• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setelah pengambilan sampel uji disolusi, dilanjutkan dengan proses analisis penetapan kadar zat aktif dalam sampel (Siregar, 2008).

Penetapan kadar dipilih berdasarkan sifat senyawa. Untuk penetapan kadar dapat dilakukan dengan metode fisikokimia yaitu spektrofotometri UV-Visibel, fluorometri dan konduktometri (Devissaquest, 1993).

Metode yang dipilih dalam penetapan kadar uji disolusi kapsul Kloramfenikol yaitu Spektrofotometri Ultraviolet. Spektrofotometri Ultraviolet adalah pengukuran berapa banyak radiasi yang diserap oleh sampel. Metode ini

biasanya digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrum Ultraviolet mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang struktur yang didapatkan, tetapi spektrum ini sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif (Dachriyanus, 2004).

Analisis spektrofotometri cukup teliti, cepat dan sangat cocok untuk digunakan pada kadar yang kecil. Senyawa yang dianalisis harus mempunyai gugus kromofor. Pengamatan spektrum bermanfaat, karena dapat membandingkan spektrum sebelum dan sesudah partisi (Sardjoko, 1993).

Menurut Dachriyanus (2004), umumnya spektrofotometri ultraviolet dalam analisis senyawa organik digunakan untuk:

1. Menetukan jenis kromofor, ikatan rangkap yang terkonyugasi dan auksokrom dari suatu senyawa organik.

2. Menjelaskan informasi dari struktur berdasarkan panjang gelombang serapan maksimum suatu senyawa.

3. Mampu menganalisis senyawa organik secara kuantitatif dengan menggunakan hukum Lambert-Beer.

Umumnya pelarut yang sering dipakai untuk analisis Spektrofotometri adalah air, etanol, sikloheksana dan isopropanol. Dalam pemilihan pelarut, yang perlu diperhatikan yaitu polaritas pelarut yang dipakai karena sangat berpengaruh terhadap pergeseran spektrum molekul yang dianalisis (Mulja, 1995).

Menurut Gandjar dan Rohman (2007), hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektofotometri ultraviolet adalah:

Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang dimana terjadi serapan maksimum. Untuk memperoleh panjang gelombang serapan maksimum, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu.

b. Pembuatan kurva kalibrasi

Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai konsentrasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi. Bila hukum Lambert-Beer terpenuhi maka kurva kalibrasi berupa garis lurus.

c. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan

Absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2-0,6. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran nilai absorbansi tersebut kesalahan fotometrik yang terjadi adalah paling minimal.

BAB III METODOLOGI

1.1.Tempat

Uji disolusi kapsul Kloramfenikol 250 mg dilakukan di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang bertempat di Jl. SM. Raja Km. 9 No. 59 Medan.

1.2.Alat-alat

Alat-alat yang digunakan adalah Dissolution Tester,Spektrofotometri UV -Vis merk Agilent, Timbangan analitis, Ultrasonic bath digital merk Elma type D-78224, kertas saring, kertas perkarmen, spatula dan Alat-alat gelas (beaker gelas, corong, gelas ukur, labu tentukurdan pipet volume).

1.3.Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah kapsul kloramfenikol 250 mg; baku kloramfenikol; HCl 0,1 N; akuades.

1.4.Prosedur

1.4.1. Media Disolusi

Pembuatan media disolusi, yaitu HCl 0,1 N adalah:

a. Dipipet sebanyak 8,5 ml larutan HCl (p), dimasukkan ke dalam labu tentukur 1000 ml berisi aquades secara perlahan.

1.4.2. Larutan Baku

a. Ditimbang seksama sejumlah kloramfenikol BPFI sebanyak 69,4 mg. b. Dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml.

c. Dilarutkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda. d. Dikocok sampai larut dan disaring.

e. Dibuang 5 ml filtrat pertama, dan ditampung filtrat selanjutnya.

f. Dipipet 2 ml filtrat ke dalam labu tentukur 100 ml, diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda. Dikocok.

g. Dimasukkan larutan kedalam kuvet.

h. Diukur serapan larutan baku dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 278 nm, menggunakan HCl 0,1 N sebagai blanko.

1.4.3 Pembuatan Kurva Kalibrasi

Pembuatan kurva kalibrasi bertujuan untuk melihat hubungan antara absorbansi (A) dengan konsentrasi (C), untuk membuat persamaan garis regresi dan untuk menentukan konsentrasi pengukuran zat uji. Pembuatan kurva kalibrasi diupayakan menghasilkan harga absorbansi (A) dalam rentang 0,4-0,6. Tapi biasanya harga absorbansi yang diperoleh berkisar antara 0,2-0,6.

Pembuatan kurva kalibrasi tidak dilakukan lagi karena:

1. Protab ini sudah merupakan kegiatan rutin yang dilakukan di PT. Kimia Farma sehingga cukup menggunakan kurva kalibrasi yang sudah ada.

2. Perhitungan kadar tidak menggunakan persamaan garis regresi melainkan menggunakan metode pendekatan, maka pembutan kurva kalibrasi tidak diperlukan.

1.4.4 Pembutan Kurva Absorbansi

Pembuatan kurva absorbansi bertujuan untuk mendapatkan panjang gelombang absorbansi maksimum (λ maks) dari sampel. Berhubung protap pembuatan kurva ansorbansi yang digunakan di PT. Kimia Farma telah ditentukan, maka pembuatan kurva absorbansi tidak dilakukan lagi. Sesuai dengan protap yang telah ditentukan, maka panjang gelombang maksimum yang digunakan untuk sampel Kloramfenikol adalah 278 nm.

1.4.5 Uji Disolusi Sampel Uji

Cara pembuatan larutan uji dengan metode keranjang: a. Disiapkan alat, pastikan alat siap pakai.

b. Dimasukkan 900 ml HCl 0.1 N ke dalam wadah (media disolusi), dipasang alat dengan pengaduk bentuk keranjang (alat 1).

c. Dimasukkan 6 kapsul Kloramfenikol 250 mg ke dalam masing-masing wadah secara serentak. Segera jalankan alat pada suhu ±

dengan laju kecepatan 100 rpm dan tunggu selama 30 menit.

d. Setelah 30 menit dipipet 25 ml larutan dan dimasukkan ke dalam beaker glass.

e. Dipipet sebanyak 5 ml larutan dari beaker glass, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml dan diencerkan dengan larutan HCl 0,1 N sampai garis tanda. Dikocok.

f. Diukur serapan masing-masing larutan uji dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 278 nm.

1.4.6 Penetapan Kadar secara Spektrofotometri UV a. Dihidupkan power / on pada alat spektrofotometer.

b. Dibuka Software Spektrofotometri dan ditekan angka panjang gelombang. c. Dibuka tempat kuvet, masukkan larutan blanko pada kuvet 1.

d. Dimasukkan juga larutan standar pada kuvet 2, tutup. e. Kemudian dicatat absorbansinya (lihat pada printer).

f. Untuk mengukur absorbansi pada larutan uji dilakukan cara yang sama, dimana larutan blanko pada posisi tetap di kuvet 1 dan larutan uji pada kuvet 2.

1.4.7 Perhitungan

Perhitungan kadar zat terlarut kapsul Kloramfenikol dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

Keterangan: K = Kadar zat terlarut Au = Absorbansi larutan uji Ab = Absorbansi larutan baku

BAB IV

Dokumen terkait