• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Penerimaan Sosial Remaja

Hurlock (1955) penerimaan sosial adalah suatu tanggapan positif dari orang lain terhadap seluruh kepribadian seseorang yang merasa diterima. Menurut Chaplin (2000) penerimaan sosial adalah tingkat sejauh mana seseorang merasa diterima oleh orang lain. Penerimaan sosial merupakan sikap yang melihat orang lain sebagai manusia, sebagai individu yang patut dihargai (Rakhmat, 2004).

Individu yang dapat diterima dengan baik dapat berperilaku sesuai dengan cara dan patokan tertentu yang berlaku dalam masyarakat. Norma masyarakat akan di teruskan lewat orang tua, sekolah, teman sebaya. Oleh karena itu, norma menjadi bagian dari cita-cita diri individu. Semakin individu mampu memenuhi norma dan dapat diterima oleh masyarakat, maka harga dirinya dapat berkembang.

Dari uraian di atas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa penerimaan sosial adalah adanya rasa berharga, berarti, dibutuhkan bagi atau oleh kelompoknya. Hal yang demikian ini akan menimbulkan rasa

senang, gembira, puas, bahkan rasa bahagia sehingga memberi rasa percaya diri yang besar dan memiliki konsep diri yang positif.

a. Penerimaan Sosial Remaja

Penerimaan sosial merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan remaja dalam penyesuaian sosial. Oleh karena itu, penerimaan sosial dalam kelompok teman sebaya merupakan pengalaman yang menyenangkan karena remaja merasa diterima dalam kelompok. Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama di mana remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya. Menurut Zulkifli (2003), remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik kepada kelompok teman sebayanya sehingga tidak jarang orang tua dinomorduakan sedangkan kelompoknya dinomorsatukan. Hal ini dilakukan oleh remaja dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok teman sebaya sehingga tercipta rasa aman. Penerimaan dari kelompok teman sebaya ini merupakan hal yang sangat penting, karena remaja membutuhkan adanya penerimaan dan keyakinan untuk dapat diterima oleh kelompoknya.

Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial yang mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya, sehingga peran remaja dalam kelompok teman sebaya sangat besar. Kelompok teman sebaya membuat individu tergantung pada teman dan ingin meniru semua yang diperbuat oleh temannya. Menurut

(Gunarsa & Gunarsa, 1984:95), kelompok remaja sulit ditiadakan karena para remaja membutuhkan rasa aman dan terlindung yang diperolehnya dalam lingkungan kelompoknya.

Remaja rentan terhadap pengaruh lingkungan khususnya dari teman sebaya. Hurlock (1992), menyatakan bahwa pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih besar daripada pengaruh keluarga. Bagi remaja kelompok atau teman-teman adalah sumber kekuatan, inspirasi, dan identitas diri. Ada kecenderungan pada remaja untuk menjadi apa yang diharapkan atau dikatakan oleh orang lain tentang dirinya karena mereka membutuhkan kelompoknya lebih dari apapun. Mereka beranggapan bahwa diterima di lingkungan sosialnya, remaja merasa berharga dan berarti serta dibutuhkan bagi atau oleh kelompoknya. Dengan demikian remaja dapat merasakan adanya kepuasan dalam interaksi sosialnya. Sedangkan remaja yang tidak diterima di lingkungan sosialnya akan mengalami penolakan dan itu merupakan suatu bencana, misalnya kesulitan menjalin hubungan dengan teman dalam pergaulan, sehingga individu sulit untuk berinteraksi, dan itu akan menimbulkan dampak negatif bagi remaja. Oleh karena itu, demi penerimaan kelompok mereka mengidentifikasikan diri dengan kelompok.

b. Faktor-Faktor Penerimaan Sosial

Hurlock (1992:217), menyebutkan ada beberapa hal yang dapat menyebabkan remaja diterima dalam suatu kelompok adalah sebagai berikut:

a. Kesan pertama

Kesan pertama cenderung mempengaruhi seseorang dalam penerimaan sosialnya, baik dengan individu yang sudah dikenal maupun yang belum dikenalnya. Setiap individu cenderung menilai baik buruknya seseorang berdasarkan kesan pertama. Menurut Hurlock (1992:217) menyatakan bahwa kesan pertama yang menyenangkan sebagai akibat dari penampilan yang menarik perhatian, sikap yang tenang, dan gembira. Sedangkan kesan pertama yang kurang baik karena penampilan diri yang kurang menarik atau sikap menjauhkan diri yang mementingkan diri sendiri.

b. Reputasi

Reputasi atau nama baik seseorang dapat mempengaruhi penerimaan dalam bergaul dengan teman-teman. Seorang yang sportif dan menyenangkan dapat memudahkan seorang individu dalam bergaul dengan teman-teman sebayanya. Apabila reputasi seorang individu itu baik, maka mereka dapat diterima oleh teman-teman. Tetapi apabila seorang individu memiliki reputasi yang kurang baik, maka mereka kurang diterima oleh teman-teman. Setiap tahun, sejalan dengan bertambahnya usia, seorang individu akan mengetahui bahwa teman sebaya mereka lebih memperhatikan reputasi dalam memilih teman bermain dan sahabat dibandingkan pada tahap usia sebelumnya.

i. Penampilan diri

Individu yang berpenampilan diri yang sesuai dengan penampilan teman-teman sebaya cenderung akan diterima dengan senang hati dan mengarah pada sikap yang menyenangkan. Sedangkan penampilan yang kurang menarik atau berbeda dengan teman sebaya, maka cenderung akan ditolak dan membuat remaja merasa rendah diri sehingga segala cara akan diusahakan untuk menutupinya agar dapat diterimadalam kelompok.

Minat terhadap penampilan diri pada remaja sangat penting. Cross dan Cross (Hurlock, 1996:219) menyebutkan pentingnya penampilan bagi remaja sebagai berikut: “kecantikan dan daya tarik fisik sangat penting bagi umat manusia”. Mathew (1996:136) menjelaskan bahwa “jika anda ingin mendapatkan banyak teman, pandai-pandailah mengatur cara berpakaian”. Menurut Mathew (1996) terdapat tiga aturan dalam berpakaian yaitu berpakaian rapi, sederhana, dan sesuai dengan kondisi. Hal ini merupakan tanda bahwa remaja yang berpenampilan sesuai dengan teman sebayanya akan mendaptkan penerimaan.

c. Perilaku sosial

Definisi perilaku sosial menurut Bruno (1989) adalah perilaku yang berkaitan dengan interaksi antara dua orang atau lebih. Menurut Hurlock (1996) menyatakan bahwa perilaku sosial yang mendukung penerimaan sosial adalah perilaku yang sportif, bersedia untuk

bekerjasama, kreatif, mampu bertanggung jawab, bersikap bijaksana, dan sopan. Individu yang dapat berpartisipasi sosial mempunyai keterampilan dalam hal sosial misalnya dapat berperilaku apa adanya, bersedia mendengarkan, dapat menciptakan pembicaraan yang menarik dalam kelompok dan berbagai situasi sosial.

Perilaku sosial yang menyebabkan individu kurang diterima antara lain individu tidak dapat diajak bekerjasama, kurang sopan, malas bergaul dengan temannya. Menurut Hurlock (1992:217) “perilaku sosial yang mengakibatkan penolakan sosial adalah perilaku yang menonjolkan diri, mengganggu dan menggertak orang lain, senang memerintah, tidak dapat bekerjasama dan kurang bijaksana.

d. Kematangan

Individu akan dianggap tidak matang secara sosial dan emosional oleh teman-teman sebaya maupun orang lain, apabila individu masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan misalnya tidak mau bekerjasama, sibuk dengan dirinya sendiri, marah, dan lain- lain, sehingga kurang disenangi oleh orang-orang lain. Namun dengan semakin matangnya keadaan fisik seseorang, tingkat emosi akan berkurang dan individu mulai mampu mengendalikan emosinya. Sebaliknya, individu yang matang terlambat cenderung berperilaku kurang dapat menyesuaikan diri sehingga individu mengalami kesulitan penerimaan dalam kelompok teman sebayanya.

e. Sifat pribadi

Setiap individu mempunyai sifat kepribadian yang berbeda-beda dan dapat berubah mengingat adanya proses pendidikan dan pengaruh lingkungan. Sifat kepribadian dapat berubah seiring dengan bertambahnya usia dan pengalaman bergaul remaja itu sendiri.

Remaja menyadari bahwa ada sifat-sifat pribadi yang mendukung penerimaan maupun penolakan. Hurlock (1996) menyebutkan adanya beberapa karakter pribadi yang disukai dan yang mendukung penerimaan yaitu jujur, setia, memperhatikan kepentingan orang lain, dan terbuka. Sifat kepribadian menjadi hal yang penting terutama sifat seperti periang, murah hati, ramah, mau bekerjasama, jujur, tena ng, suka humor, dan sportif (Hurlock, 1996:290).

Adapun sifat-sifat kepribadian yang menyebabkan remaja kurang diterima, misalnya mudah marah, sombong, suka menentang, keras kepala. Sifat-sifat kepribadian yang mengakibatkan remaja kurang diterima menurut Hurlock (1992) adalah sifat-sifat kepribadian yang mengganggu orang lain seperti mementingkan diri sendiri, keras kepala, gelisah, dan mudah marah. Oleh karena itu, individu cenderung memilih orang lain untuk dijadikan sahabat atau teman, salah satunya didasarkan pada sifat kepribadian yang dimilikinya, sehingga individu dapat diterima.

f. Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi sangat mempengaruhi penerimaan dan penolakan pada masa remaja. Tingginya status sosial ekonomi di dalam kelompok remaja biasanya menjamin seorang anak remaja akan menjadi pusat perhatian dan juga terkadang membuat cemburu kelompok. Remaja dinilai tidak hanya dengan apa yang dia miliki tetapi juga dengan siapakah dia dan anggota keluarganya dalam lingkungannya. Luft (Hurlock, 1955:98) menjelaskan bahwa status sosial ekonomi adalah “suatu ukuran yang penting untuk menentukan bagaimana seseorang memandang orang lain”. Orang cenderung menghargai kepada mereka yang berpenghasilan tinggi dan kurang menghargai kepada orang yang berpenghasilan rendah.

Remaja yang kurang diterima di dalam kelompok biasanya dari status sosial ekonomi yang lebih rendah, sehingga mereka cenderung bersikap menutup diri, merasa minder, kurang merasa percaya diri, kurang disenangi, dan lain- lain terhadap teman-teman yang berasal dari status ekonomi yang lebih tinggi. Remaja yang memiliki status sosial ekonomi tinggi memilih teman yang status sosial ekonominya tinggi. Mereka merasa bahwa dirinya lebih hebat secara ekonomi. g. Tempat tinggal

Tempat tinggal yang dekat dengan kelompok, mempermudah individu dalam bergaul dan partisipasi dalam pelbagai kegiatan kelompok karena mereka akan sering bertemu dan bermain bersama,

sehingga mereka mudah untuk menyesuaikan diri dan mudah untuk bergaul dengan siapa saja. Apabia tempat tinggal individu yang terlalu jauh dari kelompok, maka kemampuan untuk berparisipasi bersama kelompok berkurang, sehingga mereka kurang dapat diterima dan kurang bisa menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar.

Remaja yang diterima denga n baik akan memiliki peluang lebih besar untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok teman sebaya dan dapat membuat individu menjadi populer, dibandingkan dengan anak yang tidak diterima dengan baik, maka individu akan memperoleh kesempatan untuk mempelajari keterampilan sosial. Akibat langsung adanya penerimaan teman sebaya bagi remaja adalah adanya rasa berharga dan berarti serta dibutuhkan oleh kelompoknya, sehingga menimbulkan rasa senang, puas, dan bahagia. Selain itu, secara sosial remaja lebih cakap dibandingkan dengan individu yang kurang aktif. Gottman (Hurlock,1996) menyatakan bahwa “anak yang populer lebih mengetahui cara menjalin persahabatan”. Hal ini akan menyebabkan peningkatan penerimaan sosial remaja dan dapat menimbulkan dampak yang baik pada konsep diri mereka. Individu yang tidak diterima dengan baik dalam kelompoknya dapat berdampak negatif bagi dirinya, misalnya tidak puas terhadap dirinya dan memiliki konsep diri negatif.

Menurut Hurlock (1996:298), individu yang diterima dengan baik akan berdampak pada penerimaan sosial yaitu:

a. Individu akan merasa senang dan aman.

b. Individu dapat mengembangkan konsep diri yang menyenangkan karena orang lain mengakuinya.

c. Individu mempunyai kesempatan untuk mempelajari pola perilaku yang diterima secara sosial.

d. Individu secara mental bebas untuk mengalihkan perhatian mereka keluar dan untuk menaruh minat pada orang di luar dari mereka. e. Individu dapat menyesuaikan diri terhadap harapan kelompok dan

tidak mencemooh tradisi sosial.

4. Tanda-Tanda Penerimaan Sosial

Hurlock (1996) menyebutkan ada beberapa ciri yang menimbulkan penerimaan sosial yaitu:

a. Individu lebih berorientasi pada kelompok dan tidak egosentris.

b. Individu lebih mengutamakan orang lain serta membangun ego mereka dan tidak menghancurkannya.

c. Individu bersikap sebagaimana adanya, tidak menyesuaikan diri secara berlebihan, tetapi menyesuaikan dengan pola kelompok yang luas dengan mematuhi peraturan, kebiasaan dan adat istiadat.

d. Individu dapat secara mudah dan siap menyesuaikan diri terhadap harapan sosial, matang secara sosial, secara emosional, dan secara intelektual.

Hurlock (1996:296), menyebutkan tanda-tanda yang menunjukkan individu diterima ole h orang lain adalah sebagai berikut:

a. Ekspresi wajah atau nada suara seseorang.

Individu memperoleh isyarat tentang bagaimana perasaan orang itu terhadap individu.

b. Perlakuan yang diterima dari orang lain.

Perlakuan yang diterima dari orang lain mengungkapkan dengan cukup akurat apakah mereka disukai atau tidak.

c. Konformitas.

Bila orang lain bersedia melakukan apa yang diinginkan oleh individu atau bila dengan sukarela mereka meniru cara bicara, perilaku, atau pakaiannya, individu akan memperoleh kepastian bahwa dia disukai. d. Jumlah teman.

Individu yang memiliki banyak teman bermain atau sahabat mengetahui bahwa mereka diterima dengan lebih baik daripada individu yang hanya memiliki sedikit teman bermain atau sahabat. e. Umpan balik dari teman.

Individu dapat mengetahui dengan mudah bagaimana perasaan orang lain terhadap dirinya yaitu berdasarkan ungkapan-ungkapan orang lain terhadap dirinya.

f. Sebutan.

Sebutan yang digunakan oleh orang lain terhadap mereka merupakan salah satu isyarat yang paling akurat tentang tingkat penerimaan yang mereka peroleh, misalnya sebutan gendut. Bagi remaja panggilan gendut merupakan panggilan yang akrab.

5. Penerimaan Sosial dalam Kelompok Teman Sebaya pada Remaja Penerimaan sosial dalam kelompok teman sebaya pada remaja sangat dibutuhkan karena dalam kelompok itu remaja dapat memenuhi

kebutuhannya, misalnya kebutuhan dimengerti, kebutuhan dianggap, kebutuhan diperhatikan, kebutuhan mencari pengalaman baru, kebutuhan berprestasi, kebutuhan diterima statusnya, kebutuhan harga diri, rasa aman, yang belum tentu dapat diperoleh di rumah maupun di sekolah.

Remaja SMA yang duduk di bangku kelas II adalah remaja yang berusia 15-17 tahun. Untuk mencapai aspek perkembangan ini, remaja harus dapat menyesuaikan tugas-tugas perkembangan yang telah dijelaskan sebelumnya.

Dilihat dari tugas-tugas perkembangan remaja, nampak bahwa penerimaan sosial dalam kelompok teman sebaya merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh setiap remaja. Menurut Hurlock (1992:209) “tugas perkembangan remaja lebih dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang ke kanak-kanakan dan memasuki masa dewasa”. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok teman sebaya mempunyai peran yang sangat penting pada masa remaja.

Manfaat kelompok teman sebaya bagi remaja antara lain dapat berhubungan dan bergaul dengan orang lain, dapat mewujudkan jati diri dengan kemampuannya sendiri, merasa aman dalam kelompok, lebih dapat percaya diri, dan mendapat kesempatan untuk mengembangkan konsep diri. Penerimaan “peer group” remaja merupakan salah satu kelompok

kebutuhan remaja di samping kelompok kebutuhan yang berhubungan dengan orang tua mereka (Mappiare, 1982:169).

Dengan demikian penerimaan sosial yang dilakukan remaja merupakan upaya mempersiapkan diri remaja dalam memasuki masa dewasa. Penerimaan dalam kelompok teman sebaya dapat meningkatkan konsep diri yang positif, karena individu merasa diterima dan individu semakin aktif berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.

C. Bimbingan

Dokumen terkait