• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan formula palm oil gel yang memiliki kekuatan gel maksimum

SANTI DWI ASTUTI

Tahap 2. Penetapan formula palm oil gel yang memiliki kekuatan gel maksimum

Formula palm oil gel yang memiliki kekuatan gel maksimum ditetapkan dengan mengadopsi metode permukaan respon atau Response Surface

Methodology (RSM). Berdasarkan metode RSM, dibuat beberapa seri formula berdasarkan tabel rancangan percobaan dengan sistem pengkodean untuk 3 ingredien. Jumlah seri formula untuk 3 ingredien adalah 20 formula. Berdasarkan kisaran nilai ingredien-ingredien yang telah diperoleh dari tahap 1, maka dalam rancangan percobaan ini, disusun 5 kode perlakuan yang menunjukkan 5 taraf dalam satu ingredien, yaitu -1.682; -1; 0; 1; 1,682. Variasi 20 seri formula yang ditetapkan dapat dilihat pada Tabel 7.

Pengukuran respon kekuatan gel dilakukan terhadap 20 seri formula yang telah dibuat dan kemudian hasilnya dianalisis lebih lanjut dengan RSM. Analisis dengan RSM akan menghasilkan persamaan regresi. Persamaan regresi dapat menjelaskan besarnya pengaruh dari variabel-variabel terhadap kekuatan gel dan sekaligus dapat digunakan untuk memprediksi besarnya nilai kekuatan gel pada kondisi nilai ingredien-ingredien tertentu. Visualisasi hasil analisis RSM

diperoleh dalam bentuk gambar permukaan tiga dimensi atau kontur dua dimensi kekuatan gel. Gambar tersebut akan memperjelas besarnya nilai maksimum kekuatan gel, nilai dari masing-masing ingredien yang menghasilkan produk dengan kekuatan gel maksimum, dan besarnya pengaruh dari tiap-tiap ingredien dalam menghasilkan produk dengan kekuatan gel maksimum.

Tahap 3. Karakterisasi produk

Pada tahap ini, dibuat palm oil gel dengan formula yang memiliki estimasi kekuatan gel maksimum yang telah diperoleh dari tahap 2. Produk yang telah dibuat selanjutnya diukur respon kekuatan gelnya untuk mengetahui besarnya penyimpangan nilai kekuatan gel antara hasil pengukuran objektif dengan nilai estimasi kekuatan gel yang diperoleh dari hasil analisis dengan RSM. Selain itu, dilakukan juga pengukuran kadar air, aktivitas air (aw), tingkat sineresis dan warna produk.

Palm oil gel yang memiliki kekuatan gel maksimum dibuat sebagai ingredien fungsional yang dalam aplikasinya dapat ditambahkan sebagai sumber pro-vitamin A dalam produk olahan pangan terutama minuman. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa dispersi palm oil gel dalam air membentuk cairan yang kental. Oleh karena itu, pada tahap ini dilakukan pengamatan dan

analisis kekentalan (viskositas) dan stabilitas dari dispersi palm oil gel dalam air pada beberapa taraf konsentrasi.

Tabel 7. Rancangan percobaan dengan sistem pengkodean untuk 3 ingredien

No Konjak glukomanan Minyak Maltodekstrin

1 -1 -1 -1 2 1 -1 -1 3 -1 1 -1 4 1 1 -1 5 -1 -1 1 6 1 -1 1 7 -1 1 1 8 1 1 1 9 -1.682 0 0 10 1.682 0 0 11 0 -1.682 0 12 0 1.682 0 13 0 0 -1.682 14 0 0 1.682 15 0 0 0 16 0 0 0 17 0 0 0 18 0 0 0 19 0 0 0 20 0 0 0 Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah central composite design (CCD). Response surface methodology digunakan sebagai metode pendekatan untuk memperoleh formula palm oil gel yang memiliki kekuatan gel maksimum.

Response surface methodology atau RSM adalah kumpulan teknik matematika dan statistika yang digunakan untuk membentuk model dan menganalisa masalah dalam suatu respon yang dipengaruhi oleh beberapa peubah dan bertujuan untuk mengoptimalisasi respon tersebut. RSM digunakan untuk mengetahui hubungan antara faktor percobaan dengan variabel respon. Berdasarkan persamaan hubungan tersebut, dapat diperoleh nilai faktor percobaan yang akan menghasilkan nilai variabel respon yang dikehendaki (Cochran dan Cox 1957).

Model umum rancangan yang digunakan adalah :



     j i j i ij k i ii k i i iX X X X Y i 1 2 1 0 dimana : Y = Respon pengamatan 0 = Intersep i = Koefisien linier ii = Koefisien kuadratik

Xi = Kode perlakuan untuk faktor ke-i Xj = Kode perlakuan untuk faktor ke-j k = Jumlah faktor yang dicobakan

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan software SAS v6.12, dan untuk memperoleh bentuk permukaan respon digunakan software Surfer 32 (Cochran dan Cox 1957).

Metode Analisis

Kadar β-Karoten (PORIM 1995)

Sampel ditimbang sebanyak 0,1 ± 0,0001 g ke dalam labu takar 25 ml. Sampel dilarutkan sedikit demi sedikit dengan pelarut heksan dan ditepatkan hingga tanda tera. Larutan tersebut dipindahkan ke dalam tabung reaksi bertutup ulir yang telah dibungkus dengan aluminium foil.

Kuvet quartz 1 cm dibilas dengan heksan dan dikeringkan. Absorbansi blanko (heksana) diukur sebagai faktor koreksi kesalahan (error) dari kuvet. Kuvet dibilas dengan sampel sebelum absorbansinya diukur. Absorbansi sampel diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 446 nm. Perhitungan kadar karoten sebagai beta karoten sebagai berikut :

Kadar -karoten (ppm) =

dimana :

As = Absorbansi sampel

Ab = Absorbansi blanko (di-autozero-kan, maka ab = 0,000) W = bobot sampel (g)

Total Tokoferol (Wong 1988)

Sebanyak 200 ± 10 mg sampel ditimbang secara tepat ke dalam labu takar 10 ml dan toluene sebanyak 5 ml ditambah ke dalam sampel dan selanjutnya ditambahkan 2,2’-bipiridin (0,07% b/v dalam etanol 95%) sebanyak 3,5 ml dan 0,5 ml FeCl3.6H2O (0,2% b/v dalam etanol 95%). Larutan ditepatkan menjadi 10 ml dengan penambahan etanol 95%. Absorbansi sampel diukur pada panjang gelombang 520 nm. Blanko dibuat dengan cara yang sama tetapi tanpa sampel. Larutan harus dihindarkan dari cahaya selama pembentukan warna. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan kurva standar yang dibuat dari 0 - 240 µg α -tokoferol murni dalam 10 ml toluene dengan prosedur yang sama. Satuan ppm dinyatakan sebagai µ gram/gram sampel. Kadar tokoferol dalam sampel dapat dihitung dengan rumus :

Total tokoferol (ppm) =

dimana :

A = Absorbansi sampel

M = Gradien pada kurva standar W = Berat sampel (g)

Kadar Air (AOAC 1995)

Cawan aluminium dikeringkan dengan oven selama 30 menit, didinginkan selama 30 menit di dalam desikator, dan ditimbang. Sebanyak 5 gram sampel ditimbang dalam cawan yang sudah dikeringkan tersebut. Sampel beserta cawan aluminium dikeringkan dalam oven bersuhu 100oC selama 4 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Selanjutnya, sampel dioven lagi selama 1 jam, didinginkan kembali dalam desikator dan ditimbang kembali. Kadar air dihitung dengan rumus :

Kadar air (% basis basah) =

dimana :

X = Berat sampel

Y = Berat sampel + cawan (setelah dikeringkan) A = Berat cawan

Kadar Asam Lemak Bebas sebagai Asam Palmitat (AOCS Official Method Ca 5a-40;2005-2006)

Sampel ditimbang sebanyak 28 g dalam labu erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambahkan 100 ml etanol netral mendidih dan 2 ml indikator PP (phenolphtalein). Titrasi larutan dengan 0,25N NaOH. Erlenmeyer digoyang hingga muncul warna merah jambu. Warna merah jambu ini harus bertahan selama 30 detik. Hasil persentase asam lemak bebas dilaporkan sebagai asam palmitat. Perhitungannya sebagai berikut :

Kadar asam lemak bebas (% asam palmitat) =

Bilangan Iod, Metode Wijs (AOAC 920.159 1995)

Sampel sebanyak 0,5 g dalam erlenmeyer 500 ml, ditambahkan 20 ml larutan kloroform, 25 ml larutan wijs, kemudian dicampur merata dan disimpan dalam ruang gelap selama 30 menit pada suhu 25±5oC. Larutan dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1N sampai berwarna kekuningan setelah ke dalam larutan ditambahkan 20 ml larutan KI 15% dan 100 ml aquades yang sudah dididihkan dan didinginkan. Tambahkan indikator pati ke dalam larutan dan titrasi kembali sampai warna biru hilang. Blanko dibuat dengan cara yang sama tanpa menggunakan minyak. Bilangan iod dinyatakan sebagai gram iod yang diserap per 100 g, dihitung sampai dua desimal dengan menggunakan rumus :

Bilangan iod (mg/g) =

dimana :

T = Normalitas larutan standar Na2S2O3 0,1N V0 = Volume larutan Na2S2O3 0,1N blanko V1 = Volume larutan Na2S2O3 0,1N sampel 12,69 = Berat atom iod

M = Berat sampel (g)

Kekuatan Gel (Modifikasi Verawaty 2008)

Kekuatan Gel (Gel strength/breaking force) hasil analisis dengan Texture Analyzer (TA) dinyatakan dalam satuan gram force. Kekuatan gel merupakan parameter yang digunakan untuk menunjukkan tingkat kekuatan dari struktur jaringan tiga dimensi gel. Definisi kekuatan gel yaitu gaya maksimum yang dibutuhkan probe TA untuk memecah gel. Semakin dalam penetrasi probe TA ke dalam gel, nilai gel strength akan terus meningkat sampai jarak penetrasi maksimum dan selanjutnya gel strength akan menurun tajam, yang diindikasikan dengan terjadinya pemecahan dari struktur jaringan tiga dimensi gel. Hasil analisis

gel strength dengan TA ditunjukkan oleh grafik yang menggambarkan hubungan antara waktu penetrasi dengan gaya yang dibutuhkan probe TA untuk berpenetrasi ke dalam gel dan nilai gel strength ditunjukkan oleh puncak pertama (maximum force) dari grafik tersebut.

Kekuatan gel dengan texture analizer (Stable Micro System TA.Xtplus)

menggunakan metode dan probe untuk pengujian gel dari gelatine (BS 757) dan jarak penetrasi probe yang digunakan adalah 35 mm. Pengukuran kekuatan gel dilakukan setelah 20 jam gel terbentuk. Oil gel yang diukur berbentuk silinder dengan ukuran diameter 0,5 atau 1 inch dan tinggi 3,5 cm; berat gel panas 15 g atau 50 g (berat saat gel dingin 14,5 g atau 48 g).

Sineresis (AOAC 1995)

Sineresis menunjukkan jumlah air yang keluar dari gel setelah produk disimpan pada suhu refrigerator (7oC) selama 96 jam. Penyiapan sampel dilakukan dengan cara mengemas palm oil gel yang berbentuk lembaran atau silinder dengan plastik (yang telah ditimbang beratnya), kemudian menyimpan

palm oil gel dengan kondisi yang telah ditentukan. Sineresis dihitung dengan mengukur jumlah air yang keluar dari palm oil gel setelah gel disimpan dibandingkan dengan berat awal palmoil gel. Perhitungan tingkat sineresis adalah sebagai berikut :

Sineresis palmoil gel (%) =

dimana :

A = Berat awal sampel sebelum penyimpanan (g) B = Berat plastik sebelum penyimpanan (g) C = Berat plastik + air setelah penyimpanan (g)

Analisis Visual

Pengamatan visual terhadap palm oil gel yang dilakukan meliputi pengamatan terhadap keberadaan minyak dipermukaan palm oil gel setelah produk disimpan pada suhu ruang selama 5 hari (120 jam); dan keberadaan air setelah produk disimpan pada suhu refrigerator (7oC) selama 72 jam dan diikuti

aging pada suhu ruang selama 24 jam sebelum pengamatan dilakukan. Tanda (+) diberikan jika saat pengamatan nampak adanya minyak atau air di permukaan

palm oil gel. Makin banyak tanda (+) berarti jumlah minyak atau air yang ada dipermukaan palmoil gel makin banyak. Tanda (-) diberikan jika tidak terdeteksi adanya minyak atau air setelah penyimpanan produk pada kondisi di atas.

Aktivitas Air

Aw diukur dengan menggunakan Aw-meter WA-360 Shibaura Electronics Co. Ltd. Alat dikaliberasi dengan larutan garam NaCl jenuh sebelum dilakukan pengukuran. Kaliberasi selesai dan dinyatakan berhasil apabila angka yang tertera di alat menunjukkan 0,75. Sampel dimasukkan ke dalam tempat sampel dengan cawan khusus, dan kemudian ditutup. Analisis dimulai dengan menekan tombol

Warna Metode CIE (Modifikasi Hutching 1999)

Analisis dilakukan dengan menggunakan alat Chromameter Minolta. Pada prinsipnya, Chromameter Minolta bekerja berdasarkan pengukuran perbedaan warna yang dihasilkan oleh permukaan sampel. Sistem notasi warna yang digunakan adalah sistem notasi CIE (Comission Internationale de I Eclairge)

yang kemudian di konversi ke sistem Hunter. Sistem notasi warna hunter memiliki parameter L, a, b. Nilai L (lightness) menyatakan parameter kecerahan yang mempunyai nilai dari 0-100 (hitam-putih). Nilai a menyatakan cahaya pantul yang menghasilkan warna kromatik campuran merah-hijau dengan nilai +a dari 0-100 untuk warna merah dan nilai –a dari -80-0 untuk warna hijau. Nilai b menyatakan warna kromatik campuran biru-kuning dengan nilai +b dari 0-100 untuk kuning dan nilai –b dari -80-0 untuk warna biru.

Profil Viskositas Dispersi Palm Oil Gel

Profil viskositas menunjukkan nilai viskositas dari dispersi palm oil gel

dalam air pada beberapa taraf konsentrasi (5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%). Penyiapan sampel dilakukan dengan cara menambahkan air ke dalam sampel dengan perbandingan sampel : air = 1 : 2. Campuran dipanaskan hingga mencair (suhu 65oC) dan kemudian segera tambahkan sisa air ke dalam campuran (sesuai dengan konsentrasi dari sistem dispersi yang akan dibuat). Viskositas diukur setelah sistem dispersi disimpan pada suhu ruang selama 24 jam.

Viskositas dispersi palm oil gel diukur menggunakan rheometer haake. Rheometer haake merupakan jenis forced flow viscometer atau capillary viscometer yang cara kerjanya didasarkan pada sifat aliran cairan di dalam tabung berbentuk silinder. Untuk menentukan viskositas dispersi palm oil gel, sampel di alirkan dalam tabung silinder tipe SV2 yang memiliki panjang 19,6 mm dan diameter dalam 10,1 mm. Waktu pengukuran dilakukan selama 20 menit pada suhu 28oC dan kecepatan putaran aliran cairan maksimum yaitu 100 rpm/detik. Dari hasil pengukuran sampel dengan rheometer haake, akan diperoleh kurva hubungan antara shear stress dan shear rate. Shear stress (τ ) adalah gaya yang diberikan per satuan luas cairan; sedangkan shear rate ( ) adalah perubahan kecepatan akibat gaya yang diberikan terhadap cairan pada jarak tertentu

(Kusnandar et al. 2006). Nilai viskositas dispersi palm oil gel dinyatakan sebagai viskositas apparenta) dimana nilai viskositas sampel akan berbeda pada kondisi

shear stress dan shear rate yang berbeda.

Hasil pengukuran sampel dengan rheometer haake ini juga akan menghasilkan nilai n yang merupakan indeks tingkah laku aliran (flow behavior index) dan nilai k yang merupakan koefisien kekentalan (consistency coefficient). Parameter tersebut diturunkan dari model matematika yang menghubungkan

shear stress dan shear rate. Model matematika yang digunakan adalah model Power Low, dimana τ = K( )n atau Ln τ = Ln K + (nLn ). Nilai n mengidentifikasikan jenis cairan; sedangkan nilai k mengidentifikasikan tingkat kekentalan cairan (Singh dan Heldman 2001).

Profil Stabilitas Dispersi Palm Oil Gel (Modifikasi Metode Huda 1994 di dalam Sabariman 2007)

Stabilitas dispersi palm oil gel yang diukur terdiri dari stabilitas tanpa pemanasan dan stabilitas dengan pemanasan. Stabilitas dispersi palm oil gel tanpa pemanasan menunjukkan persentase dispersi yang masih dapat membentuk sistem yang stabil setelah proses sentrifugasi pada kecepatan 1500 rpm selama 15 menit. Stabilitas dispersi palm oil gel dengan pemanasan menunjukkan persentase dispersi yang masih dapat membentuk sistem yang stabil setelah proses pemanasan sistem selama 30 menit pada suhu 80oC dan dilanjutkan dengan sentrifugasi pada kecepatan 1500 rpm selama 15 menit.

Profil stabilitas dispersi palm oil gel dibuat dengan menganalisis hasil pengukuran stabilitas dispersi tanpa pemanasan dan dengan pemanasan dari larutan palm oil gel pada beberapa taraf konsentrasi (2,5%; 5%; 7,5%; 10%; 12,5%; 15%; 17,5%; 20%; 22,5%; dan 25%). Penyiapan sampel dilakukan dengan cara menambahkan air ke dalam sampel dengan perbandingan sampel : air = 1 : 2. Campuran dipanaskan hingga mencair (suhu 65oC) dan kemudian segera tambahkan sisa air ke dalam campuran (sesuai dengan konsentrasi dari sistem dispersi yang akan dibuat). Stabilitas dispersi palm oil gel diukur setelah sistem dispersi disimpan pada suhu ruang selama 24 jam.

Persentase stabilitas dispersi palm oil gel diukur dengan membandingkan jumlah (dalam mililiter) sistem dispersi sesudah dengan sebelum proses (pemanasan dan atau sentrifugasi). Perhitungan persentase stabilitas dispersi palm oil gel adalah sebagai berikut.

Stabilitas dispersi palm oil gel (%) =

dimana :

A = Volume dispersi palm oil gel sebelum proses sentrifugasi atau proses pemanasan diikuti dengan sentrifugasi (ml)

B = Volume dispersi palm oil gel sesudah proses sentrifugasi atau proses pemanasan diikuti dengan sentrifugasi (ml)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap 1. Penetapan Ingredien-Ingredien dan Proses Pembuatan Palm Oil Gel

Tahap penetapan ingredien-ingredien dan proses pembuatan palm oil gel

terdiri dari : a) Karakterisasi minyak sawit; b) Penetapan ingredien-ingredien dan proses pembuatan palm oil gel; dan c) Penetapan kisaran nilai ingredien-ingredien. Hasil percobaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Karakterisasi Minyak Sawit

Dalam pembuatan palm oil gel, minyak sawit sebagai sumber karotenoid diperoleh dari minyak sawit merah jenis NDRPO (Neutralized Deodorized Red Palm Oil) dan campuran NDRPO dengan konsentrat karotenoid sawit dengan perbandingan NDRPO : konsentrat = 100 : 1. Konsentrat karotenoid sawit yang digunakan diperoleh dari hasil pemekatan metil ester sawit dan memiliki kadar -karoten sebesar 60552,71±10,53 ppm. Pada penelitian tahap 1 (penetapan ingredien-ingredien dan proses pembuatan palm oil gel), digunakan minyak sawit dari NDRPO(1). Pada tahap 2 (penetapan formula palm oil gel yang memiliki kekuatan gel maksimum) dan tahap 3 (karakterisasi produk), digunakan campuran

NDRPO(2) dengan konsentrat karotenoid sawit. Hasil analisis sifat kimia minyak sawit dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Sifat kimia minyak sawit

Parameter NDRPO(1) NDRPO(2) Campuran

NDRPO(2) + konsentrat karotenoid sawit

Pembanding

Kadar -karoten (ppm) 374,4407±0,31 297,9074±12,29 664,5581±11,40 337-375* Total tokoferol termasuk

tokotrienol (ppm)

721,307±2,90 701,3191±03,52 1253,6079±13,03 700-1000**

Kadar air (% bb) 0,022±0,02 0,0507±0,0043 0,0469±0,0043 0,002-0,07*** Kadar asam lemak bebas

(sebagai asam palmitat) (%)

0,3620±0,00 0,4106±0,0062 0,4381±0,0063 0,23*; 5****

Bilangan Iod (mg/g) 56,2574±0,29 49,4088±1,0524 50,4929±0,6269 45,6-56*** *dalam NDRPO (Riyadi et al. 2009); ** dalam CPO (Chow 2001); *** dalam beberapa jenis minyak sawit merah (Novia 2009); **** dalam CPO (SNI 01-2901-1992).

Dari Tabel 8, nampak bahwa minyak sawit yang digunakan memiliki kisaran kadar -karoten, total tokoferol (termasuk tokotrienol), kadar air, kadar asam lemak bebas, dan bilangan iod yang telah sesuai dengan pembanding yang digunakan. Dalam campuran NDRPO(2) dengan konsentrat karotenoid sawit, nampak bahwa penambahan 10 gram konsentrat karotenoid sawit ke dalam 1000 gram NDRPO(2) ternyata dapat meningkatkan kadar -karoten sebesar 350 ppm dan total tokoferol (termasuk tokotrienol) sebesar 550 ppm. Secara lengkap, hasil analisis sifat kimia minyak sawit dapat dilihat pada Lampiran 1 hingga Lampiran 5.

b. Penetapan ingredien-ingredien dan proses pembuatan palm oil gel

Formula palm oil gel terdiri dari ingredien pembentuk gel, minyak sawit, dan ingredien lain yaitu tween 80 sebagai emulsifier dan maltodekstrin sebagai penstabil. Ingredien pembentuk gel terdiri dari campuran hidrokoloid agar, kappa karagenan, dan konjak glukomanan sebagai fase terdispersi; dan air sebagai fase pendispersi.

Formula palm oil gel didasarkan atas satuan gram. Dari 100 gram ingredien pembentuk gel, total campuran hidrokoloid yang digunakan adalah 3 gram dan air yang digunakan adalah 97 gram. Dari 3 gram campuran hidrokoloid, agar yang digunakan adalah 1,5 gram; jumlah konjak glukomanan dan kappa karagenan adalah 1,5 gram. Perbandingan konjak glukomanan dengan kappa karagenan akan ditentukan lebih lanjut dengan cara menetapkan jumlah penggunaan konjak glukomanan terlebih dahulu. Tween 80 yang ditambahkan adalah 1 gram. Jumlah minyak dan maltodekstrin yang ditambahkan akan ditentukan lebih lanjut. Formula palm oil gel secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 9.

Palm oil gel dibuat dengan mencampurkan ingredien pembentuk gel (agar, kappa karagenan, dan konjak glukomanan) dengan air hingga homogen. Campuran yang telah homogen dipanaskan menggunakan hot plate hingga suhu 80oC. Adonan panas didinginkan hingga suhu 55-60oC dan kemudian ditambahkan minyak, tween 80 dan maltodekstrin. Adonan dihomogenisasi selama 2 menit pada kecepatan 1500 rpm. Adonan dicetak menggunakan loyang atau cetakan dari pralon dan kemudian didiamkan (aging) untuk menyempurnakan

pembentukan gel selama 20 jam sebelum analisis terhadap produk dilakukan. Diagram alir dari proses pembuatan palmoil gel dapat dilihat pada Gambar 13.

Tabel 9.Formula palmoil gel

Ingredien-Ingredien Jumlah atau kisaran

jumlah (gram)

Keterangan

Ingredien pembentuk gel 100

a. Fase terdispersi 3 - Agar 1,5 - Kappa karagenan (0,75 - 1,125) - Konjak glukomanan (0,375 - 0,75) Jumlah total karagenan dan konjak = 1,5 g

b. Fase pendispersi (air) 97

Minyak (10 - 20)

Maltodekstrin (2,5 – 7,5)

Tween 80 1

Gambar 13. Diagram alir pembuatan palm oil gel

Pengadukan hingga adonan homogen

Pemanasan disertai dengan pengadukan hingga suhu adonan 80oC

Pendinginan hingga suhu adonan 55-60oC

Homogenisasi (1500 rpm, 2 menit)

Agar + kappa karagenan + konjak glukomanan + air

Minyak + tween 80

Pencetakan adonan

Aging untuk penyempurnaan pembentukan gel (20 jam)

Palm Oil Gel

c. Penetapan kisaran nilai ingredien-ingredien

Ingredien-ingredien yang ditentukan kisaran nilainya adalah konjak glukomanan, kappa karagenan, minyak, dan maltodekstrin. Konjak glukomanan dan kappa karagenan merupakan ingredien penentu dalam menghasilkan produk dengan kekuatan gel tinggi. Minyak merupakan ingredien sumber pro-vitamin A, sehingga jumlahnya dalam formula diharapkan semaksimal mungkin dengan tetap mempertahankan kekuatan gel produk. Jumlah maltodekstrin yang digunakan adalah seminimal mungkin sedemikian sehingga keberadaan maltodekstrin tersebut mampu menstabilkan tekstur gel dengan baik.

Palm oil gel dibuat dengan nilai ingredien minimum hingga maksimum.

Palm oil gel yang telah dibuat selanjutnya diamati responnya. Berdasarkan hasil pengamatan respon tersebut, ditentukan kisaran nilai dari masing-masing ingredien untuk menetapkan formula palm oil gel yang memiliki kekuatan gel maksimum. Hasil percobaan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.

Konjak glukomanan

Variasi jumlah konjak glukomanan yang digunakan dalam formulasi palm oil gel adalah 0; 0,375; 0,5; 0,75; 1; 1,125; dan 1,5 gram. Jumlah kappa karagenan yang digunakan dihitung dari jumlah total kappa karagenan dan konjak glukomanan (1,5 gram) dikurangi dengan jumlah konjak glukomanan yang digunakan. Respon yang diamati yaitu kekuatan gel dan sineresis. Formula palm oil gel dengan variasi jumlah konjak glukomanan dapat dilihat pada Tabel 10. Hasil pengamatan kekuatan gel dan sineresis produk dapat dilihat pada Tabel 11, Gambar 14, Gambar 15, dan Lampiran 6.

Berdasarkan data hasil pengamatan dan grafik visualisasi respon yang diukur dari palm oil gel dengan variasi jumlah konjak glukomanan (Tabel 11, Gambar 14, dan Gambar 15) nampak bahwa palm oil gel dengan jumlah konjak glukomanan 0,5 gram memiliki nilai kekuatan gel tertinggi (803,3 g force) dan sineresis terendah (0,2954%). Kekuatan gel dan sineresis memiliki korelasi negatif. Makin tinggi konjak glukomanan yang digunakan, kekuatan gel makin meningkat hingga jumlah tertentu (0,5 gram) dan selanjutnya menurun. Hasil sebaliknya nampak pada tingkat sineresis, dimana makin tinggi konjak

glukomanan yang digunakan hingga jumlah tertentu (0,5 gram), maka tingkat sineresis menurun dan kemudian akan meningkat kembali. Hasil percobaan ini sesuai dengan pernyataan Goycoolea et al. (1995) bahwa penambahan konjak glukomannan sampai pada level tertentu dalam gel kappa karagenan dapat meningkatkan elastisitas gel; kekuatan gel empat kali lebih tinggi dibanding gel tanpa penambahan konjak glukomannan; gel lebih stabil; dan tingkat sineresisnya menurun. Mekanisme tersebut terjadi karena konjak glukomanan yang ditambahkan akan di adsorpsi pada permukaan junction zone agar dan kappa karagenan yang teragregasi (Akesowan 2002).

Tabel 10.Formula palm oil gel dengan variasi jumlah konjak glukomanan

Ingredien pembentuk gel Ingredien lain Fase terdispersi Kode Agar (gram) Kappa Karagenan (gram) Konjak glukomanan (gram) Fase pendispersi/ Air (gram) Minyak (gram) Tween 80 (gram) Malto dekstrin (gram) K1 1,5 1,5 0 97 15 1 5 K2 1,5 1,125 0,375 97 15 1 5 K3 1,5 1 0,5 97 15 1 5 K4 1,5 0,75 0,75 97 15 1 5 K5 1,5 0,5 1 97 15 1 5 K6 1,5 0,375 1,125 97 15 1 5 K7 1,5 0 1,5 97 15 1 5

Tabel 11. Data hasil pengamatan palm oil gel dengan variasi jumlah konjak glukomanan

Nilai Respon Rata-Rata

Kode Jumlah konjak

glukomanan (gram) Kekuatan gel (g Force) Sineresis (%) K1 0 316,1 0,8202 K2 0,375 672 0,6183 K3 0,5 803,3 0,2954 K4 0,75 751,15 0,5874 K5 1 541,75 0,6450 K6 1,125 356,75 0,7668 K7 1,5 228,5 1,1546

Berdasarkan hasil analisis terhadap kekuatan gel dan sineresis, maka ditetapkan kisaran nilai untuk konjak glukomanan dalam formula palm oil gel

yaitu 0,375 gram hingga 0,75 gram. Pada jumlah 0,375 gram konjak glukomanan, maka kappa karagenan yang digunakan adalah 1,125 gram (perbandingan konjak glukomanan : kappa karagenan = 1 : 3). Pada jumlah 0,75 gram konjak glukomanan, maka kappa karagenan yang digunakan adalah 0,75 gram (perbandingan konjak glukomanan : kappa karagenan = 1 : 1).

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6

Jumlah Konjak Glukomanan (gram)

K e k u a ta n g e l (g f o r c e )

Gambar 14. Grafik kekuatan gel dari palm oil gel dengan variasi jumlah konjak glukomanan 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 0 0.5 1 1.5 2

Jumlah Konjak Glukomanan (gram)

S in e r e si s (% )

Gambar 15. Grafik sineresis dari palm oil gel dengan variasi jumlah konjak glukomanan

Minyak

Variasi jumlah minyak yang ditambahkan dalam formulasi palm oil gel

adalah 0; 5; 10; 12,5; 15; 17,5; 20; dan 25 gram. Respon yang diamati yaitu kisaran kadar -karoten (berdasarkan jumlah minyak yang ditambahkan ke dalam formula), pengamatan visual (keberadaan minyak dan air), dan kekuatan gel. Formula palm oil gel dengan variasi jumlah minyak dan hasil pengamatan responnya dapat dilihat pada Tabel 12, Tabel 13, dan Lampiran 7.