• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Gereja Kristen Jawi Wetan Gresik

4.1.3. Penerimaan, Penyimpanan, Pengelolaan dan Pengeluaran

GKJW Gresik memperoleh pendapatan dari persembahan yang dikumpulkan dalam setiap Ibadah Minggu maupun Ibadah Keluarga. Setiap persembahan yang diterima akan langsung dikumpulkan kemudian dihitung oleh Majelis Jemaat. Menghitung persembahan ini tidak boleh hanya dilakukan oleh satu orang Majelis Jemaat tetapi harus ada saksi yang menyaksikan penghitungan persembahan. Majelis Jemaat akan membuat laporan dan meminta tanda tangan pendeta sebagai tanda pendeta sudah mengetahui. Jika pendeta tidak ada saat itu maka Majelis Jemaat yang menghitung persembahan yang menandatangani laporan tersebut setelah itu laporan diserahkan kepada bendahara II.

GKJW gresik mempunyai sumber pendapatan sebagai berikut: 1. Persembahan ibadah Minggu induk

2. Persembahan ibadah Minggu pepanthan 3. Persembahan anak dan remaja

5. Persembahan ibadah adi usia 6. Persembahan ibadah KRW 7. Persembahan ibadah wilayah 8. Persembahan ibadah khusus 9. Persembahan syukur

10. Persembahan bulanan 11. Persembahan perpuluhan 12. Persembahan perjamuan kudus 13. Persembahan SIDI

14. Persembahan permandian kudus 15. Persembahan pernikahan gereja 16. Persembahan unduh-unduh 17. Dana pembangunan

18. Donatur dan Sponsor 19. Pinjaman

Beban atau pengeluaran GKJW terdiri dari: 1. Pengeluaran rutin

a. Jaminan pendeta b. Jaminan vikar

c. Gaji tata usaha gereja d. Gaji tenaga lainnya e. Pengobatan

g. Pajak / rekening h. Administrasi i. Tamu j. Ongkos jalan k. Perawatan gedung l. Penambahan inventaris m. Perawatan inventaris n. Perjamuan kudus o. Unduh-unduh 2. Biaya kerja rutin

a. Pepanthan/blok / KRW / dan lain-lain b. Komisi pembinaan Teologia

c. Komisi pembinaan Musik Gerejawi d. Komisi pembinaan Katekisasi e. PTWG

f. Komisi pembinaan anak dan remaja

g. Komisi pembinaan pemuda dan mahasiswa h. Komisi pembinaan peranan wanita

i. Komisi pembinaan dan pelayanan warga adi usia j. Komisi pembinaan kesaksian

k. Komisi pembinaan pelayanan cinta kasih l. Komisi pendampingan masyarakat m. Komisi pembinaan penatalayanan

n. Komisi urusan rumah tangga gereja o. Komperlitbang

p. Komisi pengawasan perbendaharaan jemaat 3. Pengeluaran pembangunan

a. Komisi pembinaan Teologia

b. Komisi pembinaan Musik Gerejawi c. Komisi pembinaan Katekisasi d. PTWG

e. Komisi pembinaan anak dan remaja

f. Komisi pembinaan pemuda dan mahasiswa g. Komisi pembinaan peranan wanita

h. Komisi pembinaan dan pelayanan warga adi usia i. Komisi pembinaan kesaksian

j. Komisi pembinaan pelayanan cinta kasih k. Komisi pendampingan masyarakat l. Komisi pembinaan penatalayanan m. Komisi urusan rumah tangga gereja n. Komperlitbang

o. Komisi pengawasan perbendaharaan jemaat 4. Dana persekutuan ke Majelis Daerah

5. Dana persekutuan ke Majelis Agung 6. Premi dana pensiun

a. Cinta kasih pendeta dan lektur b. Cinta kasih vikar

c. Cinta kasih TU gereja

d. Natal pendeta, TU da merbot e. Paskah dan Jumat Agung f. Arisan pembangunan g. Dauran penatua dan diaken h. Iuran BKSAG, Natal, dan Paskah i. HUT GKJW Gresik

j. Tenaga PRT Pastori k. Dana tak terduga

l. Pengembalian pinjaman m. Pengeluaran parkir

n. Diakonia / cinta kasih ke luar

GKJW Gresik membagi tempat penyimpanan kasnya menjadi tiga. Yang pertama dalam bentuk deposito di bank. Yang kedua disimpan oleh Bendahara I dan yang terakhir disimpan oleh Bendahara II. Setiap dana yang dicairkan dari bank harus melalui rapat Majelis Jemaat terlebih dahulu dan bukti pencairannya diserahkan kepada Bendahara I.

Setiap tahun komisi gereja membuat perencanaan anggaran yang akan digunakan untuk Program Kerja Tahunan (PKT) kemudian dirapatkan dalam sidang Majelis Jemaat. Setelah rencana anggaran disetujui kemudian

bendahara I memberikan dana sesuai dengan rencana anggaran yang telah ditetapkan.

Untuk kebutuhan dana yang bersifat tidak terduga seperti kebutuhan dana yang lebih besar dari yang dianggarkan atau kebutuhan operasional gereja yang tidak masuk dalam rencana anggaran, maka akan dilakukan rapat Majelis Jemaat. Dana yang kurang tersebut biasanya diambilkan dari ibadah Minggu atau simpanan dana abadi. Bendahara I setiap bulan memberikan kas kecil kepada bagian tata usaha gereja untuk keperluan inventaris dan operasional gereja. Bukti pengeluaran untuk inventaris dan operasional gereja ini kemudian diserahkan kepada Bendahara I.

Komisi Pengawasan Perbendaharaan Jemaat (KP2-J) bertugas untuk memeriksa setiap penerimaan dan pengeluaran yang disusun oleh Bendahara I dan Bendahara II. Pemeriksaan ini dilakukan setiap minggu dengan memeriksa buku kas dan laporan mingguan beserta bukti-bukti penerimaan maupun pengeluaran yang disimpan oleh Bendahara I. Jika terdapat transaksi yang tidak ada buktinya maka transaksi tersebut harus diganti oleh Bendahara I atau Bendahara II. Karena itu bukti transaksi tidak boleh hilang.

Proses pencatatan yang dilakukan oleh GKJW Gresik menggunakan

accrual basis. Yaitu transaksi keuangan yang diakui saat transaksi terjadi walaupun ketika transaksi terjadi tidak ada kas yang masuk ataupun keluar. GKJW Gresik menggunakan buku kas sebagai pencatatan laporan keuangan hariannya. GKJW Gresik hanya mencatat transaksi di buku kas pada salah satu sisi saja yaitu pada sisi debit atau sisi kredit.

Dalam penyusunan laporan keuangan GKJW Gresik dikerjakan oleh bendahara I dibantu bendahara II. Bendahara I bertugas mencatat pengeluaran harian, mingguan, dan bulanan dan bendahara II bertugas mencatat bagian penerimaan harian, mingguan, dan bulanan. Kemudian bendahara II menyerahkan laporan penerimaan kepada bendahara I untuk kemudian dimasukkan ke laporan keuangan mingguan dan bulanan yang disusun oleh bendahara I. Setelah laporan harian direkap menjadi laporan mingguan bendahara I menyerahkan laporan mingguan tersebut kepada Komisi Pengawasan Perbendaharaan Jemaat (KP2-J) yang bertugas untuk memeriksa laporan keuangan. Laporan keuangan mingguan yang telah diperiksa KP2-J akan dilampirkan dalam warta jemaat sebagai informasi keuangan bagi jemaat yang diterbitkan setiap hari minggu. Begitu pula dengan laporan keuangan bulanan, bendahara II menyerahkan catatan penerimaan sebulan kepada bendahara I yang kemudian direkap dengan catatan pengeluaran yang dicatat bendahara I, kemudian disusun menjadi laporan keuangan bulanan. Laporan keuangan bulanan ini juga diserahkan kepada KP2-J untuk diperiksa. Setiap tiga bulan sekali laporan bulanan ini akan dievaluasi dalam rapat Pengurus Harian Majelis Jemaat (PHMJ).

Dokumen terkait