BAB 4. HASIL PENELITIAN
4.3 Perencanaan Kebutuhan Obat dalam Implementasi Kebijakan
4.3.5 Pengadaan Obat
Hasil wawancara dengan informan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) tentang pengadaan obat dapat disimpulkan bahwa cara pengadaan obat yang sudah ditetapkan dalam era JKN, yaitu pengadaannya melalui sistem E-purchasing dan E-catalog. Berdasarkan hambatan yang ditemui dalam pengadaan obat terutama daftar obat yang ada pada E-catalog belum semua memenuhi apa yang dibutuhkan.
Realisasi pengadaan obat tidak bisa 100 persen dan ketersediaan obat hanya sekitar 65 % pada awal tahun. Lama waktu dibutuhkan untuk pengadaan obat dengan E-catalog belum pasti diketahui. Sementara sumber biaya pengadaan obat puskesmas adalah dari DAK, DAU, APBD, BDB, dan dari kapitasi. Adapun jawaban informan disajikan pada Tabel 4.10
Tabel 4.10. Matrik Jawaban Informan tentang Pengadaan Obat
Pertanyaan PPTK
Jawaban Bagaimana cara pengadaan obat
yang sudah ditetapkan dalam era JKN
Setelah kebutuhan obat ditetapkan maka cara pengadaan obat untuk era JKN melalui sistem E-purchasing dan E-catalog obat, itu memang sudah ada aturannya kalau untuk pengadaan obat publik saat ini harus memakai E-catalog Apakah ada hambatan yang
ditemui dalam pengadaan obat kebutuhan puskesmas dalam era JKN
Hambatannya ada terutama daftar obat yang ada pada E-catalog belum semua memenuhi apa yang kita butuhkan, seperti misalnya tahun lalu itu GG dan prednisone itu tidak terdapat di E-catalog dan gangguan jaringan on line Bagaimana realisasi pengadaan
obat dalam era JKN di instalasi farmasi
Realisasi pengadaan obatnya tidak bisa 100 persen, karena beberapa jenis obat yang kita pesan tidak bisa terpenuhi, makanya tahun lalu itu kita pertanyakan ke panitia pengadaan tentang obat-obat yang tidak bisa kita dapat.
Tabel 4.10 Lanjutan
Pertanyaan PPTK
Jawaban Bagaimana ketersediaan obat
dalam era JKN di instalasi farmasi
Ketersediaan obat saat ini pernah saya konfirmasi ke instalasi farmasi hanya sekitar 65 % pada awal tahun ini, jadi sebenarnya kurang itu
Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pengadaan obat dengan E-catalog
Kalau itu yang lebih tahu orang pengadaan atau ULP ya…mungkin coba ditanya ke mereka pastinya..
Dari mana saja sumber biaya pengadaan obat Puskesmas
Sumber biayanya bisa dari DAK, bisa… juga DAU, bisa… APBD, dan baru-baru ini ada dari kapitasi juga
Hasil jawaban informan kemudian ditriangulasi kepada kepala bidang kefarmasian Dinas Kesehatan Kota Medan. Hasil wawancara dengan informan sebagai triangulasi tentang pengadaan obat Puskesmas dapat disimpulkan bahwa
Sejak pengadaan obat untuk tahun 2013 sudah melalui E-catalog dan E-purchasing dan rujukan mengacu ke Fornas.
Sedangkan hambatan yang ditemui dalam pengadaan obat, yaitu tidak semua jenis obat yang sudah ditetapkan sebagai kebutuhan tercantum pada E-catalog disamping itu adanya gangguan jaringan sewaktu hendak mengentri data secara on line. Realisasi ketersediaan obat saat ini dibawah 90% dan kadang-kadang penyedia atau distributor kuotanya tidak mencukupi dalam memenuhi kebutuhan obat.
Sebagai contoh misalnya pabrikan hanya mampu menyediakan 500 juta tablet untuk seluruh Indonesia sementara ketika kabupaten/kota memesan sudah tidak kebagian lagi jadi terjadi kekosongan stok penyedia, artinya pabrikan juga tidak selamanya mampu memenuhi permintaan obat secara nasional. Kendala yang ditemui
dalam penetapan kebutuhan obat puskesmas adalah tidak semua jenis obat yang ditetapkan tercantum dalam E-catalog. Berdasarkan lama waktu kalau dahulu sampai 3 bulan. Kalau dengan E-catalog waktunya ditentukan sesuai kontrak payung, maksimal 14 hari kerja tergantung kesepakatan antara dinas dengan distributor serta kontraknya dengan pemasok yang berbeda-beda. Sedangkan sumber biaya pengadaan obat seperti dana alokasi khusus, dana APBD, dana alokasi umum, dana bantuan daerah bawahan, dan lainnya tergantung dana apa yang tersedia pada tahun tersebut. Adapun jawaban informan sebagai triangulasi disajikan pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Matrik Jawaban Informan Triangulasi tentang Pengadaan Obat
Pertanyaan Kepala Bidang Kefarmasian
Jawaban Bagaimana cara
pengadaan obat yang sudah ditetapkan dalam era JKN
Selama ini pengadaan obat melalui tender. Sejak pengadaan obat untuk tahun 2013 sudah melalui E-catalog dan E-purchasing dan rujukan mengacu ke Fornas.
Apakah ada hambatan yang ditemui dalam
pengadaan obat kebutuhan puskesmas dalam era JKN
Hambatan yang ada ditemui adalah tidak semua jenis obat yang sudah ditetapkan sebagai kebutuhan tercantum pada E-catalog disamping itu adanya gangguan jaringan sewaktu hendak mengentri data secara on line
Bagaimana realisasi pengadaan obat dalam era JKN di instalasi farmasi
Pengadaan obat tidak bisa semua terealisasi, karena beberapa jenis obat tidak tercantum dalam E-catalog, hal ini sudah diupayakan ditanya ke panitia pengadaan obat secara nasional. LKPP berupaya terus melengkapi sesuai Fornas tapi sampai saat ini belum lengkap juga.
Bagaimana ketersediaan obat dalam era JKN di instalasi farmasi
Ketersediaan obat saat ini tidak bisa 90%. Kadang-kadang penyedia atau distributor tidak mencukupi kuotanya untuk memenuhi kebutuhan, penyedia hanya menyediakan 500 juta tablet misalnya untuk seluruh Indonesia sementara waktu kabupaten/kota memesan sudah tidak kebagian lagi jadi terjadi kekososngan stok penyedia, itulah pengalaman tahun lalu terjadi.
Tabel 4.11. Lanjutan
Pertanyaan Kepala Bidang Kefarmasian
Jawaban Berapa lama waktu
dibutuhkan untuk pengadaan obat dengan E-catalog
Kalau dahulu bisa 3 bulan. Kalau dengan E-catalog waktunya ditentukan sesuai kontrak payung, maksimal 14 hari kerja tergantung kesepakatan antara dinas dan distributor. Makanya harusnya dengan E-catalog bisa lebih cepat tapi kenyatannya tidak, kendalanya ya... itu misalnya jaringan macet-macet, kemudian yang kedua distributor ketika kontrak dengan dinas tidak sesuai waktu, sementara itu kontrak dibuat sesuai kontrak payung obat yang ada, jadi bukan satu kontrak untuk semua, beda-beda dia sesuai penyedia masing-masing.
Dari mana saja sumber biaya pengadaan obat puskesmas
Untuk pengadaan obat dan perbekes anggarannya bisa dari berbagai sumber misalnya dana alokasi khusus, dana APBD, dana alokasi umum, dana bantuan daerah bawahan, dan lain-lain, jadi tergantung dana apa yang tersedia pada tahun tersebut