• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Strategi Penjualan Menggunakan Nilai-Nilai Association Rules Mining

VI. IMPLEMENTASI MODEL CRM

6.2 Penetapan Strategi Penjualan Menggunakan Nilai-Nilai Association Rules Mining

(Recency, Frequency, Monetary).

Penetapan strategi penjualan dilakukan berdasarkan tiga indikator diatas yaitu nilai support, nilai confidence dan nilai improvement dari rules hasil analisis frekuent item set serta dilakukan juga penetapan strategi penjualan dengan menggunakan analisis RFM yang telah diolah dari data transaksi penjualan pada bulan May 2010. Hasil dari analisis RFM dapat dilihat pada lampiran 1. Tabulasi Hasil Analisis RFM (Recency, Frequency, Monetary)

.

Tahapan penetapan strategi penjualan adalah sebagai berikut:

1. Menurut (Adhitama,2010), produk dengan nilai support terbesar dapat dijual secara bundling

(paket) dengan produk dengan nilai support terkecil. Hal ini dilakukan agar produk yang paling dominan dibeli dapat membantu meningkatkan dominasi produk yang paling tidak dominan dan antara produk tersebut dapat saling melengkapi. Pada penelitian ini nilai support

terbesar adalah pada produk B dan nilai support terkecil terdapat pada produk A, N, dan P sehingga dapat ditetapkan bahwa produk B akan dapat dijual bersamaan dengan produk A,

34

atau produk N, atau produk P. Melalui analisis RFM dengan mengacu pada lampiran 1. Tabel hasil analisis RFM, strategi ini sebaiknya dijual pada customer dengan nilai binning frekuensi dan recency tertinggi (binning 5) yaitu pada CV. Laju Jaya, PT. Candra Buana Mandiri, CV. Sinar Rejeki Jaya, PT. Linda Hanta Wijaya, PT Arviapratama Tiara, PT Salawati Motorindo, PT. Karaya Suka Abadi Padang, PT Putra Andalas Nusantara. Dengan begitu, diharapkan paket bundle dapat terjual semaksimal mungkin karena ditujukan untuk customer yang paling sering melakukan penjualan dengan frekuensi besar dan bersifat loyal pada perusahaan. Dan dalam hal monetary, strategi ini sebaiknya ditujukan untuk customer CV. Sinar Rejeki Jaya, PT. Centradist Partsindo Utama, CV Laju Jaya, PT. Christa Karya Mandiri. Hal ini karena

customer tersebut dinilai paling banyak membeli produk B. Acuan untuk menetapkan strategi penjualan tahap ini dapat dilihat pada Tabel 2.

2. Rules yang memiliki nilai terbesar dari hasil perkalian antara nilai support dan nilai

confidence dapat dijadikan untuk penetapan strategi penjualan cross-selling (Novrina,2010). Pada penelitian ini rules yang memiliki nilai tebesar terbesar dari hasil perkalian antara nilai

support dan nilai confidence adalah rules If Buy B Then Buy D. Dalam Analisis RFM, strategi penjualan ini ditujukan untuk customer yang memiliki nilai frekuensi tertinggi yaitu CV. Laju Jaya, PT. Candra Buana Mandiri, CV. Sinar Rejeki Jaya, PT. Linda Hanta Wijaya , PT Arviapratama Tiara, PT Salawati Motorindo, PT. Karaya Suka Abadi Padang, PT Putra Andalas Nusantara. Hal ini dilakukan karena produk yang memiliki nilai perkalian support

dan confidence tertinggi adalah produk yang paling digemari oleh customer sehingga sangat tepat jika dijual pada customer yang melakukan penjualan dalam frekuensi besar dan bersifat loyal pada perusahaan. Strategi ini juga sangat tepat ditujukan untuk CV. Laju Jaya karena

customer CV. Laju Jaya yang melakukan pembelian B dan D secara bersamaan dengan

monetary tertinggi. Acuan untuk menetapkan strategi penjualan tahap ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2. Penetapan Strategi Penjualan 1

Result of Calculating of SupportScore Product Support Product A 0.01 Product B 0.55 Product C 0.42 Product D 0.51 Product E 0.11 Product F 0.48 Product G 0.48 Product H 0.48 Product I 0.51 Product J 0.50 Product K 0.04 Product L 0.12 Product M 0.07 Product N 0.01 Product O 0.16 Product P 0.01

35

Tabel 3. Penetapan Strategi Penjualan 2

If Antecedent then Consequent

Score of Support X

Confidence If Buy B Then Buy J 0.1383

If Buy B Then Buy H 0.1418

If Buy B Then Buy G 0.1372

If Buy B Then Buy D 0.1817

If Buy B Then Buy F 0.1441

If Buy B Then Buy I 0.1303

If Buy D Then Buy F 0.1300

If Buy D Then Buy G 0.1371

If Buy D Then Buy I 0.1329

If Buy F Then Buy H 0.1382

If Buy G Then Buy I 0.1315

If Buy H Then Buy I 0.1301

If Buy H Then Buy J 0.1289

If Buy I Then Buy J 0.1285

3. Penetapan strategi pemasaran dapat dilakukan dengan melihat nilai nominal cross-selling

dari strategi penjualan yang akan dilakukan (Tsiptsis dan Chorianopoulos, 2009). Semakin besar nilai cross selling pada suatu rules maka akan semakin meningkatkan

revenue perusahaan serta dapat semakin meningkatkan pelayanan CRM pada customer. Pada umumnya rules yang dihasilkan pada penelitian ini merupakan rules yang memiliki nilai cross-selling yang cukup signifikan artinya perbedaan nilai antar produk yang ada pada rules sangat signifikan sehingga hal ini dinilai dapat semakin melengkapi antara produk yang memiliki nilai yang relatif rendah dengan produk yang memiliki nilai relatif tinggi. Strategi ini sebaiknya ditujukan untuk customer yang juga memiliki ukuran

binning recency dan frequency tertinggi agar customer tersebut dapat melakukan pembelian pada strategi ini dalam jumlah banyak dan maksimal yaitu pada customer CV. Laju Jaya, PT. Candra Buana Mandiri, CV. Sinar Rejeki Jaya, PT. Linda Hanta Wijaya, PT Arviapratama Tiara, PT Salawati Motorindo, PT. Karaya Suka Abadi Padang, PT Putra Andalas Nusantara. Dari hasil penelitian, rules yang memiliki nilai cross selling

yang signifikan tersebut juga memiliki nilai confidence diatas 50% sehingga ini semakin menguatkan bahwa rules tersebut dapat digunakan dalam penetapan strategi penjualan

cross-selling. Rules tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.

4. Misalkan sebuah rules terdiri dari if buy B then buy F memiliki Improvementscore ≥ 1, mengindikasikan bahwa produk E dan F merupakan positive correlated, yang berarti bahwa jika pelanggan membeli produk E, pelanggan juga setuju untuk membeli produk F, sebaliknya jika improvement score < 1, produk E dan F merupakan negative correlated

(Adhitama,2010). Rules yang memiliki Nilai improvement lebih dari 1 dapat digunakan dalam penetapan strategi penjualan. Hal ini karena nilai improvement menyatakan besarnya kemungkinan dua item dapat dibeli secara bersamaan sehingga semakin besar nilai improvement maka mengindikasikan semakin besar juga peluang terjualnya kedua produk secara bersamaan. Pada penelitian ini nilai improvement terbesar adalah pada

36

strategi ini tepatnya ditujukan untuk CV. Laju Jaya, hal ini karena customer tersebut melakukan transaksi pembelian B dengan D dalam jumlah monetary yang besar. Acuan untuk menetapkan strategi penjualan tahap ini dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Penetapan Strategi Penjualan 3 K-Item Set=2

If Antecedent then

Consequent Support Confidence

Improve- ment If Buy B Then Buy J 0.276 0.502 1.005

If Buy B Then Buy H 0.279 0.508 1.049

If Buy B Then Buy G 0.275 0.499 1.043

If Buy B Then Buy D 0.316 0.575 1.128

If Buy B Then Buy F 0.282 0.512 1.059

If Buy B Then Buy I 0.268 0.487 0.954

If Buy D Then Buy F 0.257 0.505 1.044

If Buy D Then Buy G 0.264 0.519 1.083

If Buy D Then Buy I 0.26 0.511 1

If Buy F Then Buy H 0.258 0.535 1.104

If Buy G Then Buy I 0.251 0.524 1.026

If Buy H Then Buy I 0.251 0.518 1.015

If Buy H Then Buy J 0.25 0.516 1.034

If Buy I Then Buy J 0.256 0.502 1.005

Dokumen terkait