarkan hasil penelitian Lestari dan Sulistiani (2014) membuktikan bahwa terdapat perbedaan penerimaan pajak antara sebelum dan sesudah diterapkannya PP No. 46 Tahun 2013, dimana berdasarkan 50 sampel acak yang diambil memperlihatkan bahwa penerimaan pajak sesudah diterapkan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 meningkat dua (2) kali lipat dibandingkan dengan sebelumnya. Hal tersebut terbukti bahwa bulan Desember (6 bulan setelah diterbitkan ) penerapan PP No. 46 baru terlihat bedanya dengan peningkatan jumblah NPWP dan setoran pajak dari PP No. 46 yang meningkat cukup drastis dari periode-periode sebelumnya. Dilihat dari total keseluruan penerimaan pajak penghasilan baik dari PPh Pasal 25, Pasal 29 dan PP No. 46 setelah masa Agustus 2013 terjadi peningkatan, hal ini membuktikan bahwa tujuan DJP dalam menerbitkan PP No. 46 ini tercapai.

Dalam Wilayah Kerja KPP Pratama Malang Utara meliputi dua Kecamatan dari total lima Kecamatan di Kota Malang, yaitu Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan Blimbing. Wilayah terdebut adalah sentral industri kramik dan kripik sanan. Dalam hal ini seharusnya KPP Pratama Malang Utara mendapatkan penerimaan yang lebih tinggi atas Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tetapi dalam data pada tahun 2014 penerimaan atas Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 sangat menurun drastis. Dalam perhitungan Pajak UMKM sebelum diterapkan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 masih dihitung dari laba, sehingga UMKM yang rugi tidak akan membayar pajak. Akan tetapi sejak diberlakukannya Peraturan

Pemerintah No. 46 Tahun 2013 perhitungan pajak dihitung dari omset yaitu 1% dan bersifat final (tidak dapat dikreditkan), sehingga meskipun usahanya mengalami kerugian akan tetap dikenakan pajak 1% dari omset per bulannya.

Berdasarkan gambar grafik 4.4 diatas dapat dilihat bahwa peningkatan penerimaan atas Peraturan No. 46 Tahun 2013 yang cukup tinggi meskipun tetap tinggi penerimaan atas PPh Pasal 25. Hal ini Dirjen Jendral Pajak (DJP) dalam menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 tercapai, akan tetapi Penerimaan atas PP No. 46 Tahun 2013 sangat menurun. Dalam hal ini KPP Pratama Malang Utara terus berupaya untuk meningkatkan control social agar tidak terjadi penurunan penerimaan yang sangat menurun. Hal ini menunjukkan bahwa Wajib Pajak setelah penerapan peraturan pemerintah nomor 46 tahun 2013 belum menyadari kewajiban pajaknya dan menunjukkan bahwa tujuan pemerintah mengeluarkan PP. No. 46 Tahun 2013 ini, yaitu memberikan kemudahan dan penyederhanaan aturan perpajakan, mengedukasi masyarakat untuk tertib administrasi, mengedukasi masyarakat untuk transparansi, dan memberikan kesempatan masyarakat untuk berkontribusi dalam penyelenggaraan Negara, tidak tercapai dengan baik.

Berdasarkan dalil syar’i dari Al-Qur’an dan As-Sunnah bahwa setiap muslim wajib mentaati pemimpinnya selama pemimpin itu masih dalam kategori muslim dan selama pemimpinnya tidak memerintahkan dengan suatu kemaksiatan. Adapun jika penguasa memerintahkan rakyatnya dengan suatu kemaksiatan maka rakyat (kaum muslimin) dilarang keras oleh Allah dan Rasul untuk mentaatinya. Termasuk dalam

hal ini adalah kewajiban membayar pajak dengan berbagai jenisnya. Dalam firman Allah pada QS. An-Nisa: 29 , yaitu:

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara yang batil…”[QS An-Nisa: 29].

Dalam ayat tersebut di atas Allah melarang hamba-Nya saling memakan harta sesamanya dengan jalan yang tidak dibenarkan. Dan pajak adalah salah satu jalan yang batil untuk memakan harta sesamanya apabila dipungut tidak sesuai aturan.

Kebolehan mengambil pajak dari kaum muslimin, jika memang negara sangat membutuhkan dana, dan untuk menerapkan kebijaksanaan ini harus terpenuhi beberapa syarat. Diantara ulama yang membolehkan pemerintah islam mengambil pajak dari kaum muslimin adalah Imam Ghozali, Imam Syatibi dan Imam Ibnu Hazm. Dan pajak adalah salah satu jalan yang batil untuk memakan harta sesamanya apabila dipungut tidak sesuai aturan. Dalam sebuah hadits yang shahih Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َلَإ ٍمِلْسُم ٍئِرْما ُلاام ُّلِحاي الَ ُُِْْم ٍٍْْاَ ِِبِِِِ

Artinya :

Dokumen terkait