• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.II Penetapan Harga Menurut Para Ulama

Penetapan harga menurut abu yusuf dimana beliau mengatakan bahwa tidak ada batasan tertentu tentang murah dan mahal yang dapat dipastikan. Hal tersebut ada batasan dalam mengaturnya. Murah bukan karena melimpahnya suatu bahan makanan, demikian juga mahal tidak disebabkan karena langkah suatu bahan makanan tersebut. Abu yusuf berpendapat harga tidak bergantung pada penawaran saja, tetapi bergantung pada suatu permintaan. Karena itu peningkatan atau penurunan harga tidak selalu berhubungan penurunan atau peningkatan produksi. Abu yusuf menegaskan bahwa ada beberapa variable yang dapat mempengaruhi bisa jadi variable tersebut adalah pergeseran dalam permintaan atau jumlah uang yang beredar disuatu Negara atau terjadi penimbungan atau penahanan barang. Setiap benda yang ditahan atau ditimbun menyebabkan gangguan bagi manusia adalah monopoli. Semakin meningkat kebutuhan orang terhadap barang tersebut semakin

18

besar pula dosa orang yang menopolinya terutama adalah bahan makanan, terutama bahan makanan yang mendesak. Sebagaimana yang ditulis dalam kitabnya beliau berargumen bahwa, kadang kala makanan berlimpah tetapi tetap mahal dan kadang kala makanan sedikit tetapi murah.

وه فيك ىردي لْ ءامسلا نم رمأ وه امنإ هيلع ماقي لْو فرعي دح ءلَغلاو صخرلل سيلو

.

سيلو

هتلق نم هؤلَغ لْو ماعطلا ةرثك نم صخرلا

,

هؤاضقو هللا رمأ كلذ امنإ

,

ماعطلا نوكي دقو

اريثك

ايلاغ

,

اصيح ر لَيلق نوكي دقو

Artinya:

Tidak ada batasan tertentu tentang murah dan mahal yang dapat dipastikan karena sesungguhnya hal tersebut merupakan perkara langit (urusan Allah) yang tidak bisa diketahui bagaimana caranya. Murah bukan karena melimpahnya makanan, demikian juga mahal tidak disebabkan karena kelangkaan makanan. Murah dan mahal merupakan ketentuan Allah. Kadangkala makanan banyak mahal, dan kadang kala pula makanan sedikit murah.

Dari hadis diatas sudah dijelaskan bahwa ketetapan harga hanya bisa ditentukan oleh yang maha penguasa yang tidak biasa diketahui bagaimana caranya. Karena murahnya suatu harga bukan berarti karena melimpahnya suatu komuditas barang, demikian juga mahalnya harga bukan berarti disebabkan oleh kelangkaan suatu komuditas karena murah dan mahalnya merupakan ketetntuan Allah swt.

Menurut abu yusuf harga merupakan Ketentuan Allah. Harga akan terbentuk sesuai dengan hokum alam yang berlaku disuatu tempat dan waktu tertentu sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi harga itu sendiri. Pendapat Abu yusuf ini relevan pada pasar persaingan sempurna dimana banyak penjual dan banyak pembeli sehingga harga ditentukan oleh pasar.

19 b. Penetapan Harga Menurut Ibnu Taimiyah

Konsep penetapan harga menurut ibnu taimiyah yang mengatakan bahwa jika harga bisa ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan satu orang saja, pastilah akan logis kalau hal ini ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan public atas produk makanan, pakaian dan perumahan, karena kebutuhan publik itu jauh lebih penting dari pada kebutuhan seorang individu. Ibnu talmiyah mengatakan jika penduduk menjual barangnya dengan cara yang normal tanpa harus menggunakan cara-cara yang tidak adil, kemudian harga itu meningkat karena pengaruh kekurangan persediaan barang atau meningkatnya jumlah permintaan. Dalam kasus seperti itu memaksa penjual untuk menjual barangnya dengan harga yang khusus merupakan suatu tindakan yang salah karena dapat merugikan salah satu belah pihak. Dalam Ibnu taimiyah dalam kitabnya Al Hisbah fi al islam sebagai berikut:

هنم نكمملا عفدي نأ ملظلا عيمج عفد نكي مل اذإ بجاوْلا َو

,

بجاو اذه لثم ىف ريعستلاف

عازن لَب

,

هتقيقحو

:

لثملا نمثب لْإ اورتشي لْ وأ اوعيبي لْ نأ مهمازلإ

Artinya:

Dan wajib apabila tidak mungkin untuk menghilangkan semua kezaliman maka menghilangkan yang mungkin saja, maka menetapkan harga yang setara ini adalah suatu kewajiban artinya memberikan konsekuensi mereka untuk menjual dan membeli hanya dengan harga yang setara.

Ibnu taimiyah menjelaskan bahwasanya kezoliman yang disengaja dilakukan akan mengakibatkan distorsi pasar. Yang pada akhirnya juga akan mengakibatkan perubahan harga, ketika perubahan tersebut terjadi karena kesengajaan atau tidak terjadi secara alami maka hal tersebut tidak dapat dibenarkan. Beliau secara rinci menjelaskan hal-hal yang dianggap sebagai bentuk distorsi.

20 c. Penetapan Harga Menurut Ibnu Khaldun

Ibnu khaldun membagi jenis barang menjadi dua jenis yaitu barang kebutuhan pokok dan barang pelengkap. Menurutnya bila suatu kota berkembang dan selanjutnya dan pertambahan populasi meningkat maka pengadaan barang-barang kebutuhan pokok akan mendapat prioritas pengadaan, akibatnya penawaran menjadi meningkat dan harga menjadi menurun. Ibnu khaldun juga menjelaskan tentang mekanisme penawaran dan permintaan dalam menentukan harga keseimbangan. Menurut ibnu khaldun dari setiap kebutuhan pokok dan pelengkap memiliki perbedaan harga dari setiap benda yang dipasarkan tergantung keadaan pasar disuatu tempat hal ini di paparkan dalam sebuah hadis sebagaimana ungkapanya:

ر ةنكاس رثكو رصملا رجعتسا اذإف

تلغو هانعم ىف امو توقللا نم يررضلا راعسإ تصح

رملأا ناك هن ارمع فعضو رصملا نكاس لق اذإو اهعبتي امو هكاوفلاو ميدلأا نم يلامكلا راعسإ

كلذ نم سكعلاب

.

Artinya:

Bila kota luas dan banyak penduduknya, harga kebutuhan pokok murah sedangkan harga barang mewah akan mahal. Sebaliknya akan terjadi bila orang-orang tinggal dikota yang kecil dan peradabanya lemah.

Dari penjelasan hadis diatas menjelaskan bahwa apabila suatu tempat atau kota yang memiliki penduduk yang lebih banyak maka kebutuhan akan lebih banyak dan harga barang mewah akan tinggi dan kebutuhan pokok akan rendah. Sebaliknya jika suatu tempat yangberada dalam kota yang kecil maka kebutuhan akan tinggi karena faktor ekonomi. Suatu harga akan berbeda tergantung keadaan pasarnya dan tempat.

21

Dari Penjelasan Ibnu Khaldun bahwa harga barang mewah dan cenderung mahal dipasar-pasar dalam kota yang besar dan maju dikarenakan penduduknya mengalami kemakmuran sehingga kebutuhan terhada barang mewah meningkat. Permintaan yang meningkat terhadap barang mewah ini tidak diikuti dengan pertambahan penawaran atau suplai barang mewah tersebut, disebabkan karena proses produksi barang mewah dikota-kota besar membutuhkan biaya yang tinggi pada saat ingin mendatangkan bahan baku dari tempat-tempat yang jauh. Penjabaran pemikiran Khaldun dapat dikatakan bahwa suatu tingkat harga yang wajar menurut Khaldun ialah suatu tingkat harga yang benar-benar ditentukan oleh variabel-variabel yang merupakan faktor-faktor alamiah dari sebuah sistem pasar bebas meliputi faktor penawaran dan permintaan, faktor daya beli dan faktor produksi, dan kebijakan makro pemerintah. Disamping itu, keseimbangan harga dapat ditentukan dengan membentuk keseimbangan antara faktor-faktor tersebut, seperti yang terjadi pada harga kebutuhan pokok dikota-kota besar.

d. Penetapan Harga Menurut Al Gazali

Al Gazalipernah berbicara mengenai harga yang berlaku seperti yang ditentukan oleh praktik-praktik pasar, sebuah konsep yang dikenal dikemudian hari yang disebut at- tsaman al adil (harga yang adil) dikalangan ilmuan muslim atau harga keseimbangan dikalangan ilmuan kontenporer. Al Gazali juga memperkenalkan teori permintaan dan penawaran berbentuk kurva. Untuk kurva penawaran yaitu ‘’yag naik dari kiri bawah ke kanan atas’’, dinyatakan oleh al-Gazali dalam ihlya Ulumuddin juz II dalam kalimat,

22

ميقب لْإ اهيف اوبغري ملو اهنع سانلا ىنغتساو ترثكو ةمعطلأا تعستا اذإ

ةليلق ة

Artinya:

Apabila makanan-makanan itu luas dan banyak sedangkan orang-orang tidak membutuhkanya dan mereka tidak senang terhadapnya kecuali dengan harga yang murah.

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa jika petani tidak mendapatkan pembeli, ia akan menjualnya pada harga yang lebih murah dan harga dapat diturunkan dengan mengurangi permintaan.

Dokumen terkait