• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

1) Penerimaan Usahatani Kopi

Penerimaan adalah nilai yang diperoleh dari hasil perkalian seluruh hasil produksi dengan harga jual produksi. Harga jual produksi di daerah penelitian sering mengalami p fluktuasi pada waktu-waktu tertentu. Namun di daerah penelitian rata-rata petani memperoleh harga jual kopi Rp 12.000/Kg. Adapun total produksi dari usahatani kopi adalah sebesar 65.313,5 Kg, dengan rata-rata produksi sebesar 1.088,55 Kg/ petani.

Tabel 11. Rata-Rata Penerimaan Petani Kopi Per Petani dan Per Ha

No Penerimaan Petani Kopi Rupiah

1 Per Petani 13.062.700

2 Per Hektar 18.850.597,22

Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010. 2) Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung, baik biaya tetap (penyusutan alat, PBB) maupun biaya variabel seperti biaya pembelian sarana produksi (bibit, pupuk, obat-obatan) dan biaya tenaga kerja. Besarnya biaya produksi di pengaruhi oleh komponen input produksi dan harga dari input produksi tersebut. Berikut ini diperlihatkan Rata-rata biaya produksi usaha tani kopi per hektar.

Tabel 12. Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Kopi Per Ha

No Jenis Biaya Rp/Ha

1 Biaya sarana produksi 1.802.531,713

2 Biaya Tenaga Kerja 1.089.589,17

3 Biaya Penyusutan 128.295,17

4 Biaya PBB 65.217,59

Jumlah 3.194.223,89

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 5,6,7,8,9

Dari tabel 12. dapat diketahui bahwa biaya sarana produksi Rp. 1.802.531,713, biaya tenaga kerja Rp. 1.089.589,17, biaya penyusutan Rp. 128.295,17 dan biaya PBB Rp. 65.217,59 serta total biaya produksi sebesar Rp. 3.194.223,894 per hektar.

Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010. 3) Pendapatan Usahatani Kopi

Pendapatan merupakan selisih dari total penerimaan yang diperoleh petani di kurangi dengan jumlah biaya produksi selama proses produksi berlangsung. Tabel 10. menunjukkan rata-rata pendapatan bersih petani kopi di daerah penelitian :

Tabel 13. Rata-Rata Pendapatan Bersih Petani Kopi Per Petani dan Per Ha

No Pendapatan Bersih Petani Kopi Rupiah

1 Per Petani 11.539.865,38

2 Per Hektar 15.656.373,33

Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 11.

Dari tabel 13. dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan per petani adalah Rp. 11.536.269,54 dan rata-rata pendapatan per hektar Rp.15.624.088,95.

Analisis Finansial Usaha Tani kopi Deskripsi Data

Metode yang digunakan pada data analisis data finansial adalah metode

smoothing, tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mengurangi ketidakteraturan

data, caranya dengan membuat rata-rata data terlebih dahulu. Adapun data yang di smoothing yaitu pada tahun ke-2, 4, 10, ini dilakukan karena pada data penerimaan pada tahun tersebut ada terdapat beberapa sampel yang memiliki penerimaan yang cukup tinggi, sedangkan sampel yang lain tidak terlalu tinggi. Sehingga bila di jumlahkan seluruh penerimaan seluruh sampel pada tahun tersebut jumlah

Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.

penerimaannya sangat besar. Ini menggambarkan bahwa seolah-olah seluruh sampel pada tahun tersebut mempunyai penerimaan yang cukup tinggi.

Penyusunan Nilai PV

Dalam penyusunan nilai PV digunakan metode interpolasi linier, metode ini digunakan untuk menentukan titik-titik antara dari n buah titik dengan garis lurus. Alasan penggunaan metode adalah untuk melengkapi nilai PV pada umur-umur kopi yang tidak ada pada daerah penelitian, yaitu umur 9, 11, 12, 13, 14 tahun. Adapun nilai yang diperoleh setelah dilakukan interpolasi yaitu pada tahun 9 sebesar Rp. 5.496.807,2, pada tahun 11 sebesar Rp. 4.888.959, pada tahun 12 sebesar Rp. 4.286.588, pada tahun 13 sebesar Rp. 3.684.216 dan tahun 14 sebesar Rp. 3.081.844. Dari keterangan tersebut terlihat bahwa pada umur 9-15 tahun tingkat penerimaan semakin menurun karena pada umur tersebut tingkat produksi juga semakin menurun. Penelitian di lakukan dengan mencari sampel yang berusahatani kopi mulai dari tahun pertama sampai umur ekonomis tanaman kopi tersebut yaitu 15 tahun. Adapun rumus yang digunakan pada interpolasi linier adalah :

1 1 1 2 1 2 ) (x x y x x y y y − + − − =

Nilai NPV, IRR, Net B/C

Net present value (NPV) adalah kriteria investasi yang banyak digunakan

dalam mengukur apakah suatu proyek feasible atau tidak. Ukuran kedua dari perhitungan kriteria investasi adalah IRR. IRR atau internal rate of return adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan net present value sama dengan nol (0).

Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.

Net benefit cost ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah di

discount positif (+) dengan net benefit yang telah di discount negative (-). Besarnya nilai NPV, IRR dan Net B/C dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 14. Nilai Rata-rata NPV, Net B/C, dan IRR

No Uraian Rp/Ha

1 NPV 8.386.274,8

2 IRR

16.95

3 Net B/C 30.80

Sumber : Data Analisis Primer Lampiran 15

Dari tabel 14 dapat diketahui bahwa discount faktor 15% didapat nilai NPV per hektar 8.386.274,8 Nilai Net B/C Rp. 30,80 per hektar dan nilai IRR 16.95 %. Berdasarkan kriteria kelayakan diketahui bahwa nilai NPV>0, Net B/C >1 dan nilai IRR>i (15%) dari hasil yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa usahatani di Kecamatan Simpang Empat layak untuk di usahakan dan di kembangkan. Hal ini sesuai dengan hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa usahatani kopi secara finansial layak untuk diusahakan didaerah penelitian.

Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1) Tingkat produksi kopi di daerah penelitian relatif tinggi, karena tingkat produktifitas kopi sedikit lebih besar dari pada tingkat produktifitas di Kecamatan Simpang Empat dan 9 kali lebih kecil bila dibandingkan dengan Kabupaten Dairi yang merupakan sentra produksi kopi di sumatera Utara.

2) Faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi kopi diderah penelitian adalah pupuk organik, pupuk anorganik dan curahan tenaga kerja. Faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi secara serempak ada pada umur 2-4 tahun namun secara parsial hanya curahan tenaga kerja yang berpengaruh nyata. Sementara pada umur 5-15 tahun baik secara serempak dan parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi.

3) Usahatani kopi di daerah penelitian secara finansial layak untuk diusahakan dan dikembangkan hal ini dapat dilihat pada nilai NPV>0 yaitu sebesar 8.386.247,8, nilai IRR> i (15%) yaitu sebesar 16.95 % sedangkan nilai Net B/C > 1 yaitu sebesar 30.80

4) Rata-rata penerimaan per petani adalah sebesar Rp 13.062.700 atau 18.850.597,22 per hektar.Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung, baik biaya tetap

Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.

(penyusutan alat, PBB) maupun biaya Total biaya produksi per petani per hektar adalah sebesar 3.194.223,89. Pendapatan per petani adalah sebesar 11.536.269,54 atau 15.642.088,95 per hektar.

Saran

Kepada petani

1) Agar petani dapat meningkatkan produktifitas kopi dengan lebih memperhatikan pemeliharaan tanaman, pemupukan, agar dapat menghasilkan produksi kopi yang besar.

2) Agar petani lebih memperhatikan pemakaian sarana produksi

sehingga biaya yang dikeluarkan dapat diminimalisirkan dan produksi yang diperoleh cukup tinggi, karena komposisi yang paling besar ada pada sarana produksi

Kepada Pemerintah

1) Sebaiknya pemerintah memberikan kebijakan pada harga kopi, sehingga petani dapat memperoleh keuntungan yang tinggi, karena sampai saat ini pedaganglah yang menentukan harga, sementara petani tidak memiliki posisi tawar yang memadai.

Kepada Peneliti

Kepada peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan pemakaian sarana produksi khususnya pada pemakaian pupuk yang efektif agar dapat hasil yang efisien, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Apabila pendapatan petani semakin meningkat maka kehidupan para petani juga semakin sejahtera.

Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.

Dokumen terkait